Anda di halaman 1dari 34

BAB II

GAMBARAN UMUM WILAYAH

2.1. Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik


2.1.1. Geografis
Secara geografis Kabupaten Cianjur terletak di tengah Propinsi Jawa Barat, diantara 6021’ - 7025’
Lintang Selatan dan 106042’ - 107025’ Bujur Timur. Wilayah Kabupaten Cianjur terbagi dalam 3 bagian :
Wilayah Cianjur Utara, Wilayah Cianjur Tengah, dan Wilayah Cianjur Selatan. Wilayah Cianjur Utara yang
merupakan dataran tinggi terletak di kaki Gunung Gede dengan titik tertinggi pada ketinggian 2.962 m dpl
(meter di atas permukaan laut). Wilayahnya juga meliputi daerah Puncak dengan ketinggian sekitar 1.450
m, Kota Cipanas (Kecamatan Cipanas dan Pacet) dengan ketinggian sekitar 1.110 m, serta Kota Cianjur
dengan ketinggian sekitar 450 m di atas permukaan laut. Sebagian wilayah ini merupakan dataran tinggi
pegunungan dan sebagian lagi merupakan perkebunan dan persawahan. Wilayah Cianjur Tengah
merupakan perbukitan, tetapi juga terdapat dataran rendah persawahan, perkebunan yang dikelilingi oleh
bukit - bukit kecil yang tersebar dengan keadaan struktur tanahnya yang labil. Terakhir, Wilayah Cianjur
Selatan merupakan dataran rendah yang terdiri dari bukit - bukit kecil dan diselingi oleh pegunungan -
pegunungan yang melebar ke Samudra Hindia, di antara bukit - bukit dan pegunungan tersebut terdapat
pula persawahan dan ladang huma. Dataran terendah di selatan Cianjur mempunyai ketinggian sekitar 7 m
dpl. Setiap bagian wilayah memiliki kekhasan yang dapat dimanfaatkan melalui pengembangan potensi
dalam mendukung kegiatan perekonomian masyarakatnya. Namun kondisi tersebut tidak terlepas pula dari
permasalahan yang dibatasi oleh kondisi geografis yang memiliki kerentanan dan kelabilan tanah, sehingga
dalam pengelolaannya diperlukan strategi yang tepat.
2.1.2. Administratif

Secara Administrasi Wilayah Kabupaten Cianjur memiliki luas kurang lebih 361.435 Ha (sumber : RTRW
Kabupaten Cianjur), terdiri dari 32 kecamatan dengan 354 desa dan 6 kelurahan yang mencakup 2.746
Rukun Warga dan 10.384 Rukun Tetangga. Secara administratif Kabupaten Cianjur berbatasan dengan :
Adapun batas wilayah Kabupaten Cianjur adalah :
 Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Purwakarta
 Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Garut
 Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Samudra Indonesia
 Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Sukabumi

Lebih jelasnya mengenai jumlah desa/kelurahan per kecamatan dan luas wilayah lihat Tabel 2.1
Tabel 2.1
Nama, Luas Wilayah Per-Kecamatan Dan Jumlah Kelurahan
Luas Wilayah
Jumlah Desa/ Administratif Terbangun
No Kecamatan
Kelurahan (%) thd (%) thd
(Ha) (Ha)
total total
1 Agrabinta 11 Desa 19.265,32 0.05 366,82 0.02
2 Leles 12 Desa 11.432,03 0.03 1.369,26 0.06
3 Sindangbarang 11 Desa 15.907,56 0.04 552,19 0.03
4 Cidaun 14 desa 29.551,23 0.08 442,87 0.02
5 Naringgul 11 Desa 28.132,43 0.08 586,40 0.03
6 Cibinong 14 Desa 23.547,77 0.07 6.426,79 0.30
7 Cikadu 10 Desa 18.866,44 0.05 635,08 0.03
8 Tanggeung 12 Desa 5.980,15 0.02 972,88 0.05
Luas Wilayah
Jumlah Desa/ Administratif Terbangun
No Kecamatan
Kelurahan (%) thd (%) thd
(Ha) (Ha)
total total
9 Kadupandak 14 Desa 10.440,78 0.03 610,24 0.03
10 Cijati 10 Desa 4.902,15 0.01 725,96 0.03
11 Pagelaran 14 Desa 19.943,66 0.06 1.679,54 0.08
12 Sukanagara 10 Desa 17.404,94 0.05 779,69 0.04
13 Takokak 9 Desa 14.216,47 0.04 1.159,79 0.05
14 Campaka 11 Desa 14.374,76 0.04 905,08 0.04
15 Campakamulya 5 Desa 7.426,56 0.02 426,19 0.02
16 Cibeber 18 Desa 12.472,97 0.03 97,04 0.00
17 Warungkondang 11 Desa 4.515,75 0.01 84,91 0.00
18 Gekbrong 8 Desa 5.076,88 0.01 127,37 0.01
19 Cilaku 10 Desa 5.252,96 0.01 104,27 0.00
20 Sukaluyu 10 Desa 4.802,38 0.01 110,51 0.01
21 Bojongpicung 11 Desa 8.833,94 0.02 209,05 0.01
22 Ciranjang 9 Desa 3.481,31 0.01 237,80 0.01
23 Mande 12 Desa 9.879,47 0.03 58,46 0.00
24 Karangtengah 16 Desa 4.852,51 0.01 307,20 0.01
25 Cianjur 5 Desa/6 Kel 2.614,7 0.01 537,11 0.02
26 Cugenang 16 Desa 7.615,39 0.02 61,49 0.00
27 Pacet 7 Desa 4.166,45 0.01 1.093,33 0.05
28 Cipanas 7 Desa 6.727,65 0.02 588,71 0.03
29 Sukaresmi 11 Desa 9.215,34 0.03 150,90 0.01
30 Cikalongkulon 18 Desa 14.402,25 0.04 179,16 0.01
31 Haurwangi 8 Desa 4.617,83 0.01 - 0.00
32 Pasirkuda 9 Desa 11.514,95 0.03 - 0.00
Jumlah 354 Desa/6 Kel 361.435 100,00 21,586.09 100,00

Sumber: BPS dan Buku RP4D WPU dan WPT, WPS, Kab. Cianjur 2010

Dari luas wilayah Kabupaten Cianjur 361.435 Ha, pemanfaatannya meliputi 23,71 % berupa hutan
produktif dan konservasi, 16,59 % berupa tanah pertanian lahan basah, 27,76 % berupa lahan pertanian
kering dan tegalan, 16,49 % berupa tanah perkebunan, 0,10 % berupa tanah dan
penggembalaan/pekarangan, 0,035 % berupa tambak/kolam, 7,20 % berupa pemukiman/pekarangan
dan 6.42 % berupa penggunaan lain-lain
Peta 2. 1 Peta Batas Administrasi Kabupaten Cianjur
2.1.3. Kondisi Fisik
a. Hidrologi.
Resapan air di Kabupaten Cianjur terbagi menjadi 3 (tiga) jenis resapan yang tersebar di beberapa
kecamatan, yaitu Resapan Air Rendah, Resapan Air Sedang, dan Resapan Air Tinggi.
Sumberdaya air yang terdapat di Kabupaten Cianjur meliputi air permukaan (berupa sungai-
sungai), mata air, dan air tanah. Sumber air tersebut dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
pertanian, industri, dan lain-lain.

Tabel 1.3
WILAYAH RESAPAN AIR BERDASARKAN JENISNYA
di KABUPATEN CIANJUR
No Jenis Resapan Kecamatan
1 Rendah Pacet, Sukaresmi, Cikalongkulon, Cugenang,
Cianjur, Mande, Karangtengah, Ciranjang,
Warungkondang, Campaka, Takokak, Sukanagara,
Pagelaran, Sindangbarang, Cibinong, Naringgul,
Cidaun
2 Sedang Bojongpicung, Takokak, Kadupandak, Pagelaran,
Cibinong, Agrabinta
3 Tinggi Mande, Karangtengah, Cilaku, Bojongpicung,
Kadupandak, Agrabinta
Sumber: ………….

1) Air Permukaan
Sungai Citarum merupakan sungai utama yang mengalir ke bagian utara dengan beberapa anak
sungainya di Kabupaten Cianjur antara lain Sungai Cibeet, Sungai Cikundul, Sungai Cibalagung,
dan Sungai Cisokan. Sungai-sungai tersebut membentuk sub-DAS yang merupakan bagian dari
DAS Citarum yang bermuara di Laut Jawa. Di bagian selatan terdapat Sungai Cibuni, Sungai
Cisokan, Sungai Cisadea, Sungai Ciujung, dan Sungai Cilaki yang merupakan sub DAS Cibuni -
Cilaki yang bermuara di Samudera Indonesia.
Terdapat 2 (dua) buah waduk yang memanfaatkan aliran Sungai Citarum yaitu Cirata, dan
Saguling. Waduk Cirata mempunyai luas genangan 6.400 ha, dimana + 3.400 ha menggenangi
wilayah Kabupaten Cianjur. Genangan tersebut merupakan sumber air permukaan / penampung
air yang dapat dimanfaatkan sebagai pengairan persawahan, pembangkit tenaga listrik dengan
kapasitas sekitar 550 MW jam/tahun serta pengembangan budidaya perikanan darat dan
pariwisata.
Selain sungai, potensi air permukaan di Kabupaten Cianjur adalah adanya situ/rawa yang
terdapat di Kecamatan Pagelaran, Tanggeung, Cibinong dan Kadupandak. Terdapat sekitar 16
situ/rawa mencakup luas + 33,50 Ha dengan perkiraan volume air 594.300 m3 dan mampu
mengairi sawah + 1.431 Ha.
Tabel 2.1
Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten/Kota

Nama
DAS Sub. DAS Bagian Sub. DAS Bagian Luas (Ha)
Utara Selatan
DAS Citarum Cibebet, -
Cikundul, -
Nama
DAS Sub. DAS Bagian Sub. DAS Bagian Luas (Ha)
Utara Selatan
Cibalagung -
Cisokan -
Cibuni -
Cisokan -
Cisadea -
Ciujung -
Cilaki -
Sumber: …

Tabel 2.1.A
POTENSI SUMBERDAYA AIR SITU/RAWA di KABUPATEN CIANJUR

Nama Volume Areal Debit Mengalir


No Luas Lokasi
Situ/Rawa Air (M3) Sawah (M3/det) Ke Sungai
1 Beber 4,00 80.000 200,00 0,240 Situhinag-Pagelaran Cijampang
2 Soro 0,50 10.000 15,00 0,240 Bunijaya-Pagelaran Cisarua
3 Galuga 3,00 75.000 25,00 0,072 Bunijaya-Pagelaran Citajur
4 Kalong 1,50 22.500 85,00 0,144 Selagedang Pagelaran Citepus
5 Gede I 3,00 60.000 150,00 0,180 Kalibarau-Pagelaran Cilumut
6 Eceng 1,00 7.600 40,00 0,060 Pusakajaya Pagelaran Cibuni
7 Citambur 1,50 22.500 70,00 0,084 Pusakajaya Pagelaran Cibuni
8 Getok 1,50 22.500 75,00 0,180 Karangjaya-Pagelaran Cibuni
9 Beunteur 1,00 7.600 10,00 0,012 Bunijaya-Pagelaran Citajur
10 Tamiang 1,00 7.600 15,00 0,018 Bunijaya-Pagelaran Citajur
11 Gede II 4,00 80.000 76,00 0,019 Rawagede-Tanggeung Cikawung
12 Sukamanah 6,00 150.000 300,00 0,360 Sirnajaya-Tanggeung Cibuni
13 Hideung 1,00 5.000 60,00 0,072 Pamoyanan-Cibinong Cisadea
14 Tangkil 1,00 12.000 50,00 0,060 Kalapanunggal-Cibinong Cisadea
15 Patat 3,00 30.000 250,00 0,300 Mekarsari-Kadupandak Cikawung
16 Hideung 0,50 2.000 10,00 0,001 Wargaasih-Kadupandak Cikawung
33,50 594.300 1431,00 2,042
Sumber : Dinas Pengelola Sumber Daya Air dan Pertambangan Kabupaten Cianjur

2) Mata Air
Zona mata air yang sangat vital atau berpotensi di Kabupaten Cianjur terutama berada pada
kawasan lereng bagian timur Gunung Gede. Air yang berasal dari mata air dalam zona ini
terutama ditampung oleh sungai Cilaku, Cisarua, Cicaringin, dan Cikundul. Sumber air bersih ini
terutama dimanfaatkan untuk kepentingan domestik (rumah tangga), pertanian, dan waduk
Cirata. Zona mata air yang berada pada lereng bukit di dataran tinggi Sukanagara-Campaka
bagian utara selain untuk kepentingan domestik dan pertanian juga dimanfaatkan untuk waduk
Cirata yang disalurkan melalui Sungai Cikondang dan Cisokan.
3) Air Tanah
Potensi air tanah di Kabupaten Cianjur meliputi air tanah bebas dangkal, air tanah bebas dalam,
dan air tanah pantai. Air tanah bebas dangkal umumnya merupakan daerah pedataran lembah
dan pantai serta daerah depresi (Depresi Cianjur, Depresi Pagelaran, Depresi Kadupandak, dan
lain-lain). Air tanah bebas dangkal tersebut terdapat hampir di semua pedataran dan sudah
banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan domestik. Air tanah bebas dalam (TMA lebih dari 10
meter) terutama pada daerah perbukitan yang berada diantara wilayah mata air. Air tanah
dangkal pantai meliputi pedataran sekitar pantai laut Samudera Indonesia dan Waduk Cirata.

Pada zona ini bermuara sejumlah sungai yang senantiasa mengendapkan partikel-partikel hasil
erosi dalam berbagai ukuran dan mengandung air. Air dangkal pantai ini tersebar di sepanjang
pantai selatan Cianjur.

Resapan air di Kabupaten Cianjur terbagi menjadi 3 (tiga) jenis resapan yang tersebar di beberapa
kecamatan, yaitu Resapan Air Rendah, Resapan Air Sedang, dan Resapan Air Tinggi.
Sumberdaya air yang terdapat di Kabupaten Cianjur meliputi air permukaan (berupa sungai-
sungai), mata air, dan air tanah. Sumber air tersebut dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
pertanian, industri, dan lain-lain.
Tabel 2.1.B
WILAYAH RESAPAN AIR BERDASARKAN JENISNYA
di KABUPATEN CIANJUR
No Jenis Resapan Kecamatan
1 Rendah Pacet, Sukaresmi, Cikalongkulon, Cugenang,
Cianjur, Mande, Karangtengah, Ciranjang,
Warungkondang, Campaka, Takokak, Sukanagara,
Pagelaran, Sindangbarang, Cibinong, Naringgul,
Cidaun
2 Sedang Bojongpicung, Takokak, Kadupandak, Pagelaran,
Cibinong, Agrabinta
3 Tinggi Mande, Karangtengah, Cilaku, Bojongpicung,
Kadupandak, Agrabinta

b. Profil Klimatologi
Curah hujan rata - rata berkisar antara 1.000 - 1.500 mm/tahun, dengan curah hujan tertinggi
terjadi pada bulan Maret dengan jumlah harian hujan efektif selama 1 tahun adalah 100 - 150
hari, namun demikian cuaca di Kabupaten Cianjur khususnya dan di Indonesia pada umumnya
sangat sulit diduga. Hal ini disebabkan oleh pemanasan global (global warming) yang
merupakan fenomena alam yang belakangan menjadi isu yang diisyaratkan dan dipertimbangkan
dalam pengembangan dan pembangunan wilayah di seluruh dunia. Dalam konteks Kabupaten
Cianjur, dampak pemanasan global cenderung akan terasa di wilayah selatan yang berbatasan
dengan Samudra Indonesia. Peningkatan muka air laut dan tidak menentunya cuaca, merupakan
salah satu dampak pemanasan global, berpengaruh pula terhadap kehidupan para nelayan dan
petani dalam menentukan musim tanam.
Curah Hujan dan Hari Hujan. Kabupaten Cianjur termasuk beriklim tropis dengan rata-rata curah
hujan per tahun 1800 mm, dan jumlah hari hujan rata-rata 84 hari/tahun. Rata-rata curah hujan
per tahun tertinggi terdapat di Kecamatan Tanggeung dan Sukaresmi dan hari hujan tertinggi
terdapat di Kecamatan Sukaresmi dan Pacet (Tabel 2-7).
Tabel 2. 1

Rata-rata Curah Hujan dan Hari Hujan Tahunan per Kecamatan

Rata-rata Curah Hujan Rata-Rata Hari Hujan


No Kecamatan
Tahunan (mm/tahun) Tahunan (hari)
1 Cianjur 619,1667 34,833
2 Cibeber 1645,25 88,25
3 Ciranjang 1461,7 85,2
4 Sukaluyu 1750,4 103,7
5 Bojongpicung 1460,683 80,333
6 Karangtengah 882,6 50,8
7 Mande 1275,625 52,625
8 Pacet 2217,29 117,8
9 Sukaresmi 2815,286 179,714
10 Cugenang 1030,5 60
11 Cikalongkulon 1312,333 67,333
12 Sukanagara 2432,5 99
13 Takokak 1867,714 97
14 Campaka 2236 111,1
15 Pagelaran 2503,5 106,5
16 Tanggeung 2983,8 73,8
17 Sindangbarang 1456,813 43,375
18 Agrabinta 3134 -
19 Cibinong 1943,444 83,5
20 Cidaun 1003,75 57
Jumlah 36032,35 1591,863
Rata-rata tahunan 1801,618 83,782
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur 2002

Potensi Sumberdaya Air. Potensi sumberdaya air di Kabupaten Cianjur cukup memadai, terutama
di wilayah bagian utara. Sebagai gambaran, di Kabupaten Cianjur terdapat 503 mata air, 253
sungai dan 22 buah situ (Tabel 2-8).

Tabel 2. 2 Potensi dan Jenis Sumberdaya Air di Kabupaten Cianjur

No Jenis Sumberdaya Air Jumlah (buah) Debit (m3/dt)


1 Air Tanah - 12,00
2 Mata Air 503 1,65
3 Sungai 253 1195,00
4 Situ (luas CA: 17500 m3) 22 -
Sumber: RTRW Kabupaten Cianjur 1995
c. Karakteristik Topografi
Adapun karakteristik topografi yang terdapat di Kabupaten Cianjur adalah sebagai berikut :

1. Dataran
Merupakan daerah dengan kemiringan lereng yang berkisar antara 0 - 8 % yang menempati
daerah pantai, daerah alluvial sungai dan dataran lahar. Daerah yang termasuk satuan morfologi
ini mempunyai tingkat erosi yang rendah yang terdistribusi pada Kecamatan Sukaresmi,
Cikalongkulon, Cianjur, Ciranjang, Bojong Picung, sebelah Utara pada Kecamatan Cibeber,
Pagelaran, Tanggeung, Kadupandak, dan sepanjang Pantai Selatan mulai dari Agrabinta sampai
Cidaun.
2. Perbukitan Berelief Halus
Satuan morfologi ini mempunyai bentuk permukaan bergelombang halus dengan kemiringan
lereng 8 - 15% yang terdapat pada daerah Utara Kecamatan Pacet, Warungkondang, Takokak
sebelah Barat, Cidaun, dan sebelah Timur Sindangbarang
3. Perbukitan Berelief Sedang
Satuan morfologi ini mempunyai bentuk permukaan bergelombang sedang dengan kemiringan
lereng 15 - 25% yang tersebar pada daerah Utara Kecamatan Mande, sebelah Selatan
Kadupandak, dan sebelah Selatan Cibeber.
4. Perbukitan Berelief Agak Kasar
Satuan morfologi ini mempunyai bentuk permukaan bergelombang agak kasar dengan
kemiringan lereng 24 - 40% yang tersebar pada daerah Takokak, bagian Utara dan Selatan
Kadupandak, bagian Utara Sukanagara, Agrabinta, sebelah Utara Cidaun, sebelah Selatan
Pagelaran, dan sebelah Barat Kecamatan Tanggeung.
5. Perbukitan Berelief Kasar
Bentuk permukaan pada bagian ini adalah bergelombang kasar s.d sangat kasar dengan
kemiringan lereng > 40 % yang terdistribusi pada daerah Selatan Kecamatan Sukaresmi, sebelah
Selatan Bojong Picung, Sukanagara, Gunung Buleud, sebelah Timur Kecamatan Takokak dan
Gunung Sambul. Timur Pagelaran, bagian Selatan dan Utara Kadupandak serta Karangtengah
yang membentuk gawir gerakan tanah yang hampir tegak lurus. Daerah lain yang memiliki
bentuk permukaan seperti ini adalah daerah Gunung Pangrango, Pasir Beser, Pasir Taman sampai
Pasir Gambir, Pasir Negrog, Gunung Pondokcabang, Gunung Berenuk, dan Pasir Gook.

2.2. Demografi
Aspek kependudukan merupakan salah satu faktor penting yang sangat mempengaruhi
perkembangan daerah. Penduduk merupakan salah satu unsur pada suatu wilayah yang menjadi
penggerak aktivitas dan kelangsungan hidup. Perkembangan dan kondisi penduduk suatu
wilayah/kawasan perencanaan sangat vital, karena merupakan suatu objek sekaligus subjek
pembangunan secara keseluruhan.

Tabel 2.3:
Jumlah Penduduk Dan Kepadatannya 3 Tahun Terakhir
Tingkat Kepadatan
Jumlah Penduduk Jumlah KK
Pertumbuhan Pddk/Ha
Nama
Tahun Tahun Tahun Tahun
Kecamatan
201 200 201 201
2008 2010 2011 2008 2010 2011 2008 2011
0 8 0 1
Agrabinta 39.468 36.758 37.257 12.864 12.659 12.610 0.03 (0.0 0.01 508 546 539
7)
Tingkat Kepadatan
Jumlah Penduduk Jumlah KK
Pertumbuhan Pddk/Ha
Nama
Tahun Tahun Tahun Tahun
Kecamatan
201 200 201 201
2008 2010 2011 2008 2010 2011 2008 2011
0 8 0 1
Leles 36.218 31.931 32.202 11.835 11.237 11.137 0.04 (0.12 0.01 260 295 292
)
Sindangbaran 52.186 51.777 52.767 17.443 16.351 16.377 0.03 (0.01 0.02 322 324 318
g )
Cidaun 66.559 64.181 65.456 19.415 19.305 19.349 0.04 (0.0 0.02 482 500 490
4)
Naringgul 46.956 44.665 45.308 13.136 13.264 13.223 0.03 (0.0 0.01 519 546 538
5)
Cibinong 61.348 57.842 58.705 18.923 17.852 17.806 0.03 (0.0 0.01 367 390 384
6)
Cikadu 37.772 34.654 35.210 10.594 10.765 10.749 0.03 (0.0 0.02 458 499 492
8)
Tanggeung 48.441 44.288 44.824 14.165 13.304 13.233 (0.26) (0.0 0.01 236 258 255
9)
Pasir Kuda 37.290 34.513 34.905 11.538 10.710 10.645 (0.24) (0.0 0.01 - - -
7)
Kadupandak 50.466 48.768 49.501 14.568 14.162 14.127 0.53 (0.0 0.02 208 215 212
3)
Cijati 33.725 32.737 33.101 10.609 10.236 10.171 (0.35) (0.0 0.01 148 152 150
3)
Takokak 53.570 50.883 51.602 16.090 15.855 15.802 0.12 (0.0 0.01 253 267 263
5)
Sukanagara 49.576 48.727 49.620 14.515 13.706 13.717 (0.43) (0.0 0.02 332 338 332
2)
Pagelaran 71.683 68.121 68.947 21.998 21.443 21.329 0.14 (0.0 0.01 329 346 342
5)
Campaka 64.950 63.847 64.579 21.052 18.877 18.764 1.66 (0.0 0.01 209 212 210
2)
Campakamul 25.326 23.756 23.934 8.758 7.888 7.810 0.04 (0.0 0.01 237 252 251
ya 6)
Cibeber 122.301 115.907 117.710 35.210 33.257 33.192 0.03 (0.0 0.02 107 113 111
5)
Warung 67.330 64.880 66.020 18.613 17.119 17.120 0.03 (0.0 0.02 72 75 74
kondang 4)
Gekbrong 49.368 51.026 52.179 14.932 13.144 13.209 0.03 0.03 0.02 94 91 89
Cilaku 94.704 96.823 99.225 27.487 26.033 26.219 0.04 0.02 0.02 64 62 61
Sukaluyu 71.878 70.082 71.438 19.636 17.659 17.691 0.03 (0.0 0.02 60 61 60
2)
Bojongpicung 74.675 70.959 72.208 21.135 19.239 19.240 (0.29) (0.0 0.02 165 174 171
5)
Haurwangi 52.360 53.641 54.805 15.541 13.707 13.763 - 0.02 0.02 - - -
Ciranjang 73.670 74.439 76.106 20.771 18.941 19.031 (0.17) 0.01 0.02 51 50 49
Mande 66.959 69.148 70.738 19.720 18.449 18.548 0.03 0.03 0.02 157 152 149
Karangtengah 129.504 134.318 136.484 34.913 33.998 33.951 0.03 0.04 0.02 30 29 29
Cianjur 158.382 158.125 160.992 42.860 39.988 40.012 0.04 (0.0 0.02 15 15 15
0)
Cugenang 97.818 99.639 101.702 26.637 25.527 25.607 0.04 0.02 0.02 67 66 64
Pacet 102.750 96.664 98.828 24.333 23.834 23.948 0.04 (0.0 0.02 53 56 55
Tingkat Kepadatan
Jumlah Penduduk Jumlah KK
Pertumbuhan Pddk/Ha
Nama
Tahun Tahun Tahun Tahun
Kecamatan
201 200 201 201
2008 2010 2011 2008 2010 2011 2008 2011
0 8 0 1
6)
Cipanas 95.274 103.911 106.258 26.528 25.640 25.768 0.04 0.09 0.02 61 56 55
Sukaresmi 81.267 80.009 81.513 22.127 20.712 20.738 0.03 (0.0 0.02 139 142 139
2)
Cikalong 97.364 94.262 96.143 25.821 24.405 24.463 0.03 (0.0 0.02 129 134 131
kulon 3)
MLAH 2.211.138 2.171.281 3.501,47 633.767 599.266 599.349 0.03 (0.0 161 100
2)
Sumber: BPS 2009-2011. Kab. Cianjur
Ctt; Tahun 2009 tdk ada data.

Tabel 2.4: Jumlah Penduduk Saat Ini Dan Proyeksinya Untuk 3 Tahun

Tingkat
Jumlah Penduduk Jumlah KK Kepadatan Pddk
Nama Pertumbuhan
Kecamatan Tahun Tahun Tahun Tahun
2014 2015 2016 2014 2015 2016 2014 2015 2016 2014 2015 2016
Agrabinta
Leles
Sindangbarang
Cidaun
Naringgul
Cibinong
Cikadu
Tanggeung
Pasir Kuda
Kadupandak
Cijati
Takokak
Sukanagara
Pagelaran
Campaka
Campakamulya
Cibeber
Warung
kondang
Tingkat
Jumlah Penduduk Jumlah KK Kepadatan Pddk
Nama Pertumbuhan
Kecamatan Tahun Tahun Tahun Tahun
2014 2015 2016 2014 2015 2016 2014 2015 2016 2014 2015 2016
Gekbrong
Cilaku
Sukaluyu
Bojongpicung
Haurwangi
Ciranjang
Mande
Karangtengah
Cianjur
Cugenang
Pacet
Cipanas
Sukaresmi
Cikalongkulon

MLAH
Sumber:…..

Tabel 2.1
PERTUMBUHAN PENDUDUK DI KABUPATEN CIANJUR
TAHUN 2006-2011

Jumlah Penambahan Pertumbuhan


No. Tahun
Penduduk (Jiwa) (Jiwa) (%)
1 2006 *) 2.125.023 - -
2 2007 *) 2.149.121 24.098 1,13
3 2008 *) 2.169.984 20.863 0,97
4 2009 *) 2.200.346 30.362 1,39
5 2010 ***) 2.168.514
6 2011 **) 2.210.267 41.753 1,89
Sumber : BPS Kabupaten Cianjur,
*) hasil Susenas
**)hasil proyeksi
***)hasil Sensus Penduduk Tahun 2010

Jumlah penduduk Kabupaten Cianjur berdasarkan hasil Susenas dan Proyeksi Tahun 2011
berjumlah 2.210.267 jiwa dengan jumlah Rumah Tangga sebanyak 599.349 dan pertumbuhan
penduduk sebesar 1,89%, adapun Sex Ratio jumlah penduduk Laki-laki dibanding perempuan
adalah 107,15.
Beberapa kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk antara 3.000 hingga 6.000 jiwa per
km2 yaitu kecamatan Cianjur, Karangtengah dan Cilaku. Sedangkan kecamatan yang paling jarang
penduduknya adalah kecamatan Naringgul dengan kepadatan antara 92 sampai 159 jiwa per
km2.
Ketersediaan infrastruktur yang baik, akan sangat membantu kebutuhan mobilisasi serta
pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat secara lebih layak. Melalui pemenuhan kebutuhan akses
jalan serta irigasi maka dampak ekonomi yang dapat dihasilkan akan mampu mendongkrak
peningkatan ekonomi masyarakat, disisi lain pemenuhan air bersih dan pengelolaan sampah yang
baik turut menciptakan lingkungan pemukiman yang layak serta nyaman. Sementara kebutuhan
akan ketersediaan akses listrik merupakan salah satu indikator kebutuhan masyarakat modern
seperti yang kita rasakan saat ini.
a. IPM (Indeks Pembangunan Manusia)

Berdasarkan data BPS Propinsi Jawa Barat Tahun 2009-2010, Indeks Pembangunan Manusia di
Kabupaten Cianjur mengalami peningkatan dari 68,3 pada Tahun 2007 menjadi 69,50 pada
Tahun 2011. Sedangkan untuk Angka Harapan Hidup (tahun) juga mengalami peningkatan dari
66,00 pada Tahun 2010 menjadi 66,35 pada Tahun 2011 yang disebabkan pola hidup
masyarakat yang mulai mengalami perubahan.
Pada Tahun 2007 angka melek huruf (AMH) laki-laki yaitu sebesar 98,16 persen sedangkan AMH
perempuan sebesar 95,17 persen. Kondisi pada Tahun 2011 mengalami peningkatan yaitu
menjadi 98,6 persen untuk laki-laki dan 97,04 persen AMH perempuan. Apabila diperhatikan,
kemampuan baca tulis perempuan meningkat cukup tajam sehingga mempersempit kesenjangan
jender.
Sedangkan untuk rata-rata lama sekolah (RTS) masyarakat Kabupaten Cianjur tidak mengalami
perubahan yaitu 6,82 pada Tahun 2010 dan 2011. Untuk lebih jelasnya ditunjukkan dalam tabel
berikut :

Tabel 1.17
IPM (Indeks Pembangunan Manusia)
KABUPATEN CIANJUR

Angka Harapan Hidup Angka Melek Huruf Rata-rata Lama


IPM
No (tahun) (persen) Sekolah (tahun)
2010 2011* 2010 2011* 2010 2011* 2010 2011*

1 69.14 69.50 66.00 66.35 97.55 97.55 6.82 6.82

Sumber : BPS Kab. Cianjur


*) Angka sementara

2.3. Keuangan dan Perekonomian Daerah


 Jelasan mengenai kondisi keuangan dan perekonomian daerah yang meliputi: pendapatan dan belanja modal
sanitasi daerah, kapasitas keuangan daerah, kemampuan fiskal/ruang fiskal, data peta perekonomian, dan data
realisasi belanja modal sanitasi untuk tiap SKPD.
 Penjelasan rinci mengenai cara mendapatkan data tersebut, lihat “PT-04: Profil Keuangan dan Perekonomian
Daerah” dalam Lampiran Petunjuk Praktis ini.
 Lengkapi dengan tabel-tabel berikut:
- Tabel 2.5 Rekapitulasi realisasi APBD Kab/Kota …..Thn 20….- 20…..
- Tabel 2.6 Rekapitulasi realisasi belanja sanitasi SKPD kab/kota ……. Thn 20….- 20…..
- Tabel 2.7 Belanja sanitasi per kapita Kab/Kota ……. Thn 20 ……- 20…..
- Tabel 2.8 Peta perekonomian Kab/Kota ……..Thn 20 ……- 20……..
 Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 2.3 selesai disusun

Tabel 2.5: Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten/Kota …. Tahun 20…. – 20….

Tahun Rata2
No Realisasi Anggaran pertumbu
n-4 n-3 n-2 n-1 N
han

A Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3)


a.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD)
a.1.1 Pajak daerah
a.1.2 Retribusi daerah
Hasil pengolahan kekayaan daerah yang
a.1.3
dipisahkan
a.1.4 Lain-lain pendapatan daerah yang sah
a.2 Dana Perimbangan (Transfer)
a.2.1 Dana bagi hasil
a.2.
Dana alokasi umum
2
a.2.
Dana alokasi khusus
3
a.3 Lain-lain Pendapatan yang Sah
a.3.1 Hibah
a.3.
Dana darurat
2
a.3. Dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada
3 kab./kota
a.3.
Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus
4
a.3. Bantuan keuangan dari provinsi/pemerintah
5 daerah lainnya

B Belanja (b1 + b.2)


b.1 Belanja Tidak Langsung
b.1.1 Belanja pegawai
b.1.2 Bunga
b.1.3 Subsidi
b.1.4 Hibah
b.1.5 Bantuan sosial
b.1.6 Belanja bagi hasil
b.1.7 Bantuan keuangan
b.1.8 Belanja tidak terduga
b.2 Belanja Langsung
b.2.1 Belanja pegawai
b.2.
Belanja barang dan jasa
2
b.2.
Belanja modal
3

C Pembiayaan

Surplus/Defisit Anggaran
Sumber : Realisasi APBD tahun … - …, diolah
Keterangan : n = tahun penyusunan buku putih sanitasi

Tabel 2.6: Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten/Kota….. Tahun 20… - 20….
Tahun Rata2
N
SKPD pertumbu
o n-4 n-3 n-2 n-1 N
han
1 PU-CK
1.a Investasi
1.
operasional/pemeliharaan (OM)
b
2 KLH
2.
Investasi
a
2.
operasional/pemeliharaan (OM)
b
3 Kimtaru
3.
Investasi
a
3.
operasional/pemeliharaan (OM)
b
4 Dinkes
4.
Investasi
a
4.
operasional/pemeliharaan (OM)
b
5 Bappeda
5.
Investasi
a
5. operasional/pemeliharaan (OM)
b
6 Bapermas
6.
Investasi
a
6.
operasional/pemeliharaan (OM)
b
n SKPD lainnya (sebutkan)
n.
Investasi
a
n.
operasional/pemeliharaan (OM)
b
8 Belanja Sanitasi (1+2+3+…n)

Pendanaan investasi sanitasi Total


9
(1a+2a+3a+…na)

10 Pendanaan OM (1b+2b+3b+…nb)

11 Belanja Langsung

Proporsi Belanja Sanitasi – Belanja


12
Langsung(8/11)

13 Proporsi Investasi Sanitasi – Total Belanja


Sanitasi (9/8)

14 Proporsi OM Sanitasi – Total Belanja Sanitasi


(10/8)
Sumber : Realisasi APBD tahun … - …., diolah
Keterangan : investasi termasuk di dalamnya pembangunan sarana prasarana, pengadaan lahan,
pelatihan, koordinasi, advokasi, kampanye dan studi-studi yang terkait dengan sanitasi

Tabel 2.7 Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten/Kota ….Tahun 20… - 20…


Tahun
No Deskripsi Rata-rata
n-4 n-3 n-2 n-1 n

1 Total Belanja Sanitasi Kabupaten/Kota

2 Jumlah Penduduk

Belanja Sanitasi Perkapita (1 / 2)


Sumber : APBD dan BPS, diolah
Tabel 2.8 Tabel Peta Perekonomian Kabupaten/Kota Tahun 20… - 20…
Tahun
No Deskripsi
n-4 n-3 n-2 n-1 N

PDRB harga konstan (struktur


1
perekonomian) (Rp.)

Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota


2
(Rp.)
3 Pertumbuhan Ekonomi (%)
Sumber :

2.4. Tata Ruang Wilayah


Perencanaan tata ruang wilayah Kabupaten Cianjur didasarkan pada kajian yang bersifat objektif
dan menjadi dasar dari sinergitas pengembangan Kabupaten Cianjur dengan memperhatikan isu
pengembangan wilayah, potensi yang dapat dikedepankan, persoalan-persoalan yang dapat
menghambat dalam proses pengembangan wilayah yang dipengaruhi oleh kondisi internal dan
eksternal wilayah, serta prospek pengembangan wilayah Kabupaten Cianjur.
Berdasarkan kajian teoritis dan dasar-dasar pertimbangan makro dan mikro, maka konsep
pengembangan tata ruang wilayah Kabupaten Cianjur adalah sebagai berikut :
a. Pemantapan aksesibilitas wilayah dengan kawasan luarnya (eksternal), dengan pemantapan
jaringan jalan arteri primer dan terminal-terminal antarwilayah.
b. Pemantapan aksesibilitas intra wilayah (internal) dengan pemantapan jaringan jalan lokal primer
maupun pembangunan jalan lokal primer baru.
c. Pemantapan pusat pertumbuhan wilayah (Perkotaan Cianjur) dengan pengembangan fungsi
pelayanan sosial ekonomi (central function) skala wilayah kabupaten.
d. Pemantapan pusat-pusat pertumbuhan, yaitu :
 Perkotaan Cianjur sebagai Ibukota Kabupaten dengan mengupayakan penguatan dan
pemantapan fungsi dan peranannya sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan jasa serta
pelayanan prasarana dan sarana transportasi dan pendukung lainnya.
 Perkotaan Cipanas yang berfungsi sebagai pusat kegiatan perdagangan dan jasa serta pusat
kegiatan agribisnis dan pariwisata.
 Perkotaan Sukanagara yang berfungsi sebagai pusat kegiatan perdagangan dan jasa, serta pusat
kegiatan agribisnis.
 Perkotaan Sindangbarang yang berfungsi sebagai pusat kegiatan perdagangan dan jasa, serta
pusat kegiatan pengembangan sub sektor perikanan yang diproyeksikan melayani wilayah Cianjur
Bagian Selatan.
 Kota kecamatan lainnya berfungsi untuk melayani wilayahnya sendiri dalam konteks pelayanan
sarana dan prasarana serta berfungsi sebagai pusat produksi kegiatan pertanian.
2.4.1. Tujuan dan Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Cianjur
Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Cianjur adalah : “Mewujudkan wilayah Kabupaten
Cianjur yang produktif dan berkualitas bagi kehidupan dengan memanfaatkan sumber daya
berbasis pertanian dan pariwisata secara efisien serta berkelanjutan”.
Kebijakan penataan ruang Kabupaten Cianjur terdiri atas :
1. Perwujudan pengembangan wilayah yang berorientasi meminimalisasi kesenjangan kesejahteraan
masyarakat antar wilayah;
2. Pengembangan ruang terintegrasi fungsional yang dikombinasikan dengan pengembangan
agribisnis dan pariwisata dan berorientasi pada pemerataan pembangunan antarwilayah dalam
konstelasi wilayah Kabupaten Cianjur;
3. Pengaturan dan pengendalian pusat kegiatan dan pelayanan di WP Utara dan pengembangan
pusat pertumbuhan ekonomi di WP Tengah dan WP Selatan berdasarkan peran dan fungsi yang
ditetapkan dengan mengoptimalkan potensi dan peluang yang dimilikinya.
4. Pemantapan prasarana wilayah di WP Utara dan pengembangan prasarana wilayah pada WP
Tengah dan WP Selatan yang didorong perkembangannya untuk akselerasi pencapaian struktur
ruang yang direncanakan;
5. Perwujudan kawasan lindung seluas kurang lebih 60% (enam puluh persen) dari total luas
wilayah Kabupaten Cianjur dan pengembangan kawasan budidaya dengan mengoptimalkan
kurang lebih 40% (empat puluh persen) dari total luas wilayah;
6. Perlindungan terhadap manusia dan kegiatannya dari bencana alam, dengan perwujudan rencana
sistem prasarana wilayah berupa jalur dan ruang evakuasi bencana dan sarana atau prasarana
evakuasi lainnya;
7. Peningkatan fungsi kawasan untuk kepentingan pertahanan dan keamanan Negara.
Gambar 3. 1 Peta Rencana Struktur Tata Ruang Kabupaten Cianjur
Gambar 3. 2 Peta Rencana Pemanfaatan Ruang Kabupaten Cianjur

2.4.2. Rencana Pengembangan Sistem Pusat Pelayanan


Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengembangan wilayah di Kabupaten
Cianjur sebagaimana dirumuskan dalam Rencana Tata Ruang Kabupaten Cianjur Tahun 2011 –
2031, sesuai dengan karakteristik wilayah dan ragam kegiatan potensial yang dapat
dikembangkan maka Kabupaten Cianjur dibagi menjadi 3 (tiga) wilayah pembangunan meliputi
Wilayah Pembangunan (WP) Utara, WP Tengah dan WP Selatan. Berikut adalah matriks yang
menggambarkan rencana WP dengan tema dan fokus pembangunan untuk setiap WP yang
bersangkutan.
Sistem perkotaan Kabupaten Cianjur terdiri dari :
i. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) meliputi :
a. PKL Perkotaan Cianjur, dengan fungsi utama sebagai pusat pemerintahan kabupaten, pusat
koleksi dan distribusi, pusat pendidikan, pusat perdagangan, pusat jasa dan pelayanan
masyarakat;
b. PKL Perkotaan Sindangbarang dengan fungsi utama sebagai pusat pengolahan hasil
pertanian, pusat perikanan, pusat jasa pariwisata, dan pertambangan;
c. PKL Perdesaan Sukanagara, dengan fungsi utama sebagai pusat pengolahan hasil pertanian,
pusat perkebunan, pusat industri kecil menengah dan pertambangan.
ii. PKL promosi yaitu Perkotaan Cipanas dengan fungsi utama sebagai pengolahan hasil pertanian,
peternakan, pusat jasa pariwisata, perdagangan dan jasa dan pusat industri kecil menengah.
iii. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) dengan fungsi sebagai pusat produksi dan industri perkebunan
dan pertanian dengan skala pelayanan beberapa kecamatan serta menunjang kota meliputi :
a. Wilayah Utara :PPK Pacet; PPK Ciranjang; dan PPK Warungkondang.
b. Wilayah Tengah : PPK Pagelaran; dan
c. Wilayah Selatan : PPK Cidaun.
iv. Sedangkan untuk Sistem Perdesaan, terdiri dari Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) dengan fungsi
sebagai pusat produksi pertanian dengan skala antar desa, yang meliputi :
a. Wilayah Utara : PPL Cikalongkulon; dan PPL Bojongpicung.
b. Wilayah Tengah : PPL Takokak; dan PPL Campakamulya.
c. Wilayah Selatan : PPL Cibinong; PPL Naringgul; dan PPL Agrabinta.

Jonggol
PKN PPK PPL
Purwakarta
Jakarta Pacet Mande

PKWp
Cianjur PPK
Ciranjang
PKL Cipanas PKN
Bandung
PPK
Wrkondang

PPL
BjPicung

PKL
PPL Sknagara PPL
PKW Takokak CmpMulya
Sukabumi Kab
Bandung

Arteri Primer PPK Pagelaran


Kolektor Primer
Lokal Primer PPL Naringgul

PPL Cibinong

Palabuhan Kab
Ratu PPL Agrabinta Garut
PKL PPK Cidaun
SdBarang
Gambar 2.....
Skematik Rencana Pengembangan Sistem Perkotaan di Kabupaten Cianjur
Perwujudan penataan ruang 5 tahun ke depan yang diharapkan adalah terselenggaranya
persiapan dalam pengembangan sistem perkotaan baik PKL, PPK, maupun PPL sebagaimana
dijelaskan di atas. Hal ini dapat diwujudkan antara lain dengan penyusunan Rencana Detail Tata
Ruang (RDTR) untuk pusat-pusat pertumbuhan dimaksud dan peraturan zonasi, penataan
infrastruktur kecamatan, serta penataan fasilitas perdagangan dan jasa skala kota/desa. Penataan
infrastruktur kecamatan diprioritaskan pada kecamatan-kecamatan yang mempunyai peran
sebagai pusat pertumbuhan PKL, PPK, dan PPL.
2.4.3. Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Rencana pengembangan sistem jaringan sumber daya air meliputi wilayah sungai (WS Nasional,
WS Lintas Kabupaten, WS Kabupaten), Cekungan air Tanah, jaringan irigasi, jaringan air baku dan
sistem pengendali banjir.
1. Wilayah sungai
a. Wilayah Sungai Nasional berupa WS Citarum yang meliputi Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum
b. Wilayah Sungai Lintas Kabupaten berupa wilayah Sungai Cisadea-Cibareno yang meliputi DAS
Cibungur, Citihuk, Cimaragang, Citoe, Ciwidig, Cipandak, Cisepat, Ciburial, Cibiuk, Ciujung,
Ciwaduk, Cicadas, Cisadea, Cidahu, Cidahu Leutik, Cikakap, Cijambe, Cisokan, Cibodas,
Cimapag, dan Cibuni
c. Wilayah Sungai Kabupaten termasuk waduk dan situ meliputi :
 Waduk Cirata berada di Kecamatan Mande, Kecamatan Cikalongkulon, Kecamatan Ciranjang
dan Kecamatan Haurwangi;
 Waduk Cisokan berada di Kecamatan Cibeber dan Kecamatan Campaka;
 Waduk Cibuni berada di Kecamatan Kadupandak;
 Waduk Cimaskara berada di Kecamatan Cibinong; dan
 Situ Leuwisoro, Situ Rawabeber, Situ Galuga, Situ Rawakalong, Situ Rawagetok, Situ Rawa Gede
I, Situ Rawabenteur, Situ Eceng, Situ Citambur, dan Situ Tamiang berada di Kecamatan Pagelaran;
 Situ Rawagede II, Situ Sukamanah, Situ Patat dan Situ Rawahideung berada di Kecamatan
Tanggeung; dan
 Situ Hideung dan Situ Tangkil berada di Kecamatan Cibinong.
2. Cekungan Air Tanah (CAT) meliputi CAT Cibuni yang merupakan lintas kabupaten dan CAT
Cianjur yang merupakan CAT dalam kabupaten
3. Jaringan irigasi meliputi Jaringan irigasi teknis dan Jaringan irigasi non-teknis yang tersebar di
seluruh kecamatan
4. Jaringan air baku yang terdiri dari rencana pengembangan penyediaan air baku industry berupa
jaringan prasarana perpipaan untuk kepentingan kawasan industri di Kecamatan Ciranjang
Selain itu terdapat rencana sistem pengendalian banjir berupa pengembangan infrastruktur
pengendali banjir yang meliputi:
a. Sungai Cisokan di Kecamatan Ciranjang dan Kecamatan Sukaluyu;
b. Sungai Citarum di Kecamatan Haurwangi;
c. Sungai Cilaku di Kecamatan Cilaku;
d. Sungai Cikondang di Kecamatan Cibeber;
e. Sungai Cibuni di Kecamatan Kadupandak, Kecamatan Cijati dan Kecamatan Agrabinta;
f. Sungai Cidamar di Kecamatan Cidaun; dan
g. Sungai Cisadea dan Sungai Ciselang di Kecamatan Sindangbarang.
Dari telaahan terhadap rencana tata ruang wilayah yang berkaitan dengan rencana sistem
jaringan sumber daya air, maka prioritas pengembangan sistem jaringan dimaksud untuk 5 tahun
mendatang belum diarahkan pembangunan jaringan baru. Upaya meningkatkan layanan jaringan
yang ada merupakan pertimbangan yang lebih dapat diterima sebagai prioritas. Oleh karenanya,
pengembangan jaringan irigasi diarahkan dalam rangka pemeliharaan dan rehabilitasi jaringan
guna mempertahankan dan meningkatkan luas areal pertanian di Kabupaten Cianjur.

2.4.4. Rencana Prasarana Jaringan Lainnya


2.4.4.1. Rencana sistem jaringan air minum meliputi :
a. Pengembangan sistem pelayanan air minum yang melayani kawasan perkotaan dan pusat
kegiatan meliputi Kecamatan Cianjur, Karangtengah, Ciranjang, Cipanas, Pacet, dan Kecamatan
Tanggeung.
b. Pengembangan SPAM Ibu Kota Kecamatan (IKK) berada di Kecamatan Haurwangi dan
Kecamatan Pagelaran;
c. Pembangunan SPAM IKK meliputi Kecamatan Sukaluyu, Karangtengah, Ciranjang, Bojongpicung,
Cikalongkulon, Gekbrong, Warungkondang, Sukanagara, Tanggeung, dan Sindangbarang.
d. Pembangunan dan pengembangan SPAM perdesaan meliputi Kecamatan Cikalongkulon,
Bojongpicung, Takokak, Campakamulya, Cibinong, Naringgul dan Kecamatan Agrabinta
e. Pengembangan sumber air minum meliputi:
1. sistem perpipaan dengan sumber mata air dan sumber air tanah dalam/artesis meliputi Kecamatan
Cianjur, Karangtengah, Pacet, Cipanas, Cugenang, Sukaresmi, Ciranjang, Cikalongkulon, Cilaku,
Cibeber dan Kecamatan Tanggeung.
2. daerah pelayanan sistem perpipaan perdesaan dengan sumber air dari mata air atau air tanah;
3. pengembangan sistem penyediaan air yang berasal dari swadaya murni masyarakat; dan
4. pemanfatan sumber mata air, air tanah dangkal dan air tanah dalam/artesis secara lestari dan
terkendali.
Rencana kegiatan untuk 5 tahun mendatang adalah peningkatan pelayanan dan pengembangan
penyediaan air minum melalui pengembangan dan pembangunan sistem pelayanan air minum
perkotaan, ibukota kecamatan maupun perdesaan pada pusat-pusat pertumbuhan prioritas.
2.4.4.2. Rencana sistem jaringan persampahan berupa pembangunan TPA di Kecamatan Cikalongkulon
dan Kecamatan Cikadu.
Telaahan terhadap rencana tata ruang wilayah mengenai sistem jaringan ini mengarah pada
pertimbangan bahwa pengembangan jaringan diawali dengan kegiatan perencanaan dan
persiapan pembangunan TPAS di Kecamatan Cikalongkulon dan Kecamatan Cikadu, selain itu
perlu dilakukan optimalisasi kinerja pelayanan sampah di perkotaan.
2.4.4.3. Rencana sistem jaringan pengolahan air limbah meliputi:
a. pengembangan sistem septik tank individu atau komunal untuk perumahan dan permukiman;
b. pengembangan sistem septik tank komunal pada kawasan permukiman berkepadatan sedang-
tinggi;
c. pengembangan sistem septik tank kolektif pada kawasan perkantoran, pendidikan, pemerintahan
dan komersil;
d. pengembangan instalasi pengolah air limbah pada kawasan peruntukan budi daya peternakan
dan industri; dan
e. pengembangan IPLT di Babakan Karet, Kecamatan Cianjur.
Untuk pembangunan jaringan pengolahan air limbah 5 tahun mendatang, telaahan terhadap
rencana tata ruang wilayah menyimpulkan kemungkinan pengembangan sistem septik tank
individu atau komunal baik untuk perumahan tipe kecil, permukiman sedang dan besar maupun
untuk kawasan perkantoran, pendidikan, pemerintahan dan komersil, pengembangan sistem
saluran tercampur antara air hujan dan air limbah serta persiapan pengembangan IPLT di
Babakan Karet, Kecamatan Cianjur.
2.4.4.4. Rencana sistem jaringan drainase terdiri atas:
a. jaringan drainase primer, meliputi Sungai Citarum, Cibeet, Cikundul, Cibalagung, Cisokan, Cibuni,
Cisokan, Cisadea, Ciujung dan Sungai Cilaki.
b. jaringan drainase sekunder, meliputi anak sungai dan saluran permanen yang dibuat secara
khusus.
c. jaringan drainase tersier berupa jaringan drainase yang terdapat pada pusat-pusat kegiatan.
Rencana 5 tahun mendatang adalah perencanaan dan persiapan pengembangan jaringan
drainase primer yang meliputi Sungai Citarum, Cibeet, Cikundul, Cibalagung, Cisokan, Cibuni,
Cisadea, Ciujung, dan Cilaki. Selain itu pengembangan jaringan drainase sekunder meliputi anak-
anak sungai dan saluran permanen yang dibuat secara khusus serta pengembangan jaringan
drainase tersier berupa jaringan drainase yang terdapat di kawasan permukiman.
2.4.5. Rencana sistem jalur dan ruang evakuasi meliputi:
a. jalur evakuasi berupa : jaringan jalan kolektor dan jalan lokal; jaringan jalan desa dan jalan
lingkungan; dan jaringan jalan khusus lainnya yang ditetapkan sebagai jalur evakuasi.
b. jalur evakuasi pada wilayah di sekitar kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan rawan banjir
meliputi:
1. Desa Nanggalamekar, Desa Ciranjang dan Desa Sindangsari di Kecamatan Ciranjang;
2. Desa Panyusuhan, Desa Sukaluyu, Desa Sukamulya, Desa Hegarmanah dan Desa Sindnagraja
Kecamatan Sukaluyu;
3. Desa Cihea, Desa Haurwangi, Desa Kertasari, dan Desa Kertamukti di Kecamatan Haurwangi;
4. Desa Sukasari, Desa Sukakerta, Desa Ciharashas dan Desa Rahong di Kecamatan Cilaku;
5. Desa Cikondang, Desa Cihaur, Desa Cimanggu, Desa Cibaregbeg dan Desa Karangnunggal di
Kecamatan Cibeber;
6. Desa Pasirdalem, Desa Sukaraja, Desa Kadupandak, DesaTalagasari, Desa Neglasari, dan Desa
Sukakerta di Kecamatan Kadupandak;
7. Desa Parakantugu, Desa Cibodas, Desa Cijati, Desa Sukamahi, Desa Bojonglarang, dan Desa
Sinarbakti di Kecamatan Cijati;
8. Desa Bojongkaso dan Desa Sinarlaut di Kecamatan Agrabinta;
9. Desa Cidamar dan Desa Kertajadi di Kecamatan Cidaun; dan
10. Desa Sirnagalih, Desa Saganten dan Desa Talagasari di Kecamatan Sindangbarang.
c. jalur evakuasi pada wilayah di sekitar kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan rawan gerakan
tanah dan longsor, meliputi seluruh kecamatan di kabupaten;
d. jalur evakuasi pada wilayah di sekitar kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan rawan tsunami
dan gelombang pasang, meliputi : (1) Desa Sinarlaut, Desa Sukamanah dan Desa Wanasari di
Kecamatan Agrabinta; (2) Desa Hegarsari, Desa Kutasari, Desa Talagasari, Desa Saganten dan
Desa Talagasari di Kecamatan Sindangbarang; dan (3) Desa Sukapura, Desa Cisalak, Desa
Jayapura, Desa Kertajadi, Desa Cidamar dan Desa Karangwangi di Kecamatan Cidaun.
e. jalur evakuasi pada wilayah di sekitar kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan rawan letusan
gunung berapi meliputi : (1) Seluruh desa di Kecamatan Cipanas; (2) Seluruh desa di Kecamatan
Pacet; (3) Desa Sukamulya, Desa Galudra, Desa Padaluyu, Desa Cibereum, Desa Nyalindung,
Desa Mangunkerta, Desa Sarampad, Desa Cirumput dan Desa Talaga di Kecamatan Cugenang;
(4) Desa Kawangluwuk dan Desa Ciwalen di Kecamatan Sukaresmi; (5) Desa Kebonpeteuy dan
Desa Gekbrong di Kecamatan Gekbrong; dan (6) Desa Bunikasih, Desa Tegalega dan Desa
Mekarwangi di Kecamatan Warungkondang.

f. Rencana ruang evakuasi bencana meliputi:


1. ruang evakuasi berupa lapangan terbuka, gedung pemerintah, gedung sekolah, gedung
pertemuan, gedung olahraga, dan tempat lainnya yang memungkinkan sebagai tempat evakuasi.
2. ruang evakuasi pada wilayah di sekitar kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan rawan bencana
rawan gerakan tanah dan longsor serta kawasan rawan banjir;
3. ruang evakuasi pada wilayah di sekitar kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan rawan bencana
tsunami dan gelombang pasang, meliputi:
a. tempat evakuasi pertama terletak di kantor desa masing-masing.
b. tempat evakuasi akhir berada di Desa Bojongkaso dan Desa Sukamanah, Kecamatan
Agrabinta; Desa Kertasari dan Desa Muaracikadu, kecamatan Sindangbarang; dan Desa
Kertajadi dan Desa Karangwangi, Kecamatan Cidaun.
4. ruang evakuasi pada wilayah di sekitar kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan rawan bencana
letusan gunung berapi meliputi:
a. tempat evakuasi pertama terletak di kantor desa masing-masing.
b. tempat evakuasi akhir berada di Desa Palasari dan Desa Cipanas, Kecamatan Cipanas;
Desa Cipendawa dan Desa Cibodas, Kecamatan Pacet; Desa Cibereum dan Desa Cijedil,
Kecamatan Cugenang; Desa Cikahuripan dan Desa Songgom, Kecamatan Gekbrong; dan
Desa Bunisari dan Desa Jambudipa, Kecamatan Warungkondang.
c. Telaahan rencana tata ruang wilayah berkaitan dengan rencana 5 tahun mendatang
adalah penataan untuk meningkatkan kesiapan jalur evakuasi dan ruang bencana sehingga
dapat berfungsi kapan pun bencana itu datang yang pada akhirnya diharapkan dapat
meminimalisir jumlah korban akibat bencana alam.
2.4.6. Rencana Kawasan Strategis
Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) dilaksanakan dengan memperhatikan Kawasan
Strategis Nasional (KSN) dan Kawasan Strategis Provinsi (KSP) yang meliputi:
a. KSN Perkotaan Jabodetabek-Punjur;
b. KSP Bogor-Puncak-Cianjur; dan
c. KSP Panas Bumi Gunung Gede-Pangrango.
KSK Cianjur terdiri atas:
a. kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi terdiri dari kawasan lahan pertanian tanaman
padi Pandanwangi, kawasan agropolitan, kawasan pesisir pantai selatan, kawasan koridor jalur
jalan Cianjur–Sindangbarang, kawasan koridor jalur jalan Jawa Barat bagian selatan; dan
kawasan industri Ciranjang
b. kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya meliputi kawasan penyangga situs
megalitikum Gunung Padang di Kecamatan Campaka dan kawasan penyangga Istana Cipanas di
Kecamatan Cipanas
c. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup berupa
kawasan wisata alam terpadu Naringgul-Cidaun;
d. Kawasan strategis dari sudut kepentingan ilmu pengetahuan dan teknologi berupa kawasan Agro
Techno Park (ATP) Kolaberes di Kecamatan Cikadu.

Fokus kegiatan yang akan dilakukan untuk 5 tahun mendatang adalah Penyusunan RDTR
Kawasan yang di tetapkan sebagai kawasan strategis sehingga setiap tahapan kegiatan untuk
perwujudan kawasan strategi kabupaten dapat terlihat secara detail.
2.4.7. Sinkronisasi Rencana Ruang dengan Wilayah Perbatasan
Kabupaten Cianjur berbatasan dengan Kabupaten Bogor, Sukabumi, Bandung Barat, Bandung,
Sukabumi, Purwakarta dan Garut. persoalan penataan ruang pada wilayah perbatasan tidak
hanya menyangkit garis batas dan pertahanan keamanan, tetapi juga keterpaduan pembangunan
dan pengelolaan infrastruktur, tata ruang serta peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah
perbatasan.
2.4.7.1. Sinkronisasi dengan Kabupaten Sukabumi
Pengembangan kawasan perkotaan meliputi sinkronisasi penataan ruang di Kecamatan
Sukalarang di Kabupaten Sukabumi dan Kecamatan Gekbrong Kabupaten Cianjur difokuskan
dalam rangka pengendalian/pembatasan perkembangan kegiatan industri/ pertambangan di
sekitar koridor Sukalarang-Gekbrong.
Pengembangan sistem jaringan prasarana dan sarana antar wilayah antara lain meliputi :
1. Transportasi, dilakukan melalui :
- Pengaturan pemanfaatan ruang di sekitar rencana Jalan Tol Sukabumi – Ciranjang;
- Penyelarasan status dan fungsi jalan lintas wilayah serta penataan sarana penunjang jalan;
- Pembangunan terminal angkutan baik penumpang maupun barang sebagai bagian dari
pengembangan sistem jaringan transportasi regional yang berkeadilan;
- Penataan jalur dan trayek angkutan umum bus dan non bus lintas wilayah; dan
- Pembagian peran dalam penyediaan ruang/kawasan untuk pembangunan pusat-pusat kegiatan
dan fasilitas umum dalam upaya pengendalian bangkitan lalulintas untuk
mengurangi/mengendalikan permasalahan kemacetan.
2. Jaringan Sumber Daya Air
Keterpaduan dalam rencana dan pelaksanaan peningkatan kapasitas dan kualitas sistem jaringan
sumber daya air berbasis DAS dalam rangka menjamin ketersediaan air untuk pengembangan
sistem jaringan irigasi teknis maupun non teknis dan pelayanan air baku untuk minum khususnya
di daerah permukiman perbatasan.
3. Pengolahan Limbah
Keterpaduan dalam rencana dan pelaksanaan pengembangan sistem pengelolaan air limbah
industri dan rumah tangga berkenaan dengan pengendalian pencemaran lingkungan
4. Pengolahan Persampahan
Diperlukan kerjasama pelayanan persampahan khususnya terkait pembangunan dan pengelolaan
TPPAS di masing2 kabupaten agar dapat melayani daerah permukiman di wilayah perbatasan
Keterpaduan penataan perencanaan ruang kawasan lindung dan kerjasama dalam hal
pengelolaan kawasan lindung meliputi :
1. Kawasan Gunung Pangrango – Gunung Gede yang kapasitas daya dukung dan daya tampungnya
terancam terlampaui sehingga kawasan ini harus dikendalikan;
2. Kawasan perlindungan setempat berkenaan dengan pengelolaan resapan air, khususnya di sekitar
Kecamatan Sukalarang dan Kecamatan Gekbrong dalam konteks konservasi dan perlindungan
kawasan lindung untuk jaminan ketersediaan air baku/minum perkotaan Kabupaten Sukabumi
dan Kabupaten Cianjur;
3. Penataan Kawasan sempadan sungai yang merupakan kawasan lindung lintas wilayah; serta
4. Penanganan kawasan rawan bencana beserta mitigasi.
Keterpaduan dalam penataan ruang kawasan budidaya meliputi :
1. Harmonisasi pembangunan kawasan cepat tumbuh dengan kawasan lainnya di wilayah yang
berbatasan
2. Keterpaduan dalam pengelolaan dan pembangunan kepariwisataan terutama yang mendukung
unggulan kepariwisataan Sukabumi dan Cianjur
Keterpaduan dalam pengelolaan pembangunan meliputi :
1. Perlunya koordinasi dan singkronisasi konsep penataan ruang antar kabupaten
2. Diperlukan wadah pengelolaan sebagai media komunikasi untuk pencapaian visi bersama dalam
rangka pembangunan Kabupaten Sukabumi dan Cianjur
2.4.7.2. Sinkronisasi dengan Kabupaten Garut
Kecamatan di Kabupaten Garut yang berbatasan dengan Kabupaten Cianjur adalah Kecamatan
Caringin, Talegong, dan Cisewu, sedangkan dari Kabupaten Cianjur adalah Kecamatan Cidaun.
Pola pemanfaatan ruang di kawasan perbatasan yaitu sebagian besar didominasi oleh kawasan
lindung sehingga di upayakan untuk mempertahankan dan menjaga kelestarian kawasan lindung
yang telah di tetapkan oleh kedua kabupaten. Hal-hal yang menjadi perhatian bersama adalah :
1. Pengembangan sistem transportasi di Kecamatan Kabupaten Garut yang berbatasan dengan
Kabupaten Cianjur berupa pengembangan Terminal Tipe B di Rancabuaya Kecamatan Caringin
Kabupaten Garut dan Terminal Tipe C di Kecamatan Cidaun Kabupaten Cianjur.
2. Pengaturan lebih lanjut berkaitan dengan pengembangan sistem perkotaan di mana Rancabuaya
di tetapkan sebagai PKWp dengan dukungan PKL perkotaan Sindangbarang dan PPK Cidaun.
2.4.7.3. Sinkronisasi dengan Kabupaten Bandung Barat
Kecamatan yang berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat adalah Kecamatan Cibeber,
Campaka, Bojongpicung dan Haurwangi, beberapa hal yang menjadi perhatian bersama adalah
sebagai berikut :
1. Wilayah perbatasan Rajamandala–Haurwangi (Jembatan Citarum) di arahkan untuk kawasan
wisata terbatas (rest area);
2. Pembangunan desa-desa di wilayah perbatasan menjadi perhatian bersama;
3. Sinkronisasi batas wilayah di kedua daerah; dan
4. Peningkatan kerjasama sama antar daerah perlu ditindaklanjuti yang diwujudkan dalam bentuk
MoU antar kedua pemerintahan.
2.4.7.4. Sinkronisasi dengan Kabupaten Bogor
Kawasan Puncak di Kabupaten Bogor dan Cianjur merupakan bagian dari Kawasan Kawasan
Strategi Nasional Jabodetabekpunjur dengan fokus pembangunan pada upaya-upaya
perlindungan dan revitalisasi kawasan konservasi. Sementara pada sisi lain, kawasan tersebut
diandalkan oleh Kabupaten Cianjur dalam pengembangan kegiatan perekonomian. Sehingga
dalam pengembangannnya di perlukan perlakuan khusus agar kepentingan pengembangan
ekonomi dapat terpenuhi dan perlindungan terhadap lingkungan dapat terjaga.
Fokus pengembangan diarahkan sebagai berikut :
1. Pembatasan kegiatan perkotaan di Kawasan Puncak
2. Perlindungan Kawasan Konservasi
3. Mengendalikan terjadinya alih fungsi lahan
4. Penataan infrastruktur perkotaan
2.4.7.5. Sinkronisasi dengan Kabupaten Purwakarta
Hal-hal yang menjadi perhatian bersama kedua kabupaten adalah :
1. Sikronisasi pola ruang terutama berkaitan dengan kawasan lindung di kedua kabupaten, sehingga
terwujud pemanfaatan ruang yang sinergis
2. Peningkatan ruas jalan, terutama ruas jalan Cikalongkulon – Maniis karena merupakan jalur
alternatif Jakarta – Bandung
3. Pembangunan pasar Desa di Perbatasan
4. Pembangunan Sarana Pendidikan di kawasan perbatasan

21 Sosial dan Budaya


Salah satu upaya peningkatan kualitas manusia dapat dilihat dari seberapa besar upaya
peningkatan pendidikan yang diselenggarakan bagi masyarakat. Indikator peningkatan kualitas
manusia melalui pendidikan ditunjukkan oleh capaian indeks pendidikan yang merupakan nilai
rata-rata dari variabel Angka Melek Huruf (AMH) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS). Dari nilai
RLS terlihat bahwa rata-rata penduduk Kabupaten Cianjur baru mencapai tingkat pendidikan
kelas satu SMP.
Masih rendahnya RLS Kabupaten Cianjur sangat dipengaruhi oleh angka partisipasi sekolah baik
Angka Partisipasi Kasar (APK) maupun Angka Partisipasi Murni (APM). Angka Partisipasi Kasar
(APK) di setiap jenjang pendidikan terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, Belum
optimalnya angka partisipasi sekolah disebabkan antara lain karena masih tingginya biaya sekolah
yang dibarengi dengan rendahnya kemampuan masyarakat untuk mendapatkan pendidikan,
terbatasnya kapasitas daya tamping sekolah, kendala budaya, dan/atau tradisi di masyarakat,
serta kendala geografis untuk daerah-daerah terpencil.
Dalam 5 tahun terakhir ini, jumlah sarana yang digunakan untuk kegiatan belajar semakin
meningkat. Jumlah kelas untuk setiap jenjang pendidikan mengalami peningkatan yang signifikan.
Pada tahun 2011 fasilitas Pendidikan yang tersedia di Kabupaten Cianjur untuk Sekolah negeri
maupun swasta yang dikelola oleh Dinas Opendidikan adalah : untuk jenjang SD berjumlah
1.247 gedung, untuk SMP berjumlah 149 gedung, sedangkan untuk jenjang SMA/SMK,
berjumlah 106 buah . Sedangkan untuk sekolah swasta dan negeri sbb: jenjang MI berjumlah 219
gedung, untuk MTs berjumlah 110 gedung, sedangkan untuk jenjang MA, berjumlah 46 buah .

Tabel 2.9:
Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Cianjur

Jumlah Sarana Pendidikan


No Kecamatan Umum Agama
SD SMP SMA SMK MI MTS MA
1 Agrabinta 31 3 1 0 4 1 0
2 Bojongpicung 45 4 1 1 7 3 1
3 Campaka 44 5 0 1 9 2 1
4 Campaka Mulya 18 2 0 0 5 2 1
5 Cianjur 74 18 11 20 8 9 2
6 Cibeber 64 6 1 3 19 5 2
7 Cibinong 47 6 1 1 6 3 1
8 Cidaun 44 5 1 1 3 3 1
9 Cijati 30 3 0 1 13 4 2
10 Cikadu 32 5 0 1 7 1 1
11 Cikalongkulon 56 5 2 2 9 7 2
12 Cilaku 54 6 3 6 5 8 1
13 Cipanas 39 8 3 4 6 5 3
14 Ciranjang 34 4 2 2 7 6 6
15 Cugenang 54 7 1 1 7 1 0
16 Gekbrong 24 2 0 0 3 0 0
17 Haurwangi 22 3 1 0 6 0 0
18 Kadupandak 40 4 1 1 9 2 0
19 Karangtengah 56 5 2 4 12 7 3
20 Leles 28 2 0 1 2 5 1
21 Mande 44 3 1 0 5 4 2
22 Naringgul 33 4 0 1 4 3 0
23 Pacet 28 3 3 1 10 5 2
24 Pagelaran 49 5 0 1 14 2 1
25 Pasirkuda 25 3 0 0 5 3 2
26 Sindangbarang 35 5 1 0 3 2 0
Jumlah Sarana Pendidikan
No Kecamatan Umum Agama
SD SMP SMA SMK MI MTS MA
27 Sukaluyu 32 3 0 2 7 5 3
28 Sukanagara 32 4 1 1 3 3 1
29 Sukaresmi 39 4 2 0 2 0 0
30 Takokak 33 5 1 1 9 4 3
31 Tanggeung 33 3 0 1 8 4 3
32 Warungkondang 28 4 1 1 2 2 1
Jumlah 1247 149 45 61 219 110 46
Sumber : Dinas Pendidikan dan Depag.

Tabel 2.10:
Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan
Jiwa Total KEL %KK
No Kecamatan KK
Laki-laki Perempuan Penduduk Miskin Miskin
1 Cikalong kulon 48.542 18,95
2 Sukaresmi 41.423 38.29 79.722 29488 3417 19,09
3 Pacet 50.344 46.331 96.675 24.873 3497 10,79
4 Cipanas 53.927 49.988 103.915 26.156 2875 11.75
5 Cugenang 52.227 47.291 99.518 28.386 3519 20,63
6 Mande 35.582 33.493 69.075 19.556 3525 7,53
7 Karang Tengah 69.680 64.607 134287 36.840 1778 5.23
8 Ciranjang 38.116 36.235 74.351 21.685 3465 18,48
9 Cianjur 81.308 76.934 158.242 48.804 5773 14.29
10 Warung Kondang 33.488 31.260 64.748 18.905 3670 13.32
11 Gekbrong 26.612 24.541 51.153 14.490 4418 9.55
12 Cilaku 49.803 46.453 96.256 28853 3212 4.06
13 Sukaluyu 36.151 33.333 69.484 19.441 2877 17.13
14 Bojongpicung 36.856 34.106 70.962 21.571 2978 28.24
15 Cibeber 59.875 55.939 115.814 36.810 3868 8.92
16 Haurwangi 27.753 25.736 53.489 15.102 2987 26.41
17 Campaka 32.656 31.051 63.707 19.341 5832 34.36
18 Takokak 25.908 24.872 50.780 16.922 2943 16.37
19 Sukanagara 24.818 24.166 48.984 15.036 6065 9.79
20 Campaka Mulya 12.137 11.561 23.698 8.281 2083 5.89
21 Tanggeung 22.734 21.264 43.998 14.141 4352 18.52
22 Pagelaran 35.303 32.536 67839 21.827 4325 11.96
23 Kadupandak 24.865 23.658 48.532 15.810 3958 23.71
24 Cijati 16.574 16.103 32.677 12.357 3852 31.36
25 Pasirkuda 17.796 16.619 34.415 11.269 2765 10.24
26 Leles 16.547 16.103 32.677 12.357 4212 3.56
27 Cibinong 30.128 27.780 57.908 19.863 3930 19.45
Jiwa Total KEL %KK
No Kecamatan KK
Laki-laki Perempuan Penduduk Miskin Miskin
28 Cikadu 17.905 16.986 34.891 11.071 4224 7.00
29 Naringgul 23.153 21.445 44.598 13.786 2573 11.29
30 Agrabinta 18.864 17.882 36.746 13.651 2837 14.63
31 Sindangbarang 26.585 25.061 51.464 17.660 3280 16.09
32 Cidaun 32.947 31.522 64.469 20.464 2573 18.95
JUMLAH 1.120.550 1.047.964 2.168.514 652.999 118.634 14.91
Sumber : BPS Kab Cianjur Tahun 2010

Tabel 2.11:
Jumlah Rumah Per Kecamatan
Luas Permukiman Jumlah Rumah
No Kecamatan
(Ha) (Unit)
1 Cibeber 97,04 15.217
2 Bojongpicung 209,05 24.195
3 Cianjur 537,11 21.365
4 Gekbrong 127,37 9.879
5 Warungkondang 84,91 14.053
6 Cugenang 61,49 22.939
7 Karangtengah 307,20 25.344
8 Ciranjang 237,80 11.902
9 Mande 58,46 16.867
10 Ciaklongkulon 179,16 24.998
11 Pacet 1.093,33 30.167
12 Cipanas 588,71 37.069
13 Cilaku 104,27 12.436
14 Sukaluyu 110,51 11.948
15 Sukaresmi 150,90 34.176
16 Campaka 905,08 16.089
12 Campakamulya 426,19 6.607
18 Sukanagara 779,69 13.638
19 Takokak 1.159,79 16.527
20 Kadupandak 610,24 14.724
21 Cijati 725,96 9.565
22 Pagelaran 1.679,54 21.526
23 Tanggeung 972,88 16.369
24 Cikadu 635,08 6.120
25 Naringgul 586,40 10.726
26 Cibinong 6.426,79 13.997
27 Agrabinta 366,82 11.818
28 Leles 1.369,26 10.607
Luas Permukiman Jumlah Rumah
No Kecamatan
(Ha) (Unit)
29 Sindangbarang 552,19 12.608
30 Cidaun 442,87 17.944
31 Haurwangi 0 0
32 Pasirkuda 0 0
Jumlah Total 21.586,09 511.420
Sumber : RPIJM Kab. Cianjur, Th 2010-2014

3. Untuk aspek perumahan, backlog rumah pada tahun 2009 sebesar 66.128, terdapat pula 25
kawasan kumuh dengan luas sekitar 59,89 ha yang umumnya terdapat di wilayah perkotaan
dengan rincian Kecamatan Cianjur Kota 6 lokasi; Kecamatan Cibeber, Pacet, dan Cipanas masing-
masing 3 lokasi; Kecamatan Cugenang, Sukaresmi, Mande masing-masing 2 lokasi; serta
Kecamatan Ciranjang, Cikalongkulon, Sukanagara dan Sindangbarang masing-masing 1 lokasi.
Tingginya backlog rumah dan kawasan kumuh di wilayah tersebut di atas disebabkan oleh
terbatasnya sumber pembiayaan yang berpihak pada masyarakat berpenghasilan rendah dan
belum seimbangnya pembangunan di perkotaan dan perdesaan sehingga sulit untuk
mengendalikan migrasi penduduk khususnya ke kota-kota dan ibu kota kecamatan.
4. Saat ini, penanganan perumahan difokuskan pada upaya untuk mendorong pembangunan yang
layak huni dan sehat. Upaya ini dirasakan telah cukup mampu untuk mendorong penyediaan
rumah yang layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah, peningkatan kualitas lingkungan
perumahan oleh masyarakat, serta pengembangan kawasan permukiman baru yang lebih tertata.
Namun demikian, percepatan pembangunan rumah layak huni bagi masyarakat berpenghasilan
rendah perlu segera dilakukan dan pelibatan masyarakat serta dunia usaha dalam pengembangan
perumahan di Kabupaten Cianjur perlu terus ditingkatkan.

2.6. Kelembagaan Pemerintah Daerah


KURANG STUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH KAB. CIANJUR
Pemerintah daerah perlu melakukan manajemen pegawai negeri sipil daerah, yang meliputi
penetapan formasi, pengadaan, pengangkutan, pemindahan, pemberhentian, penetapan pensiun,
gaji, tunjangan, kesejahteraan, hak dan kewajiban kedudukan hukum, pengembangan
kompetensi dan pengendalian jumlah. Pembinaan dan pengawasan manajemen pegawai negeri
sipil daerah dikoordinasikan pada tingkat nasional oleh Menteri Dalam Negeri dan pada tingkat
daerah oleh Gubernur.
Dalam penyelenggaran Pemerintahan Daerah perlu dibentuk perangkat daerah yang menjalankan
semua urusan yang ditangani pemerintah daerah. Berikut adalah organisasi perangkat daerah
yang terbentuk dalam lingkup pemerintah Kabupaten Cianjur sesuai Peraturan Daerah Nomor 10
Tahun 2011 perubahan kedua atas Peraturan Daerah Nomor 07 Tahun 2008 dan Perda Nomor
02 Tahun 2010 tentang pembentukan OPD Kabupaten Cianjur.
Lembaga Teknis Daerah, terdiri dari :
1. Inspektorat Daerah;
2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;
3. Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah ;
4. Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan;
5. Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Ketahanan Pangan Daerah;
6. Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B;
7. BadanLingkungan Hidup Daerah;
8. Badan Kesatuan Bangsa;
9. Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah;
10. Satuan Polisi Pamong Praja;
11. Rumah Sakit Umum Cimacan Kelas D;
12. Badan Pelayanan Perijinan Terpadu dan Penanaman Modal.

Dinas Daerah, terdiri dari :


1. Dinas Pendidikan;
2. Dinas Kesehatan;
3. Dinas Pekerjaan Umum Binamarga;
4. Dinas Tata Ruang dan Permukiman;
5. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Pertambangan;
6. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura;
7. Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan;
8. Dinas Kehutanan dan Perkebunan;
9. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil;
10. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
11. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika;
12. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata;
13. Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;
14. Dinas Perindustrian dan Perdagangan;
15. Dinas Perpajakan Daerah;
16. Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah;
17. Dinas Kebersihan dan Pertamanan.

Lembaga lain :
1. Badan Penanggulangan Bencana Daerah.

Bagian dalam lingkup Sekretariat Daerah :


1. Bagian Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah
2. Bagian Pemerintahan Desa
3. Bagian Hukum
4. Bagian Hubungan Masyarakat dan Keprotokolan
5. Bagian Koperasi, Perdagangan Perindustrian Pariwisata
6. Bagian Pertanian, Perhutanan, Perikanan dan Peternakan
7. Bagian Pembangunan Infrastruktur dan Lingkungan Hidup
8. Bagian Pengendalian Administrasi Pembangunan
9. Bagian Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
10. Bagian Keagamaan Pendidikan Pemuda dan Olah Raga
11. Bagian Sosial Kesehatan Ketenagakerjaan dan Transmigrasi
12. Bagian Penyusunan Rencana Anggaran dan Pendapatan Daerah
13. Bagian Kas dan Perbendaharaan
14. Bagian Organisasi
15. Bagian Pengelolaan Aset dan Administrasi Umum

Kecamatan, terdiri dari :


1. Kecamatan Agrabinta;
2. Kecamatan Bojongpicung;
3. Kecamatan Cianjur;
4. Kecamatan Cibeber;
5. Kecamatan Cilaku;
6. Kecamatan Ciranjang;
7. Kecamatan Cugenang;
8. Kecamatan Cikalongkulon;
9. Kecamatan Campaka;
10. Kecamatan Cibinong;
11. Kecamatan Cidaun;
12. Kecamatan Campakamulya;
13. Kecamatan Cikadu;
14. Kecamatan Cijati;
15. Kecamatan Cipanas;
16. Kecamatan Gekbrong;
17. Kecamatan Haurwangi;
18. Kecamatan Karangtengah;
19. Kecamatan Kadupandak;
20. Kecamatan Leles;
21. Kecamatan Mande;
22. Kecamatan Naringgul;
23. Kecamatan Pacet;
24. Kecamatan Pagelaran;
25. Kecamatan Pasirkuda;
26. Kecamatan Sukaluyu;
27. Kecamatan Sukaresmi;
28. Kecamatan Sukanagara,
29. Kecamatan Sindangbarang;
30. Kecamatan Takokak;
31. Kecamatan Tanggeung;
32. Kecamatan Warungkondang.

Kelurahan, terdiri dari :


1. Kelurahan Bojongherang;
2. Kelurahan Muka;
3. Kelurahan Sawahgede;
4. Kelurahan Solokpandan;
5. Kelurahan Sayang;
6. Kelurahan Pamoyanan.
ORGANISASI PEMERINTAHAN DAERAH
KABUPATEN CIANJUR
TAHUN 2011
No Organisasi Pemerintahan Daerah Jumlah
1 Asisten Daerah 4
2 Bagian 14
3 Dinas 17
4 Lembaga Teknis Daerah 12
5 Sekretariat DPRD 1
6 Lembaga Lain 1
7 Kecamatan 32
8 Kelurahan 6
Sumber : BKPPD Kab. Cianjur

Anda mungkin juga menyukai