setiap orang dalam skala atau tingkatannya, dan hanya pada orang tersebutlah
yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya. Menurut
subjektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan
terjadinya kerusakan (Triyana, 2013). Dari definisi diatas dapat disimpulkan nyeri
adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan nyeri yang dirasakan
onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan konstan
gangguan gerak.Pada keadaan ini lansia sangat terganggu, apabila lebih dari satu
proses dimana stimulus noksius diubah menjadi aktivitas elektrik pada ujung
saraf sensorik (reseptor) terkait. Proses berikutnya, yaitu transmisi dalam proses
ini terlibat tiga komponen saraf yaitu saraf sensorik perifer yang meneruskan
impuls ke medulla spinalis, kemudian jarring saraf yang meneruskan implus yang
menuju ke batang otak dan thalamus. Proses ketiga adalah modulasi yaitu
aktivitas saraf yang bertujuan mengontrol transmisi nyeri. Suatu senyawa tertentu
telah ditemukan di sistem saraf pusat yang secara selekstif menghambat transmisi
analgenetika seperti morfin. Proses terakhir adalah persepsi, proses implus nyeri
sekali belum jelas. Bahkan struktur otak yang menimbulkan persepsi tersebut juga
menstimulasi saraf perifer, membantu mengantarkan pesan nyeri dari daerah yang
terluka ke otak.Sinyal nyeri dari daerah yang terluka berjalan sebagai implus
elektrokimia di sepanjang nervus ke bagian dorsal spinal cord (daerah pada spinal
thalamus, pusat sensoris diotak di mana sensasi seperti panas, dingin, nyeri, dan
sentuhan pertama kali dipersepsikan.Pesan lalu dihantarkan ke cortex, dimana
tanda dari otak kemudian turun ke spinal cord.Di bagian dorsal, zat kimia seperti
endorphin dilepaskan untuk mengurangi nyeri di daerah yang terluka (Potter &
Perry).
Di dalam spinal cord, ada gerbang yang dapat terbuka atau tertutup.Saat
gerbang terbuka, implus nyeri lewat dan dikirim ke otak. Gerbang juga bias
ditutup. Stimulasi saraf sensoris dengan cara menggaruk atau mengelus secara
transmisi implus nyeri. Implus dari pusat juga dapat menutup gerbang, misalnya
motivasi dari individu yang bersemangat ingin sembuh dapat mengurangi dampat
respon parasimpatis seperti nyeri dalam, berat, berakibat tekanan darah turun,
nadi turun , mual dan muntah, kelemahan, kelelahan, dan pucat. Pada kasus nyeri
manusia sebagai system terbuka untuk beradaptasi dari stressor yang mengancam
dari reseptor perifer atau korteks cerebral melalui system hipotalamus pituitary
dan adrenal dengan mekanisme medulla adrenal hipofise untuk menekan fungsi
system imun pada peradangan dan menghambat penyembuhan dan kalau makin
parah dapat terjadi syok ataupun perilaku yang maladatif (Potter & Perry, 2005).
Klasifikasi nyeri secara umum dibagi menjadi dua yaitu nyeri dan nyeri
1. Nyeri akut
Nyeri akut adalah nyeri yang terjai dalam kurun waktu yang
singkat, biasanya kurang dari 6 bulan.Nyeri akut yang tidak diatasi secara
2005).
2. Nyeri kronik
Perry, 2005).
2.3.4 Stimulus Nyeri
3. Tumor
5. Spasme otot
pengkajian dan perawatan nyeri (Potter & Perry, 2006). Faktor-faktor yang
1. Usia
Umumnya para lansia menganggap nyeri sebagai komponen
alamiah dari proses penuaan dan dapat diabaikan atau tidak ditangani oleh
dewasa muda dapat dirasakan sebagai keluhan ringan pada dewasa tua.
nyeri.Selain itu, proses penyakit kronis yang lebih umum terjadi pada
mellitus dapat mengganggu transmisi impuls saraf normal (Potter & Perry,
2005).
2. Jenis kelamin
3. Kebudayaan
nyeri merupakan suatu hal yang biasa, sedangkan budaya lain menyatakan
4. Makna nyeri
Makna nyeri setiap orang dihubungkan dengan cara orang tersebut
2010)
5. Perhatian
membuat rasa nyeri yang meningkat. Pengalihan terhadap rasa nyeri akan
dapat mengurangi rasa nyeri (Gil, 1990, dalam Potter & Perry, 2005).
6. Ansietas
dapat menimbulkan suatu perasaan ansietas (Gil, 1990, dalam Potter &
7. Keletihan
intensif.
8. Pengalaman sebelumnya
Pengalaman individu secara teru-menerus terhadap nyeri akan
9. Gaya koping
orang yang mereka cintai akan meminimalkan rasa kesepian dan ketakutan
suatu yang nyata yang bisa diukur dan dijelaskan untuk mengevaluasi tindakan
keperawatan. Salah satu alat bantu yang d derajat nyeri adalah dengan
menggunakan terdiri dari satu garis lurus dengan 5 kata pendeskripsian nyeri yang
tersusun atas jarak yang sama disetiap pendeskripsian nyeri. . Verbal Descriptor
R, S, T yaitu:
Faktor Pencetus (P :Provocate) mengkaji tentang penyebab atau
stimulus-stimulus nyeri pada klien pada klien, dalam hal ini perawat juga
seperti tertindih, perih, termasuk lain- lain, dimana tiap klien mungkin
paling
verbal pada setiap ujungnya. Skala ini memberikan kebebasan penuh pada
didasarkan pada kebutuhan klien secara individu. Semua intervensi akan berhasil
jika dilakukan sebelum nyeri menjadi parah, dan keberhasilan sering tercapai jika
1. Intervensi farmakologis
Menurut Smeltzer & Bare (2002), intervensi yang sering digunakan
untuk mengatasi nyeri adalah jenis agens anastesi lokal, analgesik opioid
Contoh: menggunakan opioid efek samping yang bisa terjadi pada pasien
2. Intervensi non-farmakologis
b. Terapi kompres dingin dan hangat Terapi kompres dingin dan hangat
nyeri
Potter & perry. (2010). Fundametal of nursing . edisi 7. Jakarta: Salemba medika
Prasetyo. (2010). Konsep Dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta : Graha Ilmu