Anda di halaman 1dari 7

A.

Judul
B. Tanggal Percobaan
C. Tujuan
D. Dasar Teori
1. Membran
a. Definisi
Membran berasal dari bahasa latin ‘membrana’ yang berarti
potongan kain. Membaran merupakan lapisan tipis semipermiabel
yang menjadi pembatas diantara dua fasa (Kusumawati, 2018).
Membran dapat didefinisikan sebagai suatu media berpori,
berbentukfilm tipis. Spesi yang memiliki ukuran lebih besar dari pori
membran akan tertahan sedangkan spesi yang memiliki ukuran lebih
kecil dari pori membran akan lolos menembus pori membran
(Kesting, 2000). Fasa campuran yang akan dipisahkan disebut
umpan (feed) dan hasil pemisahan disebutsebagai permeat (Pratomo,
2003).
b. Klasifikasi
Berdasarkan morfologinya, membran dapat dibedakan menjadi
dua (Kesting, 2000), yaitu:
1) Membran Asimetrik
Membran yang terdiri dari lapisan tipis yang merupakan
lapisan aktif dengan lapisan pendukung dibawahnya.
2) Membran Simetrik
Membran yang mempunyai ukuran dan kerapatan pori yang
sama disemua bagian, tidak mempunyai lapisan kulit.
Berdasarkan kerapata porinya, menurut Kesting (2000)
membran dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1) Membran rapat (membran tidak berpori)
Membran rapat ini mempunyai kulit yang rapat dan berupa
lapisan tipis dengan ukuran pori dari 0,001μm dengan
kerapatan lebih rendah.
2) Membran berpori
Membran ini mempunyai ukuran lebih besar dari 0,001μm
dan kerapatan pori yang lebih tinggi.
Menurut kesting (2000) membran dapat dibedakan menjadi
enam kelompok jika dikelompokkan berdasarkan fungsinya yaitu:
1) Reverse Osmosis
2) Ultrafiltrasi
3) Mikrofiltrasi
4) Dialisa
5) Elektrodialisa
6) Pervaporasi
Berdasarkan strukturnya, membran dapat dibedakan menjadi
dua golongan yaitu:
1) Membran homogen
2) Membran heterogen
Berdasarkan bentuknya, membran dapat dibedakan menjadi
dua macam yaitu:
1) Membran datar
2) Membran spiral
3) Membran tubular
Karakterisitik membran dapat dilihat dari sifat dan
strukturnnya (Rautenbach, 1997) yaitu:
1) Kandungan air
Kandungan air akan mempengaruhi difusivitas penetran
melaluimembran.
2) Ukuran dan jumlah pori
Ukurna pori akan menentukan sifat selektivitas membran,
yaitu kemampuan dari membran untuk menahan molekul-
molekul zat terlarut, sehingga tidak ada yang lolos
menembus pori membran.
3) Ketebalan membran
Merupakan salah satu karakteristik membran yang diukur
untuk mengetahui laju permeasi membran.
4) Luas membran
Luas membran yang telah dibuat, disesuaikan dengan luas
modul membran dari rancangan alat.
c. Prinsip Kerja
Proses pemisahan dengan membran didasarkan pada sifat
selektifitas membran. Hal ini dikarenakan partikel memiliki ukuran
lebih besar dari pori membran.

Gambar 1. Mekanisme kerja membran


(Kesting, 2000).

Membran menjalankan fungsinya sebagai media pemisahan selektif


dengan sejumlah gaya dorongan (driving force) (Kusumawati,
2018), yang meliputi:
1) Tekanan
2) Temperatur
3) Konsentrasi
4) Potensial listrik
Pemilihan membran dapat didasarkan pada sifat-sifat berikut:
1) Stabil terhadap perubahan tempearute.
2) Mempunyai daya tahan terhadap bahan-bahan kimia.
3) Kemudahan untuk mendeteksi kebocoran.
4) Kemudahan proses penggantian dan efisiensi pemisahan.
2. Kitosan
Kitosan merupakan suatu polimer alam yang mempunyai struktur
mirip dengan selulosa serta dapat dibentuk menjadi film tipis
(Kusumawati dan Tania, 2012). Kitosan adalah produk deasetilasi kitin
yang merupakan polimer rantai panjang glukosamin (2-amino-2-deoksi-
(1-4)-o-Glukosa, memiliki rumus molekul [C6H11NO4]n. Kitosan
berbentuk serpihan putih kekuningan , tidak berbau, dan tidak berasa
(Fitri dan Atmaja, 2014). Kitosan merupakan senyawa yang tidak larut
dalam air, sedikiti larut dalam HCL, HNO3, dan H3PO4 tetapi tidak larut
dalam H2SO4(Ma’mun dkk, 2016). Pelarutan kitosan dalam asam akan
membentuk larutan kental yang dapat digunakan untuk pembuatan gel
(butiran, membran, serat).

Gambar 2. Struktur kitosan

3. Polivinil Alkohol
Polivinil alkohol (PVA) merupakan polimer atau senyawa yang
akan larut dalam pelarut yang banyak mengandung air (Fitri dan Atmaja,
2014). PVA merupakan polimer yang paling umum digunakan karena
sifat hidrofiliknya. PVA memiliki struktur kimia yang sederhana dengan
gugus hidroksil yang tidak beraturan. Monomernya yaitu vinil alkohol
ynag tidak berada dalam bentuk stabil, tetapi berada dalam keadaan
tautomer dengan asetaldehid. PVA dagang biasanya merupakan
campuran dari beberapa tipe stereoregular yang berbeda (isotaktik,
ataktik, dan sindiotaktik).
Gambar 3. Struktur PVA
Polivinil alkohol (PVA) yang digunakan dalam pembuatan
membran akan menghasilkan membran yang memiliki sifat sangat
mudah berinteraksi dengan air. Hal ini dikarenakan gugus OH- pada
PVA yang bersifat hidrofilik. Molekul-molekulair akan berinteraksi
dengna membran melalui pembentukan ikatan hidrogen. Gugus
hidroksil yang terdapat pada rantai polimer akan menyebabkan
membran PVA bersifat polar (Noezar dkk, 2008).
4. Polietilen Glikol
Polieteilen Glikol (PEG) merupakan molekul sederahana dengan
struktur molekul linier atau bercabang. PEG memiliki sifat larut dalam
air dan beberapa pelarut organik seperti toluene , aseoton, metanol, dan
metil klorida (Noezar dkk, 2008). Reaksi antara PEG dengan selulosa
asetat menunujukkan adanya pengaruh terhadap ukuran pori membran.
Fluks membran akan bertambah dngna bertambahnya konsentrasi PEG
dan berkurangnya selulosa asetat

Gambar 4. Struktur PEG


5. Fluks
Fluks merupakan banyaknya spesi yang dapat menembus membran tiap
satuan luas membran per satuan waktu. Fluks dapat ditentukan oleh
jumlah pori membran. Berikut rumus perhitungan untuk fluks
𝑉
JV = 𝐴.𝑡

Dengan:
JV= Fluks volume (mL/cm2.det)
V = volume permeat (mL)
A = luas membran (cm2)
t = waktu tempkan (det)
DAPUS
Firtri, Malinda dan Atmaja, Lukman. 2014. Polimerisasi PVA dan
Monomerisasi Vinil Asetat dalam Campuran Pelarut Etil Asetat-
Air pada Sintesis Polivinil Asetat. Jurnal Sains. 1-5
Kusumawati, Nita. 2018. Bahan Ajar: Membran. Surabaya: Jurusan
Kimia UNESA.
Kusumawati, Nita dan Tania, Septiana. 2012. Pembuatan Uji
Kemampuan Membran Kitosan Sebagai Membran Ultrafiltrasi
untuk Pemisahan Zat Warna Rhodamin B. Molekul. 43-52.
Ma’mun, Sholeh dkk. 2016. Penggunaan Membran Kitosan untuk
Menurunkan Kadar Logam Krom pada Limbah Industri
Penyamakan Kulit. Teknoin. 367-371
Noezar dkk. 2008. Membran PVA-Citosan Crossinked untuk
Pemisahan Campuran Etanaol-Air Secara Pervaporasi. Jurnal
Teknik Kimia. 32-38.
Rautenbach, R. 1997. Membran Processor. UK: John Willey and Sons.

Anda mungkin juga menyukai