Anda di halaman 1dari 6

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.

2, (2014) 2337-3520 (2301-928X Print) D-91

Bootstrap Aggregating Multivariate Adaptive Regression


Splines (Bagging MARS) untuk Mengklasifikasikan
Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Jombang
Oktiva D. Arleina, dan Bambang W. Otok
Jurusan Statistika, FMIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: bambang_wo@statistika.its.ac.id

Abstrak—Kemiskinan merupakan masalah sosial utama Nearest Neighboor, metode Spline, metode Deret Fourier,
setiap negara, terutama negara berkembang termasuk serta metode Multivariate Adaptive Regression Splines
Indonesia. Fokus penelitian ini adalah pada kemiskinan di (MARS). MARS merupakan salah satu metode klasifikasi
Kabupaten Jombang karena peningkatan IPM dan yang inovatif dan relatif fleksibel untuk menyelidiki pola
ekonomi Kabupaten Jombang tidak disertai penurunan hubungan antara variabel dependen dan independen tanpa
angka kemiskinan pada tahun 2009 sampai dengan tahun asumsi terhadap bentuk fungsionalnya [3]. MARS difokuskan
2011, hal ini diduga karena pemberian bantuan untuk untuk mengatasi permasalahan dimensi tinggi dan
rumah tangga miskin di Kabupaten Jombang belum tepat diskontinuitas pada data serta pemodelan MARS bisa
sasaran, sehingga perlu adanya metode pengklasifikasian menambahkan atau melibatkan banyak interkasi antar variabel
bantuan yang diharapkan rumah tangga miskin agar [4].
bantuan dapat tepat sasaran. MARS merupakan salah Tingkat akurasi klasifikasi model MARS dapat ditingkatkan
satu metode klasifikasi yang difokuskan untuk mengatasi dengan menggunakan metode resampling, salah satu metode
permasalahan dimensi tinggi dan diskontinuitas pada resampling yaitu bagging. Teknik ini digunakan untuk
data. Ketepatan atau tingkat akurasi klasifikasi metode memperbaiki stabilitas, meningkatkan akurasi dan kekuatan
MARS dapat ditingkatkan menggunakan metode prediktif [5]. Hal ini diperkuat dengan beberapa penelitian
resampling yaitu bagging. Penelitian ini akan menerapkan sebelumnya yang menyatakan bahwa metode bagging MARS
MARS bagging dalam mendapatkan model pengkla- mampu meningkatkan ketepatan klasifikasi metode MARS,
sifikasian rumah tangga miskin berdasarkan bantuan yaitu pada penelitian [6]-[9]. Sehingga dalam penelitian ini
yang diharapkan di Kabupaten Jombang. Hasil menggunakan metode bagging MARS.
pemodelan MARS disimpulkan bahwa probabilitas rumah Kemiskinan merupakan masalah sosial utama pada setiap
tangga miskin di Kabupaten Jombang yang membutuhkan negara terutama negara berkembang termasuk Indonesia.
bantuan primer sebesar 0,789 dan probabilitas membu- Pengentasan kemiskinan merupakan salah satu indikator ke-
tuhkan bantuan sekunder sebesar 0,211, serta terdapat 14 berhasilan pembangunan (MDGs) 2015. Program dan strategi
variabel yang mempengaruhi bantuan yang diharapkan yang dilakukan oleh pemerintah baik pusat maupun daerah
rumah tangga miskin di Kabupaten Jombang. Keakuratan untuk menanggulangi masalah kemiskinan yaitu pada bidang
klasifikasi metode MARS sebesar 69,40 persen, sedangkan pendidikan, pangan, kesehatan, perluasan kesempatan kerja,
keakuratan metode bagging MARS terbaik diantara 25, bantuan sarana dan prasarana pertanian, serta bantuan kredit
50, 100, 150, 200, 250, dan 500 replikasi adalah 69,63 usaha untuk masyarakat miskin [10]. Pemerintah juga
persen. Sehingga dalam penelitian ini, metode bagging memberlakukan UU No. 22 dan 25 Tahun 1999 serta UU No
MARS lebih tepat digunakan untuk mengklasifikasikan 32 dan 33 Tahun 2004 tentang otonomi daerah, UU tersebut
bantuan yang diharapkan rumah tangga miskin di diberlakukan karena upaya pengentasan kemiskinan pada
Kabupaten Jombang. daerah berdasarkan pada otonomi daerah masing-masing
dirasa lebih efektif.
Kata Kunci—Bagging, Jombang, MARS, Rumah Tangga Kemiskinan pada suatu wilayah dapat diukur melalui faktor
Miskin ekonomi, sumber daya manusia, dan kesehatan [11]. Faktor
I. PENDAHULUAN ekonomi diukur dari pertumbuhan ekonomi, sedangkan faktor
sumber daya manusia dan kesehatan dapat diukur melalui

P ENERAPAN metode statistika telah banyak dilakukan


dan dikembangkan pada berbagai macam permasalahan.
Metode statistika yang biasa digunakan untuk melihat
hubungan dan pengaruh variabel prediktor terhadap variabel
indeks pembangunan manusia (IPM). Kabupaten Jombang
merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Timur yang
memiliki laju ekonomi positif dan selalu mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun, yaitu sebesar 5,28 persen
respon adalah analisis regresi [1]. Pendekatan analisis regresi
yang sering digunakan adalah pendekatan regresi parametrik. pada tahun 2009, menjadi 6,12 persen pada tahun 2010, dan
Namun apabila tidak terdapat informasi apapun mengenai menjadi 6,83 persen pada tahun 2011 [12]. IPM di Kabupaten
bentuk fungsi dan tidak jelasnya pola hubungan antara Jombang juga mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2009
variabel respon dengan variabel prediktor maka menggunakan sebesar 72,82, kemudian tahun 2010 menjadi 72,86, dan pada
regresi nonparametrik [2]. Beberapa metode pendekatan tahun 2011 menjadi 73,74 [13]. Namun, jumlah penduduk
nonparame-trik antara lain metode Kernel dan metode K- miskin di Kabupaten Jombang juga mengalami peningkatan,
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.2, (2014) 2337-3520 (2301-928X Print) D-92

pada tahun 2009 sebesar 16,43 persen dari total penduduk, Tabel 1.
kemudian tahun 2010 menjadi 17,54 persen, serta menjadi Tabel Klasifikasi MARS Respon Biner
17,58 persen pada tahun 2011 [13]. Peningkatan pertumbuhan Taksiran Observasi
Hasil Observasi
ekonomi dan IPM yang tidak diimbangi dengan penurunan y1 y2
angka kemiskinan di Kabupaten Jombang diperkirakan karena y1 n11 n12
pemberian bantuan pada rumah tangga miskin oleh pemerintah y2 n21 n22
Kabupaten Jombang kurang tepat sasaran. Sehingga, Keterangan.
penelitian ini akan menerapkan MARS bagging dalam y1 = variabel respon kategori 1
mendapatkan model pengklasifikasian untuk rumah tangga y2 = variabel respon kategori 2
miskin berdasarkan bantuan yang di harapkan di Kabupaten n11 = jumlah observasi dari y1 yang tepat diklasifikasikan
Jombang melalui prediksi faktor-faktor yang mempengaruhi, sebagai y1
sehingga pemberian bantuan oleh pemerintah akan tepat n22 = jumlah observasi dari y2 yang tepat diklasifikasikan
sasaran dan sesuai kebutuhan rumah tangga tersebut. sebagai y2
n21 = jumlah observasi dari y2 yang salah diklasifikasikan
II. TINJAUAN PUSTAKA sebagai y1
A. Multivariate Adaptive Regression Splines (MARS) n12 = jumlah observasi dari y1 yang salah diklasifikasikan
MARS pertama kali diperkenalkan oleh [4]. MARS sebagai y2
merupakan pendekatan untuk regresi nonparametrik. Model n = jumlah observasi
MARS difokuskan untuk mengatasi permasalahan dimensi Nilai APER didapatkan dengan perhitungan sebagai
tinggi dan diskontionuitas pada data [4]. Keuntungan MARS berikut.
./ 012 34 56 76 71012 : :
terletak pada kemampuannya untuk memperkirakan kontribusi )*+, % = = ;< <; 100% (3)
./ 012 89810 34 56 76 :
fungsi basis terhadap variabel respon, dengan tidak hanya statistik uji Press’s Q dengan persamaan sebagai berikut.
[CD :E ];
dapat menangkap efek adaptif tetapi juga efek interaksi antar *>?@@ A B =
prediktor [4]. Estimator model MARS menurut [4] ditulis C D

dalam persamaan (1).


(4)
dengan,
= + [ . , − ] F= jumlah total sampel
G6 = jumlah individu yang tepat diklasifikasikan (n11 + n22)
(1) H= jumlah kelompok
dengan, Press’s Q membandingkan antara jumlah ketepatan klasifikasi
α0 = koefisien konstanta dari basis fungsi B0 dengan total sampel dan jumlah kelompok. Nilainya
αm = koefisien dari basis fungsi ke-m dibandingkan dengan sebuah nilai kritis (tabel chi-square
M = banyaknya fungsi basis dengan derajat bebas 1). Jika Press’s Q melebihi nilai kritis,
Km = banyaknya interaksi pada fungsi basis ke-m maka klasifikasi dapat dianggap sudah stabil dan konsisten
xv(k,m) = variabel independen secara statistik [16].
tkm = nilai knot dari variabel independen xv(k,m)
B. Bagging
skm = nilainya 1 atau -1 jika data berada di sebelah kanan
atau kiri titik knot. Bagging merupakan teknik yang diusulkan oleh [5]
v = banyaknya variabel prediktor digunakan untuk mereduksi variansi estimator pada metode
k = banyaknya interaksi klasifikasi dan regresi, dan penggunaannya tidak dibatasi
Klasifikasi pada model MARS didasarkan pada hanya untuk memperbaiki estimator. Teknik ini dapat juga
pendekatan analisis regresi. Jika melakukan klasifikasi pada digunakan untuk memperbaiki stabilitas, meningkatkan
variabel respon yang terdiri dari dua nilai, maka menurut [14] akurasi dan kekuatan prediktif [5].
dapat digunakan model probabilitas dengan persamaan Algoritma bagging menurut [17] sebagai berikut.
sebagai berikut. 1. Sebuah data set £ terdiri dari $ J6 , 6 , K = 1,2, … , G&.
" #
! Melakukan replikasi bootsrap pada data tersebut sehingga
= " #
!
$1 − &= " #
!
(2) didapatkan £∗6 = J6∗ , 6∗ , K = 1,2, … , G.
dengan, 2. Replikasi bootsrap dilakukan sebanyak B kali, sehingga
= logit didapatkan $£ N & dari £. $£ N & adalah resampling dengan
Probabilitas ' = 1 = dan pengembalian.
Probabilitas ' = 2 = 1 − . Menurut [17], bagging memiliki potensi untuk menurunkan
Menurut [15], metode klasifikasi yang baik akan kuadrat error permalan pada berbagai proses.
menghasilkan kesalahan klasifikasi kecil atau peluang
kesalahan klasifikasi (alokasi) yang kecil. C. Kemiskinan
APER digunakan untuk menghitung kesalahan Kemiskinan merupakan ketidakmampuan individu dan
klasifikasi pada hasil pengelompokan. Penentuan kesalahan atau rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan dasarnya [18].
klasikasi MARS respon biner dengan perhitungan pada tabel Badan Pusat Statistik (BPS) menetapkan empat belas
klasifikasi sebagai berikut. indikator kemiskinan di Indonesia. Indikator tersebut adalah
sebagai berikut.
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.2, (2014) 2337-3520 (2301-928X Print) D-93

1) Luas lantai bangunan (rumah) perkapita Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
2) Jenis lantai bangunan (rumah) sekunder yang diperoleh dari Badan Perencanaan
3) Jenis dinding bangunan (rumah) Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Jombang tahun
4) Fasilitas tempat buang air besar 2011. Unit observasi dalam penelitian ini adalah rumah tangga
5) Sumber air minum dengan status miskin di Kabupaten Jombang.
6) Penerangan yang digunakan Variabel respon yang digunakan dalam penelitian ini
7) Bahan bakar yang digunakan adalah variabel respon bantuan yang dibutuhkan rumah tangga
8) Frekuensi makan dalam sehari miskin dengan dua kategori, kategori (1) untuk bantuan
9) Kebiasaan membeli daging/ayam/susu primer, dan kategori (2) untuk bantuan sekunder. Bantuan
10) Kemampuan membeli pakaian primer berdasarkan jumlah rumah tangga miskin yang
11) Kemampuan berobat ke puskesmas/poliklinik mengharapkan bantuan berupa bantuan uang, pangan,
12) Lapangan pekerjaan kepala rumah tangga(penghasilan pelayanan kesehatan, perluasan kesempatan kerja, bantuan
per bulan) sarana dan prasarana pertanian, bantuan kredit usaha untuk
13) Pendidikan kepala rumah tangga masyarakat miskin dan bantuan prasarana pemukiman.
14) Kepemilikan aset Kategori kedua yaitu bantuan sekunder yang terdiri dari
Program pengentasan kemiskinan pada berbagai bidang bantuan berupa fasilitas dan hewan ternak. Bantuan berupa
dilakukan pemerintah dengan memberikan bantuan kepada fasilitas meliputi gerobak (rombong), mesin jahit, mesin cuci,
masyarakat miskin. Menurut [12], bantuan dikategorikan mesin pendingin (kulkas), becak, alat-alat pertukangan,
menjadi tiga kategori sebagai berikut. kendaraan dan lain sebagainya. Bantuan hewan ternak yang
1. Paket Bantuan Program I : Bantuan dan Perlindungan diharapkan rumah tangga miskin adalah pemberian hewan
Sosial. kambing, sapi, itik, dan ayam.
2. Paket Bantuan Program II : Pemberdayaan Masyarakat
B. Metode Analisis
(PNPM Mandiri).
3. Paket Bantuan Program III : Pemberdayaan Usaha Mikro Langkah-langkah penelitian :
dan Kecil (UMK-KUR). 1. Melakukan persiapan data dan analisis statistika deskriptif.
2. Membagi data menjadi dua yaitu data training dan data
III. METODOLOGI PENELITIAN testing masing-masing sebanyak 75% dan 25%.
3. Mengkombinasikan besarnya Basis Function (BF),
A. Sumber Data dan Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Maximum Interaction (MI) dan Minimum Observation
sebagai berikut (MO) pada data training.
Tabel 2. 4. Menetapkan model terbaik dari MARS.
Variabel Penelitian 5. Mengelompokkan fungsi basis berdasarkan variabel
Var Keterangan Variabel Kategori prediktor yang masuk dalam model.
Y Bantuan 1. Bantuan Primer 2. Bantuan Sekunder
X1 Luas lantai bangunan - 6. Menginterpretasikan tingkat kontribusi dan pengurangan
X2
Luas kavling termasuk
-
GCV variabel yang mempunyai kepentingan dalam
bangunan pengelompokan variabel respon pada model MARS.
Jenis atap bangunan tempat 1. Beton 2. Genteng 3. Kayu sirap
X3 7. Melakukan pemodelan bagging MARS pada data training
tinggal terluas 4. Seng 5. Asbes 6. Ijuk(rumbia)
X4 Jenis dinding 1.Tembok 2. Kayu 3. Bambu dengan 25, 50, 100, 150, 200, 250, dan 500 replikasi
1.Keramik/marmer/granit 2. Ubin/tegel/teraso
X5
Jenis lantai tempat tinggal
3.Semen/bata merah 4. Kayu/papan bootstrap.
terluas
5.Bambu 6. Tanah 8. Menentukan prediksi variabel respon dari model bagging
1. Septictank 2.Kolam/sawah
X6
Tempat pembuangan air
3.Sungai/waduk MARS berdasarkan maksimal voting.
tinja
4.Lubang tanah 5.Tanah lapang/kebun 9. Menguji keakurasian klasifikasi (ketepatan klasifikasi)
Status kepemilikan tempat 1.Milik sendiri 2.Milik bersama metode MARS dan bagging MARS yang terbentuk (pada
X7
buang air besar (Jamban) 3. Milik umum 4. Tidak ada
Sumber penerangan utama
1. Listrik PLN meteran data training).
2.Listrik PLN meteran(menumpang listrik) 10. Menghitung nilai kesalahan klasifikasi dengan
X8 yang digunakan rumah
3.Listrik non PLN (diesel, panel surya)
tangga miskin
4.Bukan listrik (4) menggunakan APER serta menghitung kestabilan
Sumber air minum yang
1. Air dalam kemasan 2.Ledeng 3.Pompa klasifikasi dengan statistik uji Press’s Q pada model
X9 digunakan rumah tangga
miskin
4.Sumur 5. Mata air 6.Air sungai MARS untuk data training.
X10
Bahan bakar yang 1.Listrik 2.Gas/elpiji 3.Minyak tanah 11. Menganalisis kemampuan model MARS dan bagging
digunakan untuk memasak 4.Arang kayu/tempurun 5.Kayu bakar MARS untuk memprediksi dengan menggunakan data
Konsumsi daging/susu/ayam
X11 - testing.
per minggu
X12 Konsumsi pakaian per tahun - 12. Menguji keakurasian klasifikasi (ketepatan klasifikasi) dan
X13 Frekuensi makan per hari -
1.RS/puskesmas 3.Praktek paramedis menghitung nilai kesalahan klasifikasi dengan
X14 Pengobatan
2.Praktek dokter 4.Pengobatan tradisional menggunakan APER serta menghitung kestabilan
X15 Ijazah terakhir kepala rumah 1.Tidak punya 2.SD/setara 3.SLTP/setara
tangga 4.SLTA/setara 5.Diploma I/II 6.Akademi ke klasifikasi dengan statistik uji Press’s Q pada model
atas MARS dan bagging MARS untuk data testing.
X16 Penghasilan perbulan -
X17 Kepemilikan aset -
13. Membandingkan tingkat akurasi klasifikasi antara metode
X18 Status penguasaan bangunan 1.Milik sendiri 2.Kontrak 3.Sewa 4.Bebas MARS dengan bagging MARS untuk mendapatkan model
tempat tinggal sewa 5.Rumah dinas 6.Rumah milik orang terbaik.
tua/sanak saudara
Sumber : BPS (2011), BAPPEDA (2011), Pratama (2011), Hidayanti (2014)
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.2, (2014) 2337-3520 (2301-928X Print) D-94

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN RSZY = ` = 2 a ab ` = 4 RSZ ;


RS\] = ` = 1 a ab ` = 2 a ab ` = 4 RS] ;
A. Pemodelan Rumah Tangga Miskin dengan MARS RS\[ = `V = 2 RS ^ ;
RS]\ = ` W = 3 a ab ` W = 4 RS\ ;
Pemodelan rumah tangga miskin dengan menggunakan RS][ = `[ = 1 RS\] ;
metode MARS adalah sebagai berikut. RSVZ = da 0,2−` RS Z;
Tabel 3. RSV\ = `] = 2 RS Z ;
Trial and Error Pembentukan Model MARS Rumah Tangga Miskin RSV[ = ` = 1 a ab ` = 2 RS^ ;
Nomor Kombinasi Keakuratan RSVW = ` = 3 a ab ` = 4 a ab ` = 5 RS^ ;
Model BF MI MO
GCV R2
Klasifikasi RSVY = ` V = 3 a ab ` V = 4 RSV[ ;
1 36 1 0 0,209 0,896 68,90 % RS^] = max 0, 140 − `Z RSV[ ;
2 36 1 1 0,209 0,896 68,80 % RS^W = max 0, 25 − ` RSVW ;
3 36 1 2 0,209 0,896 68,80 % RS[ = max 0, 16 − ` RS[ ;
4 36 1 3 0,209 0,896 68,80 % RS[Z = ` W = 2 a ab ` W = 5 RS[ ;
5 36 2 0 0,207 0,898 69,10 %
6 36 2 1 0,207 0,898 69,10 % Berdasarkan persamaan (5) didapatkan nilai peluang
7
8
36
36
2
2
2
3
0,207
0,207
0,898
0,898
69,10 %
69,10 %
rumah tangga miskin membutuhkan bantuan primer ( )
9 36 3 0 0,207 0,898 69,30 % dan peluang rumah tangga miskin membutuhkan bantuan
10
11
36
36
3
3
1
2
0,207
0,207
0,899
0,898
69,60 %
69,30 %
sekunder (1- ) adalah sebagai berikut.
" #
!
=
12 36 3 3 0,207 0,898 69,30 %
13 54 1 0 0,209 0,896 69,30 % " #
!
(6)
14 54 1 1 0,209 0,896 69,30 %
15 54 1 2 0,209 0,896 69,30 % dengan,
16 54 1 3 0,209 0,896 69,30 % ?h i
= exp 1,453 − 0,340 1 − 0,086 1 − 0,141. 10DV 1 + 0,198 1
17 54 2 0 0,207 0,898 69,20 % − 0,120. 10DV 1 − 0,254. 10DV 1 − 0,230. 10D[ 1
− 0,941. 10D[ 1 − 0,010 1 − 0,131 1 + 0,068 1
18 54 2 1 0,207 0,899 69,10 %
19
+ 0,636. 10D\ 1 − 0,160. 10D^ 1 − 0,137 1 + 0,226 1
54 2 2 0,207 0,898 69,20 %
20 54 2 3 0,207 0,898 69,20 %
21 54 3 0 0,207 0,899 69,50 % + 0,004 1 − 0,001 1 + 0,111. 10DV 1 + 0,121. 10DV 1
22 54 3 1 0,206 0,898 69,80 % + 0,183 1 − 0,093 1 − 0,002 1 − 0,012 1
23 54 3 2 0,206 0,899 70,10 % + 0,131. 10D^ 1 − 0,144. 10DV 1
?h i
=? ,\Z ^\]
= 3,746
24 54 3 3 0,206 0,899 70,10 %
25 72 1 0 0,209 0,896 69,20 %
26 72 1 1 0,209 0,896 69,40 % Sehingga,
?h i 3,746
27 72 1 2 0,209 0,896 69,40 %
28 72 1 3 0,209 0,896 69,40 %
= = = 0,789
29 72 2 0 0,207 0,898 69,20 % 1 + ?h i 1 + 3,746
30
31
72
72
2
2
1
2
0,207
0,207
0,899
0,898
69,30 %
69,20 %
1− = 1 − 0,789 = 0,211
32 72 2 3 0,207 0,898 69,20 % Jadi, probabilitas rumah tangga miskin di Kabupaten
33* 72 3 0 0,206 0,900 69,40 %
34 72 3 1 0,206 0,900 69,40 %
Jombang membutuhkan bantuan primer adalah 0,789 dan
35 72 3 2 0,206 0,899 69,90 % probabilitas rumah tangga miskin di Kabupaten Jombang
36 72 3 3 0,206 0,899 69,90 %
Keterangan : * adalah model MARS terbaik membutuhkan bantuan sekunder adalah 0,211.
Berdasarkan Tabel 3, pemodelan MARS terbaik pada rumah Salah satu contoh intepretasi model MARS berdasarkan
tangga miskin di Kabupaten Jombang adalah pada model 33, dengan persamaan (5) dan probabilitas rumah tangga miskin
kombinasi BF sebesar 72, MI sebesar 3 dan MO sebesar 0. Model 33 membutuhkan bantuan primer pada persamaan (6) serta
mempunyai nilai GCV terkecil yaitu 0,206, nilai R2 sebesar 0,900, probabilitas rumah tangga miskin membutuhkan bantuan
dan nilai ketepatan klasifikasi sebesar 69,40 persen. sekunder adalah sebagai berikut.
Model MARS terbaik untuk klasifikasi rumah tangga miskin di RSW = max 0, 210000 − ` ^ RS^ ;
Kabupaten Jombang adalah sebagai berikut. RS^ = `^ = 2 a ab `^ = 3 a ab `^ = 4 a ab `^ = 5 ;
DV
= 1,453 − 0,340 RS − 0,086 RSV − 0,141. 10 RSW + 0,198 RSY Rumah tangga miskin dengan kepala rumah tangga yang
− 0,120. 10DV RS − 0,254. 10DV RS Z − 0,230. 10D[ RS \
− 0,941. 10D[ RS ] − 0,010 RS W − 0,131 RS Y + 0,068 RSZ memiliki penghasilan kurang dari Rp 210.000 dan yang
+ 0,636. 10D\ RSZ\ − 0,160. 10D^RSZV − 0,137RSZY menggunakan kolam/sawah, atau sungai/waduk, atau lubang
+ 0,226 RS\[ + 0,004 RS]\ − 0,001 RS][ + 0,111. 10DV RSVZ
+ 0,121. 10DV RSV\ + 0,183RSV[ − 0,093 RSVY − 0,002 RS^]
tanah, atau tanah lapang/kebun memiliki probabilitas
− 0,012 RS^W + 0,131. 10D^RS[ − 0,144. 10DV RS[ membutuhkan bantuan primer sebesar 0,810 dan probabilitas
membutuhkan bantuan sekunder sebesar 0,190.
(5) Tabel 4 menunjukkan tingkat kepentingan variabel
dengan, prediktor pada klasifikasi model MARS yang ditaksir oleh
RS = `Y = 5 a ab `Y = 6 ;
RSZ = `Y = 1 a ab `Y = 2 a ab `Y = 3 a ab `Y = 4 ;
kenaikan nilai GCV karena berpindahnya variabel-variabel
RS\ = da 0, `Z − 138 ; prediktor yang dipertimbangkan dari model. Berdasarkan hasil
RS] = da 0, 138 − `Z ; analisis yang telah dilakukan, maka didapatkan enam belas
RSV = `^ = 1 ;
RS^ = `^ = 2 a ab `^ = 3 a ab `^ = 4 a ab `^ = 5 ; variabel prediktor yang berpengaruh terhadap variabel respon,
RS[ = max 0, ` ^ − 210000 RS^ ; yaitu variabel tempat pembuangan air tinja, sumber air minum
RSW = max 0, 210000 − ` ^ RS^ ;
RSY = `Y = 2 a ab `Y = 5 RS^ ;
yang digunakan, pengobatan, luas kavling termasuk bangunan,
RS = max 0, ` ^ − 500000 RS ; penghasilan per bulan, bahan bakar yang digunakan untuk
RS Z = da 0,500000 − ` ^ RS ; memasak, luas lantai bangunan tempat tinggal, jenis lantai
RS \ = max 0, ` [ − 900000 RSZ ;
RS ] = da 0,900000 − ` [ RSZ ; tempat tinggal terluas, status kepemilikan tempat buang air
RS V = ` ] = 1 RSV ; besar, kepemilikan aset, jenis dinding bangunan tempat tinggal
RS ^ = ` ] = 2 a ab ` ] = 3 a ab ` ] = 4 RSV ;
RS W = da 0,32−` RS V ;
terluas, status penguasaan bangunan tempat tinggal, konsumsi
RS Y = ` ] = 2 a ab ` ] = 3 RS^ ; daging/susu/ayam per minggu, dan ijazah terakhir kepala
RSZ = ` ] = 1 a ab ` ] = 4 RS^ ; rumah tangga.Tiga variabel merupakan indikator kemiskinan
RSZ = `V = 5 a ab `V = 6 RSZ ;
RSZ\ = `^ = 2 a ab `^ = 3 RS\ ; menurut BAPPEDA Jombang (2011), yaitu luas kavling
RSZV = da 0, ` − 2 RS ] ; termasuk bangunan, status kepemilikan tempat pembuangan
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.2, (2014) 2337-3520 (2301-928X Print) D-95

air besar, dan status penguasaan bangunan tempat tinggal, 11 tepat. Sehingga keakuratan klasifikasi data testing sebesar
Variabel lainnya merupakan indikator kemiskinan di 49,40 persen dan kesalahan klasifikasi sebesar 50,40 persen.
Indonesia menurut BPS (2011). Tabel 8 menunjukkan kestabilan klasifikasi data testing
Tabel 4. bantuan yang diharapkan rumah tangga miskin di Kabupaten
Tingkat Kepentingan Variabel-Variabel Pediktor pada Model MARS
Tingkat Pengurangan Jombang. Berdasarkan Tabel 8 diketahui bahwa nilai statistik
uji Press’Q lebih kecil dibanding nilai l ; , V , sehingga
No Variabel
Kepentingan Nilai GCV
1 Tempat pembuangan air tinja (X6) 100,000 % 0,212
2 Sumber air minum yang digunakan (X9) 87,333 % 0,210 klasifikasi data testing bantuan yang diharapkan rumah tangga
3 Pengobatan (X14) 63,806 % 0,209 miskin di Kabupaten Jombang belum stabil dan konsisten
4 Luas kavling termasuk bangunan (X2) 62,835 % 0,208
5 Penghasilan per bulan (X16) 61,919 % 0,208
secara statistik.
6 Bahan bakar yang digunakan untuk memasak (X10) 59,427 % 0,208 Tabel 8.
7 Luas lantai bangunan tempat tinggal (X1) 44,847 % 0,207 Ketepatan dan Kestabilan Klasifikasi Data Testing pada Model MARS Rumah Tangga
8 Jenis lantai tempat tinggal terluas (X5) 33,577 % 0,207 Miskin
9 Status kepemilikan tempat buang air besar (X7) 33,002 % 0,207 Ketepatan Ketepatan Klasifikasi m n;o,op
Press’s Q
10 Kepemilikan aset (X17) 29,174 % 0,207 Klasifikasi 1 2
11 Jenis dinding bangunan tempat tinggal terluas (X4) 24,095 % 0,207 58,87 % 99,00 % 1,80 % 0,167 3,841
12 Status penguasaan bangunan tempat tinggal (X18) 24,030 % 0,207
13 Konsumsi daging/susu/ayam per minggu (X11) 21,618 % 0,207 B. Perbandingan Pemodelan Rumah Tangga Miskin dengan
14 Ijazah terakhir kepala rumah tangga (X15) 12,280 % 0,206 MARS dan Bagging MARS
Tabel 5 merupakan tabel ketepatan dan kesalahan
Tingkat akurasi klasifikasi metode MARS dan bagging
klasifikasi data training.
Tabel 5. MARS akan dibandingkan untuk mengetahui metode yang
Ketepatan dan Kesalahan Klasifikasi Data Training pada Model MARS terbaik untuk mengklasifikasikan bantuan yang diharapkan
Prediksi kelas Total
Kelas aktual
1 2 Aktual
rumah tangga miskin di Kabupaten Jombang. Perbandingan
1 2710 9 2719 tingkat akurasi klasifikasi metode MARS dan bagging MARS
2 1225 90 1315 pada data training dijabarkan pada Tabel 9.
Total Prediksi 3935 99 4034 Tabel 9.
Benar 99,70 % 6,80 % APER Perbandingan Tingkat Akurasi Klasifikasi Metode MARS dan Bagging
Total Benar 69,40 % 30,60 %
MARS pada Data Training
Tabel 5 menjelaskan bahwa dari 4034 data training untuk Metode
rumah tangga miskin di Kabupaten Jombang yang MARS
Bagging MARS
membutuhkan bantuan primer, sebanyak 2710 atau 99,70 Replikasi Akurasi
25 69,63 %
persen unit rumah tangga terklasifikasikan dengan tepat dan 50 69,46 %
sebanyak 90 dari 1315 atau sebesar 6,80 persen rumah tangga 100 69,43 %
69,40 % 150 69,53 %
miskin yang membutuhkan bantuan sekunder terklasifikasikan 200 69,53 %
dengan benar. Sehingga, berdasarkan Tabel 5 ketepatan data 250 69,51 %
training adalah 69,40 persen dan peluang kesalahan dalam 500 69,51 %
pengklasifikasian bantuan yang diharapkan rumah tangga Berdasarkan Tabel 9, keakuratan klasifikasi metode
miskin di Kabupaten Jombang adalah 0,3060. bagging MARS pada 25 replikasi lebih besar dibandingkan
Tabel 6 menunjukkan besarnya kestabilan dalam ketepatan metode MARS.
klasifikasi data training bantuan yang diharapakan rumah Perbandingan tingkat akurasi klasifikasi metode MARS
tangga miskin di Kabupaten Jombang berdasarkan nilai dan bagging MARS pada data testing dijabarkan pada Tabel
statistik uji Press’s Q. Berdasarkan Tabel 6, nilai Press’Q 10.
melebihi nilai l ; , V , maka klasifikasi data training bantuan Tabel 10.
Perbandingan Tingkat Akurasi Klasifikasi Metode MARS dan Bagging
yang diharapkan rumah tangga miskin di Kabupaten Jombang MARS pada Data Testing
sudah stabil dan konsisten secara statistik. Metode
Tabel 6. Bagging MARS
MARS
Ketepatan dan Kestabilan Klasifikasi Data Training pada Model MARS Replikasi Akurasi
m n;o,op
Ketepatan Ketepatan Klasifikasi 25 51,08 %
Press’s Q
Klasifikasi 1 2 50 49,96 %
69,40 % 99,70 % 6,80 % 607,92 3,841 100 50,56 %
Tabel 7 menunjukkan ketepatan dan kesalahan klasifikasi data 49,40 % 150 50,33 %
200 49,90 %
testing. 250 50,41 %
Tabel 7. 500 50,26 %
Ketepatan dan Kesalahan Klasifikasi Data Testing pada Model MARS
Prediksi kelas Berdasarkan Tabel 10, keakuratan klasifikasi metode
Kelas aktual Total Aktual
1 2 bagging MARS pada 25 replikasi lebih besar dibandingkan
1 600 37 637 metode MARS. Sehingga metode bagging MARS lebih tepat
2 643 65 708
Total Prediksi 1243 102 1345 digunakan dalam mengklasifikasikan bantuan yang diharapkan
Benar 94,20 % 9,20 %
APER 50,40 %
rumah tangga miskin dibanding metode MARS.
Total Benar 49,40 %
Berdasarkan Tabel 7, 600 dari 637 atau 94,20 persen rumah V. KESIMPULAN
tangga miskin yang membutuhkan bantuan primer
terklasifikasikan dengan tepat. Sedangkan untuk klasifikasi 1. Hasil pemodelan MARS adalah sebagai berikut.
rumah tangga miskin yang membutuhkan bantuan sekunder a. Empat belas variabel prediktor yang mempengaruhi
hanya 65 dari 708 atau 9,20 persen rumah tangga miskin yang bantuan yang diharapkan rumah tangga miskin di
membutuhkan bantuan sekunder terklasifikasikan dengan Kabupaten Jombang, yaitu variabel tempat
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.2, (2014) 2337-3520 (2301-928X Print) D-96

pembuangan air tinja, sumber air minum yang Republik Indonesia yang telah memberikan dukungan
digunakan, pengobatan, luas kavling termasuk finansial melalui Beasiswa PPA pada tahun 2011-2012,
bangunan, penghasilan per bulan, bahan bakar yang Yayasan Kasih Ar-Rahman (YPKAR) yang telah memberikan
digunakan untuk memasak, luas lantai bangunan dukungan finansial pada tahun 2012-2013, serta bank BCA
tempat tinggal, jenis lantai tempat tinggal terluas, yang juga telah memberikan dukungan finansial berupa
status kepemilikan tempat buang air besar, beasiswa bakti BCA pada tahun 2013-2014. Penulis juga
kepemilikan aset, jenis dinding bangunan tempat mengucapkan terimakasih kepada Bapak Bambang
tinggal terluas, status penguasaan bangunan tempat Widjanarko Otok, Ibu Santi Wulan Purnami, dan Bapak
tinggal, konsumsi daging/susu/ayam per minggu, dan Sutikno yang telah memberikan saran dalam perbaikan
ijazah terakhir kepala rumah tangga.
makalah ini.
b. Karakteristik dua variabel yang memiliki kontribusi
terbesar (tingkat kepentingan terbesar) yaitu variabel
tempat pembuangan air tinja dan sumber air minum DAFTAR PUSTAKA
adalah sebagai berikut. [1] Permatasari, E. O. (2013). Pendekatan Boosting Multivariate Adaptive
a) Rumah tangga miskin di Kabupaten Jombang Regression Splines untuk Klasifikasi Kemiskinan di Provinsi Jawa
menggunakan septictank sebagai tempat Timur. Surabaya : Tesis ITS.
pembuangan air tinja. [2] Eubank, R. L. (1988). Spline Smoothing and Nonparametric Regression.
New York: Marcel Deker.
b) Rumah tangga miskin di Kabupaten Jombang [3] Otok, B.W., Guritno, S., Subanar, Haryatmi, S. (2006). Bootstrap dalam
menggunakan mata air atau air sungai sebagai MARS untuk Klasifikasi Perbankan. Inferensi Jurnal Statistik, Volume
sumber air minum. 2, No. 1, Januari 2006. FMIPA ITS Surabaya.
c. Keakuratan klasifikasi data training dengan metode [4] Friedman, J.H.. 1991. “Multivariate Adaptive Regression Spline (With
Discussion)”, The Annals of Statistics. Vol. 19. hal. 1-141.
MARS sebesar 69,40 persen, sedangkan keakuratan [5] Breiman, L.(1996). Bagging Predictors, Machine Learning, 24. hal.
klasifikasi dari data testing dengan metode MARS 123-140.
sebesar 49,40 persen. [6] Santoso, A. (2009). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemeberian ASI
2. Hasil pemodelan bagging MARS adalah sebagai berikut. Ekslusif pada Rumah Tangga Miskin di Provinsi Sulawesi Tengah
dengan Pendekatan MARS Bagging. Surabaya: Tesis ITS.
a. Keakuratan metode bagging MARS pada data [7] Pratama, D. A. (2011). Klasifikasi Kesejahteraan Rumah Tangga di
training untuk mengklasifikasikan bantuan yang Jawa Timur dengan Pendekatan MARS Bagging. Surabaya: Tugas Akhir
diharapkan rumah tangga miskin di Kabupaten ITS.
Jombang pada 25, 50, 100, 150, 200, 250, dan 500 [8] Pintowati, W. (2012). Pemodelan Kemiskinan di Jawa Timur dengan
Pendekatan Multivariate Adaptive Regression Splines Ensemble.
replikasi masing-masing adalah 69,63 persen, 69,46 Surabaya : Tugas Akhir ITS.
persen, 69,43 persen, 69,53 persen, 69,53 persen, [9] Arifin, A.H., Yozza H., Rahmi I.H.G. (2012). Identifikasi Faktor-Faktor
69,51 persen, dan 69,51 persen. Sehingga metode Penciri Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga di Padang Pariaman
bagging MARS terbaik untuk data training adalah Menggunakan Bagging MARS. Jurnal Matematika UNAND, Volume 2,
No. 4, Hal. 34-42. Matematika FMIPA UNAND Padang.
dengan 25 replikasi karena menghasilkan nilai [10] Sumarto. (2008). Peta Kemiskinan Indonesia: Asal Mula dan
keakuratan klasifikasi yang tinggi. Signifikansinya. Jakarta : SMERU.
b. Keakuratan metode bagging MARS pada data testing [11] Hidayanti, A. A. (2014). Boosting Multivariate Adaptive Regression
untuk mengklasifikasikan bantuan yang diharapkan Spline (MARS) Binary Response untuk Klasifikasi Kemiskinan di
Kabupaten Jombang. Surabaya : Tesis ITS.
rumah tangga miskin di Kabupaten Jombang pada 25, [12] Badan Pusat Statistik. (2011). Produk Domestik Regional Bruto
50, 100, 150, 200, 250, dan 500 replikasi masing- Kabupaten Jombang 2000-2010. Jombang : BPS.
masing adalah 51,08 persen,49,96 persen, 50,56 [13] Indikator Kesejahteraan Daerah Provinsi Jawa Timur. (2013). LPJ Akhir
persen, 50,33 persen, 49,90 persen, 50,41 persen, dan Bupati Jombang Masa Jabatan 2009-2013. Jombang : LPJ Akhir Bupati
Jombang.
50,26 persen. Sehingga metode bagging MARS [14] Cox, D.R., Snell, E.J. (1989). Analysis of Binary Data. Second Edition.
terbaik untuk data testing adalah dengan 25 replikasi London: Chapman dan Hall.
karena menghasilkan nilai keakuratan klasifikasi [15] Agresti, A. (1990). Categorical Data Analysis. New York : John Willey
yang tinggi. and Sons.
[16] Hair J.F, Rolph E. Anderson, Ronald L. T., William C. B.. (2006).
3. Metode bagging MARS dengan 25 replikasi lebih tepat Multivariate Data Analysis. Sixth Edition, Pearson Education Prentice
digunakan untuk mengklasifikasikan bantuan yang Hall, Inc.
diharapkan rumah tangga miskin di Kabupaten Jombang [17] Buhlmann, P. dan Yu, B. (2002). Analyzing Bagging, The Annals of
dibanding metode MARS karena mempunyai nilai Statistics. Vol 30 No. 4, hal 927-961. New York.
[18] Faturokhman, Molo dan Marcelinus. (1995). Kemiskinan dan
keakuratan klasifikasi lebih tinggi dibanding metode Kependudukan di Pedesaan Jawa: Analisis data Susenas 1992.
MARS. Yogyakarta: Pusat Penelitian Kependudukan Universitas Gadjah Mada.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis O.D.A. mengucapkan terima kasih kepada Allah
SWT berkat rahmat dan hidayah-Nya penelitian ini dapat
terselesaikan, kepada kedua orang tua penulis dan adek
tersayang yang selalu memberikan semangat, motivasi dan
dukungan untuk menyelesaikan penelitian ini, Direktorat
Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Anda mungkin juga menyukai