LAPORAN KASUS
2.1 IDENTIFIKASI
Nama : Tn. RT
Usia : 35 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Prabumulih
Agama : Islam
Status : Menikah
Pekerjaan : Pedagang
MRS : 24 Januari 2020
No. Reg RS : RI 20002645
2.2 ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Alat kelamin menegang terus menerus sejak 4 hari sebelum masuk rumah
sakit.
Riwayat Pengobatan
- Riwayat minum obat kuat disangkal.
- Riwayat minum jamu-jamuan disangkal.
Riwayat Kebiasaan
- Riwayat merokok disangkal.
- Riwayat konsumsi alkohol disangkal.
- Riwayat olahraga teratur disangkal.
Riwayat Gizi
Makan teratur 3 kali sehari, porsi sedang. Makanan terdiri dari, nasi, tahu,
tempe, sayur dan daging (jarang).
Riwayat Pernikahan
Telah menikah selama 2 tahun, memiliki 1 orang istri, belum memiliki anak.
KEADAAN SPESIFIK
Pemeriksaan Organ
Kepala
Bentuk : Normocephali
Ekspresi : Meringis
Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut
Alopesia : (-)
Deformitas : (-)
Perdarahan temporal : (-)
Nyeri tekan : (-)
Wajah sembab : (-)
Mata
Eksoftalmus : (-)
Endoftalmus : (-)
Palpebral : Edema (-)
Konjungtiva palpebra : Anemis (+)
Sklera : Ikterik (-)
Kornea : Jernih
Pupil : Bulat, sentral, refleks cahaya (+/+),
diameter 3mm/3mm
Hidung
Sekret : (-)
Epistaksis : (-)
Napas Cuping hidung : (-)
Telinga
Meatus akustikus eksternus : Lapang
Nyeri tekan : Processus mastoideus (-/-), tragus (-/-)
Nyeri tarik : Aurikula (-/-)
Sekret : (-)
Pendengaran : Baik
Mulut
Higiene : Kurang
Bibir : Hiperpigmentasi, cheilitis (-)
Lidah : Kotor (-), atrofi papil (-)
Mukosa
Mulut : Basah, stomatitis (-), ulkus (-)
Gusi : Hipertrofi (-), perdarahan (-)
Faring hiperemis : (-)
Leher
Inspeksi : Trakea deviasi (-)
Palpasi : Pembesaran kel. tiroid/struma (-).
pembesaran KGB (-)
Tekanan vena jugularis : (5-2) cmH2O.
Dada
Paru-paru
Inspeksi : Bentuk dada normal, sela iga melebar (-), retraksi
dinding dada (-), spider nevi (-), venektasi (-), scar (+)
Statis : Simetris kanan sama dengan kiri
Dinamis : Simetris kanan sama dengan kiri
Palpasi : Nyeri tekan (-), massa/ tumor (-)
Stem femitus kanan sama dengan kiri
Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler (+) normal di kedua lapangan paru, ronkhi (-),
wheezing (-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas jantung atas ICS II, batas jantung kanan ICS
IV linea sternalis dextra, batas jantung kiri ICS V midclavicularis
sinistra
Auskultasi : HR 82 x/menit. BJ I-II reguler,murmur (-), gallop
(-)
Abdomen
Inspeksi :Cembung, venektasi (-), scar (+) umbilicus
menonjol (-)
Auskultasi : Bising usus normal, 4 x / menit
Palpasi : Lemas, nyeri tekan (-), pembesaran hepar tidak
ada, lien teraba pada schuffner 6, Ballotement
ginjal (-)
Perkusi : Timpani, nyeri ketok CVA(-)
Ekstremitas
Inspeksi :
Superior : Deformitas (-), kemerahan (-), edema (-/-), telapak
tangan pucat, koilonikia (-), sianosis (-), jari tabuh (-),
, kulit lembab, flapping tremor (-).
Inferior : Deformitas (-), kemerahan (-), edema pretibial (-/-),
koilonikia (-), sianosis (-), jari tabuh (-)
Palpasi :
Superior : Akral hangat (+/+), Edema (-/-), CRT <2
Inferior : Akral hangat (+/+), Edema pitting pretibial (+/-),CRT
<2 detik
ROM :
Superior : Kekuatan 5, rom aktif pasif luas.
Inferior : Kekuatan 4, rom aktif pasif kurang.
Alat Kelamin : Alat kelamin masih menegang dan tertutup kassa kering
pada penis.
Kulit
Kulit : Sawo matang
Efloresensi : Koreng (+)
Pigmentasi : Hiperpigmentasi lesi pada dada, perut, kedua
lengan dan tungkai
Jaringan parut : Tidak ada
Turgor : Baik
Keringat : Baik
Pertumbuhan rambut : Dalam batas normal
Lapisan lemak : Tipis
Ikterus : Ikterus tidak ada
Lembab/kering : Lembab
2.4 Diagnosis Banding
Kesan:
Elektrokariografi (EKG tanggal 23 April 2019)
Keterangan:
Irama sinus takikardi
HR : 120x/menit
Low Voltage
Tabel Kriteria Framingham
Tabel 1. Kriteria Framingham
Kriteria Major Kriteria Minor
Paroksismal Nokturnal Dispnea (+) Edema ekstremitas (+)
Distensi Vena Leher Batuk malam hari (+)
Ronkhi Paru (+) Dispnea d’effort (+)
Edema Paru Akut Hepatomegali (+)
Gallop S3 Efusi Pleura
Peninggian Tekanan Vena Jugularis Penurunan kapasitas vital 1/3 dari
(+) normal
Refluks Hepatojugular Takikardia (>120x/menit)
Interpretasi:
- Terdapat 3 kriteria mayor dan 4 kriteria minor pada pasien ini
2.8 Penatalaksanaan
Non Farmakologis:
Istirahat
Edukasi
o Edukasi mengenai kongestif jantung, penyebab dan bagaimana
mengenal serta upaya bila timbul keluhan, dan dasar pengobatan
o Tirah baring
o Edukasi pola diet, kontrol asupan garam, air dan hindari makanan
yang dapat meningkatkan kolestrol total dan gula tinggi.
Diet jantung II
O2 NRM 10-12 L/menit
Timbang BB tiap hari
Balance cairan
Farmakologis:
- IVFD NaCl 0,9%gtt X/ menit (iv)
- Drip dobutamin mulai gtt X/ menit titrasi
- Inj. Furosemid 20mg/24 jam (iv) (bila TD >100)
- Spironolakton tab 2x25 mg po
- Aspilet 1 x 80mg/24 jam (po)
- Lansoprazole 30mg/24 jam (po)
2.9 Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad malam
Quo ad functionam : dubia ad malam
Quo ad sanationam : dubia ad malam
BAB IV
ANALISIS KASUS
Pada pemeriksaan fisik tidak didapatkan barrel chest, tidak ada suara
ekspirasi memanjang, tidak ada wheezing, serta tidak ada gerakan dinding dada
yang tertinggal, sehingga dapat disimpulkan bahwa sesak pada pasien tidak
disebabkan oleh PPOK.
Selain itu, pada os ini didapatkan JVP (5+2) cmH2O, hepatojugular reflux
(-), distensi vena – vena leher (-), ronkhi basah halus di basal kedua lapang paru
(+), batas jantung kiri membesar, Gallop S3 (-), serta hepatomegali (-). Hasil –
hasil tersebut merupakan gejala yang timbul pada gagal jantung kongestif, serta
termasuk dalam kriteria Framingham yang digunakan dalam mendiagnosis gagal
jantung.
Diagnosis gagal jantung kongestif dapat ditegakkan apabila terdapat 1
gejala mayor serta 2 gejala minor. Pada pasien ini terdapat 3 gejala mayor dan
5kriteria minor, sehingga diagnosis gagal jantung kongestif dapat ditegakkan.
Tata laksana awal yang dapat diberikan pada pasien adalah diuretik berupa
furosemid untuk mengurangi beban preload jantung, spironolakton yang memiliki
efek hemat kalium. pemberian oabat-obatan golongan CCB (calsium channel
blocker) harus dihindari karena memiliki efek inotropik negatif yang dapat
memperburuk keadaan gagal jantung.