Anda di halaman 1dari 2

TUGAS I TEKNOLOGI PRODUK

TABITA KRISTINA M. (2016620035), E

PENGOLAHAN BAHAN BAKAR ALTERNATIF (BIODIESEL) MENGGUNAKAN


BAHAN BAKU MINYAK KELAPA SAWIT (PALM OIL)

Raw material (bahan baku) merupakan produk awal yang digunakan untuk membuat
produk akhir. Pada proses pembuatan biodiesel yakni bahan bakar alternatif untuk mesin berbahan
bakar diesel, digunakan bahan baku yaitu minyak hewan atau minyak nabati. Biodiesel merupakan
solusi untuk menggantikan bahan bakar fosil sebagai sumber energi transportasi dunia. Biodiesel
bersifat biodegradable, yang artinya hampir tidak mengandung sulfur dan bahan bakar tak
terbarukan. Minyak nabati yang menjadi bahan baku produk biodiesel tersebut diambil dari
tumbuhan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) yang melalui serangkaian proses deodorisasi dan
bleaching dari CPO (Crude Palm Oil) sehingga menjadi RBDPO (Refined Bleached Deodorized
Palm Oil).
Base chemical merupakan produk hasil dari raw material yang telah melalui proses untuk
menghasilkan bahan kimia anorganik, petrochemicals dan turunannya. Minyak kelapa sawit
(RBDPO) sebagai raw material kemudian direaksikan dengan methanol dengan bantuan katalis
sodium metoxide dalam reaktor. Untuk meminimalisir kadar sabun yang terbentuk akibat FFA
(free fatty acid/asam lemak bebas) dalam RBDPO maka diberi tambahan HCl. Reaksi yang terjadi
merupakan reaksi esterifikasi dan transesterifikasi. Kemudian produk base chemical yang
dihasilkan yaitu glycerine dan methyl ester. Glycerine merupakan produk samping yang dapat
dimanfaatkan dalam industri kosmetik, farmasi, kedokteran, dan kontrasepsi. Fatty mater
digunakan sebagai bahan baku pelumas/oli.
Intermediate material merupakan produk olahan yang dihasilkan dari base chemical dan
akan diproses lebih lanjut menjadi consumer goods. Produk base chemical yaitu methyl ester akan
mengalami pemisahan dan pemurnian dalam centrifugal separator sehingga terpisahkan lagi
antara water/glycerine phase (mengandung methanol), dan methyl ester (bebas gliserin, katalis,
dan sabun). Kemudian methyl ester dikeringkan untuk menghilangkan kandungan moisture dan
methanol didalamnya. Ditambahkan pula NaOH untuk proses netralisasi (mengontrol nilai acid
value). Glycerine juga melalui tahapan proses pemisahan sehingga menghasilkan fatty matter yang
dapat digunakan sebagai bahan baku pelumas/oli. Proses purifikasi akan menghasilkan
intermediate material yaitu dried methyl ester dan fatty matter.
Consumer goods merupakan produk akhir yang dapat langsung dimanfaatkan oleh
konsumen. Dalam hal ini, dried methyl ester akan dicampurkan dengan solar untuk menjadi bahan
bakar ramah lingkungan (biodiesel). Pemerintah saat ini telah mengupayakan implementasi
program B30 (kandungan biodiesel 30% dan solar 70%) untuk sektor transportasi dan juga sektor
pertambangan.

DAFTAR PUSTAKA:

Baharsyah, Aji dan Supriyandi. (2013). “Optimasi Proses Pembuatan Biodiesel Berbantukan
Gelombang Ultrasonik dari Blending Minyak Kelapa Sawit (Crude Palm Oil) dan Minyak
Jarak (Jatropha Curcas Oil). Teknik Kimia. FT UNDIP. Semarang.

Buasri, Achanai., dkk. (2009). Biodiesel from Crude Palm Oil with a High Content of Free Fatty
Acids and Fuel Properties: Faculty of Engineering and Industrial Technology. Silpakorn
University. Thailand.

Sugiyono, Agus. (2006). “Peluang Pemanfaatan Biodiesel dari Kelapa Sawit Sebagai Bahan Bakar
Alternatif Pengganti Minyak Solar di Indonesia”. Prospek Pengembangan Bio-fuel Sebagai Bahan
Bakar Minyak. Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai