OLEH :
Metode ini sebaiknya digunakan untuk menghitung depresiasi gedung, furniture dan alat-
alat kantor.
3. Metode Penyusutan Jumlah Angka Tahun (Sum of The Year Digit Method)
Metode Jumlah Angka Tahun disebut juga sum of the years digit method, berdasarkan metode
jumlah angka tahun, besarnya penyusutan aktiva tetap tiap tahun jumlahnya semakin
menurun. Rumus metode penyusutan aktiva tetap metode Jumlah angka Tahun adalah sebagai
berikut:
Penyusutan = Sisa Umur Penggunaan÷ Jumlah Angka Tahun × (harga perolehan nilai residu)
Contoh Soal :
Pada tanggal 10 Juli 2000 dibeli sebuah mesin dengan harga perolehan Rp
6.500.000,00. Taksiran usia ekonomis 5 tahun dan nilai residu Rp 500.000,00.
Jumlah angka tahun = 5(5 + 1)/2 = 15
Jumlah yang harus disusutkan = Rp6.500.000,00 – Rp500.000,00 = Rp6.000.000,00
Penyusutan tiap tahun penggunaan mesin dari data di atas, dihitung sebagai
berikut:
Angka tahun Sisa umur Perhitungan Penyusutan Penyusutan
1 5 5/15 x Rp6.000.000,00 Rp2.000.000,00
2 4 4/15 x Rp6.000.000,00 Rp1.600.000,00
3 3 3/15 x Rp6.000.000,00 Rp1.200.000,00
4 2 2/15 x Rp6.000.000,00 Rp 800.000,00
5 1 1/15 x Rp6.000.000,00 Rp 400.000,00
Pada periode 2000, mesin dioperasikan selama 6 bulan, yaitu sejak bulan Juli
sampai dengan Desember 2000. Dalam hal ini aktiva tetap yang dioperasikan 15
hari atau lebih pada bulan pertama, bulan pertama dapat dianggap dioperasikan
satu bulan penuh. Dengan demikian beban penyusutan periode 2000 adalah
sebesar:
6/12 x Rp 2.000.000,00 = Rp1.000.000,00
sedang beban penyusutan tahun 2001 dihitung :
dari tahun ke 1: 6/12 x Rp 2.000.000,00 = Rp1.000.000,00
dari tahun ke 2: 6/12 x Rp 1.600.000,00 = Rp 800.000,00
Jumlah Rp1.800.000,00
Demikian pula beban penyusutan tahun 2002 dihitung seperti diatas. Beban untuk
setiap periode, setelah dihitung seperti diatas, akan tampak seperti dalam tabel
berikut ini:
Perhitungn beban Beban
Akumulasi Nilai Buku
No. Periode penyusutn thn penyusutan
Penyusutan Aktiva
berjalan thn berjalan
1. 2000 6/12 x Rp2.000.000 Rp1.000.000 Rp1.000.000 Rp5.500.000
2 2001 6/12 x Rp2.000.000 Rp1.800.000 Rp2.800.000 Rp3.700.000
6/12 x Rp1.600.000
Apabila dalam tahun pertama, mesin tersebut digunakan selama 8000 jam maka beban
depresiasinya adalah :
= 8.000 x Rp 700 = Rp. 5.600.000
Metode jam jasa paling tepat jika digunakan untuk kendaraan. Dengan anggapan
kendaraan itu lebih banyak aus karena digunakan dibandingkan dengan tua karena waktu.
Apabila dalam tahun penggunaan pertama, mesin tersebut menghasilkan 18.000 unit
produk, maka beban depresiasi untuk tahun itu sebesar:
Metode penyusutan ini sebaiknya digunakan untuk aktiva-aktiva yang bisa diukur hasil
produksinya, seperti mesin.
Beban depresiasi yang dihitung dengan metode hasil produksi, jumlah tiap periode
tergantung pada jumlah produksi.
Sehingga biaya depresiasi yang dihitung dengan cara ini bersifat variabel.
TUGAS AKUNTANSI KEUANGAN 2
OLEH :
Ada dua faktor yang mempengaruhi besarnya penyusutan. Dua faktor itu adalah nilai aktiva
tetap yang digunakan dalam perhitungan penyusutan (dasar penyusutan) dan taksiran manfaat.
Dasar penyusutannya dapat berupa harga perolehan atau nilai buku. Nilai maksimum aktiva tetap
yang dapat disusutkan adalah harga perolehannya. Tetapi ada kalanya, dianggap bahwa setelah
habis pakai, aktiva tetap yang bersangkutan masih mempunyai nilai, yang disebut nilai sisa
(residual, scrap atau salvage value). Nilai sisa adalah taksiran harga pasar aktiva tetap pada
akhir masa manfaat. Dalam hal demikian, nilai yang dapat disusutkan adalah harga
perolehan dikurangi nilai sisa.
Tarif penyusutan ini dapat dengan mudah dihitung sebagai 100% dibagi dengan taksiran masa
manfaat. Misalnya, apabila taksiran masa manfaat adalah 5 tahun, maka tariff penyusutannya
adalah:
100% = 20%
5
Contoh :
Sebagai contoh anggaplah bahwa pada tanggal 2 Januari 2017 dibeli sebuah kendaraan dengan
harga Rp 12.500 (sudah termasuk bea balik nama dan lain-lain). Nilai sisa diperkirakan Rp 1.550.
Umur kendaraan diperkirakan 5 tahun. Beban penyusutan tahunan dihitung sebagai berikut:
= Rp 2.190
Beban penyutan tahun pertama ( dan tahun-tahun berikutnya) dicatat sebagai berikut
Harga perolehan, beban penyusutan per tahun, akumulasi penyusutan dan nilai buku kendaraan
tersebut selama lima tahun tampak seperti terlihat dibawah ini:
Dalam metode ini beban penyusutan makin menurun dari tahun ke tahun. Pembebanan yang makin
menurun didasarkan pada anggapan bahwa semakin tua, kapasitas aktiva tetap dalam memberikan
jasanya juga akan makin menurun. Dalam metode ini, beban penyusutan dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
Biasanya tarif penyusutan yang digunakan adalah dua kali tarif metode garis lurus. Misalnya
apabila suatu aktiva tetap ditaksir akan berumur 5 tahun, maka tarif penyusutannya adalah 40%
yaitu dua kali tarif metode garis lurus sebesar 20%. Dengan menggunakan contoh kendaraan
seperti yang telah disebutkan diatas, beban penyusutan pada tahun pertama akan dihitung sebagai
berikut:
Perhatikan bahwa nilai buku pada awal tahun pertama adalah sama dengan harga perolehannya,
yaitu 12.500. pada saat ini akumulasi penyusutannya sama dengan nol. Penyusutannya tahun
pertama dicatat sebagai berikut:
Nilai buku pada awal tahun kedua sama dengan harga perolehan dikurangi dengan akumulasi
penyusutan pada saat itu, yang jumlahnya sama dengan Rp 5.000. Penyusutan tahun kedua ini
dicatat sebagai berikut:
Harga perolehan, beban penyusutan per tahun akumulasi penyusutan dan nilai buku kendaraan
dalam contoh tadi selama lima tahun tampak sebagai berikut:
Diatas telah dijelaskan bahwa dalam metode saldo menurun, tariff penyusutan dihitung sebesar
dua kali tarif metode garis lurus dengan tidak memperhatikan adanya nilai sisa. Walaupun
demikian, aktiva tetap yang bersangkutan tidak boleh disusutkan sampai dibawah nilai sisa. Untuk
menggambarkan mengenai masalah ini, perhatikan penyusutan yang dilakukan pada tahun kelima.
Pada permualaan tahun kelima nilai buku kendaraan adalah Rp 1.620. Dengan menggunakan cara
perhitungan yang biasa, beban penyusutan untuk tahun ini seharusnya adalah 40% dari Rp 1.620
sama dengan Rp 648. Tetapi apabila jumlah ini yang dicatat sebagai beban penyusutan, maka pada
akhir tahun kelima nilai buku kendaraan menjadi Rp 972. Nilai sisa yang diperkirakan semula
adalah Rp 1.550. Berdasarkan ketentuan diatas, penyusutan yang dibebankan pada tahun kelima
hanyalah Rp 70 yaitu Rp 1.620 dikurangi dengan Rp. 1.550.
Dalam metode ini jumlah penyusutannya akan semakin menurun dari tahun ke tahun. Adapun
untuk cara perhitungan beban penyusutannya sebagai berikut:
Dasar Penyusutan pada metode ini adalah harga perolehan dikurangi nilai sisa. Tarif penyusutan
dalam metode ini akan merupakan suatu bilangan pecahan yang makin lama makin kecil.
Pembilang dalam pecahan adalah angka-angka tahun yang ada selama masa manfaat aktiva tetap.
Jadi, apabila suatu aktiva tetap ditaksir berumur lima tahun, maka angka-angka tahun yang adalah
1,2,3,4, dan 5. Sebagai penyebut dalam pecahan adalah jumlah angka-angak tahun yang ada.
Contohnya 1+2+3+4+5 = 15
Beban penyusutan tahun pertama dihitung sebagai berikut:
= Rp 3.650
= Rp 1.920
Pencatatan beban penyusutan untuk tiap-tiap tahun tidak berbeda dengan sebelumnya. Apabila
disusun dalam bentuk table, harga perolehan, beban penyusutan per tahun, akumulasi penyusutan
, dan nilai buku kendaraan selama lima tahun akan tampak terlihat seperti dibawah ini:
Dalam contoh diatas dianggap bahwa kendaraan dapat dibeli pada tanggal 2 Januari 2017. Jadi,
awal penyusutan dimulai sama dengan awal tahun buku perusahaan. Apabila awal penyusutan
tidak sama awal tahun buku perusahaan, maka beban penyusutan untuk tahun kedua dan
seterusnya harus dihitung atas dasar dua tarif penyusutan. Untuk menggambarkan hal ini
anggaplah bahwa kendaraaan dalam contoh diatas dibeli pada tanggal 1 April 2017. Dalam contoh
ini, tahun penyusutan tidak sama dengan tahun buku. Masa penyusutan tahunan dimulai pada
tanggal 1 April 2017 sedangkan tahun buku dimulai pada tanggal 1 Januari 2017. Tarif penyusutan
dalam metode ini berhubungan dengan masa penyusutan. Oleh karena itu, tarif untuk masa
penyusutan pertama misalnya berlaku dari tanggal 1 April 2017 sampai dengan 1 Maret 2018.
Pada tanggal 31 Desember 2017, masa penyusutan dengan tarif 5/15 baru berlaku 9 bulan,
sehingga beban penyusutan untuk tahun buku 2017 dihitung sebagai berikut:
= Rp 2.737,5
Untuk tahun buku 2017, beban penyusutan akan meliputi dua bagian masa penyusutan, yakni dari
1 Januari sampai dengan 31 Maret 2018 yang tercakup dalam penyusutan dengan tarif 5/15 dalam
periode 1 April sampai dengan 31 Desember 2017 yang tercakup dalam masa penyusutan dengan
tarif 4/15. Beban penyusutan untuk tahun buku 2018, dihitung sebagai berikut:
Rp 3.102,5
Demikianlah, maka beban penyusutan untuk tahun-tahun buku selanjutnya akan dihitung
berdasarkan dua masa penyusutan. Perlu dicatat, bahwa cara perhitungannya hanya berlaku untuk
metode jumlah angka tahun saja.
Dalam metode ini taksiran masa manfaat dinyatakan dalam kapasitas produksi yang dapat
dihasilkan. Kapasitas produksi itu sendiri dapat dinyatakan dalam bentuk unit produksi, jam
pemakaian, kilometer pemakaian atau unit-unit kegiatan. Harga perolehan dikurangi nilai sisa
adalah dasar penyusutan. Tarif penyusutan dihitung sebagai presentase produksi aktual terhadap
kapasitas produksi. Beban penyusutan untuk setiap periode dihitung dengan mengalikan tariff
penyusutan dengan dasar penyusutan. Untuk menggambarkan metode penyusutan anggaplah
bahwa pada tanggal 2 Januari 2017 dibeli suatu mesin dengan harga Rp 55.000. Mesin itu
diperkirakan mempunyai nilai sisa sebesar Rp 5.000. Selama masih dapat digunakan, mesin
tersebut diperkirakan dapat menghasilkan 1.000.000 unit barang. Dalam tahun 2017 diproduksi
245.000 unit. Beban penyusutan untuk tahun 2017 dihitung sebagai berikut:
Tarif Penyusutan = Produksi Aktual
Kapasitas Produksi
= 245.000
1.000.000
= Rp 12.250