Anda di halaman 1dari 4

RSU HAJI

SURABAYA TRANSPORT NEONATUS


RSU
HAJI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SURABAYA

Tanggal Terbit Ditetapkan,


Direktur RSU Haji Surabaya

SOP

Pengertian Pengiriman bayi atau neonatus yang memerlukan perawatan intensive.

1. Stabilisasi pasien
Tujuan
2. Memberikan pertolongan awal

3. Menjamin keselamatan pasien

4. Meningkatkan outcome neonatal yang baik

Kebijakan
1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 436/Menkes/SK/VI/1993 tentang

berlakunya Standar Pelayanan Medis di Rumah Sakit;

2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 772/Menkes/SK/VI/1993 tentang

Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital Bylaws);

3. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan

Publik;

4. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 11 Tahun 2005 tentang

Pelayanan Publik di Provinsi Jawa Timur;

5. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 11 Tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Provinsi Jawa Timur.

Prosedur
1. Persiapan
a. keluarga

i. Memberikan penjelasan kepada keluarga pasien

ii. Memberikan informed consent sebelum melakukan

tindakan

iii. Jika memungkinkan, pengiriman bayi dilakukan dengan

ibu sehingga ibu bisa meneruskan untuk memberikan ASI

b. Bayi

i. Memastikan bayi dalam kondisi stabil

ii. Apabila bayi bisa minum, tetapi ibu tidak bisa ikut dalam

proses transport maka digunakan metode alternatif

pemberian minum (pemasangan nasogastric tube /

pemakaian feeding cup,dsb)

iii. Pastikan pemasangan IV line yang aman dengan

pemakaian tetesan mikro / mikro burret, jika diperlukan

2. Petugas

a. Kompetensi : mampu melakukan pemantauan IV line, resusitasi

bayi dan pemberian obat-obatan, jika diperlukan.

3. Alat-alat

a. Incubator transport, dengan regulasi suhu yang baik

b. Oksigen transport yang melekat pada incubator, jika diperlukan

membawa 2 (dua) tangki size E

c. Bag and mass 500 ml

d. Cardiac monitor

e. Endotracheal tube dan conector

f. Laryngoscope

g. Plester

h. Stetoskop

i. Termometer

j. Selimut
k. Gastric tube (5F dan 8F)

l. Infused set + surflow (no.26)

m. Antiseptic solution

n. Alcohol swab

o. Dispossible spuite dan jarum (3 cc, 5 cc, 10 cc)

p. Dispossible gloves

4. Obat-Obatan Emergency

a. Aqua, ephineprin 1:1000 (1 ampul)

b. Calsium glukonas 10%

c. Dextrose 10%

d. Normal saline / RL

5. Komunikasi

a. Jika menerima bayi, harus ada form rujukan yang berisi tentang

informasi penting bayi atau formulir umpan balik yang berfungsi

untuk menyediakan fasilitas rujukan

b. Jika merujuk bayi ke faskes lain :

i. Hubungi pihak faskes rujukan sehingga dapat dipersiapkan

ii. Konfirmasi pada pihak faskes bahwa bersedia menerima

iii. Memberikan estimasi waktu kedatangan bayi yang dirujuk

iv. Mengisi form rujukan dan dikirim bersama dengan bayi

v. Jika ibu ikut menemani bayi maka informasikan pada

pihak faskes untuk memastikan bahwa ibu mendapatkan

tempat untuk rawat gabung.

6. Perawatan selama transport

a. Menjaga bayi tetap kontak kulit (skin to skin) dengan ibunya, jika

hal tersebut tidak memungkinkan jaga bayi agar tetap tertutup.

b. Pastikan bayi mendapatkan asupan :

i. Pastikan bayi tetap mendapatkan ASI, jika bayi tidak dapat


menyusu berikan ASI melalui gastric tube

c. Jika bayi menerima oksigen, periksa aliran oksigen setiap 15

menit

d. Periksa frekuensi nafas setiap 15 menit, jika bayi tidak bernafas /

sesak / frekuensi nafas < 20 x per menit, segera resusitasi bayi

dengan bag and mask.

e. Hentikan transport untuk menyelesaikan masalah.

Referensi
1. Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir untuk Dokter, Bidan, dan Perawat

di Rumah Sakit. Departemen Kesehatan RI, 2004

2. Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. Kementerian Kesehatan RI, 2011

3. Neonatology, Management, Procedure, On-Call Problems, Disease and

Drugs. Gomela, dkk. Mc Graw Hill. 2009

Unit Terkait
1. Instalasi Gawat Darurat

2. Ruang Neonatus

3. SMF Kesehatan Anak

Anda mungkin juga menyukai