Anda di halaman 1dari 4

Tugas Kelompok ke-1

(Minggu 3/ Sesi 4)

Buatlah sebuah deskripsi minimal 1 halaman Font: Times New Roman, ukuran: 12,
spasi: 1,5.

Fakta bahwa kemajuan ilmu dan teknologi, terutama di era informasi ini, memang
membawa dampak negatif disamping, dampak positifnya. Hal inilah yang disebut
dengan ambivalensi ilmu dan teknologi itu terjadi. Apalagi akhir-akhir ini.

Akhir-akhir ini hoax ‘terserak’, caci-maki dan ‘sumbu pendek’ banyak terjadi dan
cukup membuat resah. Tak mengherankan bila Keminfo mulai mengeluarkan
ancaman-ancaman tertentu berkenaan dengan hal ini.

Berdasarkan deskrispsi kasus di atas, analisal pertannyaan berirkut;

Apa pandangan anda mengenai praktik-praktik hoax dan hate speech tersebut?
Pandangan anda harus mencerminkan nilai-nilai Pancasila.

· Tugas memuat referensi bacaan.

Nurul Mardiyah :
Pemanfaatan ilmu dan teknologi di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang luar
biasa. Meski begitu, segala fasilitas yang dimiliki saat ini tidak selalu memberikan dampak
positif bagi penggunanya. Keberadaan internet dan media online di era globalisasi ini membuat
orang dengan mudah mendapatkan informasi bahkan menjadikan informasi yang belum
terverifikasi kebenarannya tersebar begitu cepat. Hanya dengan hitungan detik sebuah
informasi bisa dengan mudah tersebar dan diakses oleh jutaan pengguna internet.

Memang, media online memberikan kemerdekaan seluas-luasnya bagi para pengguna untuk
mengekspesikan dirinya, sikapnya dan juga pandangan hidupnya. Tetapi kemerdekaan yang
dimiliki dan dirasakan dari perkembangan ilmu dan teknologi saat ini tidak selalu
menguntungkan bagi penggunanya terutama bagi masyarakat indonesia. Dari kebanyakan
masyarakat yang bijak dalam mengambil manfaat melalui media online ini, beberapa
diantaranya selalu ada pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang seringkali menyalah gunakan
media online ini untuk kepentingan pribadi tanpa memikirkan dampak negatif yang dapat
ditimbulkan baik untuk dirinya sendiri ataupun yang pengguna/konsumen lainnya.

Melihat kondisi seperti ini tentu sudah sepatutnya kita merasa prihatin terhadap bangsa
Indonesia, dimana banyak diantaranya orang Indonesia yang menggunakan media online untuk
menyebarkan kebencian dan provokasi melalui berita-berita hoax dan hate speech dan malah
mengadu domba bangsanya sendiri. Jika terus dibiarkan tentu kondisi seperti ini akan
mengarah kepada perpecahan.

Kondisi semacam ini pula menjadi cermin bagi kita betapa sebenarnya bangsa Indonesia saat
kehilangan penghayatan terhadap nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Padahal
pancasila sendiri seharusnya menjadi panduan, acuan dan pondasi bangsa indonesia ini dalam
menjalankan kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu tentu menjadi tuntutan bagi pemerintah untuk kembali menanamkan karakter
pancasila kepada masyarakat Indonesia. Memberi kesadaran akan pentingnya memperhatikan
kembali nilai-nilai didalamnya dalam menjalankan hidup berbangsa dan bernegara. Dengan
masyarakat sadar akan nilai-nilai pancasila ini maka akan menumbuhkan pula karakter saling
menghargai antar sesama manusia sehingga muncul kehati hatian dalam bertindak terutama
dalam menghadapi isu perkembangan ilmu dan teknologi yang tengah dihadapi saat ini.

Referensi :
Juliswara, Vibriza (2017, Agustus). Mengembangkan Model Literasi Media yang
Berkebhinekaan dalam Menganalisis Informasi Berita Palsu (Hoax) di Media Sosial. (142-
144)
Tribunnews (2018, 8 Oktober). Hoax dan Hate Speech Khianati Pancasila dan Bhineka
Tunggal Ika. dikutip tanggal 17 september 2019 melalui link :
https://www.tribunnews.com/regional/2018/10/08/hoax-dan-hate-speech-khianati-pancasila-
dan-bhinneka-tunggal-ika

Achmad Wahyudianto S :
Hoax (berita bohong) dan hate speech (ujaran kebencian) saat ini memang sangat
menjadi sorotan dan menjadi topik pembicaraan yang sangat gencar di masyarakat luas.
Bahkan hingga memicu tersulutnya emosi dikehidupan berbangsa dan bernegara.
Pada era digital saat ini dimana informasi dapat menyebar dengan sangat cepat. Adanya
hoax dan hate speech dapat menjadi hot issue yang memicu munculnya berbagai hal-hal negatif
di masyarakat. Sebagai contoh yang terjadi pada pesta rakyat atau pemilu yang diadakan tahun
ini. Banyak sekali isu-isu negatif yang saling menyudutkan masing-masing pasangan calon
untuk saling menjatuhkan. Isu tersebut dapat menyebar dengan sangat cepat melalui media
online yang saat ini sedang berkembang. Dampaknya tidak lain adalah terjadinya perdebatan
yang saling membenarkan argumen masing-masing bahkan walaupun informasi yang
didapatkan adalah hoax.
Peranan media online memang sangat besar dalam era modern saat ini. Orang tidak
perlu menunggu berhari-hari untuk menerima update berita yang sedang terjadi. Bahkan
setelah orang meng-klik “POSTING”, saat itu juga berita tersebut akan tersebar luas di media
online. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan Undang-undang ITE untuk menanggulangi
hal-hal tersebut. Undang-undang tersebut berisi mengenai berita kecemasan atau membuat
kecemasan atau kejahatan dapat dijatuhi tindak pidana. Pasal 28 ayat 2 Undang -undang ITE
menyatakan bahwa setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang
ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok
masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras dan antar golongan (SARA). Kemudian
juga pasal 45 undang undang no 19 tahun 2016 tentang ITE menyatakan pelakunya dapat
dipidana dengan pidana penjara paling lama enam tahun dan/atau denda paling banyak 1 Milyar
Rupiah. Aturan tersebut dibuat sedemikian rupa agar masyarakat sadar akan hukum dan lebih
selektif dalam membagikan segala sesuatu di media online. Akan tetapi, dalam praktiknya
memang masih banyak hal yang perlu untuk dilakukan evaluasi karena ternyata masih banyak
sekali celah yang dapat dimanfaatkan untuk menyebar hoax dan hate speech.
Nilai-nilai Pancasila yang melemah tercermin pada kondisi saat ini. Kemajuan
teknologi yang sangat pesat menjadi faktor pendukung yang mengakibatkan adanya oknum-
oknum yang tidak bertanggung jawab menyebarkan berita-berita palsu. Pentingnya kesadaran
untuk terus menumbuhkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat menjadi point
yang sangat penting. Nilai-nilai yang dapat mempersatukan bangsa ditengah keberagaman
suku, ras, agama, dan budaya. Oleh karena itu, adalah hal yang sangat penting untuk membuat
suatu sistem pembentukan karakter yang didasari pada nilai-nilai Pancasila. Masyarakat yang
mempunyai jiwa Pancasilais akan mementingkan toleransi ditengah keberagaman dan
kemajuan teknologi informasi. Hal tersebut perlu ditanamkan sejak dini untuk membentuk
generasi-generasi penerus bangsa dimasa yang akan datang.
Hidup ditengah-tengah keberagaman dan kemajuan dunia teknologi harus diimbangi
dengan sikap toleransi. Maraknya penyebaran berita hoax tentu menjadi perhatian pemerintah.
Meski demikian, masyarakat tentunya perlu bijak dalam menerima dan menyebarkan
informasi. Hal tersebutlah yang harus menjadi “warning” bagi semua pihak untuk
menumbuhkan jiwa yang Pancasilais untuk kemajuan bangsa kita kedepannya. Bukan untuk
tercerai-berai dan saling menyalahkan satu sama lain.

Referensi :
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5c1a398108e40/daftar-konten-hoax-yang-curi-
perhatian-publik-di-2018/
https://ntmcpolri.info/para-pemilik-akun-medsos-hoax-hate-speech-diamankan-polisi/
https://ubl.ac.id/akademisi-ubl-menjadi-nara-sumber-tangkal-hoax-dan-hate-speech/

Anda mungkin juga menyukai