Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai sumber daya alam, sumber daya air mempunyai peranan yang sangat penting bagi
kehidupan makhluk hidup. Ironisnya dari waktu ke waktu, sumberdaya ini semakin
mengkuatirkan keadaannya. Permasalahan air, baik itu dari segi jumlah maupun kualitasnya
hampir selalu dihadapi di setiap wilayah.
Air tanah mempunyai peranan penting untuk lingkungan dan ekonomi yang mensuplai
sekitar sepertiga kebutuhan air dunia. Di beberapa daerah, eksploitasi air tanah dilakukan secara
besar-besaran. Hal ini dikarenakan beberapa kelebihan air tanah dibandingkan dengan air
permukaan. Namun demikian, isu kualitas dan kuantitas air tanah kurang mendapat perhatian
karena keterdapatannya di bawah permukaan tanah. Isu ini menjadi perhatian public ketika
terjadi degradasi kualitas dan kuantitas, ataupun penurunan muka tanah yang dirasakan langsung
oleh masyarakat. (Ramli, 2011)
Menurut Sosrodarsono (dalam Alfisyahrin, 2015) Sumber daya air tanah yang bersifat dapat
di perbaharui (renewable) secara alami, karena air tanah merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari siklus hidrologi di bumi, yang ditemukan pada formasi geologi tembus air yang
dikenal dengan reservoir air tanah yaitu formasi pengikat air yang memungkinkan jumlah air
yang cukup besar untuk bergerak melaluinya pada kondisi lapangan yang biasa. Air bergerak di
atas permukaan tanah dengan aliran utama dan danau, semakin landai lahan semakin sedikit pori-
pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya
pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang
membawa seluruh air permukaan di sekitar daerah aliran sungai menuju laut. Air permukaan,
baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah
permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut.
Menurut Kodoatie bahwa dalam hal ini terdapat beberapa metode yang dapat digunakan
untuk mengetahui potensi air tanah. Salah satunya adalah metode geolistrik yang mempelajari
sifat aliran listrik di dalam bumi. Keunggulan metode ini adalah dapat di gunakan untuk
mengadakan eksplorasi dangkal yang tidak bersifat merusak dalam pendeteksiannya.
Pendeteksian di atas permukaan bumi meliputi pengukuran medan potensial arus dan
elektromagnetik yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat penginjeksian arus ke dalam
bumi. Dalam hal pencarian reservoar air dapat di lakukan suatu studi awal dengan penentuan
lapisan batuan yang mengandung air dalam jumlah air jenuh. (dalam Alfisyahrin, 2015)
Menurut Telford bahwa metode geolistrik tahanan jenis adalah suatu metode geofisika yang
memanfaatkan sifat tahanan jenis untuk mempelajari keadaan bawah permukaan bumi. Metode
ini dilakukan dengan menggunakan arus listrik searah yang diinjeksikan melalui dua buah
elektroda arus ke dalam bumi, lalu mengamati potensial yang terbentuk melalui dua buah
elektroda potensial yang berada di tempat lain (dalam Alfisyahrin, 2015).
Berdasarkan konfigrasi elektroda arus, terdapat beberapa jenis koinfigurasi tahanan jenis
antaralain konfigurasi Wenner, konfigurasi Schlumberger, konfigurasi di pole-pole. Setiap
konfigurasi memiliki kelebihan dan kekurangan, baik ditinjau dari efektivitas, efisiensinya
maupun dari sensitifitasnya. (Alfisyahrin, 2015)

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah interpretasi yang dilakukan berdasarkan pada
nilai tahanan jenis dengan menggunakan metode geolistrik dan pengolahan data untuk
mengetahui harga resistivitas yang terdapat pada setiap lapisan, ketebalan dan elevasi.

1.3 Batasan Masalah


Penelitian ini difokuskan pada dua hal yaitu pemodelan yang berdasarkan pada data tahanan
jenis geolistrik dan

1.4 Gambaran Umum Daerah Penelitian


1.4.1 Lokasi dan Pencapaian
lokasi penelitian berada di Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo.
Pencapaian kelokasi penelitian dicapai menggunakan alat transportasi darat dengan
waktu sekitar 2 jam dari kota Gorontalo
1.4.2 Kondisi Geografi
Kabupaten Bone terletak pada posisi 4°13’ – 5°6’ Lintang Selatan dan antara
119°42’-120°30’ Bujur Timur. Letaknya yang dekat dengan garis khatulistiwa
menjadikan Kabupaten Bone beriklim tropis . Sepanjang tahun 2014, kelembaban
udara berkisar antara 77–86 persen dengan suhu udara 24,4°C-27,6°C.
Wilayah Kabupaten Bone terbagi menjadi dua tipe hujan: tipe hujan Monsoon dan
tipe hujan lokal. Tipe hujan Monsoon memiliki curah hujan tertinggi saat bertiup
angin monsun Asia yaitu bulan Januari dan Februari. Tipe ini mencakup wilayah
Kabupaten Bone bagian barat. Tipe kedua memiliki kriteria pola hujan terbalik
dengan pola monsoon, yaitu curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Mei-Juni. Tipe
ini mencakup sebagian besar wilayah Kabupaten Bone.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Gambar.1 Peta Geologi Regional Daerah Penelitian

2.1 Geologi Regional


Menurut Budi Brahmantyo (2009), secara fisiografi daerah Gorontalo dibagi menjadi 4
zona fisiografi yaitu Zona Pegunungan Utara Tilongkabila – Boliohuto, Zona Dataran Interior
Paguyaman – Limboto, Zona Pegunungan Selatan Bone – Tilamuta-Modello, dan Zona Dataran
Pantai Pohuwato
Tmv ( Batuan Gunungapi Bilungala) Breksi, tuf dan lava bersusunan andesit, dasit dan
riolit. Zeolite dan kalsit sering dijumpai pada kepingan batuan penyusun breksi. Tuf umumnya
bersifat dasitan, agak kompak dan berlapis buruk di beberapa tempat.

Tmb ( Dioret Bone ) Diorit kursa, diorite, granodiorite, granit. Diorite kuarsa banyak
dijumpai di daerah S. Taludaa dengan keragaman diorite, granodiorite dan granit. Sedang granit
utamanya dijumpai di daerah S. Bone. Satuan ini menerobos Batuan Gunungapi Bilungala
maupun Formasi Tinombo. Umur satuan ini sekitar Miosen Akhir.
Qtv ( Batuan Gunungapi Pinogu ) tuf, tuf lapilli, breksi dan lava. Breksi gunungapi di
Peg. Bone, G. Mongadalia dan Pusian Bersusunan andesit piroksin dan dasit. Tuf yang
tersingkap di G. Lemibut dan G. Lolombulan umumnya berbatuapung, kuning muda, berbutir
sedang sampai kasar, diselingi oleh lava bersusunan menengah sampai basa.

Qpl ( Endapan Danau ) Satuan ini dikuasai oleh batulempung kelabu, setempat
megandung sisa tumbuhan dan lignit. Batupasir berbutir halus sampai kasar serta kerikil
dijumpai beberapa tempat. Satuan ini termampatkan lemah, tebalnya menurut data bor mencapai
94 meter.

2.2 Dasar Teori

2.2.1 Geolistrik

Pendugaan geolistrik dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai lapisan tanah/batuan


bawah permukaan dan kemungkinan terdapatnya airtanah dan mineral pada kedalaman tertentu.
Pendugaan geolistrik ini didasarkan pada kenyataan bahwa material yang berbeda akan
mempunyai tahanan jenis yang berbeda apabila dialiri arus listrik. Airtanah mempunyai tahanan
jenis yang lebih rendah daripada batuan mineral. Beberapa penelitian yang terkait dengan
pendugaan geolistrik ini yaitu: penyelidikan untuk mengetahui sebaran mineral batu bara ( Ali
drr., 2003) dan penyelidikan eksplorasi air bawah tanah (Azhar & Handayani, 2004).

Prinsip kerja pendugaan geolistrik adalah mengukur tahanan jenis (resistivity) dengan
mengalirkan arus listrik ke dalam batuan atau tanah melalui elektroda arus (current electrode),
kemudian arus diterima oleh elektroda potensial. Beda potensial antara dua elektroda tersebut
diukur dengan volt meter dan dari harga pengukuran tersebut dapat dihitung tahanan jenis semua
batuan dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Telford, 1990):
𝑉
𝜌 = 2. 𝜋. 𝑎 𝐼 ...................................................................................... (7)

ρ adalah tahanan jenis, 2π konstanta, V beda potensial, I kuat arus dan a adalah jarak elektroda

Anda mungkin juga menyukai