Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

PERBEDAAN STRATEGI, PENDEKATAN, METODE, TEKNIK,

MODEL DAN MEDIA PEMBELAJARAN

DOSEN PENGAMPU : 1. Dr. Ervan Johan Wicaksana, S.Pd., M.Pd., M.Pdi

2. M. Erick Sanjaya, S.Pd., M.Pd

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2

NAMA KELOMPOK :

1. DEBORA LISNAWATI LUBIS (A1C418037)


2. MELIANA FEBRI SYAFITRI (A1C418043)
3. KHAIRUNNISA (A1C418050)
4. WIDYA LESTARI (A1C418061)

PENDIDIKAN BIOLOGI

PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur patutlah kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan selesai tepat pada
waktunya.

Dalam makalah ini kami membahas tentang perbedaan strategi, pendekatan, metode,
teknik, model dan media pembelajaran. Makalah ini kami buat bertujuan untuk
menambah wawasan kami dan para pembaca, dalam hal mengolah kelas.

Tak lupa pula, kami sebagai penyusun makalah mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang sudah membantu kami dalam menyusun makalah ini.

Kami menyadari, penyusunan makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami membutuhkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari
semua pihak demi kesempurnaan makalah ini. Kritik dan saran yang membangun sangat
kami harapkan dalam upaya perbaikan dalam membuat makalah kami selanjutnya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Terimakasih dan selamat
membaca.

Jambi, November 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1

A. LATAR BELAKANG ..................................................................................................... 1


B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................. 1
C. TUJUAN........................................................................................................................... 1
BAB 2 PEMBAHASAN .............................................................................................................. 2

2.2 Strategi Pembelajaran ...................................................................................................... 7


2.3 Metode Pembelajaran ................................................................................................. 9
2.4 Teknik Pembelajaran................................................................................................ 11
2.5 Model Pembelajaran ................................................................................................. 11
2.6 Media Pembelajaran ................................................................................................. 14
BAB III PENUTUP ................................................................................................................... 21

3.1 KESIMPULAN ................................................................................................................ 21


3.2 SARAN ............................................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 23

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Diera globalisasi aspek kehidupan dituntut untuk terus maju dan
berkembang dengan cepat. Peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia
terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman yang
semakin global. Peningkatan sumber daya manusia juga berpengaruh terhadap
dunia pendidikan. Upaya pengembangan sumber daya manusia harus sesuai dengan
proses pengajaran yang tepat agar anak didik dapat merima didikan dengan baik.
Pada saat ini kegiatan pembelajaran pada setiap jenjang pendidikan masih
menggunakan paradigma lama, yaitu didominasi oleh peran dan kegiatan guru,
dimana guru yang lebih aktif dalam mengajar dari pada peserta didiknya. Oleh
karena itu setiap guru dituntut untuk memiliki pemahaman yang tinggi terhadap
pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, model pembelajaran, teknik
pembelajaran, media dan metode pembelajaran. Hal ini sangat penting sebab guru
merupakan perencana utama dalam suatu kegiatan pembelajaran.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut :

1. Apa yang di maskaud dengan pendekatan pembelajaran ?


2. Apa yang di maskaud dengan strategi pembelajaran ?
3. Apa yang di maskaud dengan metode pembelajaran ?
4. Apa yang di maskaud dengan teknik pembelajaran ?
5. Apa yang di maskaud dengan model pembelajaran ?
6. Apa yang di maskaud dengan media pembelajaran ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian pendekatan pembelajaran
2. Mengetahui pengertian strategi pembelajaran
3. Mengetahui pengertian metode pembelajaran
4. Mengetahui pengertian teknik pembelajaran
5. Mengetahui pengertian model pembelajaran dan media pembelajaran

1
BAB 2

PEMBAHASAN
2.1 Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis
pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat
pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke
dalam strategi pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun,
2003) , mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu :
1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan
sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan
selera masyarakat yang memerlukannya.
2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang
paling efektif untuk mencapai sasaran.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan
dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran
(standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:

1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan


profil perilaku dan pribadi peserta didik.
2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang

dipandang paling efektif.

2
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode
dan teknik pembelajaran.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria
dan ukuran baku keberhasilan.

Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan,


yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa
(student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi
atau berpusat pada guru (teacher centered approach).

1. Pendekatan Expository
Pendekatan Expository menekankan pada penyampaian informasi yang
disapaikan sumber belajar kepada warga belajar. Melalui pendekatan ini sumber
belajar dapat menyampaikan materi sampai tuntas. Pendekatan Expository lebih
tepat digunakan apabila jenis bahan belajar yang bersifat informatif yaitu berupa
konsep-konsep dan prinsip dasar yang perlu difahami warga belajar secara pasti.
Pendekatan ini juga tepat digunakan apabila jumlah warga belajar dalam
kegiatan belajar itu relatif banyak.
Pendekatan expository dalam pembelajaran cenderung berpusat pada
sumber belajar, dengan memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) adanya dominasi
sumber belajar dalam pembelajaran, 2) bahan belajar terdiri dari konsep-konsep
dasar atau materi yang baru bagi warga belajar, 3) materi lebih cenderung
bersifat informasi, 4) terbatasnya sarana pembelajaran.

Langkah-langkah penggunaan pendekatan Expository :

a. Sumber belajar menyampaikan informasi mengenai konsep, prinsip-prinsip


dasar serta contoh-contoh kongkritnya. Pada langkah ini sumber belajar dapat
menggunakan berbagai metode yang dianggap tepat untuk menyampaikan
informasi
b. Pengambilan kesimpulan dari keseluruhan pembahasan baik dilakukan oleh
sumber belajar atau warga belajar atau bersama antara sumber belajar dengan
warga belajar

3
Keuntungan dari penggunaan pendekatan Expository adalah sumber
belajar dapat menyampaikan bahan belajar sampai tuntas sesuai dengan rencana
yang sudah ditentukan, bahan belajar yang diperoleh warga belajarnya sifatnya
seragam yaitu diperoleh dari satu sumber, melatih warga belajar untuk
menangkap, manafsirkan materi yang disampaikan oleh sumber belajar, target
materi pembelajaran yang perlu disampaikan mudah tercapai, dapat diikuti oleh
warga belajar dalam jumlah relatif banyak.

Disamping kebaikan ada juga kelemahannya yaitu pembelajaran terlalu


berpusat kepada sumber belajar sehingga terjadi pendominasian kegiatan oleh
sumber belajar yang mengakibatkan kreatifitas warga belajar terhambat.
Kelemahan lain yaitu sulit mengetahui taraf pemahaman warga belajar tentang
materi yang sudah diberikan, karena dalam hal ini tidak ada kegiatan umpan balik.

Untuk mengatasi kelemahan pendekatan ini harus ada usaha dari sumber
belajar tentang jenis metode yang digunakan yaitu setelah penyampaian informasi
selesai harus ada tindak lanjutnya yaitu dengan menggunakan metode bervariasi
yang sekiranya memberikan kesempatan kepada warga belajar untuk
mengemukakan permasalahan atau gagasannya yang ada kaitannya dengan materi
yang sudah diberikan.

2. Pendekatan Inquiry
Istilah Inquiry mempunyai kesamaan konsep dengan istilah lain seperti
Discovery, Problem solving dan Reflektif Thinking. Semua istilah ini sama dalam
penerapannya yaitu berusaha untuk memberikan kesempatan kepada warga belajar
untuk dapat belajar melalui kegiatan pengajuan berbagai permasalahan secara
sistimatis, sehingga dalam pembelajaran lebih berpusat pada keaktifan warga
belajar. Dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Inquiry,
sumber belajar menyajikan bahan tidak sampai tuntas, tetapi memberi peluang
kepada warga belajar untuk mencari dan menemukannya sendiri dengan
menggunakan berbagai cara pendekatan masalah. Sebagaimana dikemukakan oleh
Bruner bahwa landasan yang mendasari pendekatan inquiry ini adalah hasil belajar
dengan cara ini lebih mudah diingat, mudah ditransfer oleh warga belajar.

4
Pengetahuan dan kecakapan warga belajar yang bersangkutan dapat menumbuhkan
motif intrinsik karena warga belajar merasa puas atas penemuannya sendiri.
Pendekatan Inquiry ditujukan kepada cara belajar yang menggunakan cara
penelaahan atau pencarian terhadap sesuatu objek secara kritis dan analitis,
sehingga dapat membentuk pengalaman belajar yang bermakna. Warga belajar
dituntut untuk dapat mengungkapkan sejumlah pertanyaan secara sistimatis
terhadap objek yang dipelajarinya sehingga ia dapat mengambil kesimpulan dari
hasil informasi yang diperolehnya. Peran sumber belajar dalam penggunaan
pendekatan Inquiry ini adalah sebagai pembimbing/fasilitator yang dapat
mengarahkan warga belajar dalam kegiatan pembelajarannya secara efektif dan
efisien.

Langkah-langkah yang dapat ditempuh dengan menggunakan pendekatan Inquiry


yaitu sebagaimana dikemukan oleh A.Trabani :
a) Stimulation : Sumber belajar mulai dengan bertanya mengajukan persoalan
atau memberi kesempatan kepada warga belajar untuk membaca atau
mendengarkan uraian yang memuat permasalahan
b) Problem Statement : Warga belajar diberi kesempatan mengidentifikasi
berbagai permasalahan. Permasalahan yang dipilih selanjutnya harus
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan atau hipotesis
c) Data Collection : Untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar
tidaknya hipotesis itu, warga belajar diberi kesempatan untuk mengumpulkan
berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objeknya,
mewawancarai nara sumber, uji coba sendiri dan sebagainya.
d) Data Processing : Semua informasi itu diolah, dilacak, diklasifikasikan,
ditabulasikan kalau mungkin dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan
pada tingkat kepercayaan tertentu.
e) Verification : Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran atau informasi yang
ada tersebut, pertanyaan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu
kemudian dicek terbukti atau tidak.

5
f) Generalization : Berdasarkan hasil verifikasi maka warga belajar menarik
generalisasi atau kesimpulan tertentu.

Adapun langkah secara keseluruhan mulai dari perencanaan sampai evaluasi


tentang penggunaan pendekatan Inquiry adalah sebagai berikut :

a. Kegiatan pemberian dorongan : Kegiatan ini ditujukan untuk menarik perhatian


warga belajar dan mengungkapkan hubungan bahan belajar yang akan
dipelajari dengan bahan belajar yang sudah dikuasai atau dalam keseluruhan
bahan belajar secara utuh
b. Kegiatan penyampaian rencana program pembelajaran. Kegiatan ini ditujukan
untuk mengungkapkan rencana program pembelajaran, termasuk prosedur
pembelajaran yang harus diikuti oleh warga belajar
c. Proses inquiry. Pelaksanaan pembelajaran dapat mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Pengajuan permasalahan
2. Pengajuan pertanyaan penelitian atau hipotesis
3. Pengumpulan data
4. Penarikan kesimpulan
5. Penarikan generalisasi
d. Umpan balik. Kegiatan ini ditujukan untuk melihat respon warga belajar
terhadap keseluruhan bahan belajar yang telah dipelajari
e. Penilaian. Kegiatan penilaian dilakukan oleh sumber belajar baik secara lisan
maupun tertulis dan atau penampilan.

Dalam penggunaan pendekatan Inquiry, Sumber belajar perlu memperhatikan


halhal sebagai berikut :

1. Warga belajar sudah memiliki pengetahuan konsep dasar yang berhubungan


dengan bahan belajar yang dipelajari
2. Warga belajar memiliki sikap dan nilai tentang keraguan terhadap informasi
yang diterima, keingintahuan, respek terhadap penggunaan fikiran, respek

6
terhadap data, objektif, keingintahuan dalam pengambilan keputusan, dan
toleran dalam ketidaksamaan
3. Memahami prosedur pelaksanaan penggunaan strategi pembelajaran Inquiry

Apabila pendekatan Inquiry digunakan dalam kegiatan pembelajaran maka


banyak kelebihan yang diperoleh, diantaranya yaitu :

a. Menumbuhkan situasi keakraban diantara warga belajar, karena diberi


kesempatan untuk saling berkomunikasi dalam memecahkan suatu
permasalahan
b. Membiasakan berfikir sistimatis dan analitis dalam mengajukan hipotesis dan
pemecahan masalah
c. Membiasakan berfikir objektif dan empirik yang didasarkan atas pengalaman
atau data yang diperoleh
d. Tumbuhnya suasana demokratis dalam pembelajaran

e. Dapat menambah wawasan bagi warga belajar dan sumber belajar karena
terjadi saling tukar pengalaman
Disamping kelebihan dari pendekatan ini juga tidak lepas dari kelemahan
yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran yaitu apabila tidak ada kesiapan
dan kemampuan dari warga belajar untuk memecahkan permasalahan maka tujuan
pembelajaran tidak akan tercapai, juga kemungkinan akan terjadi pendominasian
oleh beberapa orang warga belajar yang sudah biasa dalam hal mengemukakan
pendapat. Untuk mengurangi permasalahan yang mungkin muncul, sumber belajar
dituntut memiliki kemampuan dalam hal membimbing dan mengarahkan warga
belajar supaya mereka dapat mengembangkan kemampuannya sesuai dengan
potensi yang sudah dimilikinya.

2.2 Strategi Pembelajaran


Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya
diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Strategi dalam kegiatan pembelajaran
dapat diartikan dalam pengertian secara sempit dan pengertian secara luas. Dalam
pengertian sempit bahwa istilah strategi itu sama dengan pengertian metode yaitu

7
sama-sama merupakan cara dalam rangka pencapaian tujuan. Dalam pengertian
luas sebagaimana dikemukakan Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun,
2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu:

1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put)


dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi
dan selera masyarakat yang memerlukannya.
2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang
paling efektif untuk mencapai sasaran.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan
dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran
(standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement)
usaha.

Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut


adalah:

1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan


profil perilaku dan pribadi peserta didik.
2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang
dipandang

paling efektif.

3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode


dan teknik pembelajaran.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau
kriteria dan ukuran baku keberhasilan.
Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan
siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008)

8
menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan.
Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang
keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.

Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua


bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual
learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan
cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi
pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif.

2.3 Metode Pembelajaran


Metode merupakan langkah operasional dari strategi pembelajaran yang
dipilih dalam mencapai tujuan belajar, sehingga bagi sumber belajar dalam
menggunakan suatu metode pembelajaran harus disesuaikan dengan jenis
strategi yang digunakan. Ketepatan penggunaan suatu metode akan
menunjukkan fungsionalnya strategi dalam kegiatan pembelajaran.

Istilah metode dapat digunakan dalam berbagai bidang kehidupan, sebab


secara umum menurut kamus Purwadarminta (1976), metode adalah cara yang
telah teratur dan terfikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud. Sedangkan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang
bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan
yang ditentukan. Metode berasal dari kata method (Inggris), artinya melalui,
melewati, jalan atau cara untuk memeroleh sesuatu.

Berdasarkan pengertian tersebut di atas jelas bahwa pengertian Metode


pada prinsipnya sama yaitu merupakan suatu cara dalam rangka pencapaian
tujuan, dalam hal ini dapat menyangkut dalam kehidupan ekonomi, sosial,
politik, maupun keagamaan. Unsur–unsur metode dapat mencakup prosedur,
sistimatik, logis, terencana dan aktivitas untuk mencapai tujuan. Adapun metode
dalam pembahasan ini yaitu metode yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistimatik dan disengaja
untuk menciptakan kondisi-kondisi agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan

9
secara efektif dan efisien. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut tidak dapat
lepas dari interaksi antara sumber belajar dengan warga belajar, sehingga untuk
melaksanakan interaksi tersebut diperlukan berbagai cara dalam pelaksanaannya.
Interaksi dalam pembelajaran tersebut dapat diciptakan interaksi satu arah, dua
arah atau banyak arah. Untuk masing-masing jenis interaksi tersebut maka jelas
diperlukan berbagai metode yang tepat sehingga tujuan akhir dari pembelajaran
tersebut dapat tercapai.

Metode dalam pembelajaran tidak hanya berfungsi sebagai cara untuk


menyampaikan materi saja, sebab sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran
mempunyai tugas cakupan yang luas yaitu disamping sebagai penyampai
informasi juga mempunyai tugas untuk mengelola kegiatan pembelajaran
sehingga warga belajar dapat belajar untuk mencapai tujuan belajar secara tepat.
Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata
dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan hal tersebut maka kedudukan metode dalam pembelajaran


mempunyai ruang lingkup sebagai cara dalam:

1. Pemberian dorongan, yaitu cara yang digunakan sumber belajar dalam


rangka memberikan dorongan kepada warga belajar untuk terus mau
belajar
2. Pengungkap tumbuhnya minat belajar, yaitu cara dalam menumbuhkan
rangsangan untuk tumbuhnya minat belajar warga belajar yang didasarkan
pada kebutuhannya
3. Penyampaian bahan belajar, yaitu cara yang digunakan sumber belajar
dalam menyampaikan bahan dalam kegiatan pembelajaran
4. Pencipta iklim belajar yang kondusif, yaitu cara untuk menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan bagi warga abelajar untuk belajar
5. Tenaga untuk melahirkan kreativitas, yaitu cara untuk menumbuhkan
kreativitas warga belajar sesuai dengan potensi yang dimilikinya

10
6. Pendorong untuk penilaian diri dalam proses dan hasil belajar, yaitu cara
untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran
7. Pendorong dalam melengkapi kelemahan hasil belajar, cara untuk untuk
mencari pemecahan masalah yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran

Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk


mengimplementasikannya digunakan metode pembbelajaran tertentu. Dengan
kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something”
sedangkan metode adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya
(2008). Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang
digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2)
demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman
lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.

2.4 Teknik Pembelajaran

Teknik Pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan


seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan,
penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif
banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan
berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya
terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan
teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas
yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti
teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.

2.5 Model Pembelajaran


Apabila antara pendekatan, strategi, metode, dan bahkan teknik
pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka

11
terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model
pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar
dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain,
model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil


(Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat)
kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model
pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi
tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model
pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran.

Untuk lebih jelasnya, posisi hierarkis dari masing-masing istilah tersebut,


kiranya dapat divisualisasikan sebagai berikut:

Di luar istilah-istilah tersebut, dalam proses pembelajaran dikenal juga


istilah desain pembelajaran. Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan

12
pola umum dan prosedur umum aktivitas pembelajaran, sedangkan desain
pembelajaran lebih menunjuk kepada cara-cara merencanakan suatu sistem
lingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan strategi pembelajaran tertentu. Jika
dianalogikan dengan pembuatan rumah, strategi membicarakan tentang berbagai
kemungkinan tipe atau jenis rumah yang hendak dibangun (rumah joglo, rumah
gadang, rumah modern, dan sebagainya), masing-masing akan menampilkan
kesan dan pesan yang berbeda dan unik. Sedangkan desain adalah menetapkan
cetak biru (blue print) rumah yang akan dibangun beserta bahan-bahan yang
diperlukan dan urutan-urutan langkah konstruksinya, maupun kriteria
penyelesaiannya, mulai dari tahap awal sampai dengan tahap akhir, setelah
ditetapkan tipe rumah yang akan dibangun.

Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya


secara profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki
keterampilan yang memadai dalam mengembangkan berbagai model
pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Mencermati upaya reformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan di


Indonesia, para guru atau calon guru saat ini banyak ditawari dengan aneka pilihan
model pembelajaran, yang kadang-kadang untuk kepentingan penelitian (penelitian
akademik maupun penelitian tindakan) sangat sulit menermukan sumber-sumber
literarturnya. Namun, jika para guru (calon guru) telah dapat memahami konsep
atau teori dasar pembelajaran yang merujuk pada proses (beserta konsep dan teori)
pembelajaran sebagaimana dikemukakan di atas, maka pada dasarnya guru pun
dapat secara kreatif mencobakan dan mengembangkan model pembelajaran
tersendiri yang khas, sesuai dengan kondisi nyata di tempat kerja masing-masing,
sehingga pada gilirannya akan muncul model-model pembelajaran versi guru yang
bersangkutan, yang tentunya semakin memperkaya khazanah model pembelajaran
yang telah ada.

13
2.6 Media Pembelajaran
A. Pengertian Media

Media adalah bentuk jamak dari medium yang berasal dari bahasa latin
medius yang berarti tengah. Dalam bahasa Indonesia kata medium diartikan
sebagai “antara’ atau “sedang” (Latuheru, 1988: 14). Pengertian media
pembelajaran menurut Latuheru (1988: 14) media pembelajaran adalah semua alat
(bantu) atau benda yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar, dengan
maksud menyampaikan pesan (informasi) pembelajaran dari sumber (guru
maupun sumber lain) kepada penerima (dalam hal ini anak didik atau warga
belajar). Berdasarkan pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran alat bantu untuk menyampaikan pesan dari sumber kepada
penerima.

Sadiman (2008: 7) menjelaskan media pembelajaran adalah segala


sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima pesan. Dalam hal ini adalah proses merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan minat serta perhatian siswa sehingga proses belajar dapat terjalin.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
adalah alat bantu yang digunakan oleh guru sebagai alat bantu mengajar. Dalam
interaksi pembelajaran, guru menyampaikan pesan ajaran berupa materi
pembelajaran kepada siswa.

Selanjutnya Schramm (dalam Putri, 2011: 20) media pembelajaran


adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran. Jadi media pembelajaran adalah alat bantu yang dapat digunakan
untuk pembelajaran.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan pengertian


media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar untuk menyampaikan materi
agar pesan lebih mudah diterima dan menjadikan siswa lebih termotivasi dan

aktif.

14
b. Fungsi Media
Sudrajat (dalam Putri, 2011: 20) mengemukakan fungsi media diantaranya
yaitu:

a) media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki


oleh para siswa
b) media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas

c) media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa


dengan lingkungan
d) media menghasilkan keseragaman pengamatan

e) media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, kongkrit , dan realistis

f) media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar

g) media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang kongkrit


sampai dengan abstrak.
Fungsi media yang dipaparkan oleh Sudrajat tersebut dapat disimpulkan
bahwa media pembelajaran berfungsi untuk membantu mengatasi hambatan yang
terjadi saat pembelajaran didalam kelas.

Hamalik (dalam Arsyad, 2002: 15) mengemukakan bahwa pemakaian


media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan
dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar,
dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan
media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu
keefektifan proses pembalajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada
saat itu. Di samping membangkitkan motivasi dan minat siswa, media
pembelajaran juga dapat membantu siswa menigkatkan pemahaman, menyajikan
data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan
memadatkan informasi. Paparan fungsi media pengajaran Hamalik di atas
menekankan bahwa penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan belajar

15
mengajar dapat meningkatkan motivasi dan keinginan belajar siswa serta siswa
dapat tertarik dan lebih mudah memahami materi yang disampaikan.

Derek Rowntree (dalam Rohani, 1997: 7-8) memaparkan media


pembelajaran berfungsi membangkitkan motivasi belajar, mengulang apa yang
telah dipelajari, menyediakan stimulus belajar, mengaktifkan respon peserta didik,
memberikan balikan dengan segera dan menggalakkan latihan yang serasi.
Pendapat Derek Rowntree di atas tentang fungsi media pembelajaran dapat
diketahui bahwa media pembelajaran memiliki fungsi untuk meningkatkan
keinginan dan memberikan rangsangan kepada siswa untuk belajar.

Media pengajaran, menurut Kemp dan Dayton (dalam Arsyad, 2002:


20-21) dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk
perorangan, kelompok atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu:

a) memotivasi minat dan tindakan adalah melahirkan minat dan merangsang


para siswa atau pendengar untuk bertindak.
b) menyajikan informasi berfungsi sebagai pengantar ringkasan laporan, atau
pengetahuan latar belakang.
c) memberi instruksi dimana informasi yang terdapat dalam bentuk atau mental
maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat
terjadi.

Pendapat Kemp dan Dayton (dalam Arsyad, 2002: 20-21) tentang


fungsi media pengajaran menekankan bahwa media pengajaran dapat memberikan
motivasi dan merangsang siswa untuk belajar, memberikan informasi,
memberikan instruksi untuk menarik siswa agar bertindak dalam suatu aktivitas.

Berdasarkan beberapa paparan fungsi media di atas, dapat disimpulkan


bahwa media dapat meningkatkan motivasi, rangsangan dan mempermudah siswa
dalam memahami materi yang disampaikan.

16
c. Manfaat Media Pembelajaran

Brown (1983:17) menyatakan bahwa “educational media of all types


incresaingly important roles in enabling students to reap benefits from
individualized learning”, semua jenis media pembelajaran akan terus
meningkatkan peran untuk memungkinkan siswa memperoleh manfaat dari
pembelajaran yang berbeda. Menggunakan media pembelajarn secara efektif,
akan menciptakan suatu proses belajar mengajar yang optimal. Pernyataan
tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan salah satu
bagian penting dari proses pembelajaran. Media pembelajaran memberikan
manfaat dari pendidik maupun peserta didik.

Arsyad (2002 : 26) mengemukakan manfaat media media pengajaran


dalam proses belajar mengajar sebagai berikut.

1) Media pengajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga


dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
2) Media pengajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak
sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung
antara siswa dengan lingkungannya, dan memungkinkan siswa untuk belajar
sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
3) Media pengajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.
4) Media pengajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa
tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan
terjadinyya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungan.

Pendapat Arsyad tentang manfaat media pembelajaran di atas dapat disimpulkan


bahwa media pembelajaran dapat membantu proses belajar mengajar.
Penyampaian pesan dan isi pelajaran dapat diterima baik oleh siswa.

Menurut Latuheru (1988: 23) manfaat media pembelajaran yaitu:

17
1) media pembelajaran menarik dan memperbesar perhatian anak-anak didik
terhadap materi pengajaran yang disajikan.
2) media pembelajaran mengurangi, bahkan dapat menghilangkan adanya
verbalisme.
3) media pembelajaran mengatasi perbedaan pengalaman belajar berdasarkan
latar belakang sosial ekonomi dari anak didik.
4) media pembelajaran membantu memberikan pengalaman belajar yang sulit
diperoleh dengan cara yang lain.
5) media pembelajaran dapat mengatasi masalah batas-batas ruang dan waktu.
6) media pembelajaran dapat membantu perkembangan pikiran anak didik
secara teratur tentang hal yang mereka alami.
7) media pembelajaran dapat membantu anak didik dalam mengatasi hal yang
sulit nampak dengan mata.
8) media pembelajaran dapat menumbuhkan kemampuan berusaha sendiri
berdasarkan pengalaman dan kenyataan.
9) media pembelajaran dapat mengatasi hal/peristiwa/kejadian yang sulit diikuti
oleh indera mata.
10) media pembelajaran memungkinkan terjadinya kontak langsung antara anak
didik, guru, dengan masyarakat, maupun dengan lingkungan alam di sekitar
mereka.

Paparan tentang manfaat media oleh Latuheru dapat disimpulkan bahwa


media bermanfaat untuk mengatasi permasalan yang dialami guru dan siswa
dalam pembelajaran.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa memanfaatkan


media pembelajaran adalah membantu dalam penyampaian bahan pengajaran
kepada siswa untuk meningkatkan kualitas siswa yang aktif dan interaktif
sehingga dapat mendukung kelancaran kegiatan pembelajaran disekolah.

18
d. Jenis-jenis Media
Media Pembelajaran menurut taksonomi Leshin, dkk (dalam Arsyad,
2002: 79-101) adalah sebagai berikut :

a. Media berbasis manusia


Media berbasis manusia merupakan media yang digunakan untuk
mengirim dan mengkomunikasikan peran atau informasi
b. Media berbasis cetakan
Media pembelajaran berbasis cetakan yang paling umum dikenal
adalah buku teks, buku penuntun, buku kerja atau latihan, jurnal,
majalah, dan lembar lepas.
c. Media berbasis visual
Media berbasis visual (image) dalam hal ini memegang peranan yang
sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar
pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan
minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran
dengan dunia nyata.
d. Media berbasis audiovisual
Media visual yang menggabungkan penggunaan suara memerlukan
pekerjaan tambahan untuk memproduksinya. Salah satu pekerjaan
penting yang diperlukan dalam media audio-visual adalah penulisan
naskah dan storyboadr yang memerlukan persiapan yang banyak,
rancangan dan penelitian.
e. Media berbasis komputer
Komputer memilih fungsi yang berbeda-beda dalam bidang
pendidikan dan latihan komputer berperan sebagai manajer dalam proses
pembelajaran yang dikenal dengan nama Computer Managed Instruction
(CMI). Modus ini dikenal sebagai Computer Assisted Instruction (CAI).
CAI mendukung pembelajaran dan pelatihan, akan tetapi ia bukanlah
penyampai utama materi pelajaran.

19
Jenis-jenis media menurut Bretz (dalam Widyastuti dan Nurhidayati, 2010: 17-18)
mengklasifikasikan media ke dalam tujuh kelompok yaitu.

1. Media audio, seperti: siaran berita bahasa Jawa dalam radio, sandiwara
bahasa Jawa dalam radio, tape recorder beserta pita audio berbahasa Jawa.
2. Media cetak, seperti: buku, modul, bahan ajar mandiri

3. Media visual diam, seperti: foto, slide, gambar

4. Media visual gerak, seperti: film bisu, movie maker tanpa suara, video tanpa
suara
5. Media audio semi gerak, seperti: tulisan jauh bersuara

6. Media audio visual diam, seperti: film rangkai suara, slide rangkai suara

7. Media audio visual gerak, seperti: film dokumenter tentang kesenian Jawa
atau seni pertunjukan tradisional, video kethoprak, video wayang, video
campursari.

Henich (dalam Widyastuti dan Nurhidayati, 2010: 19) mengklasifikasikan media


secara lebih sederhana, yaitu:

1. Media Yang Tidak Diproyeksikan


2. Media Yang Diproyeksikan
3. Media Audio
4. Media Video
5. Media Berbasis Komputer
6. Multimedia Kit.

Berdasarkan beberapa pandangan di atas mengenai jenis-jenis media


pengajaran maka dapat disimpulkan bahwa media dapat dikategorikan menjadi
tujuh jenis media yaitu media audio, media visual, media audio visual dan
multimedia.

20
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari materi yang telah dipaparkan diatas dapat disimpulkan bahwa:

- Pendekatan pembelajaran ialah titik tolak atau sudut pandang seseorang


terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya
mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran
dengan cakupan teoretis tertentu.
- Strategi pembelajaran dapat diartikan secara sempit dan pengertian secara
luas. Dalam pengertian sempit bahwa istilah strategi itu sama dengan
pengertian metode yaitu merupakan cara dalam rangka pencapaian tujuan.
Dalam arti luas ialah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru
dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
- Metode pembelajaran merupakan langkah operasional dari strategi
pembelajaran yang dipilih dalam mencapai tujuan belajar, sehingga bagi
sumber belajar dalam menggunakan suatu metode pembelajaran harus
disesuaikan dengan jenis strategi yang digunakan. Ketepatan penggunaan
suatu metode akan menunjukkan fungsionalnya strategi dalam kegiatan
pembelajaran.
- Teknik Pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang
dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
- Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari
awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.
- Media pembelajaran adalah semua alat (bantu) atau benda yang digunakan
untuk kegiatan belajar mengajar, dengan maksud menyampaikan pesan
(informasi) pembelajaran dari sumber (guru maupun sumber lain) kepada
penerima (dalam hal ini anak didik atau warga belajar).

21
3.2 SARAN
Untuk dapat menjadi seorang pendidik yang baik, maka harus memiliki
keterampilan dalam melakukan pendekatan terhadap siswanya, merancangkan
strategi belajar yang baik, memiliki metode, teknik dan model pembelajaran yang
sudah direncanakan dengan matang, serta mempersiapkan segala media
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa untuk menunjang proses
pembelajaran dapat berjalan dengan maksimal.

22
DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya

Remaja.

Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka

Setia

Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega. 1990. Strategi Belajar Mengajar (Diktat

Kuliah). Bandung: FPTK-IKIP Bandung.

E.Mulyasa.2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Konsep; Karakteristik dan

Implementasi. Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya.

Udin S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan

Universitas Terbuka.

W. Gulo. 2005. Strategi Belajar Mengajar Jakarta :. Grasindo.

Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

23

Anda mungkin juga menyukai