Anda di halaman 1dari 2

PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING MELALUI SISTEM KONVERGENSI DAN

KONTINUITAS TERHADAP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


DI WILAYAH KECAMATAN RINGINREJO

PENDAHULUAN
Makanan adalah salah satu kebutuhan primer untuk kelangsungan hidup manusia. Dari
unsur makanan tersebur seorang manusia memperoleh zat gizi untuk memenuhi
kebutuhan gizi dan menjaga kesehatan tubuh. Dalam hal ini kebutuhan gizi sangat
penting yang harus di perhatikan dalam menjaga kesehatan untuk mencegah terjadinya
malnutrisi (…)
Malnutrisi menjadi persoalan sangat penting untuk mencegah dan menaggulangi
masalah tersebut. Masalah yang sering terjadi berkaitan dengan malnutrisi adalah
kebutuhan gizi pada ibu hamil (Bunga Astria, 2019) . pemenuhan zat gizi pada ibu hamil
sangat di perlukan untuk melahirkan generasi yang baik dan mempuni.
Pemenuhan kesehatan ibu hamil sangat erat kaitannya dengan pemenuhan gizi yang
bersifat kontinuitas. Terciptanya pemenuhan gizi yang Kontiunitas ini akan terjadi
dimana perkembangan sejak kehamilan sampai dengan anak berusia 2 tahun (1000
HPK) dapat terpenuhi kebutuhan zat gizinya. Dalam masa ini (1000 HPK) terjadi
undernutrition akan menimbulkan pertembuhan yang tidak optimal. Masalah gizi
undernutrition dalam waktu yang lama beresiko malahirkan bayi stunting. (Gibson,
2005)
Stunting adalah masalah gizi dalam jangka waktu lama yang terjadi pada anak sejak
dalam kehamilan dan akan terlihat ketika sudah berusia 2 tahun.(Bunga Astria, 2019).
Pemasalahan stunting terjadi ketika tinggi badan anak tidak sesuai dengan tinggi badan
anak seumurannya. Hal tersebut akan mempengaruhi kemanpuan kognitif dan psikologi
anak. Akan tetapi permasalahan tersebut dapat di selesaikan dengan menurunkan
factor-faktor yang menyebabkan kekurangan gizi dan sumber daya manusia (SDM).
Di jawa timur persentasi stunting pada tahun 2013 sebesar 35.8% dan pada tahun 2018
mengalami penurunan menjadi 32,8%. Bedasarkan grafik perbandingan tersebut
kabupaten kediri untuk prevalensi stunting pada tahun 2018 sebesar 34,8% (Rikesdas,
2018). Data dinas kesehatan kabupaten kediri untuk kecamatan ringinrejo tahun 2019
jumlah balita pendek 263 (8.3%) dan jumlah balita sangat pendek 63(1.98%)
Menurut UNICEP dalam BAPPENAS (2011) Penyebab kekurangan gizi secara garis
besar terdiri dari factor lansung dan factor tidak langsung. Factor langsung yang
berhubungan dengan stunting adalah pola makan, penyakit infeksi seperti diare dan
ISPA, pemberian ASI Eksklusif. Kurangnya menjaga sanitasi baik di rumah dan di
lingkungan, pelayanan kesehatan seperti tidak lengkap imunisasi pada anak,
pemahaman kesehatan terkait Pendidikan, informasi kesehatan, dan pendapatan
keluarga merupakan factor tidak langsung yang mempengarui stunting.
bedasarkan penelitian Sri Mugianti, dkk (2018) di kecamatan sekorejo penyebab stunting
pada anak usia 25-60 bulan yaitu asupan energi rendah, penyakit infeksi ,asupan protein
rendah, tidak ASI Ekslusif, Pendidikan ibu rendah sebanyak, pendidikan ayah rendah,
keterlibatan lintas sektor dalam pananggulangan stunting. Gambaran penyebab stunting
tersebut sangatlah diperlukan hubungan lintas sektor dalam penanganan stunting.
Kurangnya keterlibatan petugas kesehatan kepada para ibu dengan informasi selama
kehamilan dan pola asuh terhadap pengaruh keadaan stunting sangat diperlukan untuk
memberikan dampak yang baik untuk pengetahuan ibu dan kesehatan ibu dan anak
(Arrish, Yeatman, & Williamson, 2017).
Keterlibatan kader posyandu dan lintas sektor dalam memberikan informasi terkait
stunting dalam upaya percepatan penurunan stunting. Penanganan stunting merupakan
prioritas pembangunan nasional melalui Rencana Aksi Nasional Gizi dan Ketahanan
Pangan, penyelenggaraan dan pemberdayaan masyarakat dan gerakan masyarakat
hidup sehat termasuk prioritas dana desa. Upaya pemerintah lainnnya melalui media
masa, komunikasi pada keluarga dan advokasi.
pada studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 25-28 Februari 2019 di wilayah
kecamatan ringinrejo kabupaten kediri di dapatkan bahwa 12 dari 14 orang tua yang
mempunyai balita stunting belum memahami cara pencegahan dan penanggulangan
stunting, 10 dari 14 orang tua belum memahami informasi kesehatan tentang stunting,
11 dari 14 orang tua tanda-tanda balita stunting.
Bedasarkan permasalahan tersebut kami petugas gizi puskesmas sambi malakukan
pemberdayaan manusia di wilayah kerja kecamatan ringinrejo bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman ibu tentang informasi pencegahan dan penanggulangan
berkaitan dengan tanda-tanda balita stunting melalui system konvergensi dan
kontinuitas melalui kader posyandu dan penggunaan dana desa.
METODE PENELITIAN
Metode pelaksanaan system konvergensi dan kontiunitas terhadap pemberdayaan
masyarakat ini adalah cross-sectional. Populasi kader posyandu, kepala puskesmas,
bidan desa, staff puskesmas sambi, camat ringinrejo beserta jajarannya, kepala desa
(susuhbango, nambakan, dawung, ringinrejo), ketua penggerak PKK, Warga
masyarakat.
Kegiatan Gerakan percepatan penurunan stunting dilakukan meliputi pelatihan kader
posyandu dan penggunaan dana desa dalam penangulangan stunting. Pelatihan kader
posyandu sebanyak .. orang untuk mendapatkan pengetahuan dan informasi terkait
pencegahan dan penanggulangan terkait tanda-tandanya stanting dengan pelatihan
PMBA (Pemberian Makanan untuk Bayi dan Anak). Data analisis dengan distribusi
frekuensi. Dilaksanakan pada bulan agustus 2019 di wilayah kerja puskesmas sambi,
kecamatan ringinrejo, kabupaten kediri.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai