Anda di halaman 1dari 2

Mandulnya Organisasi Mahasiswa dalam merespone issue dan kondisi kampus

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dalam Hari Ulang Tahun (HUT) ke-38 tidak ada tanggapan serius
dalam menindaklanjuti Problematika kampus oleh Keluarga Besar Mahasiswa Untirta, meninjau usia
yang terbilang cukup tua dalam menghadapi dinamisasi jaman tetapi Patron Gerakan Mahasiswa kinipun
telah hilang pada Keluarga Besar Mahasiswa Untirta salam menindaklanjuti Problematika Kampus.
Problematika Kampus mulai dari Penerapan BPIN (Biaya Pengembangan Institusi) yang tidak sesuai
dengan mandataris Menristekdikti (Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan tinggi Republik Indonesia)
No. B/416/B/M/PR. 03.04/2019 Tentang Pungutan Uang Pangkal atau Pungutan Lain Selain UKT (Uang
Kuliah Tunggal). 1.375 Mahasiswa baru jalur Mandiri 2019 yang di perhitungkan berdasarkan
penyelenggaraan KPK (Kegiatan Pengenalan Kampus) yang di kenai Pemukulan Rata pada BPIn, dan tidak
ada transparansi anggaran yang jelas oleh Pemangku kebijakan birokrasi kampus.

Lalu, Penggolongan UKT yang di terapkan Untirta tidak sesuai dengan apa yang telah di mandatariskan
pada Permenristekdikti No. 39 Tahun 2017 Tentang Biaya Kuliah Tunggal dan Uang Kuliah Tunggal
mengenai apa yang tertuang bahwasanya penentuan Uang Kuliah Tunggal itu di perhitungkan
berdasarkan kemampuan ekonomi mahasiswa, ekonomi orang tua mahasiswa maupun pihak lain yang
membiayainya. Selain BPIn dan UKT kita semua pun menyadari bahwa Sapras (Sarana Prasarana) yang
tidak memadai di Lingkungan Untirta, pasal tidak ada titik evaluasi yang jelas untuk bagaimana
membenahi Sapras Untirta dalam tinjauan Untirta tidak ramah Perempuan, Untirta tidak Ramah
Penyandang Difabel, maupun hal lain sebagainya.

Kemudian, kampus Sindang Sari yang pada Penyelenggaraan KPK 2019 di Umumkannya oleh Rektor
Untirta bahwa 2020 akan pindah serentak fakultas-fakultas yang di canangkan untuk pindah, sementara
masih terjadi konflik lahan, perebutan lahan dan Lain lain di kampus Sindang sari yang belum selesai
hingga saat ini, yang pengesahannya pun di buat estafet pergedung-gedung yang ada. Maka yang jadi
pertanyaan kembali, akankah kita akan pindah 2020 mendatang?

28 Oktober 2019 nantinya akan di umumkannya Wakil-wakil Rektor Terpilih Untirta yang diyakini
membawa perubahan yang lebih baik Untuk kampus ini. Unggul Akreditasi Untirta memang tidak
terlepas dari pada usaha birokrasi dalam memanipulasi apa yang tidak ada sebenarnya di Untirta. Dalam
Masalah masalah yang terus stagnant dalam titik permasalahan yang sama seharusnya Organisasi
Mahasiswa mampu untuk merespone issue yang berkembang di kampus dan mampu menjadi Lokomotif
Perjuangan yang memang benar pada implementasi-Nya. Mandulnya Gerakan-gerakan di kampus tidak
terlepas dari pada anomali Pemikiran, dekadensi pemikiran, maupun tendensius pada Problematika
Nasional. Problematika nasional dalam dinamikanya ini terdapat gejolak-gejolak atas anggota dewan
perwakilan rakyat kita yang merancang maupun Revisi pada konstitusional nya, terlepas dari pada itu
semua, Gerakan Mahasiswa Khususnya Keluarga Besar Mahasiswa Untirta memang harus menanggapi
Problematika kampus maupun terus mengkritisi kebijakan birokrasi kampus yang tidak sesuai dalam UUD
1945

diskusi - diskusi kecil dalam suatu gerakan memang harus diterapkan sejak dini, pengorganisiran massa
memang harus di lakukan bersama-sama, tetapi Keluarga Besar Mahasiswa Untirta yang dinilai
memperoleh sistem untuk mencanangkan sebuah gerakan, tapi mengapa KBM Untirta terlihat stagnant
atau mandul dalam cita-nya yaitu Lokomotif Perjuangan. Gerakan Mahasiswa sudah semestinya Bergerak
atas dasar kepentingan bersama yaitu Kepentingan Rakyat (Presiden Mahasiswa Universitas Indonesia,
2019)

Anda mungkin juga menyukai