Anda di halaman 1dari 6

TAKE HOME TEST

PERILAKU KEORGANISASIAN

Dosen Pembimbing: Dr. Fransiskus Xaverius Supriyono, Drs., M.M.


Dibuat Oleh: Marcella Nobel
NPM: 2016130152
Kelas: B

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

BANDUNG

2019
Ada beberapa factor penentu kepuasan kerja, coba sebutkan beberapa factor penentunya beserta
penjelasan secukupnya!
Jawaban:

 Menurut Kreitner dan Kinicki (2001) terdapat 5 faktor yang mempengaruhi kepuasan bekerja,
yaitu:
1. Pemenuhan kebutuhan (Need fulfillment)
Kepuasan ditentukan oleh tingkatan karakteristik pekerjaan memberikan kesempatan pada
individu untuk memenuhi kebutuhannya.
2. Perbedaan (Discrepancies)
Kepuasan merupakan suatu hasil memenuhi harapan. Pemenuhan harapan mencerminkan
perbedaan antara apa yang di harapkan dan apa yang di peroleh individu dari pekerjaannya.
Bila harapan lebih besar dari apa yang di terima, orang tidak puas. Sebaliknya individu akan
puas apabila menerima manfaat di atas harapan.
3. Pencapaian nilai (Value attainment)
Kepuasan merupakan hasil dari persepsi pekerjaannya memberikan pemenuhan nilai kerja
individual yang penting.
4. Keadilan (Equity)
Kepuasan merupakan fungsi dari seberapa adil individu diperlakukan di tempat kerja
5. Komponen genetik (Genetic components)
Kepuasan kerja merupakan fungsi sifat pribadi dan faktor genetik. Hal ini menyiratkan
perbedaan sifat individu mempunyai arti penting untuk menjelaskan kepuasan kerja di
samping karakteeristik lingkungan pekerjaan.
 Menurut Goerge dan Jones (2008) terdapat 4 faktor yang mempengaruhi kepuasan bekerja, yaitu:
1. Personality
Cara pandang seseorang dalam bekerja terbentuk karena perasaan, pikiran, dan keyakinan,
meliputi: pemanfaatan kemampuan, prestasi kerja, kemajuan, kreativitas kerja, dan
kemandirian dalam melaksanakan tugas.
2. Values
Nilai-nilai kerja seseorang dalam bekerja terdiri dari 2, yaitu yang bersifat intrinsik maupun
ekstrinsik, terdiri dari: imbalan, pengakuan, tanggungjawab, jaminan kerja, dan layanan
sosial. Seorang karyawan yang memiliki nilai intrinsic yang kuat (tinggi) lebih merasakan
kepuasan kerja, tanpa memperhatikan tingkat penggajian, walaupun gaji merupakan alat
untuk memberikan kebutuhan kepuasan pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan
seseorang dengan nilai intrinsiknya lemah.
3. Work Conditions
Situasi kerja yang terbentuk karena pekerjaan itu sendiri, rekan kerja, supervisor, bawahan
dan kondisi fisik, terdiri dari: wewenang, hubungan dengan atasan, pengawasan teknis,
keberagaman tugas, dan kondisi kerja.
4. Social Influence
Pengaruh yang terbentuk karena rekan kerja, kelompok dan budaya organisasi, meliputi:
aktivitas atau kegiatan, kebijakan perusahaan, rekan kerja, nilai moral dan status.
 Menurut Blum (1956) dan Syaiin (2007) terdapat 5 faktor yang mempengaruhi kepuasan bekerja,
yaitu:
1. Faktor individu
Faktor-faktor yang berhubungan langsung individu seseorang seperti, umur, kesehatan,
watak, dan harapan.
2. Faktor sosial
Faktor-faktor yang berada di sekeliing seorang individu seperti, hubungan kekeluargaan,
pandangan masyarakat, kesempatan berkreasi, kegiatan perserikatan pekerjaan, kebebasan
berpolitik, dan hubungan ke masyarakatan.
3. Faktor utama
Faktor-faktor yang menjadi alasan utama untuk mencapai kepuasan bekerja seperti, upah,
pengawasan, ketentraman dalam kerja, kondisi kerja, kesempatan untuk maju

Jelaskan tentang “Job Facets”, dan berikan setidaknya 5 macam beserta penjelasannya!
Jawaban:
Suatu pekerjaan memiliki facet-nya tersendiri, pekerjaan yang memiliki atau mengandung banyak facet
adalah pekerjaan yang menimbulkan kepuasan bekerja. Pada Job Facets ini kita harus focus pada situasi
di tempat kerja dengan menguraikan suatu pekerjaan kedalam komponen elemen atau job facets dan
melihat bagaimana kepuasaan bekerja dari masing-masing facets.
1. Co-Worker Relation
Sejauh mana seorang individu membangun hubungan dekat dengan rekan kerja dan juga
meningkatkan kepercayaan dan rasa hormat satu dengan yang lain.
2. Supervisor Relation
Melihat kualitas dan kuantitas dari feedback, encouragement, dukungan dan juga melihat
bagaimana penilaian para pekerja terhadap kompetensi dari supervisor.
3. The Nature of The Work Itself
Komponen pekerjaan yang berkaitan dengan sifat pengalaman kerja (tingkat tantangan, variasi,
otonomi, dan kontrol), banyaknya tugas yang harus dilakukan, lamanya waktu untuk lakukan
mereka termasuk kepentingan yang dirasakan dari pekerjaan, serta sejauh mana pekerjaan
memberikan kesenangan intrinsic dan memenuhi kebutuhan akan pengakuan, kreativitas, dan
pengembangan keterampilan.
4. Working Condition
Dilihat dari bagaimana fleksibilitas jam kerja, kecukupan istirahat, pengganti, serta kualitas
estetika lingkungan fisik, tingkat kebisingan keseluruhan, kecukupan panas, ventilasi,
pencahayaan, dan penataan ruang.
5. Pay or Promotion Opportunities
Memperhatikan kecukupan dalam pembayaran gaji dan upah serta memperhatikan keadilan
dalam kompensasi, tunjangan terbatas, dan kesempatan untuk advancement, yang dilihat dari
keamanan dari pekerjaan tersebut.
Jelaskan mengenai “The Two Factor Theory”, gambarkan disertai dengan komponen-
komponennya!
Jawaban:
1. Carrot & Stick Theory
Teori ini menggambarkan perumpamaan apabila seekor keledai diberikan atau diiming-imingi
wortel dan dipukul atau dicambuk dengan tongkat. Carrot disini berarti adalah sebuah reward,
hadiah apa yang akan didapatkan seorang individu apabila berhasil menyelesaikan pekerjaannya
dengan baik. Dan Stick disini berarti apa hukuman yang akan diterima oleh seorang individu
apabila ia tidak mengerjakan pekerjaannya dengan baik.

2. X & Y Theory
Teori X dan Y ini merupakan teori yang dikemukakan oleh Douglas McGregor tentang
bagaimana pembawaan sebuah organisasi dapat mempengaruhi karyawan dan pegawainya.

a. X Theory
Apabila sebuah organisasi yang pemimpinnya mengadopsi X Theory berarti menganggap
bawahan mereka cenderung kurang termotivasi dalam melakukan pekerjaannya, atau bahkan
tidak menyukai apa yang sedang mereka lakukan ketika mereka sedang bekerja. Dalam teori
ini, pemimpin cenderung akan memberikan hadiah atau ancaman terhadap para pekerjanya.
Tipe-tipe pekerja menurut X Theory:
- Tidak menyukai pekerjaan mereka
- Menghindari kewajiban mereka
- Harus dikontrol, diancam, dan diawasi agar dapat optimal dalam mengerjakan pekerjaan
mereka
- Harus diawasi dalam setiap step atau tahapan kerjanya
- Tidak berambisi untuk bekerja, atau harus diberikan hadiah agar mereka dapat bekerja.
Menurut McGregor, karyawan yang harus diatur menggunakan X Theory ini cenderung
minoritas. Namun ketika kita dihadapkan dengan sebuah perusahaan dengan pekerja yang
cukup banyak, terkadang X Theory ini mungkin diperlukan untuk mengatur kualitas
pekerjanya.
b. Y Theory
Apabila sebuah organisasi yang pemimpinnya mengadopsi Y Theory cenderung melihat
pegawainya sebagai pegawai yang optimistik, dan melihat pekerjaan mereka sebagai sesuatu
yang menantang. Mereka juga cenderung memiliki positive opinion terhadap pegawai
mereka. Pemimpin tersebut juga cenderung menyemangati pekerjanya untuk terus menerus
menggapai hal yang baru. Berbeda dengan X Theory, pemimpin yang mengadopsi teori ini
cenderung lebih terbuka terhadap pegawainya dan terus mendukung pegawainnya daripada
mengatur dan mengawasi mereka setiap saat. Tipe-Tipe pekerja menurut Y Theory:
- Bekerja dengan bahagia dan sukarela dengan inisiatif dari diri mereka sendiri
- Lebih ikut turun tangan dalam pemilihan keputusan
- Self-motivated ketika mengerjakan tugas mereka
- Dapat menyelesaikan tugas dengan kreatif dan inovatif
- Melihat pekerjaan sebagai sesuatu yang menantang
Teori Y ini melihat pegawai sebagai sesosok pekerja yang memiliki motivasi dan keinginan
untuk berkembang yang lebih tinggi lagi. Ini melambangkan peningkatan keinginan pekerja
untuk memiliki meaningful career yang bisa menunjang mereka selain uang.
3. Herzberg Theory
Herzberg menyatakan bahwa ada faktor yang menyebabkan kepuasan berkerja tetapi ada juga
factor yang menyebabkan ketidakpuasan bekerja. Factor-faktor tersebut adalah Hygiene Factor
dan Motivation Factor.
- Hygiene Factor
Hygiene factors adalah faktor pekerjaan yang penting untuk adanya motivasi di tempat
kerja. Faktor ini tidak mengarah pada kepuasan positif untuk jangka panjang. Tetapi jika
faktor-faktor ini tidak hadir, maka muncul ketidakpuasan. Faktor ini adalah faktor
ekstrinsik untuk bekerja. Faktor ini juga disebut sebagai dissatisfiers atau faktor
pemeliharaan yang diperlukan untuk menghindari ketidakpuasan. Hygiene factors adalah
gambaran kebutuhan fisiologis individu yang diharapkan untuk dipenuhi. Factor ini
meliputi gaji, kehidupan pribadi, kualitas supervisi, kondisi kerja, jaminan kerja,
hubungan antar pribadi, kebijaksanaan dan administrasi perusahaan.
- Motivation Factor
Faktor-faktor yang melekat dalam pekerjaan dan memotivasi karyawan untuk sebuah
kinerja yang unggul disebut sebagai faktor pemuas. Faktor motivasi dikaitkan dengan isi
pekerjaan mencakup keberhasilan, pengakuan, pekerjaan yang menantang, peningkatan
dan pertumbuhan dalam pekerjaan.

Apa yang dimaksud dengan Organizational Commitment? Sebutkan dan Jelaskan tipenya!
Jawaban:
Organizational Commitment adalah sikap karyawan yang tertarik dengan tujuan, nilai dan sasaran
organisasi yang ditunjukan dengan adanya penerimaan individu atas nilai dan tujuan organisasi serta
memiliki keinginan untuk berafiliasi dengan organisasi dan kesediaan bekerja keras untuk organisasi
sehingga membuat individu betah dan tetap ingin bertahan di organisasi tersebut demi tercapainya tujuan
dan kelangsungan organisasi. Organizational Commitment ini sendiri terdiri dari 3 tipe, yaitu:
1. Affective Commitment, terjadi apabila karyawan ingin menjadi bagian dari organisasi karena
adanya ikatan emosional (emotional attachment) atau merasa mempunyai nilai sama dengan
organisasi,
2. Continuance Commitment, yaitu kemauan individu untuk tetap bertahan dalam organisasi karena
tidak menemukan pekerjaan lain atau karena rewards ekonomi tertentu,
3. Normative Commitment, timbul dari nilai-nilai karyawan. Karyawan bertahan menjadi anggota
organisasi karena ada kesadaran bahwa berkomitmen terhadap organisasi merupakan hal yang
memang seharusnya dilakukan.
Apa yang dimaksud dengan “reinforcement”? Bedakan antara negative reinforcement dan
punishment!
Jawaban:
Reinforcement adalah proses penguatan atau pengukuran perilaku seorang individu. Reinforcement
memiliki 4 tipe:
1. Positive Reinforcement
Positive Reinforcement mendorong perilaku yang diinginkan (desired behavior) melalui
konsekuensi positif atas terjadinya perilaku yang diinginkan.
2. Negative Reinforcement
Negative Reinforcement meningkatkan peluang terjadinya perilaku yang diinginkan (desired
behavior), melalui peniadaan akibat negative katika seseorang melakukan perilaku tertentu
3. Extinction
Extinction menurunkan undesired behavior. Tipe ini akan efetif apabila dilakukan terus-menerus
agar perilaku dapat berubah.
4. Punishment
Punishment penerapan sanksi tertentu bila seseorang melakukan undesired behavior.
Perbedaan Negative Reinforcement dan Punishment, dalam Negative Reinforcement cara yang digunakan
adalah dengan menghilangkan suatu perilaku contohnya seperti seorang guru yang berhenti untuk
menegur murid yang sudah berkali-jkali tidak mengerjakan tugas. Sedangkan dalam Punishment cara
yang digunakan adalah dengan menambahkan sebuah perilaku, contohnya bagi murid yang tidak
mengerjakan tugas diberi hukuman pengurangan nilai.

Anda mungkin juga menyukai