Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


“TERAPI MUSIK DAN EKSPLORASI PERASAAN”
Di Panti Sosial Tresna Werdha Ruang Wisma Mawar

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK I
1. Anninah P05120419 006
2. Desi Fatmawati P05120419 013
3. Eirene Rosalina S P05120419 001
4. Putu Putra Yasa P05120419 011

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KEMENKES BENGKULU
JURUSAN KEPERAWATAN
PROFESI NERS
T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
taufik hidayat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan proposal terapi aktivitas
kelompok terapi musik dan eksplorasi perasaan.
Proposal ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik di
Program Profesi Ners Poltekkes Kemenkes Bengkulu. Selanjutnya penulis mengucapkan
terimakasih kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama
penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan
dalam penulisan proposal ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan proposal ini.

Bengkulu, 28 Januari 2020

Penulis
PROPOSAL
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
“TERAPI MUSIK DAN EKSPLORASI PERASAAN”
DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI BENGKULU

A. LATAR BELAKANG
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada kelompok. Aktivitas digunakan sebagai terapi dan
kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika
interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadi laboratorium
tempat lansia melatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku yang
maladaptif. Wisma Mawar adalah salah satu wisma yang terdapat di Panti Sosial
Tresna Werdha Provinsi Bengkulu. Lansia yang berada di Wisma Mawar menderita
penyakit pada system pernapasan, endokrin, kardiovaskuler, muskoleskletal, dan
penglihatan. Lansia di Wisma Mawar aktivitasnya terbatas, sebagian ada yang
mandiri dan perlu bantuan. Dalam kesehariannya, waktu lansia dihabiskan dengan
melakukan kegiatan yang tesedia di Panti Sosial Tresna Werdha dan ada sebagian
yang hanya didalam kamar saja. Di Wisma Mawar hiburannya terbatas seperti
menonton TV tetapi lansia selalu mengikuti kegiatan yang diadakan oleh Panti Sosial
Tresna Werdha walaupun tidak setiap hari. Pada lansia terjadi penurunan fungsi
tubuh. Berdasarkan hasil observasi dilapangan, lansia di ruang Wisma Mawar
sebanyak 1 orang mengalami penurunan fungsi pendengaran, sebanyak 1 orang
mengalami penurunan fungsi penglihatan, sebagian besar mengalami penurunan daya
ingat, sebanyak 1 orang mengalami gangguan pernapasan, sebanyak 1 orang
mengalami penyakit hipertensi dan 1 orang mengalami asam urat. Maka dengan data
yang ada kami mahasiswa program profesi Ners Poltekkes Kemenkes Bengkulu akan
melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) yaitu terapi musik dan eksplorasi
perasaan.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
a. Lansia dapat berespon terhadap stimulus yang diberikan oleh perawat yaitu
musik.
b. Lansia dapat mengekspresikan perasaannya berupa pengalaman yang
menyenangkan
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan kegiatan terapi musik di harapkan:
a. Lansia mampu memberi respons terhadap musik yang didengar.
b. Lansia mampu menceritakan perasaannya setelah mendengarkan musik
c. Lansia merasa tidak bosan dalam melewati hari - harinya di wisma Mawar.
d. Lansia mampu mengungkapkan perasaannya berupa pengalaman yang
menyenangkan

C. LANDASAN TEORI
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam
kehidupan manusia. Proses menua merupakan adalah proses sepanjang hidup, tidak
hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak pertumbuhan
kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah
melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini berbeda,
baik secara biologis maupun psikilogis. Memasuki usia tua berarti mengalami
kemunduran dimana salah satunya seperti pendengaran kurang jelas, penglihatan
semakin memburuk.
Penurunan sensori-persepsi dapat dipengaruhi oleh hal-hal yang mana salah
satunya bisa berakibat depresi. Dimana seperti kita ketahui gangguan sensori
persepsi seperti penglihatan kurang jelas, pendengaran kurang jelas, dan persepsi
mereka dalam menilai dirinya sendiri yang kurang baik. Biasanya mereka akan
beranggapan merasa tidak berguna dan gampang putus asa, sampai menyebutkan
kata mati. Sebaliknya dengan mereka yang mempunyai penglihatan kurang jelas dan
pendengaran kurang jelas juga memicu klien untuk depresi, yang mana mereka
merasa dengan kondisi mereka yang seperti sekarang selalu merepotkan orang lain
dan tidak berguna dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Jadi secara teori depresi merupakan perasaan sedih, ketidakberdayaan, dan
pesimis, yang berhubungan dengan suatu penderitaan. Dapat berupa serangan yang
ditujukan kepada diri sendiri atau perasaan marah yang dalam. Gejala yang terjadi
umumnya: pandangan kosong, kurang atau hilangnya perhatian pada diri, orang lain,
atau lingkungan, inisiatif menurun, ketidakmampuan berkonsentrasi, aktivitas
menurun, kurangnya nafsu makan, mengeluh tidak enak badan, dan kehilangan
semangat, sedih, atau cepat lelah sepanjang waktu, dan mungkin susah tidur di malam
hari. Terapi disini diartikan sebagai suatu aktifitas yang digunakan di dalam
kelompok seperti membaca puisi, seni, musik, menari dan literature. Aktivitas disini
diartikan sebagai stimulus dan persepsi. Stimulus yang disediakan: baca
artikel/majalah, buku/puisi, menonton acara TV (ini merupakan stimulus yang
disediakan): stimulus dari pengalaman masa lalu yang menghasilkan proses persepsi
lansia yang maladaptif atau destruktif, misalnya kemarahan, kebencian, putus
hubungan, pandangan negatif pada orang,dan halusinasi. Kemudian dilatih persepsi
lansia terhadap stimulus.
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu dengan
yang lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang sama (Stuart dan Laraia,
2001). Tujuan kelompok adalah membantu anggotanya berhubungan dengan orang
lain serta mengubah prilaku yang obstruktif dan maladaptif. Kelompok berfungsi
sebagai tempat berbagi pengalaman dan saling membantu satu sama lainnya untuk
menemukan cara menyelesaikan masalah. Terapi kelompok adalah metode
pengobatan ketika lansia ditemui dalam rancangan waktu tertentu dengan tenaga
yang memenuhi persyaratan tertentu. Fokus dari terapi kelompok adalah membuat
perubahan sadar diri, peningkatan hubungan interpersonal, membuat perubahan atau
ketiganya.
Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada sekelompok lansia yang mempunyai masalah keperawatan
yang sama. Aktifitas digunakan sebagai terapi dan kelompok digunakan sebagai
target asuhan. Dengan TAK itu sendiri memerlukan psikoterapi dengan sejumlah
pasien dengan waktu yang sama, manfaat terapi aktivitas kelompok adalah agar
lansia dapat kembali belajar bagaimana cara bersosialisasi karena kelompok ini
berfungsi sebagai tempat berbagi pengalaman dan membantu satu sama lain untuk
menemukan cara menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh paparan stimulus
kepadanya.

D. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


1. Hari : Selasa
2. Tanggal : 4 Februari 2020
3. Waktu : 09.00 WIB – 09.45 WIB
4. Tempat Pelaksanaan : Wisma Mawar
5. Setting Tempat

K
K

K K

Keterangan :
: Leader
: Co leader
: Observer
: Fasilitator
: Lansia

E. SASARAN PROGRAM
Sasaran diadakan kegiatan ini adalah seluruh lansia di Wisma Mawar

F. METODE DAN MEDIA


1. Metode
a. Diskusi
b. Sharing persepsi
c. Mengekspresikan perasaan
d. Mendengarkan musik
2. Media
a. Alat tulis
b. Speaker

G. SUSUNAN PANITIA
1. Leader
a. Membuka jalannya kegiatan
b. Memperkenalkan diri
c. Menganalisa dan observasi pola komunikasi dalam kelompok
d. Menetapkan tujuan dan peraturan kelompok
e. Membacakan tujuan dan peraturan kelompok sebelum kegiatan dimulai
f. Motivasi kelompok untuk aktif
g. Memberi reinforcement positif
h. Menyimpulkan keseluruhan aktivitas kelompok
2. Co leader
a. Membantu tugas leader
b. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader
c. Mengingatkan leader bila ada kegiatan yang menyimpang
d. Mengingatkan leader untuk lamanya waktu kegiatan
e. Bersama leader menjadi contoh kerjasama yang baik
3. Observer
a. Ikut serta sebagai anggota kelompok
b. Mengawasi jalannya kegiatan
c. Menilai setiap jalannya kegiatan
4. Fasilitator
a. Ikut serta dalam anggota sebagai anggota kelompok
b. Memotivasi anggota kelompok yang kurang atau tidak aktif selama TAK
berlangsung
c. Menjadi role model selama acara berlangsung
d. Menyiapkan alat/media
H. PROSES PELAKSANAAN
1. Orientasi
Pada saat ini terapis melakukan:
a. Memberi salam terapeutik: salam mulai dari terapis, perkenalan nama dan
panggilan terapis.
b. Evaluasi/Validasi: menanyakan perasaan lansia saat ini dan terapis
menanyakan tentang sejak kapan lansia mulai tinggal di Wisma Mawar
merasakan penurunan daya ingat dan fungsi pendengaran.
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan
2) Menjelaskan aturan main tersebut
a) Jika ada lansia yang akan meninggalkan kelompok harus minta ijin
kepada terapis
b) Lama kegiatan 45 menit
c) Setiap lansia mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
d) Jika peserta merasa kurang jelas dengan penjelaskan leader, dapat
menanyakan kepada leader dengan menunjuk tangan terlebih dahulu.
e) Peserta hadir di tempat 5 menit sebelum kegiatan berlangsung.
2. Kerja
a. Terapis mengajak lansia untuk saling memperkenalkan diri (nama, dan nama
panggilan) dimulai secara berurutan searah jarum jam.
b. Setiap lansia selesai memperkenalkan diri, terapis mengajak semua lansia
untuk bertepuk tangan.
c. Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu, lansia boleh tepuk tangan atau
boleh menari sesuai dengan irama lagu. Setelah lagu selesai lansia akan
diminta menceritakan isi dari lagu tersebut dan perasaan lansia setelah
mendengar lagu.
d. Terapis memutar lagu, lansia mendengar, boleh berjoget atau tepuk tangan
(kira-kira 15 menit). Musik yang diputar boleh diulang beberapa kali. Terapis
mengobservasi respons lansia terhadap music
e. Secara bergiliran, lansia diminta menceritakan isi lagu/mengungkapkan
perasaannya selama dirawat/pengalaman hidup. Sampai semua lansia
mendapatkan giliran.
f. Terapis memberikan pujian, setiap lansia selesai menceritakan perasaannya,
dan mengajak lansia bertepuk tangan.
g. Terapis dan lansia bernyanyi bersama.
3. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Mahasiswa menanyakan perasaan lansia setelah mengikuti kegiatan
2) Memberikan pujian atas keberhasilan lansia.
b. Rencana Tindak lanjut
Terapis meminta lansia untuk mengulang hal yang sama dengan salah satu
teman yang berada di Wisma Cempaka, menganjurkan klien untuk
mendengarkan musik yang disukai dan bermakna dalam kehidupannya.
c. Kontrak yang akan datang
Terapis mengakhiri kegiatan dan mengingatkan kepada lansia untuk
melakukan kegiatan yang biasa dilakukan di Panti Sosial Tresna Werdha.
4. Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dinilai dan dievaluasi adalah kemampuan lansia sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi sensoris mendengar musik, kemampuan lansia
yang diharapkan adalah mengikuti kegiatan, respons terhadap musik,
pendengaran, memberi pendapat tentang musik yang didengar, dan perasaan saat
mendengar musik. Formulir evaluasi sebagai berikut:
Terapi Musik dan Eksplorasi Perasaan
No Aspek yang dinilai Nama Klien

1. Mengikuti kegiatan dari awal sampai


akhir
2. Memberi respons (ikut
bernyanyi/menari/menggerakan
tangan-kaki-dagu sesuai irama
3. Memberi pendapat tentang musik yang
didengar
4. Menjelaskan perasaan setelah
mendengar lagu
Petunjuk :
Untuk tiap lansia, semua aspek di nilai dengan memberi tanda √ (check list) jika
ditemukan pada lansia atau tanda “X” jika tidak ditemukan kemampuan yang
ditemukan. Jika mendapatkan nilai > 2 berarti lansia aktif, jika nilai ≤ 2 berarti
lansia tidak aktif.
a. Evaluasi struktur
Sebelum melakukan kegiatan terlebih dahulu mengumpulkan referensi
kemudia menganalisa kegiatan yang baik untuk lansia di Wisma Mawar serta
berdiskusi dengan pembimbing. Kemudian melakukan persiapan untuk
pelaksanaan kegiatan kepada lansia di Wisma Mawar. Kegiatan dilaksanakan
dengan beranggotakan 6 orang yaitu sebagai leader: Eirene Rosalina Sibarani
S.Tr.Kep, Co leader: Anninah S.Tr.Kep, Observer: Desi Fatmawati S.Tr.Kep,
Fasilitator: Putu Putra Yasa S.Tr.Kep, Anita Yulia S.Tr.Kep, Msy Martika Sari
S.Tr.Kep. Setelah kegiatan selesai dilaksanakan kemudian dilanjutkan dengan
mengevaluasi kegiatan.
b. Evaluasi proses
TAK yang dilakukan di Wisma Mawar berhasil dilakukan dimana jumlah
mahasisiwa yang melakukan TAK berjumlah 6 orang dan pasien yang hadir
5 orang. Acara di mulai dengan salam pembuka, penjelasan topik yang akan
dilakukan dalam TAK hari ini, dimulai dari leader, co leader, fasilitator, dan
observer serta pendokumentasiannya. Peserta aktif dalam mengikuti kegiatan,
80% lansia dapat mengikuti kegiatan sampai selesai, leader dan co leader dapat
mengarahkan peserta untuk aktif melaksanakan kegiatan, fasilitator dapat
memotivasi peserta untuk aktif menyelesaikan kegiatan, observer dapat
melaporkan jalannya kegiatan.
c. Evaluasi hasil
Target yang ingin kami capai dalam kegiatan aktivitas kelompok yang
dilakukan pada hari Selasa, 4 Februari 2020 pukul 09.00–09.45 WIB di Wisma
Mawar. Target yang ingin kami capai dalam pengembangan kemampuan lansia
untuk melakukan TAK ini sekitar 80 %. Dengan kriteria hasil:
1) Kemampuan verbal
a) Lansia mampu mengekspresikan isi lagu yang didengar : 80 %
b) Lansia mampu menceritakan pengalaman yang menyenangkan : 80%
c) Lansia mampu mengungkapkan perasaan selama dirawat di wisma :
80%
2) Kemampuan non verbal
a) Lansia terlihat menggerakkan kaki/tangan/dagu sesuai irama lagu :
80%
b) Kontak mata : 80 %
c) Duduk dengan rapi : 80 %
d) Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir : 80 %

I. PENUTUP
Demikian proposal ini kami buat, kami berharap kegiatan ini berjalan
dengan lancar tanpa hambatan suatu apapun. Kegiatan ini tidak bisa berjalan tanpa
partisipasi dan dukungan dari semua pihak khususnya pembimbing pendidikan dan
pembimbing lahan, untuk itu kami berharap demi suksesnya kegiatan tersebut
proposal ini dapat dijadikan sebagai landasan untuk jalannya kegiatan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai