Anda di halaman 1dari 6

51

Antena Biquad untuk WLAN 2,4 GHz


Dwi Fadila K., Rudy Yuwono dan Putu Agus P.

Gambar 1. Untuk antena loop tidak hanya berbentuk


Abstrak– Dewasa ini, untuk mengkoneksikan sistem lingkaran, ada juga yang membuat dengan bentuk
informasi dan jaringan komputer banyak menggunakan persegi panjang, bujur sangkar, ellips, dan bentuk yang
teknologi wireless LAN (WLAN), khususnya dengan lain. Tapi paling umum adalah loop lingkaran
frequensi 2,4 GHz. Untuk sistem komunikasi wireless 2,4
disebabkan kemudahan dalam perancangan.
GHz terdapat beberapa jenis antena yang dapat
digunakan, dengan beberapa kekurangan. Dalam
penelitian ini dirancang sebuah antena buquad sebagai
antenna alternatif yang sederhana, berdimensi relatif kecil
(0,01m2), fleksibel, praktis, dan murah (menggunakan
kawat tembaga) untuk aplikasi wireless LAN 2,4 GHz.
Meskipun demikian kinerja antenna biquad ini bias
diandalkan karena memiliki Return Loss sebesar -11,574
dB, VSWR sebesar 1,717, pola radiasi unidirectional,
penguatannya sebesar 11,506 dBi dan bandwidth sebesar
275 MHz. Dengan demikian antena biquad ini, dapat
digunakan pada teknologi WLAN 2,4 GHz.

Kata Kunci— biquad, unidirectional, bandwidth,


WLAN.

I. PENDAHULUAN (a) Dipole (b) Circular (square) loop (c) Helix


Gambar 1. Konfigurasi Antene Kawat[1]

D ALAM penelitian ini antena biquad yang dirancang


menggunakan kawat tembaga yang berbentuk dua
buah bujursangkar, dimana perancangan tahap awal
B. Antena Dipole Lipat
dilakukan dengan menggunakan persamaan-persamaan Antena dipole ½ yang sederhana memiliki
klasik yang sudah dikenal dan dituliskan dalam banyak resistansi terminal sekitar 70 sehingga diperlukan
buku antena. Selanjutnya disimulasikan dengan adanya perubahan impedansi untuk menyesuaikan
menggunakan simulator Ansoft untuk mengetahui antena ini dengan antena 2 kawat dengan karakteristik
kinerja perancangan awal dari antena, dan dilajutkan impedansi 300 - 600 . Resistansi terminal dari antena
dengan pengotimasian untuk mendapatka kinerja diple /2 yang dimodifikasi seperti tampak pada
optimumnya. Bentuk geometri yang diperoleh dari Gambar 2 adalah mendekati 300 sehingga bisa
optimasi selanjutnya dibangun dengan menggunakan langsung dihubungkan dengan antena 2 kawat yang
kawat tembaga dan pemantuk PCB polos. Dan untuk memiliki karakteristik impedansi yang sama. Susunan
mengetahui kinerja yang sesungguhnya antena yang dengan jarak yang sangat dekat inilah yang disebut
telah dibangun kemudian diuji dan diukur kinerjanya dengan dipole lipat.
(Return Loss, koefisien pantul, VSWR, gain, pola radiasi
C. Modifikasi Antena Dipole Lipat
dan polarisasi) dengan penggunakan seperangkat
instrumen yang ada di Laboratorium Telekomunikasi Dengan memodifikasi dipole bisa diperoleh
Politeknik Negeri Malang. resistansi terminal yang lebih lebar. Dengan menarik
kawat dipole terpisah di tengahnya, didapatkan sebuah
II. TINJAUAN PUSTAKA antena loop satu putaran dengan panjang masing-masing
sisinya adalah ¼ . Loop ini memiliki resistansi terminal
A. Antena Kawat yang lebih kecil dari dipole lipat.
Ada beberapa macam bentuk antena kawat seperti
kawat lurus (dipole), loop dan helix seperti terlihat pada

Dwi Fadila Kurniawan adalah dosen Jurusan Teknik Elektro,


Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang (korespondensi
email: df_urniawan@ub.ac.id, iwan_fadilla@yahoo.com )
Rudy Yuwono, ST., MSc. berkarya di Jurusan Teknik Elektro
Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia .
Putu Agus P. adalah alumni Jurusan Teknik Elektro Universitas (a) dipole lipat 2 kawat (b) dipole lipat 3 kawat
Brawijaya. Gambar 2. Model Antena Dipole Lipat[2]

Jurnal EECCIS Vol. IV, No. 2, Desember 2010


52

panjang gelombang 1/2λ yang dibentuk menjadi dipole


lipat sehingga panjang masing-masing sisinya menjadi
1/4λ. Jarak dipole biquad yang digunakan sejauh 1/8λ
dari reflektornya. Reflektor antena biquad berbentuk
bujur sangkar dengan lebar sisi yang sedikit lebih
panjang daripada rangkaian dipolenya, dengan ukuran
dapat dirumuskan sebagai berikut:
R Ra 0,1Ra (3)
dengan:
(a) dipole lipat 2 kawat (b) modifikasi dipole lipat 2 kawat R = Panjang elemen reflector (m)
Gambar 3. Tahap Modifikasi Antena Dipole Menjadi Dipole Lipat[2] Ra = Panjang elemen dipolenya (m).
D. Antena Biquad
Perencanaan ukuran desain antena biquad dapat
Antena Biquad merupakan antena kawat dipole
digambarkan sebagai berikut :
loop berbentuk kubus ganda dengan reflektornya
Ra + 0,1Ra
berbentuk sebuah flat panel (large flat sheet) dengan
lebar sisi yang sedikit lebih panjang daripada rangkaian
dipolenya sehingga bertindak seolah-olah sebagai
bidang yang tak berhingga luasnya. Letak reflektor tidak
jauh dari dipolenya yang bertujuan untuk mengurangi
radiasi ke arah belakang. Dengan jarak yang kecil antara
antena dengan reflektornya, maka susunan ini juga
menghasilkan gain yang lebih besar pada radiasinya ke
arah depan.
Gain yang dihasilkan oleh antena ½ dengan large
flat sheet reflektor relatif tergantung dari jarak
dipolenya. Semakin jauh jarak dipolenya, gain yang
diperoleh akan semakin kecil namun bandwidthnya akan
semakin besar. Sedangkan pola radiasi antena biquad
pada umumnya berbentuk lobe seperti terlihat pada
Gambar 5. Rancangan Ukuran Desain Antena Biquad
Gambar 4.
F. Parameter Antena dan Kinerjanya
Setelah melakukan perancangan untuk mengetahui
unjuk kerja suatu antena yang sesungguhnya maka,
dilakukan serangkaian pengujian parameter – parameter
dari yang dibutuhkan, yaitu
 Pola radiasi untuk mengetahui keterarahan
radiasi lebar berkas dan penguatan yang
dihasilkan antena
 Polarisasi antena untuk mengetahui arah vektor
Gambar 4. Pola Radiasi Antena Biquad[3] medan elektrik dan magnetiknya
 VSWR (standing wave ratio antena) untuk
E. Dimensi Antena Biquad mengetahui kualitas penyaluran daya dan
bandwidth dari antena.
Antena biquad merupakan perpaduan 2 antena
quad yang dirancang dalam 1 elemen. Panjang elemen
III. PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ANTENA BIQUAD
driven antena biquad adalah 1λ yang mana nilai panjang
gelombangnya (λ) yang dapat dirumuskan sebagai A. Tinjauan Umum
berikut:. Antena Biquad ini adalah antena yang terdiri dari
sebuah dipole dan sebuah reflektor yang dirangkaikan
c sedemikian rupa, yang mana dipole menggunakan bahan
(λ) = (m) (1)
f kawat tembaga dengan bentuk dua buah bujur sangkar
yang sudutnya berhimpitan. Sedangkan untuk reflektor
Dengan: dari antena rancangan ini menggunakan bahan papan
Λ = Panjang gelombang (m) PCB polos yang didesain berbentuk bujur sangkar
dengan panjang sisi lebih lebar dari panjang dipole
c = Kecepatan gelombang cahaya (3 x10 8 ) m/s
antena.
f Frekuensi kerja antena (Hz) Dalam perancangan antena Biquad ini, Bahan utama
Untuk rancangan dipole antena biquad didapat dari yang digunakan adalah tembaga baik itu dalam
Jurnal EECCIS Vol. IV, No. 2, Desember 2010
53

pembuatan dipole antena, reflektor, maupun pipa Dari hasil simulasi dapat dilihat bahwa antena Biquad
penyangga antara reflektor dengan dipolenya. Untuk hasil perancangan sudah memiliki VSWR < 2 sehingga
bahan tembaga diketahui : diharapkan antena dapat bekerja dengan baik pada
 Konstanta dielektrik relatif (εr) = 1 frekuensi kerja 2,4 GHz.
 Konduktifitas tembaga (σ) = 5,8 x 107 mho m-1
Untuk frekuensi kerja 2,4 GHz, dapat diketahui nilai
panjang gelombangnya dengan perhitungan :
c
f
3x108
0,125 m
2, 4 x109
Sehingga untuk rancangan dipole antena dibuat dari
panjang gelombang 1/2λ yang dibentuk menjadi dipole
lipat yang memiliki bentuk berupa persegi sama sisi
yang masing-masing sisinya memiliki panjang 1/4 λ.
Adapun perhitungannya sebagai berikut:
 λ = 0,125 m
 ½ λ = ½ (0,125) Grafik 1. Hasil simulasi VSWR Antena Biquad
= 0,0625 m
 ¼ λ = ½ (0,0625)
= 0,03125 m
Untuk jarak dipole direncanakan sebesar 1/8 λ dari
reflektornya, sedangkan untuk reflektor digunakan
papan PCB polos dimana panjang sisi reflektor dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan :
R = Ra 0,1Ra
= 9 + 0,1(9)
= 9 + 0,9
= 9,9 cm = 99 mm Gambar 7. Gain Antena Biquad hasil perancangan

B. Perancangan Antena Biquad dengan Simulator


Pada perancangan antena ini, setelah menghitung
beberapa dimensi antena yang diperlukan selanjutnya
dilakukan pensimulasian terhadap rancangan antena
dengan menggunakan simulator ANSOFT.

Gambar 8. Directivity Antena Biquad hasil perancangan

Pada Gambar 7 ditunjukkan hasil simulasi dari nilai


Gain antena Biquad hasil perancangan secara 3 dimensi
dan untuk nilai Direktifitasnya ditunjukkan pada
Gambar 8. Dari gambar hasil simulasi, diketahui
Gambar 6. Antena Biquad Hasil Perancangan
besarnya nilai gain dari antena Biquad hasil
perancangan adalah 10.033 dB, sedangkan untuk
Kemudian dilakukan simulasi terhadap rancangan besarnya nilai Directivity dari hasil simulasi dapat
antena Biquad untuk dapat mengetahui besarnya nilai diketahui sebesar 9,911 dB
VSWR yang dihasilkan oleh antena hasil perancangan. Simulasi pada Grafik 2 menunjukkan nilai S11. Untuk
Adapun hasil simulasi tersebut sebagai berikut : nilai S11 sebuah antena bekerja dengan baik jika nilai
Simulasi pada grafik 1 menunjukkan nilai VSWR S11 < -10 dB. Dari hasil simulasi dapat dilihat bahwa
antena Biquad hasil perancangan. Untuk nilai VSWR antena sudah memili nilai S11 < -10, sehingga
sebuah antena bekerja dengan baik jika nilai VSWR < 2. diharapkan antena dapat bekerja dengan baik.

Jurnal EECCIS Vol. IV, No. 2, Desember 2010


54

Bandwidth dalam persen:


fu fl
Bp 100 %
fc
2,55 2, 275
100% 11,39%
2, 4125

2,500

2,000

1,500

VSWR
Series1
Grafik 2. Hasil simulasi S11 1,000

500
C. Pembuatan Antena Biquad
0
Setelah semua dimensi antena diketahui, selanjutnya

5
25

35

45

55
5

5
akan dirancang bentuk fisik antena sesuai dengan

27

32

37

42

47

52
2,

2,

2,
2,

2,

2,

2,
2,

2,

2,

2,

2,

2,
dimensi hasil perhitungan tersebut. Tahap pembuatan Frekuensi (GHz)
antena antara lain, pembuatan reflektor, pembuatan Grafik 3. Grafik fungsi VSWR terhadap frekuensi
penyangga antena, pembuatan elemen dipolenya,
pemasangan dipole pada penyangga diakhiri dengan Jadi dapat diketahui besarnya bandwidth antena
pemasangan kabel RG-8 pada dipole antena. Biquad hasil perancangan sebesar 275 MHz. Sedangkan
untuk aplikasi WLAN hanya membutuhkan bandwidth
sebesar 83,5 MHz.

0
2,25

2,3

2,35

2,4

2,45

2,5

2,55
2,275

2,325

2,375

2,425

2,475

2,525
-5,000
Return Loss (dB)

-10,000

-15,000 Return Loss

-20,000

-25,000

-30,000
Gambar 9. Bentuk fisik antena Biquad hasil perancangan
frekuensi (GHz)

Grafik 4. Grafik Fungsi Return Loss Terhadap Frekuensi


IV. PENGUKURAN
Dari hasil pengukuran dan perhitungan diperoleh Berdasarkan hasil pengukuran, dapat diketahui
nilai VSWR terkumpul dalam data yang dapat dilihat Antena Biquad ini memiliki nilai return loss yang
pada Grafik 3-5. berbeda-beda pada setiap perubahan frekuensinya. Pada
Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan, frekuensi kerja 2,4 GHz, antena memiliki nilai return
Antena Biquad ini memiliki nilai VSWR yang bebeda- loss sebesar -11,574 dB. Hal ini berarti antena dapat
beda pada setiap perubahan frekuensinya. Pada bekerja dengan frekuensi kerja yang direncanakan sesuai
frekuensi kerja 2,4 GHz antena memiliki nilai VSWR dengan batas yang diijinkan yakni < -10 dB.
sebesar 1,717. Hal ini berarti antena ini dapat bekerja Dari hasil pengukuran yang dilakukan, dapat
dengan baik pada frekuensi kerja yang direncanakan diketahui besarnya nilai koefisien pantul antena biquad
sesuai dengan batas 1 ≤ VSWR < 2. Berdasarkan data berbeda-beda pada setiap perubahan frekuensinya.
hasil pengukuran VSWR, antena ini memiliki frekuensi Untuk frekuensi kerja 2,4 GHz, antena biquad memiliki
terendah pada frekuensi 2,275 GHz, dan frekuensi nilai koefisien pantul sebesar 0,264. Dengan nilai
tertinggi antena ini adalah pada frekuensi 2,55 GHz. impedansi antena pada frekuensi kerja 2,4 GHz adalah
Sehingga bandwidth antena ini adalah : 71,23 + j24,75 Ω sedangkan impedansi yang
direncanakan adalah 50 Ω. Adanya perbedaan ini
B fu fl disebabkan oleh bermacam-macam faktor diantaranya
B 2,55GHz 2,275GHz pengaruh lingkungan saat pengukuran, maupun dalam
pengambilan data, rugi-rugi pada saluran kabel koaksial,
B 275MHz
Jurnal EECCIS Vol. IV, No. 2, Desember 2010
55

serta konektor yang digunakan. Φ = beamwidth pola radiasi horisontal (rad)


θ°HP = beamwidth pola radiasi vertikal (derajat)
Φ° HP = beamwidth
Pola Radiasi Bidangpola radiasi
Vertikal horisontal
Antena Biquad(derajat)
Hasil Perancangan
0
355 5
345 350 10 15
340 -0.55 20
335 25
330 30
325 35
320 40
-2.55
315 45
310 50
305 -4.55 55
300 60
295 65
-6.55
290 70
285 75
280 -8.55 80
275 85
270 -10.55 90
265 95
260 100
255 105
250 110
Grafik 5. Grafik Fungsi Koefisien Pantul Terhadap Frekuensi 245 115
240 120
235 125
Pola Radiasi Horizontal dan Pola Radiasi Vertikal 230 130
225 135
untuk kedua frekuen kerja di atas dapat dilihat dalam 220
215 145
140

210 150
Gambar 10-11. 205
200
195 190 165
160
155
185 175 170
180

Gambar 11. Pola Radiasi Vertikal


0
355 5
345 350 10 15
340 -0,20 20
330
335 25
30 Berdasarkan pada data hasil pengukuran pola radiasi,
325 -0,70 35
320
315 -1,20
40
45
diperoleh nilai -3 dB beamwidth pola radiasi horisontal
310 50
305 -1,70 55 adalah 62,5° ( HP 62,5 ), dan nilai -3dB
300 60
-2,20
295 65 beamwidth pola radiasi vertikal adalah 50°
290 -2,70 70
285
280
-3,20
75
80
( HP 50 ). Jadi nilai directivity antena Biquad
-3,70
275 85 hasil perancangan adalah :
270 -4,20 90
265 95
260 100
41000
255
250
105
110
D
245 115 62,5 .50
240 120
235
230 130
125
13,12
225 135
220
215
210 150
145
140
D db 10 log 13,12
205 155
200 160
195 190 165
185 175 170
180
11,17 db
Gambar 10. Pola Radiasi Horizontal
Pengukuran polarisasi antena dilakukan untuk
Berdasarkan Gambar 10 dan 11 dapat diketahui mengetahui vector medan listrik antena hasil rancangan.
bahwa bentuk pola radiasi antena hasil perancangan
(antena mikrostrip circular array) adalah unidirectional,
yaitu memiliki intensitas radiasi maksimum hanya pada 0
355 5
345 350 10 15
satu arah tertentu saja. Perhitungan directivity dapat 330
335
340 -0,67 20
25
30
325 35
dihitung dengan menggunakan persamaan : 320
315 -5,67
40
45

4 ( steradian) 305
310 50
55
D 300
-10,67
60

. 295 65
(radian2 ) 290 70
285 75
-15,67
2 280 80
1 steradian = 1 radian 275 85

2 270 -20,67 90

= 180 derajat 2
265
260
95
100
255 105
250 110
Sehingga didapat : 245 115
240 120
2 235 125
180 2 230 130
4 (derajat ) 225 135

41000 220
215 145
140

D 210
205
200 160
155
150

195 190 165


185 175 170
HP HP ( derajat 2 ) HP HP 180

Dengan : Gambar 12. Bentuk Polarisasi


Antena Biquad Hasil Perancangan
D = directivity
θ = beamwidth pola radiasi vertikal (rad)

Jurnal EECCIS Vol. IV, No. 2, Desember 2010


56

V. KESIMPULAN
Dwi Fadila Kurniawan, ST., MT,
Berdasarkan hasil perancangan antena, pembuatan
adalah seorang staf akademik Teknik
antena, pengujian dan pengukuran antena, serta analisis elektro di Universitas Brawijaya
parameter-parameter antena, dapat diambil kesimpulan Malang, di mana ia memberikan
bahwa antena mikrostrip equilateral triangular array kuliah : antenna dan propagasi, radar
dua elemen yang dibuat ini dibuat pada frekuensi kerja dan navigasi, Teknik telepon,
2,4 GHz memiliki nilai VSWR 1,717, dimana masih kalkulus I, kalkulus II, matematika
dalam batas yang diijinkan VSWR < 2, nilai Return Teknik II, kimia Teknik dan
Loss, adalah -11,574 dB yang masih dalam batas optoelektronika. Dwi Fadila
diijinkan yaitu RL <-10dB, dengan bandwidth sebesar Kurniawan ST., MT., menyelesaikan pendidikan SMA
275 MHz. Nilai directivitysebesar 11,17 dB dan bentuk di SMA 12 Jakarta tahun 1991, Sarjana Teknik di
pola radiasi unidirectional dan polarisasi linier. Jurusan Teknik elektro Universitas Brawijaya tahun
1997, dan Master Teknik Telekomunikasi Multimedia di
Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya tahun
VI. DAFTAR PUSTAKA 2001. Saat ini Dwi Fadila Kurniawan, ST., MT.,
bertempat tinggal di Graha Gardenia K-9, Saptorenggo,
[1] Balanis, Constantine A. 1982. Antena Theory: Analysis and
Pakis, Kabupaten Malang, telpon (0341)795628,
Design, 2nd Edition. John Wiley and Sons, Inc. bersama 4 orang putra-putri (M. Nashiruddi
[2] Kraus, John Daniel. 1988. Antennas. McGraw-Hill Abdurrachman, Fadhilah Azizaturrusydah, M. Fadhil
International, New York. Abdulaziz dan M. Faiz Syarifuddin) serta seorang istri
[3] Sumber: www.flakey.info/antena/biquad
(Dewi Susanti, SE.). Selain sebagai staf akademik di
Jurusan Teknik Elektro, Dwi Fadila Kurniawan, ST.,
MT., juga melakukan beberapa penelitian mengenai
antena dan aplikasi pada frekuensi 2500MHz.

Jurnal EECCIS Vol. IV, No. 2, Desember 2010

Anda mungkin juga menyukai