Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH INTERAKSI OBAT

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. 1


KATA PENGANTAR ............................................................................... 2
DAFTAR ISI............................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 4
A. Latar Belakang........................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan .................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 6
A.Antidepresan ........................................................................... 6
B. Penggolongan obat antidepresan ............................................ 6
C. Interaksi obat antidepresan dan efek interaksi ...................... 11
D. Efek interaksi antar obat antidepresan .................................... 15
BAB IIIPENUTUP ..................................................................................... 16
A.Kesimpulan .............................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 17

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Depresi adalah terganggunya fungsi normal manusia yang berhubungan


dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pola
tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa
dan tidak berdaya serta bunuh diri (Sadock & Sadock, 2010). Menurut WHO pada
tahun 2017, gejala depresi dapat tandai dengan kesedihan, kehilangan minat atau
kesenangan, perasaan bersalah atau rendah diri, tidur terganggu atau nafsu makan
terganggu, perasaan lelah, dan menurunnya konsentrasi.
Menurut WHO, Depresi termasuk kontributor terbesar penyebab
ketidakmampuan dan penyebab utama bunuh diri hampir 800.000 per tahun. Jumlah
orang yang hidup dengan depresi di dunia sekitar 322 juta.
Penggunaan antidepresan telah meningkat 3 sampai 4 kali lipat di Amerika
serikat dan negara maju lainnya (Paulose-Ram et al, 2007; Olfson et al, 2002).
Peningkatan penggunaan antidepresan berhubungan dengan peningkatan
pengetahuan, peningkatan kepekaan terhadap penyakit, diagnosis depresi yang lebih
baik, dan berkurangnya stigma penyakit yang melekat. Dan dapat terjadi juga karena
diperkenalkan obat antidepresan baru yaitu Selective Serotonin Reuptake Inhibitor
(SSRI) dan Serotonin norepinephrine reuptake inhibitor (SNRI), yang lebih toleransi
dan memiliki indikasi yang luas dibandingkan obat antidepresan yang telah beredar
sebelumnya yaitu trisiklik (TCA) (Isacsson et al, 1999).
Dalam beberapa tahun terakhir secara global, pola pengunaan antidepresan
telah berubah. Penggunaan obat –obatan konvensional seperti antidepresan Tricyclic
(TCA) dan Monoamine Oxidase Inhibitor (inhibitor MAO) secara perlahan mulai
digantikan oleh Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI), Serotonin
norepinephrine reuptake inhibitor (SNRI), dan jenis antidepresan lainnya (Yerkade
dan Siddiqui, 2017).
Depresi lebih sering terjadi 2 kali lipat pada wanita dibandingkan pria.
Penyebab terjadinya perbedaan ini masih tidak diketahui, tetapi terdapat beberapa
teori yang dapat menjelaskan. Beberapa teori tersebut menyatakan adanya hubungan

2
produksi hormon esterogen dan progesteron, estradiol dalam tubuh, dan penurunan
monoamine triptofan (Nolen-Hoeksema S, 1990; Harlow BL et al, 2003; Moreno,
2006).
Faktor fisiologi seperti perbedaan berat badan, metabolisme enzim, atau
konsentrasi hormon dapat mempengaruhi farmakokinetik antidepresan pada pria dan
wanita. Sehingga diharapkan dengan mempertimbangkan jenis kelamin dan efikasi
dari obat antidepresan, dapat mempengaruhi pemilihan antidepresan di dunia klinis.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu obat antidepresan ?
2. Bagaimana penggolongan obat antidepresan ?
3. Bagaimana efek interaksi dari obat- obat antidepresan

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu obat antidepresan
2. Untuk mengetahui penggolongan obat antidepresan
3. Untuk mengetahui efek interaksi dari obat antidepresan

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. ANTIDEPRESAN
Antidepresan adalah obat yang dapat digunakan untuk memperbaiki perasaan
(mood) yaitu dengan meringankan atau menghilangkan gejala keadaan murung yang
disebabkan oleh keadaan sosial – ekonomi, penyakit atau obat- obatan (Tjay and
Raharja, 2007). Menurut Mutchler (1991) antidepresan merupakan obat-obat yang
efektif pada pengobatan depresi, meringankan gejala gangguan depresi, termasuk
penyakit psikis yang dibawa sejak lahir. Antidepresan digunakan untuk tujuan klinis
dalam sejumlah indikasi untuk mengurangi perasaan gelisah, panik, dan stres,
meringankan insomnia, untuk mengurangi kejang/ serangan dalam perawatan epilepsi,
menyebabkan relaksasi otot pada kondisi ketegangan otot, untuk menurunkan tekanan
darah dan atau denyut jantung dan untuk meningkatkan mood dan atau meningkatkan
kesupelan.

B. Penggolongan Obat Antidepresan


Pengobatan depresi biasanya menggunakan obat antidepresan. Pembagian
obat antidepresan dibedakan berdasarkan mekanisme kerjanya yaitu Selective
Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRI), Serotonine Norepinephrine Reuptake
Inhibitor (SNRI), Norephinephrine dopamine reuptake inhibitor (NDRIs),
Inhibitor Monoamin Oksidase, dan Trisiklik.

1) Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRI)


Mekanisme kerja dari SSRI adalah menghambat pengambilan 5-HT ke
dalam neuron presinaptik. Sering digunakan sebagai lini pertama karena efek
samping yang cenderung aman (Santarsieri and Schwartz, 2015). Obat jenis ini
memiliki afinitas tinggi terhadap reseptor monoamine tetapi tidak memiliki
afinitas terhadap adrenoreseptor α, histamin, muskarinik atau asetilkolin yang
terdapat juga pada obat antidepresan trisiklik (Katzung, et al., 2012). Beberapa
contoh obat yang termasuk ke dalam golongan SSRI adalah citalopram,
fluvoxamine, paroxetine, fluoxetine, sertraline (Kaufman, 2009). Efek samping
dari SSRI adalah sakit kepala, insomnia, kelelahan, kecemasan, disfungsi seksual,

4
peningkatan berat badan (Santarsieri and Schawrtz, 2015). SSRI dilaporkan
berinteraksi dengan 40 obat lainnya menyebabkan serotonin sindrome. Ciri ciri
dari sindrom ini adalah kekakuan, tremor, demam, kebingungan, atau agitasi.
SNRI juga dapat mennyebabkan sindorom serotonin. Namun, obat trisiklik tidak
memiliki efek samping tersebut kecuali amitriptyline (Wolfe, 2009). Penelitian
terbaru menyebutkan terdapat obat golongan SSRI yaitu vortioxetine yang dapat
ditoleransi dengan baik dan prevalensi efek samping kecil. Vortioxetine dapat
meningkatkan kualitas hidup pasien yang menderita depresi dengan signifikan
(Dziwota and Olajossy, 2016).

a. FARMAKOKINETIK

 Absorbsi: diabsorbsi dengan baik. Kadar puncak dicapai rata-rata 5 jam.


Hanya sertraline yang mengalami metabolism lintas pertama.
 Distribusi: semua obat didistribusi dengan baik. Kebanyakan SSRI nemiliki
waktu paruh plasma abtara 16-36 jam.
 Metabolisme: dimetabolisme oleh enzim P450-dependent dan glukoronida
atau konjugasi sulfat. Fluoxetine berbeda disbanding obat SSRI lainnya karena
fluoxetine memiliki waktu paruh yang lebih lama (50 jam), dan tersedia dalam
bentuk sustained release sehingga dapat digunakan sekali seminggu.
Fluoxetine dan paroxetine adalah penghambat poten isoenzime sitokrom P450
(CYP2D6) bertanggung jawab terhadap eliminasi obat antidepresan trisiklik,
obat neuroleptic, dan beberapa obat antiaritmia dan antagonis β-adrenergic.

Ekskresi: SSRI secara primer diekskresikan melalui ginjal, kecuali paroxetine


dan sertraline, yang juga mengalami ekskresi melalui feses (35-50%). Dosis
semua obat SSRI harus disesuaikan pada pasien dengan gangguan hati.

b. FARMAKODINAMIK

SSRI memblok re-uptake serotonin, menyebabkan peningkatan


konsentrasi neurotransmitter di celah sinap sehingga meningkatan aktivitas
neuron post sinap.

5
c. INDIKASI

Indikasi primer SSRI adalah untuk depresi, yang sama efektifnya


dengan antidepresan trisiklik. Sejumlah gangguan psikiatrik lainnya juga
memberikan respon yang baik terhadap SSRI, meliputi gangguan obsesif-
kompulsif (indikasi satu-satunya untuk fluoxamine), gangguan panic,
kecemasan umum, dan bulimia nervosa.

d. DOSIS

Dosis awal dewasa fluoxetine 20 mg/hari diberikan setiap pagi, bila


tidak diperoleh efek terapi setelah beberapa minggu, dosis dapat ditingkatkan
20 mg/hari hingga 30 mg/hari. Dosis awal sertraline untuk dewasa adalah 50
mg/hari pagi atau sore.Dapat dinaikkan hingga 50 mg/hari dengan rentang
waktu 7 hari. Dosis awal citalopram adalah 20 mg sekali sehari pagi atau sore
dengan dosis maksimum 60 mg/hari.5

e. EFEK SAMPING

Walaupun SSRI memiliki efek samping yang lebih rendah dan sedikit
dibandingkan antidepresan trisiklik dan monoamine oxidase inhibitor, SSRI
dapat menyebabkan efek gastrointestinal, lemah, disfungsi seksual, dan
interaksi obat.

2) Trisiklik (TCA)

Obat golongan trisiklik efektif untuk penyakit depresi, tetapi


penggunaanya telah berkurang karena telah tersedia obat yang mempunyai
efektivitas terapi yang sama tetapi mempunyai dosis yang lebih aman dan lebih
toleransi. Contoh obat antidepresan yang termasuk dalam golongan trisiklik ini
adalah dosulepin , clomipramine, amitriptyline, nortriptyline , doxepin dan
imipramine. Mekanisme obat golongan trisklik ini bekerja adalah dengan
mennghambat ambilan dari norephinefrin dan 5-HT, menghambat adrenergik,
kolinergik, dan reseptor histaminergik (Wells., et al., 2009).

6
a. FARMAKOKINETIK
Umumnya trisiklik tidak diabsorbsi sempurna dan mengalami first pass
metabolism yang besar. Volume distribusi besar karena banyak terikat pada
protein dan kelaritan lipid yang relatif tinggi. Antidepresi trisiklik
dimetabolisme melalui 2 cara yaitu transformasi inti trisiklik dan perubahan
pada rantai samping alifatik. Yang pertama berupa hidroksilasi dan konjugasi
membentuk glukuronid, dan yang berikutnya sebagian besar demetilasi
nitrogen.

b. FARMAKODINAMIK

Obat antidepresi trisiklik menghambat pompa reuptake amin


(noreoineprine atau serotonin), yaitu “off switches” neurotransmisi
amin.Dengan demikian memberi kemungkinan pada neurotransmitter lebih
lama berada pada reseptor. Secara biokimia, obat amin sekunder diduga
berbeda mekanisme dengan obat amin tersier. Amin sekunder menghambat
ambilan kembali norepinefrin, sedangkan amin tersier menghambat ambilan
kembali serotonin pada sinaps neuron.1,4

c. DOSIS
Imipiramin tersedia dalam bentuk tablet berlapis gula 10 mg dan 25
mg dan dalam bentuk sediaan suntik 25 mg/2 ml. dosis biasanya dimulai
dengan 75 mg atau 100 mg terbagi dalam beberapa kali pemberian untuk 2
hari pertama, kemudian 50 mg tiap hari sampai dicapai dosis total harian 200-
250 mg. Efek mulai timbul setelah 2-3 minggu. Dosis yang memeberikan
antidepresi dipertahankan selama beberapa minggu, lalu lambat laun dikurangi
hingga 50-100 mg sehari dan dipertahankan selama 2-6 bulan atau lebih.5
Amitriptilin tersedia dalam bentuk tablet 10 mg dan 25 mg, dan dalam
bentuk larutan suntik 100 mg/10 ml. Dosis awal 75 mg sehari kemudian
ditinggikan sampai timbul efek terapeutik, biasanya antara 150 mg-300 mg
sehari.

7
d. EFEK SAMPING
Mengantuk, efek aditif dengan obat sedatif lain, tremor, insomnia,
penglihatan kabur, konstipasi, sukar kencing, hipotensi ortostatik, gangguan
konduksi jantung, aritmia, psikosis bertambah berat, sindrom putus obat,
kejang, gangguan seksual.

3) Serotonine Norepinephrine Reuptake Inhibitor (SNRI)


SNRI bekerja dengan melakukan pengangkutan serotonin dan
norepinedrin. Pengangkutan norepinefrin secara struktur mirip dengan
pengangkutan serotonin. Pengangkutan norepinefrin memiliki afinitas ringan
terhadap dopamine. Afinitas sebagaian besar SNRI cenderung lebih besar untuk
pengangkut serotonin daripada norepinedrin (Tjay & Rahardja, 2010). Beberapa
contoh obat yang termasuk ke dalam golongan SNRI adalah venlafaxine,
duloxetine, desvenlafaxine, milnacipran, levomilnacipran (Sansone and Sansone,
2014).

4) Monoamine Oxidase Inhibitors (MAOIs)


Bekerja dengan mekanisme meningkatkan konsentrasi norepinefrin, 5-HT,
dan dopamine dalam neuron sinaps melalui penghambatan sistem enzim
monoamine oxidase (MAO) (Wells et al, 2009). Monoamin oksidase dalam tubuh
memiliki fungsi deaminasi oksidatif katekolamin di mitokondria. Proses ini
dihambat oleh MAOI karena terbentuknya suatu kompleks antara MAOI dan
MAO sehingga mengakibatkan peningkatan kadar epinefrin, norepinefrin, dan
serotonin. MAOI tidak hanya menghambat MAO, tetapi menghambat juga enzim
lain yang mengakibatkan terganggunya metabolisme obat di hati (Tjay &
Rahardja, 2010). Penggunaan obat golongan MAOI sudah sangat jarang
dikarenakan efek toksik. Efek samping yang sering terjadi adalah hipotensi dan
hipertensi. Contoh obat MAOI adalah isocarboxazid, phenelzine,
tranylcypromine, selegiline (Santarsieri and Schawrtz, 2015).

8
C. Interaksi Obat Antidepresan dan Efek Interaksi

NO Nama obat Nama obat Mekanisme Mekanisme Interaksi obat Fase keterang
A B obat A obat B intera an
ksi
obat
1 fluoksetin Benzodiaz menghambat Benzodiazepin Sedasi yang Farma Kurangi
epine ambilan memperantai meningkat kokin dosis
kembali kerja asam mungkin etik fluokseti
serotonin amino GABA terjadi. (meta n dan
secara selektif (Gamma Fluoxetine bolis diperluk
(5- Amino Butyric dapat me ) an
hydroxytrypta Acid), mengurangi Monitor
mine, 5-HT) neurotransmite metabolisme terapi
r inhibisi beberapa
utama di otak. benzodiazepin
Karena saluran
reseptor
GABA dengan
selektif
memasukkan
anion klorida
ke dalam
neuron,
aktivasi
reseptor
GABA
menghiperpola
risasi neuron
sehingga
terjadi inhibisi.

2 Fluoksetin Risperidon menghambat berikatan meningkatkan Farma pemanta


ambilan dengan afinitas konsentrasi kokin uan
kembali tinggi pada risperidon etik kadar
serotonin reseptor karena (meta risperido
secara selektif dopamin D2 fluoksetin bolis n dalam
(5- dan serotonin menghambat me ) plasma
hydroxytrypta 5HT2. enzim atau efek
mine, 5-HT) CYP2D6 yang farmakol
bertangggung ogi yang
jawab dalam dihasilka
metabolisme n dan
risperidon monitori
melalui ng efek
penghambatan samping
jalur risperido
hidroksilasi n perlu
sehingga dilakuka

9
mengurangi n.
klirens
risperidon
3 Fluoksetin Clobazam menghambat Clobazam meningkatkan Farma meningk
ambilan (Benzodiazepi konsentrasi kokin atkan
kembali n)memperantai plasma etik konsentr
serotonin kerja asam fluoksetin. Hal (meta asi
secara selektif amino GABA ini disebabkan bolis plasma
(5- (Gamma klobazam me) fluokseti
hydroxytrypta Amino Butyric dapat n. Hal
mine, 5-HT) Acid), neurotra menghambat ini
nsmiter inhibis enzim disebabk
i utama di CYP2D6 yang an
otak.[6] Karena berperan klobaza
saluran dalam m dapat
reseptor memetabolism mengha
GABA dengan e fluoksetin mbat
selektif enzim
memasukkan CYP2D6
anion klorida yang
ke dalam berperan
neuron, dalam
aktivasi memetab
reseptor olisme
GABA fluokseti
menghiperpola n
risasi neuron
sehingga
terjadi inhibisi.

4 Fluoksetin Klozapin menghambat Clozapine meningkatkan Farma diperluk


ambilan bekerja dengan level klozapin kokin an
kembali cara dengan etik penyesu
serotonin memblokade mempengaruhi (meta aian
secara selektif reseptor metabolisme bolis dosis
(5- dopamine, enzim me ) fluoxetin
hydroxytrypta serotonin CYP2DP
mine, 5-HT) 5HT2A, dan α- dihati.
adrenergik. Peningkatan
Blokade level klozapin
reseptor ini
serotonin menyebabkan
5HT2A akan peningkatan
menyebabkan efek
peningkatan farmakologi
pelepasan dopa dan efek toksik
mine di
beberapa area
otak.

10
5 Sertraline trihexyfeni menghambat memblok menghambat Farma
dil pengambilan reseptor klirens dari kodin
serotonin yang muskarin dari risperidon amik
telah syaraf-syaraf sehingga kadar
disekresikan kolinergis di plasma
dalam sinap otot polos risperidon
(gap antar bronchi, dapat
neuron), hingga meningkat
sehingga kadar aktivitas syaraf
serotonin adrenergis
dalam otak menjadi
meningkat dominan
dengan efek
bronchodilatas

6 Amitriptili Haloperid menghambat memiliki meningkatkan Farma


n ol ambilan dari afinitas untuk konsentrasi kokin
norephinefrin memblokade plasma etik
dan 5-HT, dopamin pada amitriptilin (meta
menghambat reseptor dengan bolis
adrenergik, postsinaptik menghambat me )
kolinergik, dan (D2), obat-obat metabolisme
reseptor antipsikotik dari
histaminergik generasi amitriptilin
pertama juga sehingga efek
memiliki samping sedasi
afinitas untuk juga dapat
memblokir meningkat
reseptor-
reseptor
lainnya seperti
reseptor 5HT2

7 Sertraline, Warfarin menghambat Pertama, Meningkatkan Farma Monitor


Citalopra pengambilan melalui ikatan masa kodin terapi
m serotonin yang protein, protombin. amik
telah dimana antidepresan
disekresikan warfarin ini memiliki
dalam sinap memiliki afinitas yang
(gap antar afinitas yang tinggi terhadap
neuron), tinggi terhadap protein
sehingga kadar protein sehingga dapat
serotonin sehingga obat meningkatkan
dalam otak antidepresan aktivitas
meningkat yang juga antikoagulan
memiliki dari warfarin
keterikatan yang memiliki
yang tinggi ikatan protein
dengan protein mencapai 99%

11
8 Paroxetin Warfarin menghambat dapat Meningkatkan Farma Monitor
pengambilan mengganti pendarahan. kodin terapi
serotonin yang posisi tersebut Paroxetine amik
telah dan memiliki
disekresikan menyebabkan afinitas yang
dalam sinap warfarin sangat tinggi
(gap antar banyak dalam terhadap
neuron), bentuk bebas transporter
sehingga kadar diiringi dengan serotonin
serotonin peningkatan sehingga
dalam otak aktivitas meningkatkan
meningkat antikoagulan. risiko
Kedua, melalui pendarahan
9 Bupropion Warfarin Bupropion sistem Meningkatkan Monitor
menyebabkan isoenzim INR/PT terapi
aktivitas sitokrom P-
antidepresan 450, yang
karena secara berkaitan
selektif dengan
menghambat eliminasi
serapan balik warfarin. Obat
dopamin dan antidepresan
noradrenalin. dapat
menginhibisi
isoenzim
sehingga
terjadi
penurunan
kecepatan
eliminasi

10 Paroxetin Antiepilep menghambat menghambat mengurangi Monitor


tis, pengambilan atau konsentrasi terapi
carbamaze serotonin yang mengurangi plasma
pin dan telah laju pulihnya paroxetine
fenitoin disekresikan saluran Na+
dalam sinap dari inaktivasi
(gap antar dan mencegah
neuron), saluran
sehingga kadar kembali pada
serotonin keadaan aktif
dalam otak dengan
meningkat menstabilkan
saluran pada
keadaan tidak
aktif . Fenitoin
dapat
menurunkan
penyerapan
asam folat,

12
namun
pengganti
asam folat
akan
mengakibatkan
meningkatnya
clearance
sehingga dapat
menurunkan
efektivitasnya

D. Efek Interaksi Obat Antar Golongan Antidepresan

NO Nama obat A Nama obat B Efek Interaksi obat


1 Fluoksetin (SSRI) Isocarboxazid (MAOIs) Krisis hipertensi
2 Paroxetine (SSRI) Tranylcypromine (MAOIs) Sindrom serotonin
3 Sertraline (SSRI) clomipramine (Tricyclic) Peningkatan konsentrasi
TCA plasma dan
peningkatan efek samping.

4 Citalopram (SSRI) Selegiline (MAOIs) Hipertensi, eksitasi SSP,


sindrom serotonin

13
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Antidepresan adalah obat yang dapat digunakan untuk memperbaiki perasaan
(mood) yaitu dengan meringankan atau menghilangkan gejala keadaan murung yang
disebabkan oleh keadaan sosial – ekonomi, penyakit atau obat- obatan.
Pengobatan depresi biasanya menggunakan obat antidepresan. Pembagian obat
antidepresan dibedakan berdasarkan mekanisme kerjanya yaitu Selective Serotonin
Reuptake Inhibitors (SSRI), Serotonine Norepinephrine Reuptake Inhibitor (SNRI),
Norephinephrine dopamine reuptake inhibitor (NDRIs), Inhibitor Monoamin
Oksidase, dan Trisiklik .

14
DAFTAR PUSTAKA

Atika Wahyu Puspitasari, Loranda Angeline.“Analisis Potensi Interaksi Obat Golongan


Antidepresan pada Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Tahun
2016 ”. Pharmaceutical Sciences and Research (PSR), 6(1), 2019, 13 – 20

Syafira Aulia, Resmi Mustarichie.“Review: Warfarin Dan Interaksinya Dengan Obat Obat
Lain (Antidepresan, Antibiotik, Antiinflamasi Nonsteroid, Dan Parasetamol)”. Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1

Ida Lisni , Dharma Patti , Siti Saidah. “Analisis Potensi Interaksi Obat Pada Penatalaksanaan
Pasien Skizofrenia Dewasa Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat”.
Jurnal Farmasi Galenika Volume 4 No. 3

Junita Anggara Desty Prihati, Erna Prasetyaningrum , Yustisia Dian Advistasari. “Analisis
Potensi Interaksi Obat Pada Pasien Gangguan Depresi Berat Di Instalasi Rawat Inap Rsjd Dr.
Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah Periode Juli-Desember 2016”. Jurnal Ilmiah
Cendekia Eksakta ISSN 2528-5912

Jurnal.unpad.ac.id pdf Farmaka- jurnal Unpad


https://bpac.org.nz/BPJ/2007/March/interactions.aspx
https://www.uspharmacist.com/article/overview-of-drugdrug-interactions-with-ssris

15

Anda mungkin juga menyukai