Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ORGANISASI LEMBAGA PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH:

Kelompok 3 :

Ahmad Ridwan (06081381722052)

Dea Ihdayani (06081381722053)

Ochinta Nuke Anggraini (06081381722055)

Cahya Ercy Dwiputri (06081381722060)

Aulia Rahma (06081381722068)

Dosen Pengampu :

Dra. Indaryanti, S.Pd., M, Pd.

M. Yusuf, S.Pd., M.Pd.

PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2020
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii


BAB I................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
1.3 Tujuan Makalah ................................................................................................. 2
BAB II .............................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN............................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Lembaga Pendidikan ............................................................................ 3
2.2 Struktur Organisasi Pendidikan .............................................................................. 3
2.3 Jalur, Jenjang, dan Jenis Lembaga Pendidikan ....................................................... 6
2.4 Kriteria Keberhasilan Lembaga Pendidikan ......................................................... 10
BAB III ........................................................................................................................... 14
PENUTUP ...................................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 15

i
KATA PENGANTAR

Segala puji penyusun sampaikan kepada Tuhan Yang Maha


Esa. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun
mampu menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Organisasi Lembaga
Pendidikan”, guna memenuhi tugas mata kuliah Administrasi dan Manajemen Sekolah.
Makalah ini tidak akan terwujud tanpa bimbingan serta arahan dari orang-orang
terdekat. Oleh karena itu tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dra. Indaryanti, S.Pd., M, Pd. dan M. Yusuf, S.Pd., M.Pd., dosen pengampu
mata kuliah Administradi dan Manajemen Sekolah.
2. Teman sekelompok yang telah bekerjasama dalam pembuatan makalah.
3. Pihak-pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan yang telah memberikan
bantuan

Penyusun Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
Lembaga-Lembaga Pendidikan di Indonesia, yang kami sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Semoga makalah ini
dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada
pembaca khususnya mahasiswa. Makalah ini disusun oleh penyusun dengan masih
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kepada dosen
pembimbing dan pembaca, kami sebagai penyusun mengharapkan kritik dan saran.

Palembang, Januari 2020

Penyusun

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Organisasi merupakan sebuah tempat atau wadah dimana orang-orang
berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi,
terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya organisasi yang
dipergunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
(Ramadhan, 2011).Struktur organisasi merupakan kerangka dalam dimana
organisasi itu beroperasi dan merupakan cara suatu aktivitas organisasi dibagi,
diorganisir, dan dikoordinasikan. Struktur organisasi ini dapat digunakan sebagai
pembentukan atau pembagian suatu pekerjaan dengan maksud agar tujuan
organisasi dapat terlaksana dengan baik (Susilawati dkk, 2013).
Lembaga pendidikan adalah suatu lembaga yang bertujuan mengembangkan
potensi manusia yang dimiliki anak-anak agar mampu menjalankan tugas-tugas
kehidupan sebagai manusia, baik secara individual maupun sebagai anggota
masyarakat (Purbaningtyas dkk, 2014). Keberhasilan suatu lembaga pendidikan
dapat ditentukan berdasarkan suatu kriteria-kriteria tertentu. Pengorganisasian suatu
lembaga pendidikan tergantung pada beberapa aspek antara lain: jalur, jenjang, dan
jenis organisasi lembaga pendidikan yang bersangkutan.
Untuk itu dalam dunia pendidikan perlu adanya organisasi lembaga pendidikan
guna mengkoordinasi sejumlah orang dalam membentuk institusi pendidikan. Selain
itu, organisasi lembaga pendidikan diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan dalam
pendidikan secara terorganisir dan sistematis. Dalam penyusunan makalah ini, hal-
hal mengenai tentang organisasi lembaga pendidikan akan dibahas lebih lanjut oleh
penyusun.

1
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, adapun rumusan masalah yang penyusun dapatkan, antara
lain :
1. Apa pengertian dan struktur organisasi lembaga pendidikan?
2. Apa jalur, jenjang dan jenis lembaga pendidikan?
3. Bagaimana kriteria keberhasilan lembaga pendidikan?

1.3 Tujuan Makalah


Adapun tujuan dari makalah ini, antara lain :
1. Untuk mengetahui pengertian dan struktur organisasi lembaga pendidikan.
2. Untuk mengetahui jalur, jenjang dan jenis lembaga pendidikan.
3. Untuk mengetahui kriteria keberhasilan lembaga pendidikan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Lembaga Pendidikan


Lembaga pendidikan adalah tempat atau wadah dimana proses pendidikan atau
belajar-mengajar berlangsung, diantaranya pendidikan di dalam keluarga, sekolah, dan
masyarakat.

2.2 Struktur Organisasi Pendidikan

Struktur organisasi pendidikan yang pokok ada dua macam yaitu sentralisasi dan
desentralisasi.
2.2.1 Struktur Sentralisasi
Di negara-negara yang organisasi pendidikannya dijalankan secara sentral, yakni
yang kekuasaan dan tanggung jawabnya dipusatkan pada suatu badan di pusat
pemerintahan maka pemerintah daerah kurang sekali atau sama sekali tidak mengambil
bagian dalam administrasi apapun.
Segala sesuatu yang mengenai urusan-urusan pendidikan, dari menentukan
kebijakan dan syarat-syarat personal, urusan kepegawaian, sampai kepada
penyelenggaraan bangunan-bangunan sekolah, penentuan kurikulum, alat-alat pelajaran,
soal-soal dan penyelenggaraan ujian-ujian, dan sebagainya. Semuanya ditentukan dan
ditetapkan oleh dan dari pusat. Sedangkan bawahan dan sekolah-sekolah hanya
merupakan pelaksana-pelaksana pasif dan tradisional semata-mata.

2.2.2 Struktur Desentralisasi


Di negara-negara yang organisasi pendidikannya di-desentralisasi, pendidikan
bukan urusan pemerintah pusat, melainkan menjadi tanggung jawab pemerintah daerah
dan rakyat setempat. Penyelenggaraan dan pengawasan sekolah-sekolah pun berada
sepenuhnya dalam tangan penguasa daerah.

Berikut adalah bagan struktur organisasi di sekolah:

3
Adapun wewenang dan tanggung jawab pada masing-masing jabatan tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Kepala sekolah
Wewenang dan tanggung jawab kepala sekolah antara lain :
a. Wajib menjaga terlaksananya dan ketercapaian program kerja sekolah.
b. Menjabarkan, melaksanakan dan mengembangkan pembelajaran pada
sekolah.

2. Komite sekolah
Komite mempunyai peran yang sangat penting antara lain :
a. Pemberi pertimbangan (advisory agency)pelaksanaan kebijakan pendidikan
b. Pendukung (supporting agency) baik berwujud finansial, pemikiran maupun
tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.
c. Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi.

4
3. Wakil kepala sekolah
Bertugas membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai
berikut:
a. Menyusun perencanaan, membuat program kegiatan dan
pelaksanaan program kegiatan.

4. Bimbingan dan konseling (BK)


Tugas BK adalah membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai
berikut :
a. Penyusunan program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling
b. Koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi masalah-masalah
yang dihadapi oleh siswa tentang kesulitan belajar dan lain lain.
5. Guru kelas
Bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan mempunyai tugas melaksanakan
kegiatan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien. Adapun tugas dan
tanggungjawab guru meliputi :
a. Membuat perangkat program pengajaran
b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran
c. Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar, ulangan harian, ulangan
umum, ujian akhir.

6. Wali kelas
Tugas dan wewenang wali kelas adalah:
a. Pengelolaan kelas
b. Penyelenggaraan administrasi kelas meliputi: denah tempat duduk siswa,
papan absensi siswa, daftar pelajaran kelas, daftar piket kelas, buku absensi
siswa, buku kegiatan pembelajaran/buku kelas, dan tata tertib siswa.

5
7. Tata usaha
Tata Usaha sekolah mempunyai tugas melaksanakan ketatausahaan sekolah dan
bertanggung jawab kepada kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai
berikut :
a. Penyusunan program kerja tata usaha sekolah.
b. Pengelolaan keuangan sekolah.
c. Pengurusan administrasi ketenagaan dan siswa.

8. Siswa
Tugas siswa adalah melaporkan kepada kepala sekolah tentang hasil kerjanya.
Wewenang dan tanggung jawab, antara lain:
a. Menuntut ilmu sebaik-baiknya
b. Mempertanggung jawabkan hasil pembelajarannya
c. Mematuhi peraturan yang sudah di tetapkan oleh pihak sekolah.

9. Security
Bertugas menjaga keamanan lingkungan sekolah.

2.3 Jalur, Jenjang, dan Jenis Lembaga Pendidikan


UURI No. 20 tahun 2003 pasal 16 berbunyi “Jalur, jenjang, dan jenis pendidikan
dapat diwujudkan dalam bentuk satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat.”

2.3.1 Jalur Lembaga Pendidikan

Menurut UURI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


pasal 13 ayat 1, “Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan
informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya”.

6
a. Pendidikan Formal
Pendidikan formal adalah pendidikan yang diselenggarakan oleh
pemerintah yang bersifat formal, seperti sekolah dan yayasan kependidikan.
Pendidikan yang bersifat formal pun memiliki jenjang yang terstruktur dan
berkesinambungan, mulai dari sekolah dasar, menengah hingga perguruan
tinggi.
b. Pendidikan NonFormal
Pendidikan nonformal adalah pendidikan yang diselenggarakan bagi
warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi
sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam
rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat (UURI No. 20 tahun 2003
pasal 26 ayat 1). Lembaga kursus, lembaga pelatihan, sanggar, majelis
taklim, dan lain sebagainya merupakan bentuk satuan pendidikan nonformal
(UURI No. 20 tahun 2003 pasal 26 ayat 4). Hasil pendidikan nonformal
dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah
melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh
Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasional
pendidikan (UURI No. 20 tahun 2003 pasal 26 ayat 6).
c. Pendidikan informal
Pendidikan informal adalah kegiatan pendidikan informal yang
dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara
mandiri (UURI No. 20 tahun 2003 pasal 27 ayat 1). Sama dengan hasil
pendidikan formal dan nonformal, pendidikan informal diakui setelah
peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan (UURI
No. 20 tahun 2003 pasal 27 ayat 2).

2.3.2 Jenjang Pendidikan


Jenjang pendidikan di Indonesia diatur dalam UURI No. 20 tahun 2003
pasal 14 yang berbunyi “Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.”

7
a. Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang harus dilalui
peserta didik agar dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang
pendidikan menengah yang berbentuk Sekolah Dasar (SD), Madrasah
Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang
sederajat (UURI No. 20 tahun 2003 pasal 17).
b. Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah merupakan lanjutan dari sekolah dasar yang
terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah
kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA),
Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan
Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat (UURI
No. 20 tahun 2003 pasal 18).
c. Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi merupakan lanjutan dari pendidikan menengah.
Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister,
spesialis, dan doctor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang
dilaksanakan dengan sistem terbuka (UURI No. 20 tahun 2003 pasal 19).
Perguruan tinggi yang memenuhi persyaratan pendirian dan dinyatakan
berhak menyelenggarakan program pendidikan tertentu dapat memberikan
gelar akademik, profesi, atau vokasi sesuai dengan program pendidikan
yang diselenggarakannya (UURI No. 20 tahun 2003 pasal 21 ayat 1).

2.3.3 Jenis Pendidikan

Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi,


vokasi, keagamaan, dan khusus (UURI No. 20 tahun 2003 pasal 15).

8
a. Pendidikan Umum
Pendidikan umum meliputi pendidikan dasar dan pendidikan menengah
yang diselenggarakan sesuai dengan tujuan pendidikan. Pendidikan umum
berbentuk SD, MI, SMP, MTs, SMA, dan MA.
b. Pendidikan Kejuruan
Pendidikan kejuruan merupakan jenjang pendidikan menengah yang
diselenggarakan dengan tujuan mempersiapkan peserta didik untuk bekerja
sesuai dengan jurusan. Bentuk satuan pendidikan kejuruan adalah SMK dan
MAK.
c. Pendidikan Akademik
Pendidikan akademik adalah pendidikan tinggi program pendidikan sarjana
dan/atau program pascasarjana yang diarahkan pada penguasaan dan
pengembangan cabang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Pembinaan,
koordinasi, dan pengawasan pendidikan akademik berada dalam tanggung
jawab Kementrian (UURI No. 12 tahun 2012 pasal 15).
d. Pendidikan Profesi
Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana
yang menyiapkan mahasiswa dalam pekerjaan yang memerlukan persyaratan
keahlian khusus. Pendidikan profesi diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi
dan bekerja sama dengan Kementrian, Kementrian lain, LPNK, dan/atau
organisasi profesi yang bertanggungjawab atas mutu layanan profesi (UURI
No 12 tahun 2012 pasal 17).
e. Pendidikan Vokasi
Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi program diploma yang
menyiapkan mahasiswa untuk bekerja dengan keahlian terapan tertentu
sampai program sarjana terapan. Pendidikan vokasi dapat dikembangkan
oleh pemerintah sampai program magister, terapan atau program doctor
terapan (UURI No. 12 tahun 2012 pasal 16).

9
f. Pendidikan Keagamaan
Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau kelompok
masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik
menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai
ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama. Pendidikan keagamaan
dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal, dan
informal. Pendidikan keagamaan berbentuk pendidikan diniyah, pesantren,
pasraman, pabhaja samanera, dan bentuk lain yang sejenis (UURI No. 20
tahun 2003 pasal 30).
g. Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus
Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki
tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik,
emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa. Pendidikan layanan khusus merupakan pendidikan bagi peserta
didik di daerah terpencil atau terbelakang, masyarakat adat yang terpencil,
dan/atau mengalami bencana alam, bencana sosial, dan tidak mampu dari
segi ekonomi (UURI No. 20 tahun 2003 pasal 32).

2.4 Kriteria Keberhasilan Lembaga Pendidikan


Pengorganisasian sebagai proses membagi kerja ke dalam tugas-tugas yang lebih
kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai dengan kemampuannya,
dan mengalokasikan sumberdaya, serta mengkoordinasikannya dalam rangka efektivitas
pencapaian tujuan organisasi. Oleh sebab itu, untuk mencapai tujuan sebuah organisasi
maka diperlukan kriteria keberhasilan organisasi lembaga pendidikan (Fattah, 1996).

Kriteria keberhasilan merupakan standar dan pedoman serta alat ukur untuk
menilai apakah suatu kegiatan dan bidang garapan mempunyai suatu nilai/manfaat.
Kriteria keberhasilan sebuah lembaga pendidikan (sekolah) salah satunya adalah dapat
menjaga kestabilan atau ada kecenderungan semakin meningkat jumlah siswa yang
dimiliki. Hal ini menunjukkan lembaga tersebut mampu menjaga kualitas sehingga tetap

10
diminati oleh masyarakat sebagai pengguna kebutuhan pendidikan. Menjaga kestabilan
menjadi prioritas utama bagi setiap sekolah. Bangunan fisik sekolah yang megah
dengan pendidik dan tenaga pendidikan yang mumpuni tidak akan berfungsi bila tidak
memiliki siswa. Sekolah sebagai tempat transfer berbagai ilmu pengetahuan dan budaya
(peradaban) dapat berjalan dengan baik bila semua komponen terpenuhi.

Pengelolaan suatu lembaga pendidikan yang efektif dan efisien merupakan


syarat mutlak keberhasilan organisasi tersebut. Tidak terkecuali lembaga pendidikan
yang juga akan semakin dituntut menjadi suatu organisasi yang tepat sasaran dan
berdayaguna. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memerlukan suatu sistem
pengelolaan yang profesional. Sebagai salah satu komponen utama dalam sistem
pendidikan, selayaknya sekolah memberikan kontribusi yang nyata dalam
meningkatkan kualitas SDM. Sumber daya itu yaitu sumber daya manusia yang antara
lain peserta didik, kepala sekolah, pendidik, dan tenaga kependidikan, sedangkan
sumber daya lainnya seperti uang, sarana prasarana, dan peralatan sekolah.

Pengelolaan penerimaan peserta didik baru adalah salah satu komponen penting
dalam pendidikan. Pengelolaan penerimaan peserta didik baru bagi sekolah sangat
diperlukan guna pemetaan jumlah peserta didik yang diterima, mutu peserta didik dan
sarana pendukung, sehingga membutuhkan perencanaan, pemikiran, pengarahan serta
pengaturan dan menggunakan atau mengikutsertakan seluruh potensi yang ada secara
efisien dan efektif.

Berhasilnya penyelenggaraan sekolah akan sangat bergantung kepada


pengelolaan beberapa komponen pendukung kegiatan, antara lain kurikulum, peserta
didik, tenaga pelaksana, dan sarana prasarana. Komponen itu adalah satu kesatuan
dalam usaha mencapai tujuan sekolah, artinya bahwa satu komponen memberi
dukungan bagi komponen yang lain, sehingga memberi konstribusi yang tinggi terhadap
tercapainya tujuan sekolah tersebut.

11
 Sistem Pendidikan

Suatu lembaga pendidikan akan berkembang dengan baik, salah satunya


ditentukan oleh sistem pendidikan yang jelas yang telah mendapatkan perizinan
sesuai peraturan yang berlaku, Sistem yang jelas itu ditunjukkan dengan sistem
rekrutmen calon peserta didik, rekrutmen tenaga kependidikan yang baik, sistem
pembelajaran yang diberlakukan, dan lain-lain. Hal ini akan mempengaruhi
kepercayaan calon dan para peserta didik.

 Tenaga Kependidikan

Salah satu komponen yang mempengaruhi berkembangnya suatu


lembaga pendidikan adalah kualitas dan kuantitas tenaga kependidikan yang
memadai. Yang termasuk kedalam tenaga kependidikan adalah kepala satuan
kependidikan, pendidik, dan tenaga kependidikan lainnya.

 Peserta Didik

Peserta didik yang diharapkan mengikuti pendidikan di setiap lembaga


kependidikan adalah yang mempunyai minat dan memiliki potensi di bidang
sesuai dengan jurusan yang ada di lembaga pendidikan tersebut. Hal ini
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kelancaran dan kesuksesan
pendidikan yang diikuti oleh peserta didik tersebut. Untuk mendapatkan peserta
didik yang sesuai perlu diterapkan sistem perekrutan yang baik terhadap calon
peserta didik tersebut.

 Kurikulum

Kurikulum yang baik dan sesuai pada setiap jenis pendidikan yang
diselenggarakan oleh setiap lembaga pendidikan juga merupakan salah satu
kriteria keberhasilan pembinaan atau pemberdayaan pihak pengelola lembaga
pendidikan tersebut.

12
 Prasarana dan Sarana Pendidikan

Untuk mendapatkan hasil lulusan yang baik sesuai dengan visi, misi,
tujuan, dan sasaran dari lembaga pendidikan tersebut, maka prasarana dan sarana
pendidikan untuk mendukung pencapaiannya harus memadai atau paling tidak
memenuhi persyaratan minimal yang secara bertahap dapat dipenuhi untuk
memenuhi persyaratan yang ideal. Sarana pendidikan meliputi peralatan
pendidikan, media pendidikan, buku, dan sumber belajar lainnya, sedangkan
prasarana pendidikan meliputi ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan,
ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium,
kantin, dan lain sebagainya.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Struktur organisasi merupakan kerangka dalam dimana organisasi itu beroperasi
dan merupakan cara suatu aktivitas organisasi dibagi, diorganisir, dan dikoordinasikan.
Struktur organisasi dapat digunakan sebagai pembentukan atau pembagian suatu
pekerjaan dengan maksud agar tujuan organisasi dapat terlaksana dengan baik. Struktur
organisasi pendidikan yang pokok ada dua macam yaitu sentralisasi (pusat) dan
desentralisasi (daerah). Sedangkan lembaga pendidikan adalah tempat atau wadah
dimana proses pendidikan atau belajar-mengajar berlangsung, diantaranya pendidikan di
dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat. Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan
formal, non formal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Jenis
pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi,
keagamaan, dan khusus.

Jadi berhasilnya penyelenggaraan sekolah akan sangat bergantung kepada


pengelolaan beberapa komponen pendukung kegiatan yaitu kurikulum, peserta didik,
tenaga pelaksana, dan sarana prasarana. yang mana bila satu komponen memberi
dukungan bagi komponen yang lain, sehingga memberi konstribusi yang tinggi terhadap
tercapainya tujuan sekolah tersebut.

14
DAFTAR PUSTAKA

Indonesia, Presiden Republik. "Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun


2003 tentang sistem pendidikan nasional." Jakarta: Pemerintah Republik
Indonesia (2003).
Indonesia, Presiden Republik. "Undang-undang Republik Indonesia nomor 12 tahun
2012 tentang sistem pendidikan nasional." Jakarta: Pemerintah Republik
Indonesia (2012). (online), http://sumberdaya.ristekdikti.go.id/wp-
content/uploads/2016/02/uu-nomor-12-tahun-2012-ttg-pendidikan-
tinggi.pdfTanggal akses 25 Januari 2020.
Kurniawati, Alfi. (2012). Organisasi Lembaga Pendidikan Di Indonesia. Makalah

Maryani, Dedeh., dkk. (2019). Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Deepublish

Maxmanroe. Lembaga Pendidikan : Pengertian, Fungsi, Tujuan dan Jenisnya.


https://www.maxmanroe.com/vid/umum/lembaga-pendidikan.html Tanggal
akses 25 Januari 2020

Purbaningtyas, Seruni., dkk. (2014). Organisasi Lembaga Pendidikan. Makalah.


Diakses pada 25 Januari 2020

Ramadhan, Rifki N. (2011). Organisasi Sebagai Wadah dan Proses.


http://rifki26nr.blogspot.com/2011/09/organisasi-sebagai-wadah-danproses.html
Tanggal akses 25 Januari 2020

Setiawan, M F., dkk. (2018). Pengelolaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)
Pada SD Muhammadiyah Program Khusus Banyudono. Tesis. Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Online:
http://eprints.ums.ac.id/66475/5/04.%20BAB%20I.pdf

Susilawati, Lina., dkk. (2013). Organisasi Lembaga Pendidikan. Makalah

15
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. 2011. Manajemen
Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press

Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2012.


Manajemen Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta

16

Anda mungkin juga menyukai