Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH SEJARAH FISIKA

ETER DAN MATERI BERMASSA

OLEH

KELOMPOK : 12(DUA BELAS)

NAMA

1. AHMAD ZARKASIH NUR (06111381621022)


2. KRISTYLIA SURY

DOSEN PENGAMPU : Drs. Abidin Pasaribu.,MM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017 BERMASSA
ETER DAN MATERI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang :

Kata Fisika berasal dari bahasa Yunani yang berarti “alam”. Fisika adalah
ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat dan gejala pada benda-benda di alam.
Gejala-gejala ini pada mulanya adalah apa yang dialami oleh indra kita, misalnya
penglihatan menemukan optika atau cahaya, pendengaran menemukan pelajaran
tentang bunyi, dan indra peraba yang dapat merasakan panas.
Bidang fisika secara garis besar terbagi atas dua kelompok, yaitu fisika klasik
dan fisika modern. Fisika klasik bersumber pada gejala-gejala yang ditangkap
oleh indra. Fisika klasik meliputi mekanika, listrik magnet, panas, bunyi, optika,
dan gelombang yang menjadi perbatasan antara fisika klasik dan fisika modern.
Fisika modern berkembang mulai abad ke-20, sejak penemuan teori relativitas
Einstein dan radioaktivitas oleh keluarga Curie.
Dengan adanya teori relativitas yang dikemukakan oleh para ilmuan kita
dapat mengetahui apakah eter utu benar-benar ada atau hanya omong kosong
belaka. Selain itu eistain salah satu penemu teori relativitas dia juga
mengemukakan pendapatnya tentang materri.

1.2 Rumusan masalah :


1. Apakah eter itu benar-benar ada atau tudak?
2. Teori apa saja yang pernah membuktikan keberadaan eter?
3. Siapa sajakah tokoh-tokoh yang pernah membuktikan keberadaan eter?
4. Apa itu materi bermassa dan materi tidak bermassa?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui keberadaan eter.
2. Mengetahui teori-teori yang pernah membuktikan keberadaan eter.
3. Mengetahui Siapa sajakah tokoh-tokoh yang pernah membuktikan
keberadaan eter.
4. Mengetahui apa itu materi bermassa dan tidak bermassa.
1.4 Peta Konsep :

BAB II
PEMBAHASAN
2.1.ETER
Pada tahun 1905, sebuah koran harian Jerman, Annalen der Physik, memuat
sebuahtulisan penting oleh seorang pegawai kantor hak paten di Berne, Swiss.
Pegawai tersebut adalah Albert Einstein. Tulisan tersebut menjelaskan
garis besar Teori Relativitas Khusus, sebuah teori fisika revolusioner yang
membuang konsep tentang gerak absolut menjadi gerak relatif dalam konteks
kontinu empat-dimensi ruang-waktu. Konsep yang kemudian terbukti menjadi
revolusi fisika paling mendalam sejak zaman Newton.
Sekitar sepuluh tahun kemudian, berdasarkan pada karya awalnya, Einstein
merumuskan Teori Relativitas Umum di mana ia menawarkan solusi baru pada
suatu masalah besar yaitu gravitasi, dengan mempostulasikan suatu karakter non-
Euclidean pada kontinu ruang-waktu. Bersama-sama, kedua teori tersebut
membentuk suatu cara pandang yang diperbarui secara radikal terhadap alam
semesta fisis, suatu pendekatan yang menyelesaikan banyak kesulitan dari
mekanika klasik dan menyiapkan jalan untuk kemajuan-kemajuan besar fisika
abad ke-20. Dr. Einstein yang menjelaskan aspek-aspek kedua teori
yaitu Ether dan Relativitas(1920), yang disampaikan pada Universitas
Leiden, ia menjelaskan sifat-sifat yang diperlukan oleh ruang eter oleh teori
relativitas. Sedangkan Geometri dan Pengalaman (1921), diberikan pada Akademi
Sains Prusia, menjelaskan batas-batas di dalam mana geometri Euclidean atau
sebarang sistem geometrik praktis lainnya dapat dianggap mendekati kebenaran
dalam hubungannya dengan konsep tentang alam semesta berhingga (finite
universe).Kedua pernyataan tersebut dicetak ulang dalam bentuk lengkapnya;
keduanya menampilkan gagasan-gagasan elegan dalam gaya prosa yang
sederhana tanpa persamaan- persamaan yang rumit atau terminologi-terminologi
yang sulit dimengerti; keduanya menawarkan kepada baik para ilmuwan maupun
kalangan awam suatu wawasan yang dalam tentang dasar-dasar pemikiran dari
seorang fisikawan terbesar abad ke-20. Salah satu perkembangan pemikiran yang
kiranya patut dicatat adalah, dalampernyataan di Leiden Einstein mengakui bahwa
hipotesis tentang eter tidak dengan sendirinya bertentangan dengan
Teori Relativitas Khusus. Padahal dalam makalah aslinya tentang
TeoriRelativitas Khusus. Pada tahun 1905 ia jelas-jelas menyatakan bahwa
gagasan tentang eter bersifat terlalu mengada-ada. Jadi, dapat dikatakan, bahwa
belakangan Einstein pun mengakui adanya semacam eter meski bentuknya
mungkin tidak persis seperti yang dibayangkan orang sebelum lahirnya
Teori Relativitas Khusus dan Teori Relativitas Umum. Interaksi oleh eter dewasa
ini dibayangkan oleh para fisikawan terjadi lewat pancaran
gelombang graviton (dari kata gravitasi), yang sayangnya juga belum berhasil
dibuktikan keberadaannya secara meyakinkan; dengan kata lain harus dimengerti
sebagai suatu masalah teoretis yang belum sepenuhnya selesai.
Permasalahan ini barangkali akan lebih menarik jika digabungkan dengan
sebuah kontradiksi lain dalam astrofisika modern, yaitu bahwa jumlah total massa
alam semesta yang dapat diamati baru sekitar 1-10% dari jumlah total massa yang
diperlukan untuk menjamin (secara teoretis) bahwa alam semesta sedang
mengembang mendekati laju ekspansi kritisnya (sesuai data pengamatan). Atau
dengan kata lain, 90-99% massa alam semesta ini tidak dapat diobservasi dengan
cara apapun, atau disebut 'massa yang hilang' (hidden matter). Maka ada paling
sedikit 3 kemungkinan :
a) teori yang menetapkan laju ekspansi kritis alam semesta tersebut tidak
valid atau keliru; atau
b) ukuran yang dipakai untuk 'menimbang' jumlah massa tadi tidak akurat,
karena memang cuma mengandalkan beberapa hipotesis dan teropong
bintang, termasuk di sini pertanyaan lama yaitu apakah ruang (eter) antara
benda-benda cellestial tersebut dianggap tidak bermassa ataukah bermassa
(positif atau negatif); atau
c) definisi kita tentang bagaimana bentuk ruang-waktu dan seberapa luas
alam semesta sesungguhnya (apakah berhingga atau tak berhingga) dan
apakah itu sebanding dengan ketelitian teropong kita yang paling handal
sekalipun. Jangan-jangan alam semesta ternyata lebih rumit dan lebih luas
dari -bahkan- imajinasi kita yang paling absurd sekalipun.
Kalau eter tersebut tidak dapat dirasakan, dipikirkan, dan juga tidak
diperlukan kehadirannya (sebagai medium untuk interaksi jarak jauh); maka
mengapa harus bersusah-payah membuat hipotesis tentangnya? Tetapi, tunggu
dulu, kata Einstein. Tanpa eter, bagaimana kita lalu dapat menerangkan interaksi
pada suatu jarak (action at a distance) ? Lagipula, menurut Teori Relativitas
Umum, bentuk geometri ruang-waktu dipengaruhi oleh materi; dengan kata lain
tidak ada ruang-waktu tanpa materi, atau tidak ada ruang-hampa (karena ruang
senantiasa mengandaikan materi). Tetapi kalau eter tersebut -paling tidak secara
teoretis- ternyata kita perlukan, maka ia haruslah mampu memberi bentuk pada
ruang-waktu oleh pengaruh materi, namun ia sendiri tidak boleh termasuk dalam
jenis materi yang dapat ditimbang (ponderable masses).
Ada beberapa teori tentang eter dan beberapa tokoh yang megupas tentang
masalah eter :
Teori yang berhubungan dengan eter :
2.1.1. Percobaan A.Michelson dan E.W.Morley
Spesialisasi Michelson adalah pengukuran dengan ketelitian yang tinggi, dan
selama berpuluh-puluh tahun hasil pengukuran kelajuan cahayanya merupakan
yang terbaik. Ia mendefinisikan kembali pembakuan ukuran meter dengan
memakai panjang gelombang garis spektrail khusus dan merancang interferometer
yang dapat menentukan diameter bintang (bintang tampak sebagai bintik cahaya
walaupun kita memakai teleskop yang sangat kuat ).

Pada tahun 1887, Michelsone dan Morley


dua orang ilmuwan Fisika berkebangsaan
Amerika mengukur kelajuan eter dengan
menggunakan interferometer. Hakekat
percobaan ini membandingkan kelajuan
cahaya sejajar dan tegak lurus pada gerak
bumi mengelilingi matahari. Kitaikan eter
itu diam di alam semesta ini diharapkan
ada kelajuan relatif eter terhadap bumi
yang bergerak mengelilingi matahari.
Percobaan ini berdasarkan prinsip penjumlah vektor, dengan menggunakan
penalaran gerak perahu yang menyeberangi sungai sebagai berikut.

Gerak perahu menyeberangi sungai, perahu A bergerak tegak lurus arus sungai
dan perahu B sejajar dengan arus sungai
Perahu A bergerak menyeberangi sungai dalam lintasan tegak lurus sungai dan
perahu B bergerak dengan lintasan sejajar arus sungai. Dengan membandingkan
waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak pulang pergi dalam lintasan tegak
lurus arus sungai dan waktu yang diperlukan untuk menempuh lintasan yang
sejajar arus sungai dalam jarak yang sama yaitu d seperti pada
gambar diatas. Jika kecepatan perahu itu c, dan kecepatan aliran sungai adalah v.

Kecepatan sesungguhnya perahu A menempuh lintasan adalah ,


sehingga waktu yang diperlukan untuk menempuh lintasan A adalah

Untuk perahu B, kecepatan perahu sesungguhnya saat mengikuti arus adalah c + v


dan saat menentang arus adalah c – v, sehingga waktu yang diperlukan untuk
menempuh lintasan adalah :

Sehingga diperoleh perbandingan :

Apabila kecepatan perahu c diketahui

dan dapat diukur, maka v dapat


dihitung.

Michelson dan Morley adalah perintis yang menggunakan contoh sederhana


tersebut di atas untuk mencoba mengukur kecepatan aliran eter, bila memang eter
itu ada. Perahu A dan perahu B diganti dengan pasangan berkas cahaya yang
berasal dari satu sumber, yang satu dipantulkan dan yang lain diteruskan oleh
gelas setengah cermin seperti tampak pada gambar dibawah.
cahaya ini menggantikan peran
perahu A dan B. Apabila kecepatan
cahaya itu sebesar 3 × 108 m/s dan
kecepatan eter relatif terhadap bumi
sama dengan kecepatan tangensial
bumi mengelilingi matahari yaitu
sebesar 3 × 104 m/s sehingga
diharapkan ada selisih waktu antara
tA dan tB. Adanya selisih waktu itu
diharapkan antara gelombang cahaya

Percobaan interferometer Michelson yang berasal dari pantulan cermin C1

– Merley dan C2 akan timbul perubahan pola-


pola hasil interferensi yang terjadi
Masing-masing berkas cahaya itu pada layar pengamatan. Akan tetapi
dipantulkan oleh cermin C1 dan C2
yang letaknya terhadap gelas
setengah cermin. Berkas-berkas
selama percobaan tidak pernah menunjukkan bahwa tidak ada
teramati adanya perubahan pola-pola perbedaan waktu antara tA dan tB.
interferensi yang terjadi. Hal ini
Hipotesa Percobaan Michelson dan Morley
Berdasarkan percobaan ini Michelson dan Morley menyimpulkan bahwa :
1. Hipotesa tentang eter itu tidak benar, eter itu tidak ada.
2. Kecepatan cahaya adalah sama untuk ke segala arah, tidak tergantung pada
kerangka acuan inersial.

2.1.2. Teori Relativitas Khusus


 Postulat Relativitas khusus
“semua gerak adalah relatif, kelajuan cahya dalam ruang hampa sama
bagi semua pengamat”.
Pada tahun 1905, Albert Einstein menerbitkan teori relativitas khusus, yang
menjelaskan bagaimana menafsirkan gerak pada kerangka acuan inersia yang
berbeda – yaitu, tempat-tempat yang bergerak dengan` kecepatan konstan relatif
satu sama lain. Einstein menjelaskan bahwa ketika dua benda yang bergerak
dengan kecepatan konstan sebagai gerakan relatif antara dua benda, bukannya
menarik bagi eter sebagai kerangka acuan mutlak untuk mendefiniskan apa yang
sedang terjadi.
2.1.3. Teori Relativitas Newton
Newton lebih menjelaskan tentang relativitas klasik mencakup tranformasi
sederhana diantara benda yang bergerak dan seorang pengamat pada kerangka
acuan lain yang diam (inersia).Efek dari perpindahan listrik dan gravitasi yang
berbeda-beda, seperti " persegi terbalik " hukum Newton. Di sinilah perbedaan
antara "gaya gravitasi" dan efek inersia dan momentum menjadi jelas. Secara
tradisional, inersia selalu dianggap (menurut Hukum Pertama Newton tentang
Gerak) kecenderungan tubuh "saat istirahat" atau dalam "kecepatan konstan"
relatif terhadap bumi.Karena semua benda yang diam relatif terhadap bumi sudah
bergerak dengan "kecepatan konstan" sama bumi namun hanya perubahan dalam
gerakan relatif terhadap bumi menjadi pokok permasalahan, dan setiap perubahan
tersebut mempengaruhi pola aliran massa dalam tabung kekuatan, ketika bergerak
melalui eter, pada waktu tertentu.
Momentum dan inersia adalah karena "kecenderungan" yang sama persis, yang
berhubungan akhirnya suatu kerangka acuan ke eter universal, tetapi untuk
kenyamanan-karena kita tidak memiliki "memperbaiki" mutlak pada eter belum-
kita menggunakan bergerak bumi sebagai kerangka acuan dari mana untuk
mengukur tingkat sebuah tubuh dari perubahan relatif terhadap eter, seperti bumi
mempertahankan kecepatannya relatif konstan.

(a) Dalam kerangka acuan mobil, (b) Dalam kerangka acuan tanah
2.1.4. Teori Elektromagnetik

Sekitar akhir abad kesembilan belas James Clerk Maxwell (1831 –


1879)fisikawan asal Skotlandia berhasil merumuskan secara matematis gejala
kelistrikan dan kemagnetan dengan 4 teorinya yang kita kenal sekarang dengan
teori Maxwell. Satu diantara teori itu menjelaskan tentang fenomena gelombang
elektromagnetik, yaitu perpaduan antara gelombang listrik transversal dan
gelombang magnet transversal yang saling tegak lurus satu sama lain.
Dari rumusan ini diperoleh sebuah konstanta yang memberikan deskripsi bagi
cepat rambat gelombang elektromagnetik tersebut. Jika dihitung untuk kondisi
ruang hampa, konstanta tersebut memiliki nilai 3. 108 m/s yaitu nilai yang sama
dengan kecepatan rambat cahaya, hingga akhirnya Maxwell mengambil
kesimpulan bahwa cahaya termasuk kedalam gelombang elektromagnetik.
Kesuksesan Maxwell ternyata memberikan konsekuensi yang serius
terhadap bidang keilmuan fisika pada saat itu. Teori Maxwell ternyata tidak
sejalan dengan mekanika Newton yang dianggap telah mapan. Beberapa
kontradiksi yang muncul diantaranya adalah :
 Persamaan maxwel bentuknya tidak sama terhadap transformasi
Galileo.
 Menurut mekanika Newton kecepatan cahaya seharusnya tidaklah
konstan, tetapi selalu bergantung terhadap pengamat.
 Deskripsi Maxwell tentang gelombang elektromagnetik telah
melanggar asas fisika Newton yang mensyaratkan adanya medium dalam
perambatan setiap gelombang. Keadaan inilah yang memicu lahirnya asumsi
tentang keberadaan Eter sebagai medium dari perambatan gelombang
elektromagnetik, para fisikawan saat itu sulit untuk menerima bahwa sebuah
gelombang merambat tanpa perantara. Namun pada akhirnya asumsi ini pun
gugur dengan percobaan yang dilakukan oleh Michelson dan Morley. Mereka
menunjukan bahwa selisih kecepatan yang diperoleh dari eksperimen yang
dilakukan dengan menggunakan interferometer yang mereka buat sendiri
menunjukan hasil nihil meskipun dilakukan berulang-ulang dalam waktu dan
tempat yang berbeda, hal ini menunjukan bahwa medium eter tidak mungkin
ada di alam.

2.1.5. Eter menurut Fresnel


Eter adalah ultrafine, namun sangat padat, dan terdiri dari materi listrik positif
dan negatif, yang melingkupi semua yang disebut "ruang bebas", serta ruang yang
"diduduki" oleh "massa" menurut para fisikawan eter adalah masalah yang agak
berat "karena sebagian besar ruang". Karena eter adalah stasioner, itu berarti
ditimbang yang bergerak melalui itu bukan sebaliknya.
2.1.6. Eter menurut J.J Thompson
Eter adalah transparan, karena ultra halus struktur, frekuensi tinggi, yang tidak
membiaskan atau mencerminkan cahaya tampak, karena ukuran ultrafine yang
terlalu kecil untuk bereaksi terhadap radiasi frekuensi rendah. Untuk momentively
"akses" eter dengan cara pendorong, pulsa tegangan tinggi diperlukan. Hal ini
sesuai dalam "Momentum elektromagnetik" teori Thomson, dan dikonfirmasi
dengan tes yang dilakukan oleh Nikola Tesla tahun 1891. Ada kasus khusus di
bumi, karena eter dalam jangkauan medan listrik bumi telah "dikondisikan"-yaitu,
konstanta dielektrik yang telah mengalami ketegangan listrik. Ini comports
dengan pernyataan Tesla mengenai efek dari "gaya elektrostatik cepat berbagai"
yang berasal dari bumi. Bumi memiliki momentum dalam bingkai matahari acuan,
sama seperti mobil yang bergerak memiliki momentum dalam bingkai bumi
acuan.
2.2. MATERI BERMASSA
Materi adalah setiap objek atau bahan yang membutuhkan ruang, yang
jumlahnya diukur oleh suatu sifat yang disebut massa. Secara umum materi dapat
juga didefinisikan sebagai sesuatu yang memiliki massa dan
menempati volume. Materi tersusun atas molekul-molekul, dan molekul pun
tersusun atas atom-atom. Materi umumnya dapat dijumpai dalam
empat fase berbeda, yaitu padat, cairan, gas, dan plasma (wujud zat). Namun
demikian, terdapat pula fase materi yang lain, seperti kondensat Bose-Einstein.
Materi terbagi atas dua yaitu :
1. Materi Bermassa adalah materi yang memiliki muatan, bermassa, dan
mempunyai wujud.
Contoh:
a. Proton
Proton adalah partikel subatomik dengan muatan positif sebesar
1.6 × 10-19coulomb dan massa 938 MeV (1.6726231 × 10-27 kg,
atau sekitar 1836 kali massa sebuah elektron).
b. Meson
Meson adalah partikel subatom yang terdiri dari
satu quark dan antiquark yang terikat oleh gaya nuklir kuat.
c. Barion
Barion adalah artikel yang massanya lebih besar atau sama dengan
massa proton.

2. Materi Tidak Bermassa adalah materi yang tidak bermuatan, tidak


memiliki massa, dan tidak ada wujudnya.
Contoh:
Contohnya adalah gelombang suara
Pada pertengahan tahun 1930-an, pengetahuan tentang materi tampaknya
hampir selesai yaitu bahwa materi tersusun atas proton, netron (yang
keduanya membentuk inti atom) dan electron. Namun muncul pertanyaan
baru apa yang menjaga proton-proton dan netron-netron dalam membentuk
inti? Dengan menggunakan alat akselerator yakni suatu alat yang
digunakan untuk meneliti struktur materi yang sangat kecil dengan
kecepatan tinggi. Ternyata banyak sekali partikel-partikel yang mirip
dengan proton dan netron yang dinamakan barion. Selain itu ditemukan
juga suatu partikel baru yang dinamakan meson. Pada awal 1960-an
seratus lebih partikel berhasil diidentifikasi, tetapi fisikawan belum
berhasil memahaminya.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Eter merupakan suatu zat yang sangat halus dan dipercaya memenuhi
seluruh alam semesta dan diam secara mutlak yang belum jelas keberadaannya,
teori yang membahas tentang keberadaan eter ada enam yaitu : Percobaan
A.Michelson dan E.W.Morley, Teori Relativitas Khusus, teori relativitas Newton,
Teori Elektromagnetik, Eter menurut Fresnel, dan Eter menurut J.J. Thompson.
Materi Bermassa adalah materi yang memiliki muatan, bermassa, dan
mempunyai wujud, contohnya proton, meson dan barion, sedangkan Materi Tidak
Bermassa adalah materi yang tidak bermuatan, tidak memiliki massa, dan tidak
ada wujudnya contohnya gelombang suara.
DAFTAR PUSTAKA
 Akbar, Najwa. Teknologi dan Perkembangannya: Resume Sejarah Fisika:
Perkembangan Ilmu Fisika jaman Pra sejarah sampai dengan Eter dan
Materi Bermassa.
(Terdapatdi:http://teknologiidanperkembangan.blogspot.com/2012/11/resu
me-sejarah-fisika-perkembangan-ilmu.html). Diakses pada 20 Mei 2013.
 Anonim. Eter - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.
(Internet).
(Terdapat di:http://id.wikipedia.org/wiki/Eter). Diakses pada 20 Mei 2013.

 http://heriyanipendidikanfisika.blogspot.co.id/2013/07/eter-dan-materi-
bermasa.html

 http://about-ivana.blogspot.co.id/2012/09/teori-maxwell-transformasi-
lorentz-uhjdan.html

Anda mungkin juga menyukai