Anda di halaman 1dari 2

Desain Produk

Langkah pertama dalam siklus produksi adalah desain produk. Tujuannya adalah untuk
menciptakan sebuah produk yang memenuhi kebutuhan pelanggan dari segi kualitas,
daya tahan, dan fungsionalitas sementara secara simultan meminimalkan biaya
produksi.
PROSES
Aktivitas desain produk menghasilkan dua output. Pertama, daftar bahan baku (bill
of materials-BOM), menyebutkan nomor bahan baku, deskripsi, dan kuantitas dari
setiap komponen yang digunakan dalam produk jadi. Kedua adalah daftar operasi
(operation list), yang menspesifikasikan urutan langkah-langkah untuk mengikuti
dalam membuat produk, peralatan apa yang digunakan, dan seberapa lama setiap
langkah yang diambil.
Alat-alat seperti perangkat lunak manajemen siklus hidup produk (product life-cycle
management-PLM) dapat membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari
proses desain produk. Perangkat lunak PLM terdiri atas tiga komponen kunci :
perangkat lunak computer-aided design (CAD) untuk mendesain produk baru,
perangkat lunak manufaktur digital yang menirukan bagaimana produk-produk
tersebut akan diproduksi, dan perangkat lunak manajemen data produk yang
menyimpan semua data yang terkait dengan produk. Perangkat lunak CAD
memfasilitasi kolaborasi dengan tim desain yang tersebar di seluruh dunia dan
mengeliminasi biaya yang terkait dengan bertukar salinan statis desain produk.
Perangkat lunak manufaktur digital mengizinkan perusahaan untuk menentukan
kebutuhan tenaga kerja, mesin, dan proses untuk secara optimal menghasilkan barang-
barang dalam fasilitas yang berbeda di seluruh dunia guna meminimalkan biaya.
Perangkat lunak manajemen data produk menyediakan akses mudah terhadap
spesifikasi teknik mendetail dan data produk lainnya untuk memfasilitasi desain ulang
produk, modifikasi, dan pemeliharaan purna jual.
ANCAMAN DAN PENGENDALIAN
Desain produk yang buruk meningkatkan biaya dalam beberapa cara. Menggunakan
terlalu banyak komponen unik ketika membuat produk yang serupa meningkatkan
biaya yang terkait dengan pembelian dan pemeliharaan persediaan bahan baku. Ini juga
sering mengakibatkan proses produksi yang tidak efisien karena kompleksitas yang
berlebihan dalam mengubah dari produksi satu produk ke produk yang lain. Produk
yang didesain dengan buruk juga cenderung menimbulkan garansi dan biaya perbaikan
yang tinggi.
Untuk menanggulangi ancaman seperti ini, para akuntan harus berpartisipasi dalam
aktivitas desain produk karena 65% sampai 80% biaya produk ditentukan pada tahap
proses produksi ini. Para akuntan dapat menganalisis bagaimana penggunaan
komponen alternatif dan perubahan untuk proses produksi yang memengaruhi biaya.
Selain itu, para akuntan dapat menggunakan informasi dari siklus pendapatan
mengenai biaya perbaikan dan garansi terkait dengan produk yang ada untuk
mengidentifikasi penyebab-penyebab utama dari kegagalan produk dan menyarankan
peluang-peluang untuk mendesain ulang produk guna meningkatkan kualitas.

Anda mungkin juga menyukai