Nyeri
Nyeri
Disusun Oleh:
Kelas II C
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan maupun berat. Nyeri
adalah pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya kerusakan
aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan
Setiap individu pasti pernah mengalami nyeri dalam tingkatan tertentu. Nyeri merupakan
alasan yang paling umum orang mencari perawatan kesehatan. Walaupun merupakan salah
satu dari gejala yang paling sering terjadi di bidang medis, nyeri merupakan salah satu yang
paling sedikit dipahami. Individu yang merasakan nyeri merasa menderita dan mencari upaya
untuk menghilangkannya.
Perawat meggunakan berbagai intervensi untuk dapat menghilangkan nyeri tersebut dan
mengembalikan kenyamanan klien. Perawat tidak dapat melihat dan merasakan nyeri yang
dialami oleh klien karena nyeri bersifat subjektif. Nyeri dapat diekspresikan melalui menangis,
pengutaraan, atau isyarat perilaku. Nyeri yang bersifat subjektif membuat perawat harus
mampu dalam memberikan asuhan keperawatan secara holistic dan menanganinya.
B. Tujuan
a. Tujuan umum
Tujuan dari laporan pendahuluan ini untuk mengetahui masalah kebutuhan dasar manusia
khususnya masalah gangguan rasa nyaman (nyeri).
b. Tujuan khusus
BAB II
KONSEP DASAR
A. Definisi
a. Pengertian nyeri
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat subyektif
karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya
orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Aziz
Alimul, 2006).
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya
diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007).
Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul secara aktual atau
potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya kerusakan. Serangan mendadak
atau pelan intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir yang
dapat diprediksi dan dengan durasi kurang dari 6 bulan (Asosiasi Studi Nyeri Internasional);
awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat hingga akhir yang dapat
diantisipasi atau di prediksi. (NANDA, 2015). Nyeri kronis serangan yang tiba-tiba atau lambat
dari intesitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan
berlangsung > 3 bulan (NANDA, 2012).
b. Klasifikasi nyeri
Klasifikasi nyeri secara umum di bagi menjadi dua, yakni nyeri akut dan kronis. Nyeri akut
merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang, yang tidak melebihi 6
bulan dan di tandai adanya peningkatan tegangan otot.
Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung cukup
lama, yaitu lebih dari 6 bulan. Termasuk dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal,
sindrom nyeri kronis, dan nyeri psikosomatis.
B. Etiologi nyeri
1. Faktor resiko
a. Nyeri akut
· Menunjukkan kerusakan
· Gangguan tidur
b. Nyeri kronis
· Kelelahan
· Takut cedera
2. Factor predisposisi
a. Trauma
b. Peradangan
c. Trauma psikologis
3. Factor presipitasi
a. Lingkungan
b. Suhu ekstrim
c. Kegiatan
d. emosi
C. Manifestasi klinik
a. Tanda dan gejala nyeri
1. Gangguam tidur
7. Pernafasan meningkat
8. Depresi
Pengalaman nyeri pada seseorang dapat di pengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya adalah:
1. Arti Nyeri. Nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hampir sebagian arti
nyeri merupakan arti yang negatif, seperti membahayakan, merusak, dan lain-lain. Keadaan ini
di pengaruhi lingkungan dan pengalaman.
2. Persepsi Nyeri. Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sangat subjektif dari seseorang
yang merasakan nyeri. Dikarenakan perawat tidak mampu merasakan nyeri yang dialami oleh
pasien.
3. Toleransi Nyeri. Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang dapat
mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri. Faktor yang dapat mempengaruhi
peningkatan toleransi nyeri antara lain alcohol, obat-obatan, hipnotis, gerakan atau garakan,
pengalihan perhatian, kepercayaan yang kuat dan sebagainya. Sedangkan faktor yang
menurunkan toleransi antara lain kelelahan, rasa marah, bosan, cemas, nyeri yang kunjung
tidak hilang, sakit, dan lain-lain.
4. Reaksi terhadap Nyeri. Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respon seseorang
terhadap nyeri, seperti ketakutan, gelisah, cemas, menangis, dan menjerit. Semua ini
merupakan bentuk respon nyeri yang dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor, seperi arti nyeri,
tingkat perspepsi nyeri, pengalaman masa lalu, nilai budaya, harapan sosial, kesehatan fisik dan
mental, rasa takut, cemas, usia, dan lain-lain.
D. Patofisiologi
Pada saat sel saraf rusak akibat trauma jaringan, maka terbentuklah zat-zat kimia seperti
Bradikinin, serotonin dan enzim proteotik. Kemudian zat-zat tersebut merangsang dan merusak
ujung saraf reseptor nyeri dan rangsangan tersebut akan dihantarkan ke hypothalamus melalui
saraf asenden. Sedangkan di korteks nyeri akan dipersiapkan sehingga individu mengalami nyeri.
Selain dihantarkan ke hypothalamus nyeri dapat menurunkan stimulasi terhadap reseptor
mekanin sensitif pada termosensitif sehingga dapat juga menyebabkan atau mengalami nyeri
(Wahit Chayatin, N.Mubarak, 2007).
E. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apa bila ada nyeri tekan di abdomen
d. Ct Scan (cidera kepala) untuk mengetahui adanya pembuluh darah yang pecah di otak
F. Komplikasi
a. Edema Pulmonal
b. Kejang
c. Masalah Mobilisasi
d. Hipertensi
e. Hipertermi
a. Penatalaksanaan keperawatan
· Distraksi (mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyeri ringan sampai
sedang)
· Kompres hangat
b. Penatalaksanaan medis
· Pemberian analgesic
Analgesik akan lebih efektif diberikan sebelum pasien merasakan nyeri yang berat dibandingkan
setelah mengeluh nyeri.
· Plasebo
Plasebo merupakan obat yang tidak mengandung komponen obat analgesik seperti gula,
larutan garam/ normal saline, atau air. Terapi ini dapat menurunkan rasa nyeri, hal ini karena
faktor persepsi kepercayaan pasien.
H. Pengkajian focus
Beberapa perilaku non verbal yang dapat kita amati antara lain ekspresi wajah, gemeretak gigi,
menggigit bibir bawah, dll.
b. Kualitas
Deskripsi menolong orang mengkomunikasikan kualitas dan nyeri. Anjurkan pasien
menggunakan bahasa yang dia ketahui.
c. Factor presipitasi
Beberapa factor presipitasi yang meningkatkan nyeri antara lain lingkungan, suhu ekstrim,
kegiatan yang tiba-tiba.
d. Intensitas
Nyeri dapat berupa ringan, sedang, berat atau tak tertahankan, atau dapat menggunakan skala
dari 0-10.
Perawat perlu mengetahui, mencatat kapan nyeri mulai, berapa lama, bagaimana timbulnya,
juga interval tanpa nyeri, kapan nyeri terakhir timbul.
Batasan karakteristik :
a. Mengkomunikasikan descriptor nyer (misalnya rasa tidak aman nyaman, mual, kram otot)
b. Menyeringai
c. Rentang perhatian terbatas
d. Pucat
e. Menarik diri
a. Biologis
b. Kimia
c. Fisik
d. Psikologis
Batasan karakteristik :
Subyektif
a. Depresi
b. Keletihan
Obyektif
b. Anoreksia
d. Wajah topeng
e. Perilaku melindungi
f. Iritabilitas
i. Gelisah
k. Respon yang dimediasi oleh saraf simpatis (suhu, dingin, perubahan posisi tubuh)
a. Kanker metastasis
b. Cedera
c. Neurologi
d. Arthritis
J. Intervensi
NOC:
- Tingkat kenyamanan : tingkat persepsi positif terhadap kemudahan fisik dan psikologis
NIC:
- Manajemen nyeri : meringankan atau mengurangi rasa nyeri sampai pada tingkat
kenyamanan yang dapat diterima oleh pasien
NOC:
- Tingkat kenyamanan : tingkat persepsi positif terhadap kemudahan fisik dan psikologis
- Tingkat depresi : keparahan alam perasaan melankolis dan kehilangan minat dengan
peristiwa hidup
- Nyeri : respon seimbang psikologis, keparahan respon seimbang kognitif dan emosi yang
dapat diamati atau dilaporkan terhadap nyeri fisik
NIC:
- Restrukturisasi kognitif : mendorong pasien untuk mengubah distrorsi pola pikir dan
memandang diri sendiri serta dunia secara lebih realistis
- Manajemen medikasi : memfasilitasi penggunaan obat resep atau obat bebas secara
aman dan efektif
- Manajemen alam perasaan : memberikan keamanan, stabilisasi, pemulihan, dan
pemeliharaan pada pasien yang mengalami disfungsi alam perasaan baik depresi maupun
peningkatan alam perasaan
- Manajemen nyeri : menghilangkan nyeri atau menurunkan nyeri ketingkat yang lebih
nyaman yang dapat ditoleransi oleh pasien
- Fasilitasi tanggung jawab diri : mendorong pasien untuk lebih bertanggung jawab
terhadap perilakunya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta :
Salemba Medika.
Herlman, T. Heather, dkk. 2015. NANDA International Diagnosis Keperawatan : Definisi dan
Klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC.
Aziz. 2006. Nursing Interventions Classification (NIC). Solo: Mosby An Affiliate Of Elsefer.
Salemba Medika.
EGC
Berbagi
Beranda
Haiiii
Foto saya
tiaramadhan