Anda di halaman 1dari 15

1.

Tarian Bedhaya Ketawang dari Daerah Jawa Tengah

Tarian tradisional daerah yang pertama yaitu Bedhaya Ketawang. Nama tarian ini
berasal dari dua suku kata yang berbeda.

Setiap kosakatanya juga mengandung arti yang berbeda yakni “bedhaya” yang
memiliki arti penari wanita sedangkan ketawang artinya langit.

Apabila dua suku kata tersebut disatukan maka makna yang dimaksud adalah
penari wanita yang berasal dari istana langit.

Biasanya tarian bedhaya ketawang di pertunjukkan hanya untuk acara resmi


dengan tujuan menghibur pada hadirin. Untuk sejarah dari tarian bedhaya ketwang
ini bercerita tentang hubungan Ratu Kidul atau yang biasa kita sebut sebagai Nyai
Roro Kidul.

Berdasarkan kepercayaan masyarakat setempat, apabila ada yang membawakan


tarian bedhaya ketawang maka Nyai Roro Kidul akan mendatangi tempat dimana
tarian tersebut dibawakan serta ikut menari. Pada umumnya tarian bedhaya
ketawang dibawakn oleh sembilan orang penari wanita.

Dimana angka sembilan yang dipilih ini untuk melambangkan Wali Songo.
Namun ada juga yang berpendapat bahwa sembilan ini berasal dari arah mata
angin.

1
Adapun busana yanng dikenakan para penari adalah menggunakan busana
pengantin Adat Jawa. Para penari memakai gelung besar (konde) pada kepala
mereka.

Selain konde para penari juga memakai aksesoris Jawa lainnnya seperti sisir jeram
saajar, garudha mungkur, centhung, cundhuk mentul dan tiba dhadha. Untuk
mengikuti tarian ini pun para penari wanita diusahakan tidak sedang keadaan haid.

Apabila tarian bedhaya ketawang sedang show biasanya diiringi dengan musik
gendhing ketawang gede atau bisa juga dengan memakai musik gamelan.

2. Tarian Gambyong dari Daerah Jawa Tengah

Seni tari yang berasal dari Surakarta Jawa Tengah. Asal mula tari Gambyong ini
berdasarkan nama seorang penari jalanan (dalam bahasa jawanya penari jalanan
disebut tledek, kadang terdengar kledek). Nama seorang penari ini adalah
Gambyong. Ia hidup pada zaman Sinuhun Paku BUwono ke IV di Surakarta
Sekitar tahun 1788 – 1820. Gambyong ini dikenal sebagai seorang penari yang
cantik dan bisa menampilkan tarian yang cukup indah. Gambyong pun terkenal di
seluruh wilayah Surakarta kemudian terciptalah Tari Gambyong. Jadi tari
gambyong ini diambil dari Nama seorang Penari Wanita.

2
Tarian Gambyong merupakan tarian tradisional yang berasal dari daerah
Surakarta. Pada awalnya tarian gambyong merupakan tarian rakyat untuk
memeriahkan suasane ketika musim panen padi.

Namun untuk saat ini tarian gambyong juga dipakai untuk acara sakral dan
sekaligus sebagai penghormatan kepada tamu.

Untuk sejarahnya, nama Gambyong ini diambil dari salah satu nama penari wanita
jaman dulu yakni Sri Gambyong.

Penari wanita tersebut memiliki suara emas dan tubuh yang lentur sehingga
dengan kedua bakat yang dimilkinya, nama Gambyong bisa cepat terkenal dan
diminati oleh banyak orang.

Hingga pada suatu hari nama gambyong itu terdengar di telinga Sultan Paku
Buono IV dan membuat ia diundang sang raja untuk menari di istana.

Sesuai dengan ketenarannya, Sri Gambyong berhasil membuat seluruh warga


istana terpikat dengan tariannya. Tidak berhenti disini, tariannya pun dipelajari
dan dikembangkan di istana hingga akhirnya dinobatkan sabagai tarian khas
istana.

Untuk busana yang biasa digunakan ialah busana kembem sebahu yanng
dilengkapi dengan selendang. Sedangkan untuk jumlah penarinya tidak
disyaratkan.

Pada dasarnya tarian gambyong sangat identik dengan warna hijau dan kuning.
Namun seiring dengan perkembangan zaman, warna bukanlah sesuatu hal
mendasar yang tidak dapat diubah meskipun pada hakikatnya warna juga dapat
menjadi iri khas.

Untuk musik yang biasa digunakan untuk mengiringi tarian gambyong ialah
musik gamelan seperti kendhang, gong dan kenong.

3
3. Tarian Saman dari Daerah Nanggroë Aceh Darussalam

DI antara beragamnya seni tari adat yang berasal dari suku-suku Indonesia, tari
saman merupakan salah satu tari adat yang masuk dalam kategori sangat unik.
Keunikan tari saman bukan hanya terletak pada gerakan penarinya yang kompak,
melainkan juga pada harmonisasi lagu dan paduan suara yang mengiringinya.
Keunikannya ini pula yang membuat tari asal Tanah Aceh ini menjadi sangat
terkenal, bukan hanya di dalam negeri, tapi juga di seluruh mancanegara. Nah,
berikut ini, mari kita bahas keunikan tari saman mulai dari sejarah, asal usul,
gerakan, lagu, paduan suaranya dan kostum penarinya.

Asal Usul dan Sejarah Tari Saman

Tari Saman merupakan sebuah tarian asal Suku Gayo, Aceh yang mulai
dikembangkan pada abad ke 14 oleh seorang ulama besar bernama Syekh Saman.
Tarian ini awalnya hanyalah sebuah permainan rakyat bernama Pok Ane.
Kebudayaan Islam yang masuk ke daerah Gayo pada masa itu berakulturasi
dengan permainan Pok Ane, sehingga nyanyian pengiring permainan Pok Ane
yang awalnya hanya bersifat pelengkap, berubah menjadi nyanyian penuh makna
dan pujian pada Alloh. Kebudayaan Islam juga merubah beberapa gerakan pada
tari saman mulai dari tepukan dan perubahan tempat duduk. Tari saman di masa
Kesultanan Aceh hanya ditampilkan pada acara perayaan Maulid Nabi
Muhammad di surau-surau atau masjid di daerah Gayo, namun pada

4
perkembangannya ia juga kemudian dimainkan pada acara-acara umum seperti
acara pesta ulang tahun, pernikahan, khitan, dan acara lainnya hingga sekarang.

Sejak 24 November 2011, tari saman telah ditetapkan sebagai salah satu Warisan
Budaya Tak benda asal Indonesia oleh UNESCO dalam sidang keenam Komite
Antar Negara yang dilaksanakan di Bali. Tarian yang dalam bahasa Inggris
dikenal dengan sebutan “Dance of Thousand Hand” ini hingga sekarang masih
terus dilestarikan, bukan hanya oleh orang suku Aceh Gayo, melainkan juga oleh
seluruh masyarakat dunia yang mengagumi keunikannya.

Pada awalnya tarian tradisional saman dari Aceh merupakan tarian etnis Suku
Gayo. Dimana Suku Gayo ini merupakan ras tertua di pesisir Aceh pada masa itu.
Pada mulanya Tarian Saman bertujuan sebagai media dakwah untuk menyebarkan
agama Islam.

Seiring berjalannya waktu, saat ini Tarian Saman bersifat hiburan dan lebih sering
dibawakan untuk mengisi festival kesenian bahkan sampai ke luar negeri.

Berdasarkan dari beberapa referensi menyebutkan bahwa Tarian Saman pertama


kali didirikan dan dikembangkan oleh seorang ulama yang berasal dari Suku Gayo
Aceh Tenggara Syaikh Saman.

5
4. Tarian Kecak dari Daerah Bali

Pada tahun 1930an, seolah seniman (pelukis sekaligus musisi) asal Jerman
bernama Walter Spies sangat tertarik dengan ritual tradisional pada saat ia tinggal
di Bali. Ia terinspirasi untuk menciptakan sebuah pertunjukkan yang diadaptasi
dari ritual tersebut yang menceritakan kisah Ramayana dalam kepercayaan Hindu
untuk dipertontonkan ke mancanegara.

Wayan Limbak, seniman tari asal Bali yang akhirnya bersama Walter Spies
menciptakan tariak Kecak dan mempopulerkannya di dunia Internasional. Selain
Kecak, tarian ini juga dikenal dengan nama Tari Sanghyang.

Tarian Kecak merupakan salah satu jenis tarian tradisional daerah yang berasal
dari Bali. Tarian Kecak pertama kali diciptakan oleh seorang penari sekaligus
seniman dari Bali Wayan Limbak pada tahun 1930.

Dalam mencetuskan Tarian Kecak, Wayan Limbak dibantu oleh rekan akrabnya
yang sama-sama seorang seniman bernama Walter Spies.

Beliau merupakan seorang seniman dalam bidang seni lukis yang berasal dari
negara Jerman. Mereka berdualah yang memiliki peran penting dalam
berkembangnya Tarian Kecak sampai terkenal seperti saat ini.

6
5. Tarian Piring dari Daerah Minangkabau Sumatra Barat

Sejarah Tari Piring Salah satu seni tari asal Minangkabau, Sumatera Barat yang
masih sering dipentaskan adalah tari piring (tari piriang ). Tari yang identik
dengan penari cantik yang menggunakan piring ini menurut sejarahnya telah ada
sejak 800 tahun yang lalu. Dan terus berkembang dalam budaya Minangkabau.
Tari piring taeus berkembang hingga ke zaman kerajaan Sri Vijaya (kerajaan
Sriwijaya) dan runtuhnya kerajaan tersebut oleh kerajaan Majapahit pada abad ke-
16 ternyata tidak menghentikan perkembangan seni tari tersebut. Justru dengan
runtuhnya kerajaan Sri Wijaya, membuat tari piring makin dikenal oleh negara
Melayau lainnya seperti Malayasia. Perkembangan tari piring di negara-negara
Melayu dipicu oleh pelarian orang-orang Sri Wijaya ke negara-negara tersebut.
Sehingga tidak mengherankan jika di Malaysia tarian piring juga sering digunakan
dalam acara perkawinan khususnya perkawinan kalangan masyarakat berada
seperti bangsawan dan hartawan. Menurut sejarah tari piring, tarian ini diciptakan
untuk menunjukan rasa syukur masyarakat kepada para dewa dengan menyajikan
sesajian berupa makanan lezat yang dibawakan oleh gadis – gadis cantik. Namun
seiring masuknya Islam di daerah Melayau, fungsi tarian piring pun tidak lagi
ditujukan untuk sesembahan bagi para dewa, namun ditujukan untuk para raja dan
pejabat. Tari piring pun tidak hanya dinimakti oleh kalangan atas saja, tetapi bisa
dinikmati oleh semua kalangan masyarakat. Dan seiring perkembangan zaman,
tari piring tidak hanya ditujukan untuk raja dalam konteks pemimpin negara, tapi
juga pada raja – ratu sehari alias pengantin. Tarian piring biasanya ditampilkan
pada saat pengatin sedang bersanding dalam pelaminan.

7
Piring atau dalam bahasa Minangkabau sering disebut dengan Tarian Piriang ialah
salah satu seni tari tradisional Minangkabau yang berasal dari Kabupaten Solok,
Sumatera Barat. Tarian Piring dibawakan dengan menggunakan alat bantu piring
sebagai media utama.

Cara memainkannya ialah degan mengayunkan piring-piring tersebut dengan


gerakan-gerakan yang cepat dan teratur. Dengan catatan piring tersebut tidak
lepas dari genggaman tangan. Tari Piring ini merupakan salah satu simbol dari
masyarakat Minangkabau.

6. Tarian Kipas Pakarena dari Daerah Gowa Sulawesi Selatan

blogspot[dot]comTari
Kipas Pakarena merupakan salah satu tarian tradisional daerah yang berasal dari
Gowa, Sulawesi Selatan.

Tarian Kipas Pakarena dimainkan oleh para penari perempuan ataupun laki-laki
dengan mengenakan busana adat Miangkabau. Mereka menari dengan gerakan
yang khas Minangkabau serta menggunakan kipas sebagai atribut untuk
menarinya.

Tarian Kipas Pakarena termasuk salah satu tarian tradisional daerah yang cukup
ternama di Sulawesi Selatan, khususnya di daerah Gowa.

Tarian Kipas Pakarena juga sering dimainkan pada berbagai acara-acara hiburan
maupun yang bersifat adat, bahkan tarian ini juga sebagai salah satu daya tarik
tersendiri untuk wisata di Sulawesi Selatan, khususnya di Kabupaten Gowa.

8
Sejarah Asal -usul Tarian Kipas Pakarena

Menurut sejarah yang ada, Tarian Kipas Pakarena adalah salah satu tarian
peninggalan dari Kerajaan Gowa di wilayah Gowa, Sulawesi Selatan. Kerajaan
Gowa ini awalnya pernah berjaya berabad-abad di daerah Sulawesi bagian selatan.

Sehingga kebudayaan yang ada di daerah Gowa pada saat itu sangat berpengaruh
terhadap corak budaya masyarakat Gowa pada saat sekarang ini.

Salah satunya ialah Tari Kipas Pakarena. Nama ini dambil dari kata “karena” yang
artinya “main”. Sehingga seni tarian ini juga bisa diartikan sebagai tarian yang
memainkan kipas.

Tarian Kipas Pakarena kemudian diwariskan secara turun temurun hingga menjadi
sebuah tradisi yang sampai sekarang ini masih dipertahankan oleh masyarakat
sekitar.

Asal usul sejarah dari Tarian Kipas Pakarena ini sebenarnya masih belum dapat
diketahui secara pasti. Akan tetapi berdasarkan mitos masyarakat daerah Gowa,
tarian Kipas Pakarena berawal dari kisah perpisahannya antara penghuni
khayangan (boting langi) dan penghuni (pengguni lino) pada zaman dahulu.

Konon katanya sebelum berpisah, mereka (penghuni boting langi dan lino) sempat
mengajarkan bagaimana cara menjalani hidup seperti beternak, bercocok tanam
dan berburu kepada penghuni bumi.

Ajaran itu diberikan melalui gerakan-gerakan badan dan kaki atau dalam istilah
kita sebuah tarian. Kemudian gerakan-gerakan badan dan kaki tersebut digunakan
penghuni lino sebagai ritual adat mereka

9
7. Tarian Nandak Ganjen dari Betawi atau Jakarta

Pada umumnya sebuah tarian tradisional akan mengangkat dari kisah-kisah


legenda yang ada di masyarakat lokal hingga kejadian situasional di dalam sebuah
tatanan kehidupan masyarakat itu sendiri.

Tari Nandak Ganjena adalah salah satu tarian tradisional yang cukup kondang,
kreasi dari masyarakat Betawi atau yang kita kenal dengan nama Jakarta.

Artikulasi dari tarian Nandak Ganjen apabila ditinjau berdasarkan dari nama
tarian tersebut berasal dari dua suku kata yang berbeda yakni Nandak dalam
bahasa Betawi maksutnya ialah menari sedangkan Ganjen merupakan sebuah
istilah populer di Jakarta yang artinya centil atau genit.

Tarian Nandak Ganjen untuk pertama kalinya diciptakan oleh seorang seniman
dari Betawi yang juga merupakan putra Betawi asli.

Beliau adalah Sukirman atau lebih akrab dipanggil Bang Ntong yang telah
menekuni dunia sejak tahun 1970 khusunya kesenian Topeng Betawi dan
Gambang Kromong. Dalam kesehariannya Bang Ntong ini sebagai Ketua dari
sebuah Grup musik Gambang Kromong Ratna Sari.

Selain sebagai ketua sebuah grup seni musik, Bang Ntong juga seorang pemerhati
kelestarian terhadap kesenian masyarakat Betawi.

10
Awal Bang Ntong menciptakan Tari Nandak Ganjen adalah inspirasi dari sebuah
pantun. Sinopsis dari pantun tersebut berbunyi kurang lebih seperti ini: “Buah
cempedak buah durian, sambil nandak cari perhatian”.

Bang Ntong melanjutkan bahwa Tarian Nandak Ganjen yang beliau ciptakan pada
tahun 2000 tersebut adalah sebuah tarian yang bercerita tentang seorang gadis
belia baru beranjak dewasa. Dalam istilah gaul dan modern di Indonesia ialah
seorang Anak Baru Gede (ABG).

Dimana ketika dalam proses peralihan masa tersebut mulai terlihat keceriaan
seorang remaja yang dibarengi dengan kecentilan.

Akan tetapi kecentilan-kecentilan tersebut berujung pada tindakan konyol dan


lucu sehingga dapat membuat siapapun yang melihatnya tersenyum-senyum
sendiri.

8. Tarian Serimpi, Tarian Tradisional Daerah di Indonesia dari Yogyakarta

Menurut sejarah dan asal-usulnya, tari serimpi ini sudah ada sejak masa kejayaan
Kerajaan Mataram pada pemerintahan Sultan Agung. Saat itu tarian ini
merupakan salah satu tarian yang sangat sakral dan mistis.

Jadi, tarian ini hanya dimainkan di dalam lingkungan keraton untuk acara
kenegaraan dan untuk memperingati kenaikan tahta Sultan.

11
Karena tarian ini bersifat sakral, penari yang boleh memainkan tarian ini haruslah
yang sudah terpilih dari keluarga kerajaan. Jadi, tidak sembarang orang yang bisa
memainkan tarian ini.

Namun setelah Kerajaan Mataram terpecah menjadi dua bagian yaitu Kesultanan
Yogyakarta dan Kesunanan Surakarta, tarian ini pun mulai mengalami perubahan
dalam segi gerakan walaupun inti dari tarian ini masih tetap sama.

Tari serimpi dari masa ke masa telah mengalami banyak perkembangan,


diantaranya dari segi durasi dan kostum yang digunakan oleh penarinya.

Selain itu, tarian ini juga tergolong menjadi beberapa jenis. Nanti kita akan
menjelaskan secara lebih detailnya dibawah.

Di Kesultanan Yogyakarta, tari serimpi digolongkan menjadi 3 yaitu Tari Serimpi


Babul Layar, Tari Serimpi Dhempel, dan Tari Serimpi Genjung.

Sedangkan di Kesunanan Surakarta, tari serimpi digolongkan menjadi 2 yaitu Tari


Serimpi Anglir dan Tari Serimpi Bondan.

Bentuk kreasi baru dari tarian serimpi Yogyakarta diantaranya adalah Tari
Padhelori dan Among Beksa.

Pada kreasi tarian serimpi padhelori bertemakan sebuah pertengkaran antara dua
orang Dewi yang memperebutkan cinta seorang pangeran.

Tarian ini biasanya dimainkan oleh empat orang yang dibagi menjadi dua dan
memerankan Dewi tersebut. Sedangkan tarian kreasi Among Beksa dimainkan
oleh delapan orang penari dengan mengambil tema menak.

Selain itu ada juga tarian serimpi Cina dan tarian serimpi pramugari. Pada tari
serimpi Cina biasanya menggunakan pakaian khas orang China. Dan pada tarian
serimpi pramugari menggunakan pistol sebagai propertinya.

12
Salah satu tarian tradisional daerah Yogyakarta yang sangat terkenal ialah tarian
Serimpi. Biasanya tarian ini di bawakan oleh empat orang perempuan berparas
cantik nan anggun.

Lemah gemulai pada setiap gerakan yang dilakukan oleh para penari
menggambarkan kesopanan dan perilaku santun yang dimiliki oleh masyarakat
sekitar.

Berdasarkan sejarah yang umum diketahui, Tarian Serimpi ini telah ada sejak
zaman kejayaan Kerajaan Mataran ketika dipimpim oleh Sultan Agung.

Pada saat itu Tarian Serimpi merupakan tarian sakral yang hanya dipertunjukkan
pada lingkungan Keraton Yogyakarta saat ada acara resmi kenegaraan atau
peringatan kenaikan tahta pada Sultan.

Sehingga para penarinya pun merupakan orang-orang tetentu yang telah dipilih
oleh keluarga Kerajaan.

Akan tetapi semenjak terjadinya perpecahan Kerajaan Mataran hingga menjadi


dua belah pihak yakni Kesultanan Yogyakarta dan Kesunanan Surakarta, Tarian
Serimpi mulai mengalami perubahan.

Meskipun terjadi perubahan dari segi gerakan, Tarian Serimpi ini masih memilki
inti atau makna tarian yang sama.

9. Tari Merak

13
Sejarah tari merak awalnya berasal dari bumi Pasundan. Pada tahun 1950an
seorang koreografer bernama Raden Tjetjep Soemantri menciptakan sebuah
gerakan tari yang dinamakan sebagai tari merak.

Sesuai dengan namanya, tari merak merupakan implementasi dari kehidupan


seekor burung merak. Gerakannya diambil dari tingkah laku burung merak jantan
ketika ingin memikat burung merak betina.

Gerakan burung merak jantan yang memperlihatkan keindahan bulu ekornya pada
saat ingin menarik perhatian burung merak betina terlihat jelas dalam tarian merak
ini.

Seiring berjalannya waktu, tari merak Jawa Barat telah mengalami beberapa
perubahan mulai dari gerakan aslinya. Dalam pertunjukannya, biasanya tari merak
ditampilkan dengan cara berpasang-pasangan.

Masing-masing berperan sebagai burung merak jantan dan burung merak betina.
Dengan musik pengiring gending macan ucul, maka penari mulai menggerakan
tubuhnya dengan gemulai layaknya tingkah laku burung merak.

Gerakan merak yang sangat indah dan mempesona membuat suasana penuh
keceriaan dan keistimewaan tersendiri.

Sehingga tidak heran jika tari merak sering sekali digunakan untuk menyambut
pasangan pengantin pria atau sebagai hiburan untum tamu dalam acara
pernikahan.

Selain itu, tarian merak juga banyak dipertunjukkan dalam event-event baik yang
bertaraf nasional maupun event yang bertaraf internasional. Hal ini dikarenakan
keindahan gerakan dari tarian merak itu sendiri.

14
10. Tari Pendet

termasuk dalam jenis tarian wali, yaitu tarian Bali yang dipentaskan khusus
untuk keperluan upacara keagamaan. Tarian ini diciptakan oleh seniman tariBali, I
Nyoman Kaler,pada tahun 1970-an yang bercerita tentang turunnya Dewi-Dewi
kahyangan ke bumi. Meski tarian ini tergolong ke dalam jenis tarian wali namun
berbeda dengan tarian upacara lain yang biasanya memerlukan para penari khusus
dan terlatih, siapapun bisa menarikan tari Pendet, baik yang sudah terlatih maupun
yang masih awam, pemangkus pria dan wanita, kaum wanita dan gadis desa. Pada
dasarnya dalam tarian ini para gadis muda hanya mengikuti gerakan penari
perempuan senior yang ada di depan mereka, yang mengerti tanggung jawab
dalam memberikan contoh yang baik. Tidak memerlukan pelatihan intensif. Pada
awalnya tari Pendet merupakan tari pemujaan yang banyak diperagakan di Pura,
yang menggambarkan penyambutan atas turunnya Dewa-Dewi ke alam
marcapada, merupakan pernyataan persembahan dalam bentuk tarian upacara.
Lambat laun, seiring perkembangan zaman, para seniman tari Bali mengubah tari
Pendet menjadi tari “Ucapan Selamat Datang”, dilakukan sambil menaburkan
bunga di hadapan para tamu yang datang, seperti Aloha di Hawaii. Kendati
demikian bukan berarti tari Pendet jadi hilang kesakralannya. Tari Pendet tetap
mengandung anasir sakral-religius dengan menyertakan muatan-muatan
keagamaan yang kental.Dan tari pendet disepakati lahir pada tahun 1950.

15

Anda mungkin juga menyukai