Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK


“ Pengaruh Disiplin Dan Iklim Kerja Terhadap
Efektivitas Pelayanan Aparat Pemerintah Kelurahan
Kalibaru Jakarta Utara ”

MATA KULIAH : ADMINISTRASI PUBLIK

OLEH :
JELITA CANDRA (CA181111218)
LEVI ANDRINA (CA181112170)
A4-18-01F

INSTITUT ILMU SOSIAL DAN MANAJEMEN


STIAMI
TAHUN AJARAN 2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Saya
juga bersyukur atas berkat rezeki dan kesehatan yang diberikan kepada saya
sehingga saya dapat mengumpulkan bahan- bahan materi makalah ini dari
beberapa sumber. Saya telah berusaha semampu saya untuk mengumpulkan
berbagai macam bahan tentang  Efektivitas Pelayanan Publik(Pengaruh Disiplin
Dan Iklim Kerja Terhadap Efektivitas Pelayanan Aparat Pemerintah Kelurahan
Kalibaru Jakarta Utara).
Saya sadar bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari sempurna,
karena itu saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik lagi. Oleh karena itu saya mohon
bantuan dari para pembaca.
Demikianlah makalah ini saya buat, apabila ada kesalahan dalam penulisan,
saya mohon maaf yang sebesarnya dan sebelumnya saya mengucapkan terima
kasih.

Penulis.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1
1. Latar Belakang......................................................................................... 1
2. Ruang Lingkup Penulisan........................................................................ 2
3. Tujuan dan Manfaat Penulisan................................................................ 2

BAB II KAJIAN TEORITIK....................................................................................... 3


1. Makna Efektivitas................................................................................... 3

BAB III PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN DARI EFEKTIVITAS


PELAYANAN PUBLIK................................................................................ 5
A. Pelayanan Publik................................................................................. 5
B. Efektivitas Pelayanan Aparat............................................................... 5
C. Disiplin Kerja Aparat............................................................................ 6
D. Iklim Kerja Organisasi.......................................................................... 8
E. Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Efektivitas Pelayanan Aparat
Kelurahan............................................................................................ 10
F. Pengaruh Iklim Kerja Terhadap Efektivitas Pelayanan Aparat
Kelurahan............................................................................................ 11
G. Pengaruh Bersama Antara Disiplin Kerja Dan Iklim Kerja
Terhadap Efektivitas  Pelayanan Aparat Kelurahan........................... 12

BAB IV PENUTUP.................................................................................................. 17
REFERENSI PUSTAKA.......................................................................................... 18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Pegawai Negeri berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang bertugas
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil, dan
merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan, dan pembangunan.
Pegawai negeri sebagai aparat birokrasi selain sebagai aparatur negara dan abdi
negara, juga merupakan abdi masyarakat. Sehingga kepada kepentingan
masyarakatlah aparat birokrasi harus mengabdikan diri. Aparat birokrasi memang
sangat diharapkan memiliki jiwa pengabdian dan pelayanan kepada masyarakat
(Pikiran Rakyat, 15 Mei 2004).
Dengan demikian output dari pelaksanaan tugas adalah berupa jasa
pelayanan kepada masyarakat sehingga pelayanan dikatakan efektif apabila aparat
berhasil dalam melaksanakan tugasnya. Dengan kata lain keberhasilan tugas
pemerintah dalam pembangunan nasional banyak tergantung pada kerja dan
kemampuan pegawai negeri. Dari penjelasan tersebut kita dapat melihat bahwa
kedudukan dan peranan pegawai negeri sangat penting dan menentukan
keberhasilan pembangunan nasional.
Pada saat ini pemerintah banyak mendapat sorotan publik terutama dalam
hal pelayanan. Masyarakat Indonesia semakin kritis dan menginginkan pelayanan
yang maksimal dari pemerintah. Mereka menuntut pelayanan yang efektif dalam
berbagai hal. Tidak hanya di pusat pemerintahan, di semua tingkat pemerintahan
dari pusat sampai kelurahan mendapatkan tuntutan yang sama dari publik yaitu
pelayanan yang efektif. Ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi efektivitas
pelayanan suatu organisasi, diantaranya disiplin kerja dan iklim kerja aparat.
Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh disiplin kerja dan
iklim kerja terhadap efektivitas pelayanan aparat di Kelurahan Kalibaru Jakarta
Utara.
Efisiensi dalam memberikan pelayanan selain disebabkan oleh jumlah aparat
yang tidak seimbang dengan jumlah penduduk yang harus dilayani, juga disebabkan
oleh banyaknya jenis pelayanan yang diberikan kelurahan kepada masyarakat.
Jenis-jenis pelayanan yang diberikan aparat kelurahan kepada masyarakat antara

1
lain : (1). Pengantar pembuatan KTP, (2). Pengantar pembuatan akte
kelahiran, (3). Pengantar pembuatan SKTM, (4). Kependudukan (nikah, cerai, lahir,
mati).
Jenis-jenis pelayanan tersebut hanya sebagian dari banyaknya pelayanan
yang diberikan kepada masyarakat, karena sering ada program-program pemerintah
yang biasanya diberikan kewenangan kepada kelurahan untuk menanganinya,
seperti misalnya program bantuan untuk masyarakat miskin. Kelurahan bertugas
mendistribusikan beras kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan. Selain
itu, kelurahan juga sering menangani surat-surat perijinan pendirian bangunan,
surat-surat keterangan tidak mampu masyarakat yang membutuhkan untuk
keringanan pengobatan, keringanan biaya pendidikan, yang semuanya itu menuntut
pelayanan yang efektif agar masyarakat yang dilayani merasa puas. Tercapainya
efektivitas pelayanan yang diberikan kelurahan dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, seperti perbedaan dalam mengintepretasikan tugas-tugas yang harus
dilaksanakan, disiplin, motivasi, kinerja, manajemen dan perilaku aparat dalam
bekerja serta iklim kerja yang ada dalam organisasi tempat aparat bekerja.
Dalam makalah ini, penulis membatasi faktor yang mempengaruhi efektivitas
pelayanan pada disiplin kerja pegawai kelurahan pada saat melayani masyarakat
dan iklim kerja yang ada di kelurahan. Bagaimana kedisiplinan mereka terhadap
pekerjaan yang mereka kerjakan sehingga dapat memuaskan masyarakat yang
dilayani. Bagaimana suasana iklim organisasi yang dapat menunjang efektivitas
pelayanan terhadap masyarakat.

2. Ruang Lingkup Penulisan


Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
a) Bagaimana pengaruh antara disiplin kerja dengan efektivitas pelayanan aparat
kelurahan di Kelurahan Kalibaru Jakarta Utara ?
b) Bagaimana pengaruh antara iklim kerja dengan efektivitas pelayanan aparat
kelurahan di Kelurahan Kalibaru Jakarta Utara?
        

3. Tujuan dan Manfaaat Penulisan


Untuk mengetahui makna efektivitas dalam administrasi publik, dan penerapan
efektivitas dalam suatu pelayanan publik

2
BAB II
KAJIAN TEORITIK

1. Makna Efektivitas
Pengertian efektivitas secara umum menunjukan sampai seberapa jauh
tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut sesuai
dengan pengertian efektivitas menurut Hidayat (1986) yang menjelaskan
bahwa :

“Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target


(kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar
presentase target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya”.

Sedangkan pengertian efektivitas menurut Schemerhon John R. Jr. (1986:35)


adalah sebagai berikut :

“ Efektivitas adalah pencapaian target output yang diukur dengan cara


membandingkan output anggaran atau seharusnya (OA) dengan output
realisasi atau sesungguhnya (OS), jika (OA) > (OS) disebut efektif ”.

Adapun pengertian efektivitas menurut Prasetyo Budi Saksono (1984)


adalah :

“ Efektivitas adalah seberapa besar tingkat kelekatan output yang


dicapai dengan output yang diharapkan dari sejumlah input “.
Dari pengertian-pengertian efektivitas tersebut dapat disimpulkan bahwa
efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target
(kuantitas,kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh manajemen, yang
mana target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu. Berdasarkan hal
tersebut maka untuk mencari tingkat efektivitas dapat digunakan rumus
sebagai berikut :

Efektivitas = Ouput Aktual/Output Target >=1

3
Ø Jika output aktual berbanding output yang ditargetkan lebih besar atau
sama dengan 1 (satu), maka akan tercapai efektivitas.
Ø Jika output aktual berbanding output yang ditargetkan kurang daripada 1
(satu), maka efektivitas tidak tercapai.

4
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH

A. Pelayanan Publik
Pelayanan yang diberikan kelurahan tergolong dalam jenis pelayanan publik.
Pelayanan pada dasarnya melibatkan dua pihak yang saling berhubungan yaitu
organisasi pemberi pelayanan di satu pihak dan masyarakat sebagai penerima
pelayanan di pihak lainnya. Jika organisasi mampu memberikan pelayanan yang
optimal dan memenuhi tuntutan dari masyarakat, maka dapat dikatakan organisasi
tersebut telah mampu memberikan pelayanan yang memuaskan pada masyarakat.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan publik adalah suatu
usaha yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang atau instansi tertentu
untuk memberikan bantuan dan kemudahan kepada masyarakat atau kelompok
yang dilayani dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Pelayanan ini diberikan
kepada seluruh masyarakat atau yang berhak mendapatkan pelayanan tanpa
terkecuali dengan tidak membedakan satu dengan yang lainnya.
B. Efektivitas Pelayanan Aparat
Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti terjadinya suatu efek atau
akibat yang dikehendaki dalam sesuatu perbuatan (Ensiklopedi Administrasi, 1989).
Efektif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti dapat membawa hasil, berhasil
guna. Sedangkan menurut Handoko (1993) efektivitas adalah kemampuan untuk
memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Efektivitas adalah suatu keadaan yang mengandung pengertian mengenai
terjadinya sesuatu efek atau akibat yang dikehendaki. Kalau seseorang melakukan
suatu perbuatan dengan maksud tertentu yang memang dikehendaki, maka orang
itu dikatakan efektif kalau menimbulkan akibat sebagaimana yang dikehendakinya
(Ensiklopedi Administrasi, 1989).
Dalam kenyataannya, sulit sekali memperinci apa yang dimaksud dengan
konsep efektivitas dalam suatu organisasi. Pengertian efektivitas dalam suatu
organisasi mempunyai arti yang berbeda-beda bagi setiap orang, begantung pada

5
kerangka acuan yang dipakainya. Bagi sejumlah sarjana ilmu sosial, efektivitas
seringkali ditinjau dari sudut kualitas kehidupan pekerja (Steers, 1985:).

C. Disiplin Kerja Aparat


Peraturan sebagai salah satu sarana dalam mencapai tujuan bukan hanya
satu kata yang tidak bermakna dan diabaikan tanpa ditaati. Dalam rangka mencapai
tujuan, peraturan harus benar-benar ditaati oleh setiap individu yang menjadi obyek
dari peraturan tersebut. Ketaatan terhadap peraturan yang ada lazim disebut dengan
disiplin. Dalam organisasi disiplin diperlukan agar jangan sampai terjadi keteledoran
atau kelalaian serta pemborosan dalam pelaksanaan suatu pekerjaan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, disiplin diartikan sebagai ketaatan
atau kepatuhan kepada peraturan tata tertib dan sebagainya. Berdasarkan asal
katanya, disiplin berasal dari kata disiplina yang berarti latihan atau pendidikan
kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat.
Disiplin adalah suatu keadaan tertib dimana orang-orang yang bergabung
dalam suatu organisasi, tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan
senang hati (Kerlinger dan Pedhazur, 1987). Gordon S. Watkins mengartikan disiplin
sebagai suatu kondisi atau sikap yang ada pada semua anggota organisasi yang
tunduk dan taat pada aturan organisasi (dalam Moenir, 2000).
Dalam pelaksanaan tugas/pekerjaan disiplin terdiri atas dua jenis disiplin,
yaitu disiplin waktu dan disiplin perbuatan. Kedua jenis disiplin tersebut merupakan
kesatuan yang tak dapat dipisahkan serta saling mempengaruhi. Disiplin waktu
tanpa disertai disiplin kerja tidak ada artinya, dengan kata lain tidak ada hasil sesuai
dengan ketentuan organisasi. Sebaliknya disiplin kerja tanpa didasari dengan disiplin
waktu tidak ada manfaatnya. Oleh karena itu usaha pendisiplinan tidak dapat
dilakukan separuh-separuh melainkan harus serentak kedua-duanya (Moenir, 2000).
Disiplin menurut Atmosudirjo adalah :
a) Suatu sikap mental (state of mind, mental attitude) tertentu yang merupakan
sikap taat dan tertib sebagai hasil daripada latihan dan pengendalian pikiran dan
watak oleh pribadi secara teratur.
b) Suatu pengetahuan tingkat tinggi tentang sistem aturan-aturan perilaku, sistem
atau norma-norma kriteria dan standar sekaligus keseluruhan dan kesadaran
bahwa ketaatan akan aturan, kriteria standar struktur dan sistem organisasi
tersebut itu adalah syarat mutlak untuk mencapai keberhasilan.

6
c) Sikap kelakuan (behavior) yang secara wajar menunjukkan kesungguhan hati,
pengertian kesadaran untuk mentaati segala apa yang diketahui itu secara
cermat dan tertib. (Atmosudirjo, 1987)

Berdasarkan berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin


kerja adalah suatu sikap taat pada peraturan dan tata tertib serta tanggung jawab
dalam kaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan. Dari konsep ini indikator-indikator
dari disiplin kerja dapat dikemukakan sebagai berikut :
a. Ketaatan aparat terhadap peraturan,
Indikator disiplin kerja yang digunakan untuk mengukur efektivitas pelayanan
salah satunya adalah tingkat ketaatan pegawai pada peraturan dan tata tertib. Taat
berarti mematuhi semua petunjuk-petunjuk atau aturan yang ada. Ketepatan aparat
pada jam-jam kerja, pada saat datang dan pulang apakah selalu tepat waktu, faktor
keterlambatan pegawai saat masuk kantor. Kemudian kepatuhan pegawai pada
perintah atau instruksi dari atasan. Apakah pegawai selalu melaksanakan instruksi
dari atasan atau tidak. Apakah pegawai selalu mengikuti prosedur dalam
melaksanakan tugasnya, apakah pegawai pernah melanggar aturan tata tertib yang
ada di kantor, bagaimana cara berpakaian pegawai, apakah selalu memakai
seragam atau tidak dan bagaimana tingkat kehadiran pegawai pada jam kerja.
b. Tanggung jawab
Indikator lain dari disiplin kerja yang digunakan untuk mengukur efektivitas
pelayanan dalam penelitian ini adalah rasa tanggungjawab dari para pegawainya.
Tanggungjawab dalam hal ini berarti melaksanakan pekerjaannya dengan baik dan
mau menanggung akibat dari semua resiko hasil kerjanya. Bagaimana para aparat
menggunakan dan memelihara alat-alat perlengkapan kantor yang ada. Apakah
mereka menggunakannya hanya untuk keperluan pekerjaan atau malah mereka
menggunakannya untuk kepentingan pribadi mereka sendiri. Kemudian bagaimana
tanggungjawab mereka dalam menyelesaikan suatu pekerjaan sesuai dengan
ketentuan dengan jumlah dan kualitas yang memuaskan serta bagaimana
kesanggupan mereka untuk menanggung resiko terhadap tindakan yang sudah
dilakukan.

7
D. Iklim Kerja Organisasi
Menurut Steers (1985), bila kita membahas konsep iklim kerja dalam suatu
organisasi, itu berarti kita sedang membicarakan mengenai sifat-sifat atau ciri yang
dirasa terdapat dalam lingkungan kerja dan timbul terutama karena kegiatan
organisasi, yang dilakukan secara sadar atau tidak dan yang dianggap
mempengaruhi perilaku kemudian. Menurut Steers ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan berhubungan dengan definisi iklim kerja organisasi, yaitu :Pertama,
iklim organisasi tertentu adalah iklim yang dilihat oleh para pekerjanya, jadi tidak
selalu iklim yang “sebenarnya”. Kedua, iklim organisasi adalah anggapan adanya
hubungan antara ciri dan kegiatan lainnya dari organisasi dan iklim.
Iklim kerja dalam suatu organisasi pada dasarnya terbentuk karena proses
menyatunya tiga unsur, yaitu karyawan, manajemen dan penjabaran kegiatan
organisasi. Hal tersebut akan berjalan baik jika semua berjalan sesuai secara
fungsional yaitu : Pertama, karyawan dapat memahami hal-hal teknis pekerjaannya,
sehingga tidak diperlukan supervisi yang ketat dari atasannya. Kedua, atasan
sebagai bagian dari manajemen, selain memahami hal-hal teknis dari pekerjaan dan
unit kerjanya, juga harus menguasai kemampuan manajerial, perencanaan,
membagi pekerjaan memimpin dan mengarahkan serta memotivasi. Ketiga,
kebijaksanaan organisasi berupa peraturan organisasi dan kesepakatan kerja yang
dijalankan dengan baik, sistem penggajian dan pemberian tunjangan yang memadai
dan adanya perhatian terhadap karyawan (Handoko, 1993).
Faktor-faktor yang membentuk iklim organisasi menurut Steers (1985) yaitu
struktur organisasi, teknologi organisasi, lingkungan tugas luar atau dari kebijakan
dan praktek yang ditetapkan oleh manajemen puncak. Iklim kerja dalam organisasi
merupakan sifat-sifat atau ciri-ciri yang dirasakan dalam lingkungan kerja dan timbul
karena kegiatan organisasi yang dilakukan secara sadar maupun tidak sadar dan
dianggap mempengaruhi kelancaran aktivitas organisasi. Apabila iklim yang ada
bermanfaat bagi para pegawai maka dapat diharapkan tingkat perilaku ke arah
tujuan semakin tinggi dan itu berarti efektivitas organisasi dapat tercapai. Sebaliknya
bila iklim yang ada bertentangan dengan tujuan, kebutuhan dan motivasi karyawan
maka dapat mengganggu kinerja dan prestasi serta kepuasan karyawan sehingga
dapat mengurangi optimalisasi dalam pencapaian tujuan organisasi.
Demikian juga kelurahan-kelurahan dalam upaya meningkatkan efektivitas
pelayanannya dituntut terlebih dahulu untuk melakukan upaya-upaya yang dapat

8
mendukung ke arah iklim kerja yang lebih kondusif. Dari konsep ini, kita dapat
mengambil indikator-indikator iklim kerja sebagai berikut :
a.  Struktur tugas,
Salah satu indikator yang diambil dari variabel iklim kerja yang digunakan
untuk mengukur efektivitas pelayanan adalah indikator Struktur tugas. Disini dapat
dilihat adanya struktur organisasi yang tegas dan tergambar dalam bagan organisasi
yang ada di kantor tersebut. Karena dengan adanya gambar struktur organisasi
yang jelas, maka masing-masing pegawai akan lebih memahami bagaimana
kedudukan dan tugasnya dalam bekerja. Selain itu juga harus ada pembagian
tugas / pekerjaan yang jelas dalam organisasi tersebut, hal ini untuk menjaga terjadi
over lapping. Selain itu kita juga melihat dari terjalinnya komunikasi yang baik antara
atasan dan bawahan maupun sesama rekan kerja.
b.  Hubungan imbalan hukum
Yang dimaksud hubungan imbalan hukum disini adalah tingkat batas
pemberian imbalan tambahan seperti promosi dan kenaikan gaji didasarkan pada
prestasi dan jasa dan bukan pada pertimbangan-pertimbangan lain seperti
senioritas, favoritisme, dan seterusnya. Dari indikator ini, kita dapat mengukur iklim
kerja dengan melihat ada tidaknya pemberian imbalan tambahan bagi pegawai yang
berprestasi, bagaimana tingkat penghargaan bagi pegawai yang berprestasi serta
adakah pemberian hukuman bagi pegawai yang melanggar peraturan.
c.  Pengambilan keputusan,
Dari indikator pengambilan keputusan, apabila kita ingin mengukur efektivitas
pelayanan dari variabel iklim kerja maka yang dapat kita perhatikan adalah
bagaimana peran atau partisipasi anggota dalam proses pengambilan keputusan
dalam organisasi tersebut, serta adakah kebebasan pegawai biasa untuk mengambil
tindakan dalam situasi darurat.

d. Tekanan pada prestasi dan semangat kerja


Dari indikator ini, kita melihat bagaimana organisasi berusaha menekan
prestasi dan semangat kerja para pegawainya dengan berbagai cara termasuk juga
latihan dan pengembangan bagi pegawai yang sangat berguna untuk menaikkan
prestasi pegawainya dalam bekerja. Disini kita mengukur sejauh mana peraturan
organisasi dijalankan oleh pegawai, melihat bagaimana semangat pegawai dalam
bekerja. Selain itu kita juga ingin mengetahui tentang ada tidaknya sistem penilaian

9
kerja dalam organisasi tersebut. Adakah aktivitas organisasi yang mempunyai
orientasi pengembangan bagi pegawainya, seberapa besar frekuensi pengadaan
pendidikan dan latihan bagi pegawainya sebab hal ini akan sangat berpengaruh
terhadap kenaikan prestasi kerja pegawai. Apakah ada bimbingan dan pengawasan
dari supervisor / atasan supaya hasil kerja mereka sesuai dengan yang diinginkan.
Selain itu kita juga akan melihat bagaimana tingkat kedisiplinan pelaksanaan
evaluasi kerja pegawai dalam organisasi tersebut. Melihat ketersediaan fasilitas dan
sarana bagi kelancaran pekerjaan juga sangat penting supaya iklim kerja di kantor
akan menjadi baik sehingga efektivitas pelayanan akan meningkat.

E. Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Efektivitas Pelayanan Aparat Kelurahan


Suatu organisasi dalam pencapaian tujuannya akan berhasil melalui usaha
yang sungguh-sungguh. Oleh karena itu efektivitas yang tinggi dicapai organisasi
tidak diperoleh secara kebetulan. Dari sikap disiplin inilah, aparat akan taat serta
patuh terhadap aturan yang ada sehingga pencapaian sasaran organisasi dapat
diperoleh secara optimal.
Disiplin adalah sikap mental yang tercermin dari perilaku pribadi atau
kelompok berupa kepatuhan, ketaatan terhadap hukum dan norma yang berlaku dan
dilaksanakan secara sadar dan ikhlas lahir batin. Birokrat di tingkat kelurahan
sebagai aparat teknis harus mempunyai disiplin tinggi, karena disiplin akan
menentukan keberhasilan suatu kegiatan. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh
Miftah Thoha bahwa birokrasi itu cirinya harus disiplin, harus menegakkan aturan
yang sudah disepakati atau telah ditetapkan (Thoha, 1987). Dalam kehidupan
sehari-hari dapat kita amati bahwa mereka yang berdisiplin tinggi, umumnya
berprestasi lebih tinggi pula (Widjaja, 1990).
Disiplin itu mutlak diperlukan untuk membuat segala urusan dapat berjalan
lancar. Aturan-aturan disiplin harus diketahui, dipahami, diingat dan ditaati oleh
setiap anggota organisasi, untuk mensukseskan operasi-operasi yang harus
dijalankan setiap organisasi. Tidak satupun organisasi atau badan usaha yang dapat
berkembang jika tidak ada disiplin.
            Pentingnya disiplin diungkapkan oleh Widjaja (1990) bahwa disiplin adalah
termasuk dalam unsur-unsur penting yang mempengaruhi prestasi suatu organisasi.
Dalam penelitian ini yang dimaksud organisasi adalah organisasi pemerintah yang
melaksanakan tugas-tugas negara. Widjaja kembali mengungkapkan tentang

10
pentingnya disiplin dalam organisasi pemerintah. Pelaksanaan disiplin pegawai
sangat penting peranannya dalam pengelolaan Departemen secara keseluruhan.
Berhasil tidaknya pembangunan di bidang pendidikan sebagian besar ditentukan
oleh tingkat disiplin pegawainya. Makin disiplin pegawai, makin berhasil pula dalam
mengemban misinya.” (Widjaja, 1990).
Dari uraian tersebut terlihat arti penting dari disiplin kerja bagi pencapaian
efektivitas pelayanan. Oleh karena itu aparat pemerintah kelurahan dituntut harus
punya disiplin kerja yang baik agar tugas-tugas pemerintah yang menjadi
kewajibannya dapat terselesaikan dengan baik. Karena tugas yang diemban oleh
kelurahan bersifat kompleks, maka lurah beserta perangkatnya harus punya disiplin
tinggi sehingga dapat memberikan pelayanan yang efektif atau berdaya guna bagi
masyarakat. Disiplin yang baik juga berarti terlaksananya tugas-tugas yang harus
dilakukan oleh aparat kelurahan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan secara
bersama-sama.

F. Pengaruh Iklim Kerja Terhadap Efektivitas Pelayanan Aparat Kelurahan


Suasana iklim kerja tempat pegawai bekerja perlu diperhatikan. Iklim kerja
dalam suatu organisasi merupakan suatu sifat atau ciri yang dirasakan dalam
lingkungan kerja dan timbul karena kegiatan organisasi yang dilakukan secara sadar
maupun tidak sadar dan dianggap mempengaruhi kelancaran aktivitas organisasi.
Bagaimana cara pegawai berinteraksi dengan masyarakat pada saat melayani,
bagaimana hubungan antar pegawai dalam organisasi tersebut, sehingga
pelayanannya menjadi efektif. Dalam hal ini yang dimaksud adalah iklim organisasi
dalam kantor kelurahan tempat aparat kelurahan melayani kepentingan masyarakat.
Hal ini sangat penting guna mendukung tercapainya pelayanan yang efektif terhadap
masyarakat.
Iklim kerja yang baik dalam suatu organisasi sangat penting artinya karena
efektivitas setiap organisasi sangat ditentukan oleh iklim kerja yang ada dalam
organisasi setiap pegawai bekerja, dalam hal ini adalah organisasi kelurahan.
Seperti diungkapkan oleh Steers bahwa : “iklim memang merupakan faktor pengaruh
yang penting bagi prestasi dan kepuasan kerja.” (Steers, 1985). Dari pendapat
Steers tersebut kita dapat melihat bahwasannya iklim kerja sangat berpengaruh
pada prestasi dan kepuasan kerja pegawai yang dalam penelitian ini adalah
tercapainya efektivitas pelayanan aparat kelurahan.

11
Dari indikator-indikator iklim kerja yang sudah diterangkan dalam konsep iklim
kerja diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa kemampuan pegawai, struktur tugas
yang jelas, adanya pelatihan, kesejahteraan dan rasa aman yang semakin
meningkat akan sangat mendukung kelancaran kerja dan secara otomatis
meningkatkan efektivitas pelayanan pemerintah kelurahan. Selain itu juga sarana
penunjang kerja yang semakin memadai akan memperlancar kerja dan tugas-tugas
yang pada akhirnya akan meningkatkan efektivitas pelayanan.
Aparat pemerintah kelurahan merupakan penanggung jawab atas tugas-tugas
yang diemban oleh kelurahan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Masalah-masalah yang ditangani oleh kelurahan sangat kompleks sifatnya, maka
dari itu diperlukan iklim kerja yang baik untuk menunjang hasil kerja pegawai dalam
menyelesaikan pekerjaan maupun dalam melayani masyarakat agar semua
pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan sempurna.
Dari uraian tersebut terlihat bahwa iklim kerja yang baik dalam organisasi
sangat penting dalam rangka mewujudkan efektivitas pelayanan suatu organisasi,
dalam hal ini pencapaian efektivitas pelayanan kelurahan. Apabila iklim yang ada
bermanfaat bagi para pegawai maka dapat diharapkan tingkat perilaku ke arah
tujuan semakin tinggi dan itu berarti efektivitas pelayanan kelurahan Kalibaru dapat
tercapai.

G. Pengaruh Bersama Antara Disiplin Kerja Dan Iklim Kerja Terhadap


Efektivitas  Pelayanan Aparat Kelurahan
Disiplin kerja yang baik dan iklim yang menunjang dalam pemerintah
kelurahan akan menciptakan pelayanan yang efektif. Disiplin kerja adalah suatu
sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat pada peraturan yang berlaku baik
yang tertulis maupun tidak serta sanggup menerima sanksi-sanksi apabila
melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya (Siswanto, 1987).
Sedangkan iklim kerja dalam organisasi merupakan sifat-sifat atau ciri-ciri yang
dirasakan dalam lingkungan kerja dan timbul karena kegiatan organisasi yang
dilakukan secara sadar maupun tidak sadar dan dianggap mempengaruhi
kelancaran aktivitas organisasi (Steers, 1985).
M. Manullang (1986) mengatakan bahwa prestasi atau efektivitas organisasi
pada dasarnya adalah efektivitas perorangan, atau dengan kata lain bila tiap
anggota organisasi secara terkoordinasi melaksanakan tugas dan pekerjaannya

12
masing-masing dengan baik, efektivitas organisasi secara keseluruhan akan timbul.
Yang dimaksud koordinasi disini adalah iklim kerja yang tercipta di lingkungan kerja.
Terkoodinasi dengan baik berarti kedisiplinan tiap-tiap individu dalam organisasi
tersebut baik. Dari situlah kita dapat mengetahui bahwa ada hubungan yang erat
antara kedisiplinan dan iklim kerja terhadap efektivitas suatu organisasi.
Dari penjelasan tersebut terlihat bahwa efektivitas pelayanan akan
dipengaruhi oleh disiplin aparat dan iklim kerja yang ada dalam organisasi yang
bersangkutan dalam melayani kepentingan masyarakat. Adanya disiplin kerja dan
iklim kerja yang baik akan menciptakan interaksi yang harmonis baik antara aparat
dengan sesama aparat birokrasi maupun antara aparat dengan masyarakat.
Sehingga apabila ada suatu prosedur pelayanan yang harus dipatuhi oleh
masyarakat, masyarakat akan mematuhinya dengan senang hati. Hal itu disebabkan
oleh karena interaksi yang baik tadi. Suasana ini juga akan menciptakan ketertiban
dalam jalannya pelayanan di kelurahan sehingga efektivitas pelayanan bisa tercapai
jika kedua hal tersebut maksimal.
Hasil pengkajian menunjukkan bahwa disiplin kerja aparat berpengaruh
terhadap efektivitas pelayanan aparat kelurahan Kalibaru Jakarta Utara. Disiplin
kerja aparat kelurahan yang ada di Kalibaru sudah baik. Hal ini ditujukkan dengan
taatnya aparat pada peraturan-peraturan yang berlaku dalam organisasi, ketaatan
aparat pada jam kerja, cara berpakaian yang selalu memakai baju seragam, dan
tingkat kehadiran yang tinggi serta tanggung jawab pegawai yang tinggi dalam
menggunakan peralatan kantor dan dalam menyelesaikan tugas-tugas.
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan pendapat Kerlinger dan Pedhazur
(1987) bahwa disiplin adalah suatu keadaan tertib dimana orang-orang yang
bergabung dalam suatu organisasi, tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada
dengan senang hati. Widjaja (1990) berpendapat bahwa disiplin adalah termasuk
dalam unsur-unsur penting yang mempengaruhi prestasi suatu organisasi, dalam
kehidupan sehari-hari dapat kita amati bahwa mereka yang berdisiplin tinggi,
umumnya berprestasi lebih tinggi pula. Dari pendapat tersebut dapat ditarik
pengertian bahwa seorang pegawai yang memiliki disiplin kerja yang tinggi maka
akan dapat berprestasi lebih tinggi pula. Prestasi pegawai yang tinggi akan
memberikan sumbangan yang optimal kepada organisasi untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Begitu pula halnya bagi kelurahan yang mempunyai tujuan
memberikan pelayanan yang baik bagi masyarakat, pelayanan yang efektif bagi

13
masyarakat. Tujuan tersebut dapat tercapai melalui disiplin kerja yang tinggi dari
pada pegawainya dalam mengerjakan semua tugas-tugas yang telah menjadi
tanggung jawabnya.
Hal tersebut diperkuat dengan pendapat dari Atmosudirjo yang
mengemukakan bahwa Disiplin adalah suatu pengetahuan tingkat tinggi tentang
sistem aturan-aturan perilaku, sistem atau norma-norma kriteria dan standar
sekaligus keseluruhan dan kesadaran bahwa ketaatan akan aturan, kriteria standar
struktur dan sistem organisasi tersebut itu adalah syarat mutlak untuk mencapai
keberhasilan.
Pentingnya disiplin dalam organisasi pemerintah ditegaskan oleh Widjaja
(1990) bahwa Pelaksanaan disiplin pegawai sangat penting peranannya dalam
pengelolaan Departemen secara keseluruhan. Berhasil tidaknya pembangunan di
bidang pendidikan sebagian besar ditentukan oleh tingkat disiplin pegawainya.
Makin disiplin pegawai, makin berhasil pula dalam mengemban misinya.
Aparat pemerintah kelurahan dituntut harus punya disiplin kerja yang baik
agar tugas-tugas pemerintah yang menjadi kewajibannya dapat terselesaikan
dengan baik. Karena tugas yang diemban oleh kelurahan bersifat kompleks, maka
lurah beserta perangkatnya harus punya disiplin tinggi sehingga dapat memberikan
pelayanan yang efektif atau berdaya guna bagi masyarakat. Disiplin yang baik juga
berarti terlaksananya tugas-tugas yang harus dilakukan oleh aparat kelurahan
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan secara bersama-sama.
Pendapat-pendapat di atas memberikan gambaran pada kita bahwa disiplin
kerja pegawai memiliki arti penting dalam mencapai pelayanan yang efektif. Dengan
demikian siginifikansinya pengaruh disiplin kerja terhadap efektivitas pelayanan
aparat kelurahan dengan kenyataan di lapangan mengenai faktor disiplin kerja yang
mempengaruhi efektivitas pelayanan terbukti kebenarannya.
b.  Hubungan Iklim Kerja dengan Efektivitas Pelayanan
Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa iklim kerja aparat
berpengaruh terhadap efektivitas pelayanan aparat kelurahan Kalibaru. Iklim kerja
aparat kelurahan yang ada di Kalibaru sudah baik. Hal ini ditujukkan dengan
terdapatnya struktur tugas di masing-masing kelurahan, adanya pembagian tugas
yang jelas dalam organisasi, komunikasi yang baik, partisipasi dan kebebasan
pegawai dalam setiap pengambilan keputusan serta adanya hukuman dan imbalan
bagi pegawai yang berprestasi dan melanggar aturan.

14
            Hasil penelitian tersebut sejalan dengan pendapat Widyarto (dalam
Handoko, 1993) bahwa pada dasarnya terbentuk karena proses menyatunya tiga
unsur, yaitu karyawan, manajemen dan penjabaran kegiatan organisasi. Hal tersebut
akan berjalan baik jika semua berjalan sesuai secara fungsional yaitu : Pertama,
karyawan dapat memahami hal-hal teknis pekerjaannya, sehingga tidak diperlukan
supervisi yang ketat dari atasannya. Kedua, atasan sebagai bagian dari manajemen,
selain memahami hal-hal teknis dari pekerjaan dan unit kerjanya, juga harus
menguasai kemampuan manajerial, perencanaan, membagi pekerjaan memimpin
dan mengarahkan serta memotivasi. Ketiga, kebijaksanaan organisasi berupa
peraturan organisasi dan kesepakatan kerja yang dijalankan dengan baik, sistem
penggajian dan pemberian tunjangan yang memadai dan adanya perhatian terhadap
karyawan.
Iklim kerja dalam suatu organisasi merupakan suatu sifat atau ciri yang
dirasakan dalam lingkungan kerja dan timbul karena kegiatan organisasi yang
dilakukan secara sadar maupun tidak sadar dan dianggap mempengaruhi
kelancaran aktivitas organisasi. Berdasarkan pada pendapat Steers (1985:130)
bahwa “iklim memang merupakan faktor pengaruh yang penting bagi prestasi dan
kepuasan kerja.” Dari pendapat tersebut dapat ditarik pengertian bahwa dalam
sebuah organisasi yang memiliki iklim kerja yang baik maka organisasi akan dapat
memberikan pelayanan yang efektif. Begitu pula halnya bagi kelurahan yang
mempunyai tujuan memberikan pelayanan yang baik bagi masyarakat, pelayanan
yang efektif bagi masyarakat. Tujuan tersebut dapat tercapai apabila dalam
kelurahan tercipta iklim kerja yang baik.
Suasana iklim kerja tempat pegawai bekerja perlu diperhatikan. Iklim kerja
dalam suatu organisasi merupakan suatu sifat atau ciri yang dirasakan dalam
lingkungan kerja dan timbul karena kegiatan organisasi yang dilakukan secara sadar
maupun tidak sadar dan dianggap mempengaruhi kelancaran aktivitas organisasi.
Bagaimana cara pegawai berinteraksi dengan masyarakat pada saat melayani,
bagaimana hubungan antar pegawai dalam organisasi tersebut, sehingga
pelayanannya menjadi efektif. Dalam hal ini yang dimaksud adalah iklim organisasi
dalam kantor kelurahan tempat aparat kelurahan melayani kepentingan masyarakat.
Hal ini sangat penting guna mendukung tercapainya pelayanan yang efektif terhadap
masyarakat.

15
Pendapat-pendapat di atas memberikan gambaran pada kita bahwa iklim
kerja yang tercipta di suatu organisasi memiliki arti penting dalam mencapai
pelayanan yang efektif dari suatu organisasi. Demikian pula halnya dengan
organisasi kelurahan. Harus tercipta suatu iklim kerja yang baik agar kelurahan
dapat memberikan pelayanan yang efektif kepada masyarakat. Dengan demikian
siginifikansinya pengaruh iklim kerja terhadap efektivitas pelayanan aparat kelurahan
dengan kenyataan di lapangan mengenai faktor iklim kerja yang mempengaruhi
Pendapat M. Manullang (1986) yang menyatakan bahwa prestasi atau
efektivitas organisasi pada dasarnya adalah efektivitas perorangan, atau dengan
kata lain bila tiap anggota organisasi secara terkoordinasi melaksanakan tugas dan
pekerjaannya masing-masing dengan baik, efektivitas organisasi secara
keseluruhan akan timbul. Yang dimaksud koordinasi disini adalah iklim kerja yang
tercipta di lingkungan kerja. Terkoodinasi dengan baik berarti kedisiplinan tiap-tiap
individu dalam organisasi tersebut baik. Dari situlah kita dapat mengetahui bahwa
ada hubungan yang erat antara kedisiplinan dan iklim kerja terhadap efektivitas
suatu organisasi baik secara langsung maupun tidak langsung.
Disiplin kerja aparat dan iklim kerja yang ada di suatu organisasi memiliki
peranan sentral dalam memacu efektivitas pelayanan dalam suatu organisasi karena
keefektifan pelayanan membutuhkan dukungan kuat dari para pegawainya dan
dukungan kuat dari suasana iklim kerja yang ada di organisasi tersebut. Adanya
disiplin kerja dan iklim kerja yang baik akan menciptakan interaksi yang harmonis
baik antara aparat dengan sesama aparat birokrasi maupun antara aparat dengan
masyarakat. Sehingga apabila ada suatu prosedur pelayanan yang harus dipatuhi
oleh masyarakat, masyarakat akan mematuhinya dengan senang hati, hal itu
disebabkan oleh karena interaksi yang baik. Suasana ini juga akan menciptakan
ketertiban dalam jalannya pelayanan di kelurahan sehingga efektivitas pelayanan
bisa tercapai jika kedua hal tersebut maksimal.

16
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target
(kuantitas,kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh manajemen, yang mana target
tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu, atau bisa dikatakan bahwa efektivitas
berarti yang telah direncanakan sebelumnya dapat tercapai. Dari uraian di atas
terlihat arti penting dari disiplin kerja dan iklim kerja bagi pencapaian efektivitas
pelayanan. Oleh karena itu aparat pemerintah kelurahan dituntut harus punya
disiplin kerja yang baik agar tugas-tugas pemerintah yang menjadi kewajibannya
dapat terselesaikan dengan baik. Begitu pula dengan iklim kerja yang baik dalam
organisasi sangat penting dalam rangka mewujudkan efektivitas pelayanan suatu
organisasi, dalam hal ini pencapaian efektivitas pelayanan kelurahan. Jadi, terdapat
pengaruh antara disiplin kerja dan iklim kerja dengan efektivitas pelayanan atau
administrasi publik.

17
REFERENSI PUSTAKA

http://www.yousaytoo.com/konsep-dan-teori-pelayanan  publik/2013
http://id.wikipedia.org/wiki/Proses_perencanaan
http://www.bappenas.go.id/print/311/pelayanan-publik-proseshirarki-penyusunan
http://perencanaan.ipdn.ac.id/kajian-perencanaan/kajian-perencanaan
http://ajengayuvindriatin.blogspot.com/2011/12/sistem -pengorganisasian.html
Undang-Undang Nomor  25 tahun 2004 Tentang Sistem pemerintahan daerah
http://amonscomputer.blogspot.com/2013/06/makalah-efektifitas-pelayanan-publik.html

https://dansite.wordpress.com/2009/03/28/pengertian-efektifitas/

Ali,Faried,dan Baharuddin.2014.Ilmu Administrasi dalam Pendekatan Hakikat Inti.


Bandung:Refika Aditama

18

Anda mungkin juga menyukai