OLEH
NAMA
Kata Fisika berasal dari bahasa Yunani yang berarti “alam”. Fisika adalah
ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat dan gejala pada benda-benda di alam.
Gejala-gejala ini pada mulanya adalah apa yang dialami oleh indra kita, misalnya
penglihatan menemukan optika atau cahaya, pendengaran menemukan pelajaran
tentang bunyi, dan indra peraba yang dapat merasakan panas.
Bidang fisika secara garis besar terbagi atas dua kelompok, yaitu fisika klasik
dan fisika modern. Fisika klasik bersumber pada gejala-gejala yang ditangkap
oleh indra. Fisika klasik meliputi mekanika, listrik magnet, panas, bunyi, optika,
dan gelombang yang menjadi perbatasan antara fisika klasik dan fisika modern.
Fisika modern berkembang mulai abad ke-20, sejak penemuan teori relativitas
Einstein dan radioaktivitas oleh keluarga Curie.
Dengan adanya teori relativitas yang dikemukakan oleh para ilmuan kita
dapat mengetahui apakah eter utu benar-benar ada atau hanya omong kosong
belaka. Selain itu eistain salah satu penemu teori relativitas dia juga
mengemukakan pendapatnya tentang materri.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.ETER
Pada tahun 1905, sebuah koran harian Jerman, Annalen der Physik, memuat
sebuahtulisan penting oleh seorang pegawai kantor hak paten di Berne, Swiss.
Pegawai tersebut adalah Albert Einstein. Tulisan tersebut menjelaskan
garis besar Teori Relativitas Khusus, sebuah teori fisika revolusioner yang
membuang konsep tentang gerak absolut menjadi gerak relatif dalam konteks
kontinu empat-dimensi ruang-waktu. Konsep yang kemudian terbukti menjadi
revolusi fisika paling mendalam sejak zaman Newton.
Sekitar sepuluh tahun kemudian, berdasarkan pada karya awalnya, Einstein
merumuskan Teori Relativitas Umum di mana ia menawarkan solusi baru pada
suatu masalah besar yaitu gravitasi, dengan mempostulasikan suatu karakter non-
Euclidean pada kontinu ruang-waktu. Bersama-sama, kedua teori tersebut
membentuk suatu cara pandang yang diperbarui secara radikal terhadap alam
semesta fisis, suatu pendekatan yang menyelesaikan banyak kesulitan dari
mekanika klasik dan menyiapkan jalan untuk kemajuan-kemajuan besar fisika
abad ke-20. Dr. Einstein yang menjelaskan aspek-aspek kedua teori
yaitu Ether dan Relativitas(1920), yang disampaikan pada Universitas
Leiden, ia menjelaskan sifat-sifat yang diperlukan oleh ruang eter oleh teori
relativitas. Sedangkan Geometri dan Pengalaman (1921), diberikan pada Akademi
Sains Prusia, menjelaskan batas-batas di dalam mana geometri Euclidean atau
sebarang sistem geometrik praktis lainnya dapat dianggap mendekati kebenaran
dalam hubungannya dengan konsep tentang alam semesta berhingga (finite
universe).Kedua pernyataan tersebut dicetak ulang dalam bentuk lengkapnya;
keduanya menampilkan gagasan-gagasan elegan dalam gaya prosa yang
sederhana tanpa persamaan- persamaan yang rumit atau terminologi-terminologi
yang sulit dimengerti; keduanya menawarkan kepada baik para ilmuwan maupun
kalangan awam suatu wawasan yang dalam tentang dasar-dasar pemikiran dari
seorang fisikawan terbesar abad ke-20. Salah satu perkembangan pemikiran yang
kiranya patut dicatat adalah, dalampernyataan di Leiden Einstein mengakui bahwa
hipotesis tentang eter tidak dengan sendirinya bertentangan dengan
Teori Relativitas Khusus. Padahal dalam makalah aslinya tentang
TeoriRelativitas Khusus. Pada tahun 1905 ia jelas-jelas menyatakan bahwa
gagasan tentang eter bersifat terlalu mengada-ada. Jadi, dapat dikatakan, bahwa
belakangan Einstein pun mengakui adanya semacam eter meski bentuknya
mungkin tidak persis seperti yang dibayangkan orang sebelum lahirnya
Teori Relativitas Khusus dan Teori Relativitas Umum. Interaksi oleh eter dewasa
ini dibayangkan oleh para fisikawan terjadi lewat pancaran
gelombang graviton (dari kata gravitasi), yang sayangnya juga belum berhasil
dibuktikan keberadaannya secara meyakinkan; dengan kata lain harus dimengerti
sebagai suatu masalah teoretis yang belum sepenuhnya selesai.
Permasalahan ini barangkali akan lebih menarik jika digabungkan dengan
sebuah kontradiksi lain dalam astrofisika modern, yaitu bahwa jumlah total massa
alam semesta yang dapat diamati baru sekitar 1-10% dari jumlah total massa yang
diperlukan untuk menjamin (secara teoretis) bahwa alam semesta sedang
mengembang mendekati laju ekspansi kritisnya (sesuai data pengamatan). Atau
dengan kata lain, 90-99% massa alam semesta ini tidak dapat diobservasi dengan
cara apapun, atau disebut 'massa yang hilang' (hidden matter). Maka ada paling
sedikit 3 kemungkinan :
a) teori yang menetapkan laju ekspansi kritis alam semesta tersebut tidak
valid atau keliru; atau
b) ukuran yang dipakai untuk 'menimbang' jumlah massa tadi tidak akurat,
karena memang cuma mengandalkan beberapa hipotesis dan teropong
bintang, termasuk di sini pertanyaan lama yaitu apakah ruang (eter) antara
benda-benda cellestial tersebut dianggap tidak bermassa ataukah bermassa
(positif atau negatif); atau
c) definisi kita tentang bagaimana bentuk ruang-waktu dan seberapa luas
alam semesta sesungguhnya (apakah berhingga atau tak berhingga) dan
apakah itu sebanding dengan ketelitian teropong kita yang paling handal
sekalipun. Jangan-jangan alam semesta ternyata lebih rumit dan lebih luas
dari -bahkan- imajinasi kita yang paling absurd sekalipun.
Kalau eter tersebut tidak dapat dirasakan, dipikirkan, dan juga tidak
diperlukan kehadirannya (sebagai medium untuk interaksi jarak jauh); maka
mengapa harus bersusah-payah membuat hipotesis tentangnya? Tetapi, tunggu
dulu, kata Einstein. Tanpa eter, bagaimana kita lalu dapat menerangkan interaksi
pada suatu jarak (action at a distance) ? Lagipula, menurut Teori Relativitas
Umum, bentuk geometri ruang-waktu dipengaruhi oleh materi; dengan kata lain
tidak ada ruang-waktu tanpa materi, atau tidak ada ruang-hampa (karena ruang
senantiasa mengandaikan materi). Tetapi kalau eter tersebut -paling tidak secara
teoretis- ternyata kita perlukan, maka ia haruslah mampu memberi bentuk pada
ruang-waktu oleh pengaruh materi, namun ia sendiri tidak boleh termasuk dalam
jenis materi yang dapat ditimbang (ponderable masses).
Ada beberapa teori tentang eter dan beberapa tokoh yang megupas tentang
masalah eter :
Teori yang berhubungan dengan eter :
2.1.1. Percobaan A.Michelson dan E.W.Morley
Spesialisasi Michelson adalah pengukuran dengan ketelitian yang tinggi, dan
selama berpuluh-puluh tahun hasil pengukuran kelajuan cahayanya merupakan
yang terbaik. Ia mendefinisikan kembali pembakuan ukuran meter dengan
memakai panjang gelombang garis spektrail khusus dan merancang interferometer
yang dapat menentukan diameter bintang (bintang tampak sebagai bintik cahaya
walaupun kita memakai teleskop yang sangat kuat ).
Gerak perahu menyeberangi sungai, perahu A bergerak tegak lurus arus sungai
dan perahu B sejajar dengan arus sungai
Perahu A bergerak menyeberangi sungai dalam lintasan tegak lurus sungai dan
perahu B bergerak dengan lintasan sejajar arus sungai. Dengan membandingkan
waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak pulang pergi dalam lintasan tegak
lurus arus sungai dan waktu yang diperlukan untuk menempuh lintasan yang
sejajar arus sungai dalam jarak yang sama yaitu d seperti pada
gambar diatas. Jika kecepatan perahu itu c, dan kecepatan aliran sungai adalah v.
(a) Dalam kerangka acuan mobil, (b) Dalam kerangka acuan tanah
2.1.4. Teori Elektromagnetik
http://heriyanipendidikanfisika.blogspot.co.id/2013/07/eter-dan-materi-
bermasa.html
http://about-ivana.blogspot.co.id/2012/09/teori-maxwell-transformasi-
lorentz-uhjdan.html