Anda di halaman 1dari 4

A.

Pengkajian
B. Analisa Data

No Data Penunjang Kemungkinan Penyebab Masalah


1 Data Subjektif: Proses penyakit (infeksi) Hipertermia
a. Ibu pasien mengatakan An. P
demam
b. Ibu pasien mengatakan An. P
mengalami kejang-kejang

Data Objektif:
a. Suhu tubuh pasien diatas nilai
normal yaitu 40,40C
b. Pasien mengalami kejang
c. Kulit terasa hangat

2 Data Subjektif: Gangguan neurologis (gangguan Pola napas tidak efektif


a. Ibu pasien mengatakan An. P
kejang)
mengalami sesak napas
Data Objektif:
a. Pasien tampak menggunakan otot
bantu pernapasan
b. Pola napas abnormal (takipnea)

3 Data Subjektif : Diare Risiko


Ketidakseimbangan
a. Ibu pasien mengatakan An. P
Elektrolit
sudah 4 kali BAB cair dalam
sehari

Data Objektif :
a. Pasien tampak lemah
b. Konsistensi BAB cair
C. Diagnosa Yang Muncul
1. Hipertermia Berhubungan dengan Proses Penyakit (Infeksi)
2. Pola Napas Tidak Efektif Berhubungan dengan Gangguan neurologis (Gangguan
Kejang)
3. Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit Berhubungan dengan Diare

D. Intervensi Keperawatan

NO. Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi


(SDKI) (SLKI) (SIKI)
1 Hipertermia Termoregulasi Manajemen Hipertermia
Berhubungan dengan
Proses Penyakit (Infeksi) Definisi: Pengaturan suhu tubuh Definisi: Mengidentifikasi dan
agar tetap berada pada rentang mengelola peningkatan suhu tubuh
Domain: D.0130 normal. akibat disfungsi termoregulasi.
Kategori: Lingkungan
Subkategori: Keamanan Setelah dilakukan tindakan Tindakan:
dan Proteksi keperawatan 3x24 jam Observasi
diharapkan pasien dapat 1.1. Monitor suhu tubuh
Definisi: Suhu tubuh memenuhi kriteria hasil berikut: 1.2. Monitor haluaran urine
meningkat diatas rentang 1.3. Monitor komplikasi akibat
normal 1.1. Menggigil (4) hipertermia
1.2. Kulit merah (4) Terapeutik
1.3. Kejang (4) 1.4. Sediakan lingkungan yang dingin
1.4. Pucat (4) 1.5. Loggarkan atau lepaskan pakaian
1.5. Takikardi (4) 1.6. Basahi dan kipasi permukaan
1.6. Takipnea (4) tubuh
1.7. Berikan cairan oral
Keterangan Skala: 1.8. Lakukan pendinginan eksternal
1: Menurun (mis. Kompres dingin pada dahi,
2: Cukup Menurun leher, dada, abdomen, dan aksila)
3: Sedang 1.9. Hindari pemberian antipiretik
4: Cukup Meningkat atau aspirin
5: Meningkat 1.10. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
1.1. Suhu tubuh (4) 1.11. Anjurkan tirah baring
1.2. Suhu kulit (4) Kolaborasi
1.3. Pengisian kapiler (4) 1.12. Kolaborasi pemberian cairan
dan elektrolit intravena, jika
Keterangan Skala: perlu.
1: Memburuk
2: Cukup Memburuk
3: Sedang
4: Cukup Membaik
5: Membaik
2 Pola Napas Tidak Efektif Pola Napas Manajemen Jalan Napas
Berhubungan dengan
Gangguan neurologis Definisi: Inspirasi dan/atau Definisi: Mengidentifikasi dan
(Gangguan Kejang) ekspirasi yang memberikan mengelola kepatenan jalan napas.
ventilasi adekuat.
Domain: D.0005 Tindakan:
Kategori: Fisiologis Setelah dilakukan tindakan Observasi
Subkategori: Respirasi keperawatan diharapkan pasien 2.1. Monitor pola napas (frekuensi,
dapat memenuhi kriteria hasil kedalaman, usaha napas)
Definisi: Inspirasi dan/ berikut: Terapeutik
atau ekspirasi yang tidak 2.1. Dispnea (4) 2.2. Pertahankan kepatenan jalan
memberikan ventilasi 2.2. Penggunaan otot bantu napas dengan head-tilt dan
adekuat. napas (4) chin-lift
2.3. Pemanjangan fase 2.3. Posisikan semi fowler atau
ekspirasi (4) fowler
2.4. Pernapasan cuping hidung 2.4. Berikan minum hangat
(4) 2.5. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
Keterangan Skala: 2.6. Anjurkan asupan cairan 2000
1: Meningkat ml/hari, jika tidak
2: Cukup Meningkat kontraindikasi.
3: Sedang
4: Cukup Menurun Manajemen Kejang
5: Menurun
Definisi: Mengidentifikasi dan
Status Neurologis mengelola kontraksi otot dan
gerakan yang tidak terkendali
Definisi: Kemampuan sistem
saraf perifer dan pusat untuk Tindakan
menerima, mengolah dan Observasi
merespon stimulus internal dan 2.1 Monitor terjadinya kejang
eksternal. berulang
2.2 Monitor karakteristik kejang
Setelah dilakukan tindakan (mis. Aktivitas motorik, dan
keperawatan diharapkan pasien progresi kejang
dapat memenuhi kriteria hasil 2.3 Monitor status neurologis
berikut: 2.4 Monitor tanda-tanda vital
2.1. Tingkat kesadaran (4) Terapeutik
2.2. Reaksi pupil (4) 2.5 Baringkan pasien agar tidak
terjatuh
Keterangan Skala: 2.6 Pertahankan kepatenan jalan
1: Menurun napas
2: Cukup Menurun 2.7 Longgarkan pakaian, terutama
3: Sedang dibagian leher
4: Cukup Meningkat 2.8 Catat durasi kejang
5: Meningkat 2.9 Pasang akses IV, jika perlu
2.10 Berikan oksigen, jika perlu
2.1. Frekuensi kejang (4) Edukasi
2.2. Hipertermia (4) 2.11 Anjurkan keluarga menghindari
2.3. Pucat (4) memasukkan apapun kedalam
mulut pasien saat periode
Keterangan Skala: kejang
1: Meningkat 2.12 Anjurkan keluarga tidak
2: Cukup Meningkat menggunakan kekerasan untuk
3: Sedang menahan gerakan pasien
4: Cukup Menurun Kolaborasi
5: Menurun 2.13 Kolaborasi pemberian
anikonvulsan, jika perlu
3 Risiko Eliminasi Fekal Manajemen Diare
Ketidakseimbangan
Elektrolit Berhubungan Definisi: Proses defekasi Definisi: Mengidentifikasi dan
dengan Diare normal yang disertai dengan mengelola diare dan dampaknya
pengeluaran feses mudah dan
Domain: D.0087 konsistensi, frekuensi serta Tindakan
Kategori: Fisiologis bentuk feses normal. Observasi
Subkategori: Nutrisi dan 3.1. Identifikasi riwayat pemberian
Cairan Setelah dilakukan tindakan makanan
keperawatan diharapkan pasien 3.2. Monitor warna, volume,
Definisi: Berisiko dapat memenuhi kriteria hasil frekuensi, dan konsistensi tinja
mengalami perubahan berikut: 3.3. Monitor jumlah pengeluaran
kadar serum elektrolit. 3.1. Konsistensi feses (4) diare
3.2. Frekuensi defekasi (4) Terapeutik
3.3. Peristaltik usus (4) 3.4. Berikan asupan cairan oral
(mis. Oralit)
Keterangan Skala: 3.5. Berikan cairan intravena (mis.
1: Memburuk Ringer asetat, ringer laktat),
2: Cukup Memburuk jika perlu
3: Sedang Edukasi
4: Cukup Membaik 3.6. Anjurkan makanan porsi kecil
5: Membaik dan sering secara bertahap

Anda mungkin juga menyukai