Disusun oleh:
Kelompok 1
1. Adhe Kukuh Sukma L.P, S.Kep
2. Ucik Nurmalaningsih, S.Kep
3. Qurrata A’yuni Rasyidah, S.Kep
4. Diah Ayu Mustika, S.Kep
5. Meilia Dwi Cahyani, S.Kep
6. Herlyn Afifa Nurwitanti, S.Kep
A. Tujuan penyuluhan
1. Tujuan instruksional umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, peserta mampu
memahami tentang penyakit Empiema.
2. Tujuan instruksional khusus
Setelah diberikan penjelasan selama 30 menit, diharapkan peserta dapat :
a. Menyebutkan pengertian Empiema
b. Menyebutkan penyebab Empiema
c. Menyebutkan gejala yang ditimbulkan dari Empiema
d. Menyebutkan kondisi saat pasien harus dibawa ke rumah sakit
B. Kegiatan penyuluhan
1. Sasaran
Keluarga pasien di Ruang Palem II RSUD Dr. Soetomo Surabaya
2. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
3. Materi
a. Pengertian Empiema
b. Penyebab Empiema
c. Gejala yang ditimbulkan dari Empiema
d. Kondisi pasien harus dibawa ke rumah sakit
4. Media
a. Leaflet
b. Powerpoint
5. Pengaturan tempat
Peserta penyuluhan duduk berhadapan dengan tim penyuluhan
Keterangan :
: Slide powerpoint
: Pemateri
: Moderator
: Notulensi
: Observer dan dokumetasi
: Fasilitator
6. Pengorganisasian
a. Pembimbing akademik : Ika Nur Pratiwi, S.Kep., Ns., M.Kep
b. Pembimbing klinik : Widji Lestari, S.Kep., Ns
c. Penanggung jawab : Adhe Kukuh Sukma L.P, S.Kep
C. Pelaksanaan kegiatan
D. Evaluasi
1. Kriteria struktur
a. Pembuatan SAP, leaflet, dan flipchart dikerjakan maksimal 3 hari sebelumnya.
b. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat
penyuluhan dilaksanakan.
2. Kriteria proses
a. Peserta medengarkan dan memperhatikan pada saat materi diberikan.
b. Peserta antusias dan aktif selama penyuluhan berlangsung.
c. Pelaksanaan kegiatan sesuai SAP yang telah dibuat.
d. Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description.
3. Kriteria hasil
a. Peserta yang datang dalam penyuluhan minimal 10 orang.
b. Peserta dapat mengikuti acara penyuluhan dari awal sampai akhir.
c. Acara dimulai tepat waktu.
d. Peserta terbukti memahami materi yang telah disampaikan ditandai dengan
kemampuan peserta dalam menjawab pertanyaa yang diberikan secara lisan oleh
penyuluh.
E. Lampiran
1. Materi
2. Daftar hadir
3. Lembar penilaian
4. Lembar observasi
5. Lembar notulensi
Lampiran 1. Materi
1. Pengertian Empiema
Empiema adalah terkumpulnya cairan purulen (pus) didalam rongga pleura. Pada awalnya
cairan pleura encer dengan jumlah leukosit rendah, tetapi sering kali menjadi stadium
fibropurulen dan akhirnya sampai pada keadaan dimana paru-paru tertutup oleh membran
eksudat yang kental. Empiema bisa terjadi karena komplikasi dari infeksi pulmonal atau
pengobatan yang terlambat (Somantri, 2008).
2. Penyebab Empiema
a. Infeksi yang berasal dari dalam paru
a) Pneumonia
b) Abses paru
c) Brokiektasis
d) TBC paru
e) Atinomikosis paru
f) Fistel Bronko- pleura
b. Non- Infeksi
a) Trauma thoraks
b) Pembedahan thoraks
c) Torasentesi pada pleura
d) Sufrenik abses
e) Amoebic liver abses
c. Bakteri staphylococcus
d. Bakteri pnemococcus
3. Gejala yang ditimbulkan dari Empiema
Manifestasi klinis empiema hampir sama dengan penderita pneumonia bakteria, gejalanya
antara lain adalah demam (pada fase awal), nyeri dada (pleuritic chest pain), batuk, sesak,
dan dapat juga sianosis. Inflamasi pada ruang pleura dapat menyebabkan nyeri abdomen
dan muntah. Juga terdapat batuk pekak pada perkusi dada, dispneu, menurunnya suara
pernapasan.
4. Pemeriksaan penunjang Empiema
1) Foto thoraks PA dan lateral didapatkan gambaran opacity yang menunjukan adanya
cairan dengan atau tanpa kelainan paru. Bila terjadi fibrothoraks, trakhea di
mediastinum tertarik ke sisi yang sakit dan juga tampak adanya penebalan. Cairan
pleura bebas dapat terlihat sebagai gambaran tumpul di sudut kostofrenikus pada
posisi posteroanterior atau lateral.
2) Pemeriksaan pus : Aspirasi pleura akan menunjukan adanya pus di dalam rongga dada
(pleura). Pus dipakai sebagai bahan pemeriksaan sitologi , bakteriologi, jamur dan
amoeba. Untuk selanjutnya dilakukan kultur (pembiakan) terhadap kepekaan
antobiotik.
3) Pemeriksaan ultrasonografi (USG) : Pemeriksaan dapat menunjukkan adanya septa
atau sekat pada suatu empiema yang terlokalisir. Pemeriksaan ini juga dapat
membantu untuk menentukan letak empiema yang perlu dilakukan aspirasi atau
pemasangan pipa drain.
4) Pemeriksaan CT scan: Pemeriksaan CT scan dapat menunjukkan adanya suatu
penebalan dari pleura. Kadang dijumpai limfadenopati inflamatori intratoraks pada
CT scan.
5) Sinar x : Mengidentifikasi distribusi stuktural, menyatakan absesluas/infiltrate,
empiema (strafilokokus), infiltrat menyebar atau terlokalisasi(bacterial).
6) GDA /nadi oksimetri : Tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang
terlibat dan penyakit paru yang ada.
7) Tes fungsi paru : Dilakukan untuk menentukan penyebab dipsnea, untuk menentukan
apakah fungsi abnormal adalah obstruksi atau restriksi,untuk memperkirakan derajat
disfungsi.
8) Pemeriksaan Gram/kultur sputum dan darah: Dapat diambil dengan biopsy
jarum,aspirasi transtrakeal,bronkoskopi fiberoptik atau biopsy pembukaan paru untuk
mengatasi organisme penyebab.
9) EKG latihan,tes stress: Membantu dalam mengkaji derajat disfungsi paru
perencanaan/evaluasi program latihan.
5. Penatalaksaan Empiema
Sasaran penetalaksanaan adalah mengalirkan cavitas pleura hingga mencapai ekspansi
paru yang optimal. Dicapai dengan drainase yang adekuat, antibiotika (dosis besar ) dan
atau streptokinase. Drainase cairan pleura atau pus tergantung pada tahapan penyakit
dengan :
1) Aspirasi jarum ( Thorasintesis ), jika cairan tidak terlalu kental
2) Drainase tertutup dengan WSD, indikasi bila nanah sangat kental, pnemothoraks
3) Drainase dada terbuka untuk mengeluarkan pus pleural yang mengental dan debris
serta mesekresi jaringan pulmonal yang mendasari penyakit.
4) Dekortikasi, jika inflamasi telah bertahan lama.
Daftar pustaka
Huda dan Kusuma. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis. Jogjakarta: MediAction.
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta :EGC
Somantri, Irman. (2008). Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem
Pernafasan. Jakarta:Salemba Medika
Suyono, Slamet. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jilid I II. Jakarta.: Balai
Penerbit FKUI
Wilkinson J.M & Ahern N.R. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 9. Jakarta :
EGC.
Lampiran 2. Daftar hadir
TOTAL : ……………..
(______________________________)
NIP.
Lampiran 4. Lembar observasi
LEMBAR OBSERVASI
PELAKSANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN
MENGENAL PENYAKIT EMPIEMA
DI RUANG PALEM II RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
Evaluasi:
11 Menanyakan kepada peserta penyuluhan tentang
materi yang diberikan
12 Moderator penyimpulkan hasil penyuluhan
13 Membagikan leaflet
14 Ucapan terimakasih kepada peserta
15 Menutup acara dengan salam
Kriteria Hasil
16 Peserta yang hadir 10 orang
17 Acara dimulai tepat waktu
18 Peserta mengikuti acara sesuai dengan aturan yang
disepakati
19 Peserta memahami materi yang telah disampaikan
dan menjawab pertanyaan dengan benar