Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN

“Penelitian Kuantitatif”

DOSEN PENGAMPU :
Drs. MAISON, M.Si., Ph.D
DWI AGUS KURNIAWAN, S.Pd., M.Pd

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 7 :
Aulia Eka Putra (A1C317020)
Diyen Paramitha (A1C317050)
Lilis Fatona (A1C317030)
Shania Nurdini (A1C317078)
Siska Novelyya (A1C317018)

PENDIDIKAN FISIKA
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana atas rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah Metodologi Penelitian yang
berjudul “Penelitian Kuantitatif.”
Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dwi Agus
Kurniawan, S.Pd., M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Metodologi
Penelitian yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan
makalah ini. Serta tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari Bapak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Jambi, 24 Agustus 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
1.2 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kajian Pustaka .................................................................................................2
2.1.1 Pengertian Penelitian Kuantitatif ............................................................ 2
2.1.2 Kegunaan dan Tujuan Penelitian Kuantitatif...........................................5
2.1.3 Karakteristik Penelitian Kuantitatif .........................................................6
2.1.4 Pendekatan dan Jenis Penelitian Kuantitatif ............................................6
2.1.5 Tahapan Penelitian Kuantitatif ................................................................8
2.1.6 Hipotesis Penlitian Kuantitatif .............................................................12
2.1.7 Desain Penelitian Kuantitatif .................................................................15
2.1.8 Pengolahan Data Penelitian Kuantitatif .................................................19
2.1.9 Teknik Analisis Data Penelitian Kuantitatif ............................................. 21
2.1.9.1 Jenis-jenis Statistik ....................................................................21
2.1.9.2 Uji Asumsi .................................................................................21
2.1.9.3 Uji Hipotesis ..............................................................................29
2.1.10 Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Kuantitatif .................................... 29
2.2 Kajian Kritis ...................................................................................................30
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................31
3.2 Saran ...............................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................33

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Semakin berkembangnya zaman, semakin berkembang pula ilmu pengetahuan
dan teknologi. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi ini sebenarnya
didasari oleh peneliti yang melakukan penelitian. Penelitian adalah suatu kegiatan
atau proses sistematis untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan
menerapkan metode ataupun cara ilmiah. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian
yang didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yang rasional, empiris, dan sistematis.
Tujuan penelitian yaitu penemuan, pembuktian, dan pengembangan. Sedangkan
kegunaannya adalah untuk memahami, memecahkan, serta mengantisipasi
masalah. Dibandingkan dengan sumber pengetahuan yang lain, penelitian yang
meliputi pengalaman, penalaran induktif, penalaran deduktif, serta penerapan
metode ilmiah sangat membantu menambah ilmu pengetahuan.
Secara garis besar, penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu penelitian
kuantitatif dan penelitian kualitatif. Meskipun kata “penelitian kuantitatif” tidak
asing terdengar dilingkungan masyarakat, namun banyak orang atau calon peneliti
yang belum memahami dengan benar bagaimana pelaksanaan penelitian kuantitatif.
Hal tersebutlah yang melatarbelakangi penulis untuk membuat makalah yang
membahas tentang “Penelitian Kuantitatif”.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian penelitian kuantitatif.
2. Untuk mengetahui kegunaan dan tujuan penelitian kuantitatif.
3. Untuk mengetahui karakteristik penelitian kuantitatif.
4. Untuk mengetahui pendekatan dan jenis penelitian kuantitatif.
5. Untuk mengetahui tahapan penelitian kuantitatif.
6. Untuk mengetahui hipotesis penelitian kuantitatif.
7. Untuk mengetahui desain penelitian kuantitatif.
8. Untuk mengetahui pengolahan data kuantitatif.
9. Untuk mengetahui teknik analisis data penelitian kuantitatif.
10. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan penelitian kuantitatif.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kajian Pustaka


2.1.1 Pengertian Penelitian Kuantitatif
Menurut Suryani, & Hendryadi (2015: 109) “penelitian kuantitatif merupakan
penelitian yang menggunakan analisis data yang berbentuk numerik/angka. Pada
dasarnya pendekatan ini menggambarkan data melalui angka-angka, seperti
persentase tingkat penggagguran, kemiskinan, data rasio keuangan dan lain
sebagainya.”
Indah, dkk (2018: 204) mengatakan bahwa “penelitian kuantitatif adalah jenis
penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuaan yang dapat dicapai
(diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain
dari kualifikasi (pengukuran).”
“Quantitative research is a ‘deductivist, objectivist, and positivist’ method of
research that involves numbers and quantification in collecting and analyzing
data.” Artinya penelitian kuantitatif adalah metode penelitian deduktifis, objektifis,
dan positivis yang melibatkan angka dan kauntifikasi dalam mengumpulkan dan
menganalisis data (Salvador, 2016: 108).
According to Basias, & Pollalis (2018: 92) “quantitative research related to
numeric data processing, quantitative research usually involves systematic and
empirical investigation of phenomena through statistics and mathematics and the
processing of numerical data.” Artinya penelitian kuantitatif biasanya melibatkan
penyelidikan sistematis dan empiris dari fenomena melalui statistik dan matematika
dan pemrosesan data numerik.
Menurut Sutinah (2007: 17) penelitian kuantitatif berbeda dengan penelitian
kualitatif, dia mengatakan:
Metode penelitian kuantitatif dikatakan sebagai metode yang lebih menekankan pada
aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena sosial. Dalam penelitian
kuantitatif para peneliti kuantitatif lebih menaruh perhatian pada persoalan disain,
pengukuran, serta pembuatan sampel karena metode deduktif mereka menekankan
pada perencanaan terperinci sebelum pengumpulan data dan analisa. Sedangkan para
peneliti kualitatif lebih menaruh perhatian pada persoalan pengayaan, tekstur, dan
perasaan terhadap data kasar/mentah oleh karena metode induktif mereka menekankan
pada pengembangan pengertian serta gene ralisasi diluar data yang telah dikumpulkan.

2
According to Tewksbury (2009: 39) “quantitative research is typically
considered to be the more “scientific” approach to doing social science. The focus
is on using specific definitions and carefully operationalizing what particular
concepts and variables mean.” Artinya penelitian kuantitatif biasanya dianggap
sebagai pendekatan yang lebih “ilmiah” untuk melakukan ilmu sosial. Fokusnya
adalah pada penggunaan definisi spesifik dan operasionalisasi dengan hati-hati apa
arti kosep dan variable tertentu.
Menurut Darna, & Herlina (2018: 289) “metode penelitian kuantitatif
diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan filsafat positivism,
digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan
sampel umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan
instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan.”
“In quantitative research, the investigator maintain a detached objective view
in order to understand the facts.” Artinya dalam penelitian kuantitatif, simpatisan
mempertahankan pandangan objektif yang terpisah untuk memahami fakta (Carr,
1994: 717).
Mundar, et al (20112: 78) said that “quantitative methods, methods that are
focused on derivation of conclusion from existing data using proven statistical or
general quantitative methods.” Artinya metode yang difokuskan pada derivasi
kesimpulan dari data yang ada menggunakan metode statistik umum atau kuantitatif
yang sudah terbukti.
According to Baldwin (2018: 49) quantitative research is a type of research
that is often considered to be an alternative to tradisional forms of research, he
said this because:
It is also sometimes quantitative research used in conjunction with traditional
quantitative research to supplement and enrich research studies. The differences
between qualitative and quantitative research are based both on differences in
methods ang in philosophical approaches to the research. Quantitative research uses
research questions and collects numerical data for analysis. Quantitative research
seeks to draw firm conclussions about the data observed. Quantitative research
approaches are associated with the philosophy of logical positivism. It relies on
empirical data and deductive reasoning to explain phenomena. This may sound
familiar as the scientific method. Artinya penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian
yang sering dianggap sebagai alternatif dari bentuk penelitian tradisional. Kadang-
kadang penelitian kuantitatif juga digunakan dalam hubungannya dengan penelitian
kuantitatif tradisional untuk melengkapi dan memperkaya studi penelitian. Perbedaan
antara penelitian kualitatif dan kuantitatif didasarkan pada perbedaan dalam metode

3
dan dalam pendekatan filosofis untuk penelitian. Penelitian kuantitatif menggunakan
pertanyaan penelitian dan mengumpulkan data numerik untuk analisis. Penelitian
kuantitatif berusaha untuk menarik kesimpulan tegas tentang data yang diamati.
Pendekatan penelitian kuantitatif dikaitkan dengan filosofi positivisme logis. Ini
bergantung pada data empiris dan penalaran deduktif untuk menjelaskan fenomena.
Ini mungkin terdengar akrab sebagai metode ilmiah.

The same thing said by Ngulube (2013: 10) “the reason for these differences
is that qualitative methods are linked to the paradigm of constructivism and
interpretivism while quantitative methods are related to that of positivism.” Artinya
alasan untuk perbedaan ini adalah bahwa metode kualitatif terkait dengan
paradigma konstruktivisme dan interpretivisme, sedangkan metode kuantitatif
terkait dengan metode positivisme.
According to Kuckartz (2014: 1-2) “quantitative data is directly associated-
even by laymen-with numbers and statistics, and likely with costs in economic
fields. Numerical data, or numbers, are considered quantitative data.” Artinya data
kuantitatif secara langsung dikaitkan - bahkan oleh orang awam - dengan angka dan
statistik, dan kemungkinan dengan biaya di bidang ekonomi. Data numerik, atau
angka, dianggap sebagai data kuantitatif.
According to Irwin, et al (2018: 163) “quantitative research is a type of
research in which objective data are gathered and analyze numerically. The
emphasis is on numbers, measurement, deductive logic, control, and
experimentation. A major strength of quantitative research is its credibility, which
is the extent to which the data and conclutions are believeble and trustworthy.”
Artinya Penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian di mana data objektif
dikumpulkan dan dianalisis secara numerik. Penekanannya pada angka,
pengukuran, logika deduktif, kontrol, dan eksperimen. Kekuatan utama dari
penelitian kuantitatif adalah kredibilitasnya, yang sejauh mana data dan kesimpulan
dipercaya dan dapat dipercaya.
“Penelitian kuantitatif biasanya menggunakan desain eksplanasi, di mana
objek telaahan penelitian eksplanasi (explanatory research) adalah untuk menguji
hubungan antar-variabel yang dihipotesiskan. Penelitian dengan desain eksplanasi
dapat dilakukan dengan survei dan eksperimen” (Mulyadi, 2011: 132).

4
2.1.2 Kegunaan dan Tujuan Penelitian Kuantitatif
According to Al-Sabbah, & Saheh (2015: 718) “the most useful methods in
research area are quantitative research methods due to a few reasons such as time
saving, less effort, easy conducting and many other reasons which are behind in
doing this kind of methods.” Artinya metode yang paling berguna di bidang
penelitian adalah metode penelitian kuantitatif karena beberapa alasan seperti
menghemat waktu, kurang usaha, mudah melakukan dan banyak alasan lain di
belakang dalam melakukan metode semacam ini.
Menurut Suryani, & Hendryadi (2015: 109) “tujuan penelitian kuantitatif
yaitu untuk mengembangkan dan menggunakan model matematis, teori dan atau
hipotesis yang berkaitan dengan fenomena yang diselidiki oleh peneliti.”
“The use of scientific methods for data collection and analysis make
generalization possible with this type of approach. Interaction made with one group
can be generalized.” Artinya penggunaan metode ilmiah untuk pengumpulan dan
analisis data memungkinkan generalisasi dengan jenis pendekatan ini. Interaksi
yang dibuat dengan satu kelompok dapat digeneralisasi (Daniel, 2016: 94).
Menurut Sarwono (2006: 257) “tujuan pendekatan kuantitatif untuk menguji
teori, membangun fakta, menunjukkan hubungan antar variabel, memberikan
deskripsi statistik, menaksir dan meramalkan hasilnya.”
According to Irwin, et al (2018: 163) “the purpose of quantitative research is
explain and predict, coform and validate, test theory.” Artinya tujuan penelitian
kuantitatif adalah menjelaskan dan memprediksi, menguji dan memvalidasi, teori
pengujian.
According to Grady (1998: 5) “the purpose of quantitative research usually
is prediction and control. By contrast, in qualitative research investigators are
more interested in understanding the why’s of a situation. In human inquiry, most
researchers would say that prediction and generalization are not entirely possible.”
Artinya tujuan penelitian kuantitatif biasanya adalah prediksi dan kontrol.
Sebaliknya, pada peneliti penelitian kualitatif lebih tertarik untuk memahami
mengapa suatu situasi. Dalam penyelidikan manusia, sebagian besar peneliti akan
mengatakan bahwa prediksi dan generalisasi tidak sepenuhnya mungkin.

5
2.1.3 Karakteristik Penelitian Kuantitatif
Menurut Lubis (2018: 49) karakteristik penelitian kuantitatif adalah sebagai
berikut:
1. Menggunakan pola berpikir deduktif (rasional-empiris atau topdown), yang
berusaha memahami suatu fenomena dengan cara menggunakan konsep-konsep
yang umum untuk menjelaskan fenomena-fenomena yang bersifat khusus.
2. Logika yang dipakai adalah logika positivistik dan menghindari hal-hal yang
bersifat subjektif.
3. Proses penelitian mengikuti prosedur yang telah direncanakan.
4. Tujuan dari penelitian kuantitatif adalah untuk menyusun ilmu nomotetik yaitu
ilmu yang berupaya membuat hukum-hukum dari reneralisasinya.
5. Subjek yang diteliti, data yang dikumpulkan, dan sumber data yang dibutuhkan,
serta alat pengumpul data yang dipakai sesuai dengan apa yang telah direncanakan
sebelumnya.
6. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran dengan menggunakan alat yang
objektif dan baku.
7. Peneliti menempatkan diri secara terpisah dengan objek penelitian, dalam arti
dirinya tidak terlibat secara emosional dengan subjek penelitian.
8. Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul.
9. Hasil penelitian berupa generalisasi dan prediksi, lepas dari konteks waktu dan
situasi.

According to Basias, & Pollalis (2018: 92-93) basic characteristics of


quantitative research approaches related to specific research objectives are among
others:
(a) the association of research with experiments, (b) the investigation of phenomena;
(c) the use of advanced tools of statistics, (d) the use of questionnaires (usually with
closed questions), (e) the quantification of relations and features and (f) the collection,
procession and presen tation of quantitative data. Artinya karakteristik dasar
pendekatan penelitian kuantitatif yang terkait dengan tujuan penelitian tertentu antara
lain: (a) asosiasi penelitian dengan eksperimen, (b) penyelidikan fenomena; (c)
penggunaan alat statistik canggih, (d) penggunaan kuesioner (biasanya dengan
pertanyaan tertutup), (e) kuantifikasi hubungan dan fitur dan (f) pengumpulan, prosesi
dan penyajian data kuantitatif.

2.1.4 Pendekatan dan Jenis Penelitian Kuantitatif


“Pendekatan kuantitatif ialah pendekatan yang di dalam usulan penelitian,
proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisis data dan kesimpulan data sampai
dengan penulisannya mempergunakan aspek pengukuran, perhitungan, rumus dan
kepastian data numerik” (Musianto, 2002: 125).
Menurut Sarwono (2006: 257) pendekatan kuantitatif akan memberikan
makna dalam hubungannya dengan penafsiran angka, ia mengatakan:
Pendekatan kuantitatif mementingkan adanya variabel-variabel sebagai obyek
penelitian dan variabel-variabel tersebut harus didefinisikan dalam bentuk
operaionalisasi variabel masing-masing. Reliabilitas dan validitas merupakan syarat
mutlak yang harus dipenuhi dalam menggunakan pendekatan ini karena kedua elemen
tersebut akan menentukan hasil penelitian dan kemampuan replikasi serta generalisasi
penggunaan model peneltian sejenis. Selanjutnya, pendekatan ini memerlukan adanya

6
hipotesis dan pengujiannya yang akan menentukan tahapan berikutnya. Juga, lebih
memberikan makna dalam hubungannya dengan penafsiran angka statistik bukan
makna secara kebahasaan dan kulturalnya.

According to Sukamolson in Apuke (2017: 43) “there are several types of


quantitative research. For instance, it can be classified as 1) survey research, 2)
correlational research, 3) experimental research and 4) causal-comparative
research”. In this assignment, the researcher will explain each of the type of
research as follows. Artinya ada beberapa jenis penelitian kuantitatif. Misalnya,
dapat diklasifikasikan sebagai 1) penelitian survei, 2) penelitian korelasional, 3)
penelitian eksperimental dan 4) penelitian kausal-komparatif.
“Survey research encompasses the use of scientific sampling method with a
designed questionnaire to measure a given population's characteristics through the
utilization of statistical methods.” Artinya penelitian survei mencakup penggunaan
metode pengambilan sampel ilmiah dengan kuesioner yang dirancang untuk
mengukur karakteristik populasi tertentu melalui pemanfaatan metode statistik
(Sukamolson dalam Apuke, 2017: 43).
Menurut Prasetyo, & Jannah (2010: 143) “penelitian survei merupakan suatu
penelitian kuantitatif dengan menggunakan pertanyaan terstruktur/sistematis yang
sama kepada banyak orang, untuk kemudian seluruh jawaban yang diperoleh
peneliti dicatat, diolah, dan dianalisis, yang dikenal dengan istilah kuesioner.”
“Correlational, a quantitative methodology used to determine whether, and
to what degree, a relationship exists between two or more variables within a
population (or a sample).” Artinya metodologi kuantitatif digunakan untuk
menentukan apakah, dan sampai tingkat apa, suatu hubungan ada antara dua atau
lebih variabel dalam suatu populasi (atau sampel) (Apuke, 2017: 43).
Experimental, during the experimental research, the researcher investigates
the treatment of an intervention into the study group and then measures the
outcomes of the treatment. There are three types of exploratory approaches: pre-
experimental, true experimental, and quasi-experimental. Artinya selama
penelitian eksperimental, peneliti menyelidiki pengobatan intervensi ke dalam
kelompok studi dan kemudian mengukur hasil perawatan. Ada tiga jenis
pendekatan eksplorasi: pra-eksperimental, eksperimen sejati, dan eksperimen semu
(Leedy, & Ormrod dalam Apuke, 2017: 44).

7
“Causal-Comparative or Ex Post Facto, a causal-comparative study is a
form of study that tries to identify and determine the cause and effect of the
relationship between two or more groups.” Artinya studi kausal-komparatif adalah
bentuk studi yang mencoba mengidentifikasi dan menentukan penyebab dan efek
hubungan antara dua atau lebih kelompok (Apuke, 2017: 45).
2.1.5 Tahapan Penelitian Kuantitatif
Menurut Iskandar, & Hidayat (2015: 70) tahapan penelitian kuantitatif terbagi
atas:
1. Fase Konseptual
Fase konseptual adalah fase awal dimulainya penelitian yaitu identifikasi masalah
dan studi literatur.
2. Fase Perancangan
Mendesain paramater penelitian dan model penelitian. Setelah masalah penelitian
diformulasikan maka peneliti mendesain rancangan penelitian, baik desain
parameter maupun model parameter penelitian, yang akan menuntun pelaksanaan
penelitian mulai awal sampai akhir penelitian.
3. Fase Empirik
Kegiatan pada fase ini adalah pengumpulan data, penyiapan data untuk analisis.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan pengujian secara end to end
sesuai pada tempat dan waktu yang telah ditentukan.
4. Fase Analitik
Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian. Data yang dikumpulkan dari
lapangan diolah dan dianalisis serta dilakukan evaluasi terhadap hasil-hasil
penelitian untuk menemukan kesimpulan-kesimpulan dari hasil penelitian yang
dilakukan.
5. Fase Diseminasi
Membuat laporan hasil penelitian agar hasil penelitian dapat dibaca, dimengerti dan
mudah dipahami oleh pembaca.

Menurut Nasrudin (2019: 8) penelitian kuantitatif pelaksanaannya


berdasarkan prosedur yang telah direncanakan sebelumnya yang terdiri dari
tahapan-tahapan kegiatan sebagai berikut:
1. Identifikasi permasalahan
2. Studi literatur
3. Pengembangan kerangka konsep
4. Identifikasi dan definisi variabel, hipotesis, dan pertanyaan penelitian
5. Pengembangan desain penelitian
6. Teknik sampling
7. Pengumpulan dan kuantifikasi data
8. Analisis data
9. Interpretasi dan komunikasi hasil penelitian

8
“Masalah penelitian adalah seperangkat kondisi yang membutuhkan diskusi,
informasi solusi atau pengambilan keputusan, serta kemungkinan investigasi
empiris, dalam bentuk pengumpulan dan analisis data yang permasalahan
penelitiannya diidentifikasi dari topik yang bersifat umum, kemudian difokuskan
menjadi masalah penelitian yang spesifik” (Taniredja, & Mustafidah: 2014: 1-2).
Manfaat dari mengkaji literatur penelitian, antara lain peneliti akan mengetahui apakah
permasalahan yang dipilih belum pernah diteliti sebelumnya, dapat mengetahui
masalah-masalah lain yang mungkin lebih menarik, dapat menyelesaikan
pekerjaannya dengan lancar, dan kedudukannya sebagai peneliti menjadi mantap
karena ia telah bekerja dengan baik sesuai aturan akademik (Arikunto dalam Taniredja,
& Mustafidah: 2014: 21).

Sugiono dalam Hamdi, & Baharudin (2014: 19) menyebutkan bahwa


“variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja, yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari, sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut
kemudian ditarik kesimpulannya.”
“Macam-macam variabel yaitu 1) variabel independen, 2) variabel dependen,
3) variabel moderator, 4) variabel interventing, 5) varibael kontrol.” (Sugiono
dalam Hamdi, & Baharudin, 2014: 19).
“Hipotesis diartikan merupakan dugaan yang mungkin benar, atau mungkin
salah yang akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika fakta-fakta
membenarkannya” (Hadi dalam Taniredja, & Mustafidah, 2014: 24).
Nasution dalam Taniredja, & Mustafidah (2014: 27) menyatakan bahwa
“fungsi hipotesis adalah untuk (1) menguji kebenaran suatu teori: (2) memberi ide
untuk mengembangkan suatu teori; (memperluas pengetahuan kita mengenai
gejala-gejala yang kita pelajari).”
Menurut Sugiyono dalam Taniredja, & Mustafidah (2014: 30) menyebutkan
karakteristik hipotesis yang baik, yaitu:
a. Merupakan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan keadaan
variabel pada berbagai sampel, dan merupakan dugaan tentang hubungan antara
dua variabel atu lebih.
b. Dinyatakan dalam kalimat yang jelas.
c. Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode-metode ilmiah.
“Dalam pengembangan desain penelitian, desainnya harus terstruktur, baku,
formal, dan dirancang sematang mungkin sebelumnya, bersifat spesifik dan detail
karena desain merupakan suatu rancangan penelitian yang akan dilaksanakan

9
sebenarnya. Contohnya one group pretest, posttest design, dan lain-lain” (Sarwono,
2006: 257).
Ali dalam Taniredja, & Mustafidah (2014: 34) menyebutkan bahwa “sampel
penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti yang
dianggap mewakili terhadap seluruh populasi dan diambil dengan menggunakan
teknik tertentu.”
Menurut Taniredja, & Mustafidah (2014: 35-36) terdapat beberapa cara
pengambilan sampel:
a. Teknik Random Sampling
Teknik ini disebut juga acak, serampangan, tidak pandang bulu/tidak pilih kasih,
obyektif, sehingga seluruh elemen populasi mempunyai kesempatan untuk
menjadi sampel penelitian.
b. Teknik Nonrandom Sampling
Pada teknik ini , tidak semua elemen yang ada pada populasi mempunyai peluang
yang sama untuk menjadi sampel.
Menurut Taniredja, & Mustafidah (2014: 41) “alat pengumpul data/instrumen
penelitian, yang berupa pedoman observasi, diuji coba terlebih dahulu untuk
mengamati perilaku subyek sampel yang komparabel dan prosedur yang berstandar
sebelum digunakan untuk mengumpulkan data penelitian yang sesungguhnya.”
“Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid
dan reliable” (Arikunto dalam Taniredja, & Mustafidah, 2014: 41).
Menurut Taniredja, & Mustafidah (2014: 42) “sebuah instrument dikatakan
valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat, di
mana tinggi rendahnya validitas instrument menunjukkan sejauh mana data yang
terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.”
“Reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan atau keajekan alat tersebut dalam
menilai apa yang dinilainya” (Sudjana dalam Taniredja, & Mustafidah, 2014: 43)
“Quantitative data collection techniques usually include test, questionnaries,
or other instruments.” Artinya teknik pengumpulan data kuantitatif biasanya
meliputi tes, kuesioner, atau instrumen lainnya (Grady, 1998: 8).

10
Menurut Taniredja, & Mustafidah (2014: 44-51) “pengumpulan data dapat
dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian, antara lain angket, observasi,
tes, dan studi dokumenter.”
“Angket yang digunakan dalam penelitian kuantitatif biasanya angket
tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih”
(Taniredja, & Mustafidah, 2014: 44).
Menurut Taniredja, & Mustafidah (2014: 47) “observasi adalah suatu cara
untuk mengadakan penilaian dengan jalan mengadakan pengamatan secara
langsung dan sistematis.”
Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian kuantitatif adalah bentuk tes
uraian terbatas dan uraian terstruktur yang digunakan untuk menilai dan mengukur
hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif yang berkenaan dengan
penguasaan bahan pelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran
(Sudjana dalam Taniredja, & Mustafidah, 2014: 50).
“Studi dokumenter merupakan metode pengumpulan data pelengkap untuk
memperoleh data” (Taniredja, & Mustafidah, 2014: 51).
“Pada penelitian kuantitatif kegiatan analisis datanya meliputi pengolahan
data dan penyajian data, melakukan perhitungan untuk mendeskripsikan data dan
melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik” (Siregar, 2014:
125-144).
“Tahap analisis data merupakan tahap penting, di mana data yang
dikumpulkan dengan menggunakan berbagai teknik pengumpulan data (misalnya
observasi, interview, angket, maupun teknik pengumpulan data yang lain), diolah,
dan disajikan untuk membantu peneliti menjawab permasalahan yang ditelitinya”
(Qomari, 2009: 1).
According to Polit, & Hungler in Hoskins, & Mariano (2004: 28) “in a typical
quantitative study, the researcher specifies the nature of any intervention, the
nature of comparisons, the methods to be used to control extraneous variables, the
timing of data collection, the study site and setting, and the information to be given
to participant.” Artinya dalam jenis studi kuantitatif, peneliti menentukan sifat dari
setiap intervensi, sifat perbandingan, metode yang akan digunakan untuk

11
mengendalikan variabel asing, waktu pengumpulan data, pengaturan lokasi
penelitian, dan informasi yang akan diberikan kepada peserta.
2.1.6 Hipotesis Penelitian Kuantitaif
Menurut Hendryadi dan Suryani (2015: 101-104) hipotesis statistik
merupakan jenis hipotesis yang dirumuskan dalam bentuk notasi statistik, hipotesis
ini didasarkan pada pengamatan peneliti terhadap populasi angka-angka
(kuantitatif) misalnya, Ho (bagi) : µ = 0. Bentuk-bentuk rumusan hipotesis
penelitian, hipotesis operasional, dan hipotesis statistik, yaitu:
1. Hipotesis Asosiatif
Merupakan hipotesis penelitian menyatakan dugaan adanya hubungan antara
dua variabel atau lebih.
a. Rumusan masalah
“Adakah hubungan antara tayangan iklan dengan citra produk?”
b. Hipotesis penelitian
“Terdapat hubungan antara tayangan iklan dengan citra produk.”
c. Hipotesis Operasional:
Ho : “Tidak terdapat hubungan antara iklan dengan citra produk.”
Hi : “Terdapat hubungan antara pesan iklan dengan citra produk.”
d. Hipotesis Statistik:
Ho : ρ=0
H1 : ρ≠20
2. Hipotesis Deskriptif
a. Rumusan masalah
“Seberapa besar citra produk di kalangan masyarakat?”
b. Hipotesis Penelitian
“Citra produk perusahaan di kalangan masyarakat kurang dari standar
(diasumsikan 80% citra produk perusahaan).”
c. H-ipotesis Operasional:
Ho : Citra Produk perusahaan di kalangan masyarakat kurang dari standar.
Hi : Citra produk perusahaan di kalangan masyarakat tidak sama dengan
standar.

12
d. Hipotesis Statistik
Ho : µ< 80% (0,80)
Hi : µ ≠80% (0,80)
3. Hipotesis Komparatif
a. Rumusan masalah
“Apakah ada perbedaan profitabilitas bank syariah sebelum dan sesudah
krisis finansial 2008?”
b. Hipotesis Penelitian
“Ada perbedaan profitabilitas bank syariah sebelum dan sesudah krisis
financial global tahun 2008.”
c. Hipotesis Operasional
Ho : Tidak ada perbedaan profitabilitas sebelum dan sesudah krisis
finansial 2008.”
Hi : Ada perbedaan profitabilitas sebelum dan sesudah krisis finansional
2008.”
d. Hipotesis Statistik:
Ho : µ₁= µ₁ (sama)
Hi : µ₁≠ µ₁ (tidak sama)
Konsep Dasar Pengujian Hipotesis
Statistik pada dasarnya adalah cara untuk menaksir sebuah populasi
berdasarkan data sampel. Logika yang digunakan dalam statistik adalah induktif di
mana hasil sampel berlaku untuk populasi atau dikenal dengan generalisasi hasil
penelitian. Statistika memberikan cara untuk menarik kesimpulan yang bersifat
umum dengan cara meng ambil sebagian dari anggota populasi (sampel). Untuk
menaksir populasi berdasarkan sampel, ada dua kemungkinan kesalahan, antara
lain:
1. Kesalahan tipe I. Kesalahan ini terjadi jika peneliti menolak hipotesis nol (Ho)
yang benar (seharusnya diterima). Kemungkinan melakukan kesalahan Tipe I
disebut tingkat signifikansi, dan sering dilambangkan dengan α.
2. Kesalahan tipe II adalah kesalahan yang terjadi ketika menerima hipotesis yang
salah (seharusnya ditolak). Kemungkinan melakukan kesalahan tipe II disebut
Beta, dan sering dilambangkan dengan β.

13
Pengujian hipotesis didasarkan pada dua hal, yaitu probabilitas
(α)/signifikansi dan tingkat kepercayaan (confidence interval). Tingkat signifikansi
adalah probabilitas melakukan kesalahan tipe I, yaitu ke salahan menolak hipotesis
ketika hipotesis tersebut benar. Dalam pe nelitian sosial dan ekonomi umumnya
tingkat signifkansi digunakan sebesar 1% sampai 5% (0.01 s/d 0.05). Tingkat
signifikansi ini tergantung pada tingkat kepentingan penelitian itu sendiri.
Sementara arii dari tingkat kepercayaan sebesar 95% adalah tingkat di mana 95%
nilaisampel akan mewakili nilai populasi di mana sampel berasal.
Dalam hipotesis statistik inferensial, pengujian hipotesis pada prinsipnya
adalah pengujian signifikansi. Signifikansi sendiri merupakan taraf kesalahan
(confident interval) yang didapatkan/diharapkan ketika peneliti hendak
menggenalisasi sampel penelitiannya. Atau idengan kata lain, peneliti melakukan
penaksiran parameter populasii berdasarkan data yang telah dikumpulkan dari
parameter sampel penelitian.
Signfikansi dalam statistik inferensial digunakan untuk menguji l apakah
dengan data sampel yang telah dianalisis akan dapat digeneralisasi kepada populasi.
Sehingga dapat dikatakan hipotesis merupakan peluang akan digeneralisasikannya
data pengukuran sampel untuk populasi. Jika parameter sampel yang telah diuji
tidak signifikan, maka hasil penelitian tersebut tidak dapat digunakan secara umum
pada penelitian serupa.
Contoh Model Pengujian Hipotesis
Ho : tidak ada hubungan antara X dan Y
Ha : ada hubungan antara X dan Y
Hipotesis yang akan diuji adalah hipotesis nol (Ho). Statistik inferensial pada
prinsipnya hanya menguji apakah Ho diterima atau seberapa besar hasil penelitian
dapat digeneralisasikan. Menolak Ho artinya menerima Ha. Cara menyimpulkan
apakah menerima atau menolak Ho adalah dengan pedoman pada berapa besar
tingkat signifikansi yang kita tentukan (5% or 1%). Nilai signifikansi ini sering
disebut ρ value. Setelah menentukan batas signifikansi, maka kaidah penerimaan
atau penolakan Ho secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut:
Jika sig < 0,05 maka Ho tidak dapat diterima (Ho diterima).
Jika sig > 0,05 maka Ho tidak dapat ditolak (Ho ditolak).

14
2.1.7 Desain Penelitian Kuantitatif
Menurut Hermawan (2005: 19-20) penelitian kuantitatif adalah suatu
pendekatan penelitian yang bersifat obyektif, mencakup pengumpulan dan analisis
data kuantitatif serta menggunakan metode pengujian statistik. Penelitian
kuantitatif terdiri dari dua jenis yaitu:
1. Penelitian Survey, meliputi penelitian “Cross-Sectional” yang merupakan
penelitian sekali bidik dan “Longitudinal” yang pengumpulan datanya dilakukan
pada suatu waktu titik tertentu selama suatu periode waktu yang relatif lama,
dilakukan secara terus menerus.
2. Penelitian Eksperimen, merupakan suatu rancanagan penelitian yang
mengidentifikasi hubungan kausal. Tujuan dari penelitian eksperimen adalah
mengukur pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen,
dengan mengontrol variabel-variabel lain, untuk melakukan inferensi kausal
secara lebih jelas. Eksperimen meliputi Eksperimen Murni (True Experiment)
dan Kuasi Eksperimen (Quasi Experiment). Eksperimen murni menggunakan
rancangan random sedangkan Kuasi eksperimen menggunakan rancangan non
random.
Menurut Payadnya, & Jayantika (2018: 8-15) berdasarkan banyaknya
kelompok yang digunakan, secara umum penelitian eksperimen dapat
dikelompokkan menjadi:
1. Between Group Design (Desain Antar Kelompok)
Desain eksperimen yang paling sering digunakan adalah between group design,
terutama dalam penelitian eksperimentasi pendidikan. Hal ini dikarenakan
desain ini memungkinkan peneliti untuk dapat lebih mudah melakukan
penelitian serta menyesuaikannya dengan kondisi sekolah atau objek penelitian.
a. True Experiments (Pretest-Posttest, Posttest Only)
Penelitian eksperimen murni merupakan jenis penelitian eksperimen yang
paling kuat, karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel
luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Jadi, validitas internal
menjadi tinggi. Tujuan dari True Experiments adalah untuk menyelidiki
kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan
perlakuan dan membandingkan hasilnya dengan grup kontrol yang tidak

15
diberi perlakuan. True Experiments ini mempunyai ciri utama yaitu sampel
yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil
secara random. Dalam kelompok eksperimen diberikan perlakuan yang telah
dipersiapkan sebelumnya, sedangkan pada kelompok kontrol tidak diberikan
perlakuan. Terdapat dua jenis True Experiments yaitu:
1) Posttest Only Control Group Design
Dalam rancangan ini penelitian yang dilakukan hanya menggunakan
posttest atau tes akhir yang kemudian hasilnya akan dianalisis untuk
mengetahui keberhasilan penelitian. Data awal yang digunakan biasanya
nilai rapor, nilai uts, uas, ataupun ulangan harian siswa. Berikut adalah
skema dari desain ini.
Kelas Treatment Posttest
R Eksperimen X T2
R Kontrol - T2
2) Pretest-Posttest Only Control Group Design
Dalam peneltian ini peneliti memberikan pretest atau tes awal kepada
objek penelitian sebelum penelitian dimulai untuk memperoleh nilai awal
siswa. Posttest juga diberikan diakhir penelitian yang akan dianalisis untuk
menarik kesimpulan penelitian. Berikut adalah skema dari desain ini.
Kelas Pretest Treatment Posttest
R Eksperimen T1 X T2
R Kontrol T1 - T2
b. Quasi Experiments (Pretest-Posttest, Posttest Only)
Penelitian Quasi Experiments atau eksperimen semu merupakan penelitian
eksperimen yang tidak sekuat eksperimen murni. Disebut eksperimen semu
karena dalam penelitian eksperimen jenis ini banyak variabel yang tidak bisa
dikontrol. Bentuk desain ini merupakan pengembangan dari True
Experimental Design yang sulit dilaksanakan. Dalam eksperimen ini, jika
menggunakan random tidak diperhatikan aspek kesetaraan maupun grup
kontrol. Misalnya, dalam melakukan penelitian eksperimen di sekolah,
seorang peneliti tidak dapat mengontrol pengaruh dari kondisi kesehatan

16
siswa, kondisi psikologis siswa, dan yang lain-lain. Sama seperti pada True
Experiments, terdapat dua jenis rancangan pada Quasi Experiments yaitu:
1) Posttest Only Control Group Design
Dalam rancangan ini penelitian yang dilakukan hanya menggunakan
posttest atau tes akhir yang kemudian hasilnya akan dianalisis untuk
mengetahui keberhasilan penelitian. Data awal yang digunakan biasanya
nilai rapor, nilai uts, uas, ataupun ulangan harian siswa. Berikut adalah
skema dari desain ini.
Kelas Treatment Posttest
R Eksperimen X T2
R Kontrol - T2
2) Pretest-Posttest Only Control Group Design
Dalam peneltian ini peneliti memberikan pretest atau tes awal kepada
objek penelitia sebelum penelitian dimulai untuk memperoleh nilai awal
siswa. Posttest juga diberikan diakhir penelitian yang akan dianalisis untuk
menarik kesimpulan penelitian. Berikut adalah skema dari desain ini.
Kelas Pretest Treatment Posttest
R Eksperimen T1 X T2
R Kontrol T1 - T2
c. Factorial Design
Beberapa desain yang telah dibahas sebelumnya merupakan desain yang
hanya menggunakan variabel tunggal. Dalam desain faktorial, peneliti
memungkinkan untuk memanipulasi hanya satu variabel bebas namun
dengan mengontrol variabel-variabel atribut yang mempengaruhi variabel
bebas itu. Beberapa contoh variabel atribut yang dikontrol itu adalah umur,
jenis kelamin, kecerdasan, sikap, motivasi, persepsi, status sosial ekonomi,
dan sebagainya. Penggunaan variabel atribut dalam desain eksperimen
faktorial dimaksud untuk meningkatkan keakuratan dan ketergeneralisasian
hasil penelitian. Contoh desain faktorial 2 x 2 (2 level variabel eksperimen
dan 2 level variabel atribut), sebagai berikut.

17
Variabel Variabel Eksperimen (A) Jumlah
Atribut (B) Perlakuan A1 Perlakuan A2
Level B1 A1B1 A2B1 B1
Level B2 A1B2 A2B2 B2
Jumlah A1 A2
d. The Solomon Four-Group Design
Desain ini berusaha untuk mengatasi pengaruh tes awal. Penempatan subyek
dalam setiap kelompok subyek dilakukan secara acak. Dua kelompok
diberikan tes awal dan dua kelompok lainnya tidak. Kelompok yang diberi
tes awal dijadikan sebagai kelompok eksperimen. Sedangkan kelompok
lainnya dijadikan sebagai kelompok kontrol. Desain empat kelompok
solomon diacak.
Kelompok Acak Tes Awal Perlakuan Tes Akhir
Ekperimen Y1 X1 Y2
Kontrol Y3 X2 Y4
Eksperimen X3 Y5
Kontrol X4 Y6
2. Within Group or Individual Design (Desain dalam Kelompok atau Individual)
a. Time Series Experiments (Eksperimen Rangkaian Waktu)
Desain deret waktu terdiri dari mempelajari satu kelompok , dari waktu ke
waktu, dengan beberapa langkah pretest dan posttest atau observasi yang
dilakukan oleh peneliti. Desain ini tidak memrlukan akses ke banyak peserta,
dan hanya membutuhkan satu kelompok untuk penelitian.
b. Repeated Measures Experiments (Pengukuran Berulang)
Dalam desain tindakan berulang, semua peserta dalam satu kelompok
berpastisipasi dalam semua eksperimental, dengan masing-masing kelompok
menjadi kontrolnya sendiri. Peneliti membandingkan kinerja grup di bawah
satu perlakuan eksperimental dengan kinerjanya di bawah perlakuan
eksperimental lainnya.
c. Single-Subject Experiments (Penelitian Subjek Tunggal)
Penelitian subjek tunggal melibatkan studi individu tunggal, pengamatan
selama periode awal, dan administrasi suatu intervensi. Ini diikuti oleh

18
pengamatan lain setelah intervensi untuk menentukan apakan perawatan
memengaruhi hasilnya.
Menurut Setyosari (2013: 48) “dalam dunia pendidikan, penelitian
eksperimen murni dilakukan terhadap sekelompok subjek yang dipilih melalui
random (acak) secara individual atau random selection. Dalam penelitian
eksperimen (a true experiment) peneliti menetapkan dan harus menggunakan
proses acak untuk menentukan subjek yang dilibatkan dalam penelitiannya.”
“Penelitian ini menguji hubungan sebab akibat, apakah satu variabel (variabel
bebas) menyebabkan hasil pada variabel (terikat). Peneliti memberikan perlakuan
atau tindakan tertentu dalam waktu tertentu pada variabel bebas. Data penelitian
dikumpulkan dan dianalisis dengan menggunakan teknik statistik tertentu lalu
dibandingkan hasilnya” (Setyosari, 2013: 48).
“Dalam penelitian eksperimen semu (kuasi), peneliti tidak memilih secara
random untuk menetapkan subjek yang dilibatkan dalam perlakuan. Peneliti harus
menggunakan kelompok yang telah tersedia. Setelah diberi perlakuan dalam kurun
waktu tertentu, kedua kelompok subjek diberi pasca tes yang hasilnya di uji dengan
teknik statistik tertentu” (Setyosari, 2013: 49).
2.1.8 Pengolahan Data Kuantitatif
Menurut Siregar (2014: 125) “pengolahan data untuk penelitian dengan
pendekatan kuantitatif adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan
dengan mengunakan cara-cara atau rumusan tertentu.”
“Pengolahan data meliputi kegiatan, berupa editing, codeting, dan tabulasi”
(Siregar, 2014: 126-128).
Menurut Siregar (2014: 126) “editing adalah proses pengecekan atau
pemeriksaan data yang telah berhasil dikumpulkan dari lapangan dengan tujuan
untuk mengkoreksi kesalahan-kesalahan dan kekurangan data, yang nantinya dapat
diperbaiki dan dilengkapi dengan mengulangi pengumpulan data, atau dengan cara
penyisipan data (interpolasi).”
Menurut Siregar (2014: 126) hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses
editing, yaitu:
a. Pengambilan sampel
Perlu dicek saat pengambilan sampel sudah memenuhi kaidah-kaidah pengambilan
sampel atau belum. Kegiatan berupa pengecekan kategori sampel, jenis sampel
yang digunakan dan penentu jumlah sampel.

19
b. Kejelasan data
Kegiatan pada tahap ini adalah mengecek apakah data yang telah masuk dapat
dibaca dengan jelas, jika terdapat tulisan tangan atau singkatan yang kurang jelas
perlu dilakukan verifikasi pada pengumpul data.
c. Kelengkapan isian
Tahap ini dilakukan pengecekan apakah isian responden ada yang kosong atau
tidak, bila kosong ada dua kemunngkinan pertama memang tidak ada jawaban atau
kemungkinan kedua responden menolak menjawab.
d. Keserasian jawaban
Tahap ini dilakukan pengecekan keserasian jawaban responden,ini dilakukan untuk
menghindari terjadinya jawaban responden yang bertentang. Misalnya, pada
pertanyaan status jawabannya belum menikah, sedangkan pada pertanyaan anak
jawabannya ada 2 orang anak. Hal ini menunjukkan jawaban yang tidak monsisten
perlu dilakukan verifikasi.

Menurut Siregar (2014: 127) “codeting adalah kegiatan pemberian kode


tertentu pada tiap-tiap data yang termasuk kategori yang sama berupa angka-angka
atau huruf dalam membedakan antara data atau identitas data yang akan dianalisis.”
“Tabulasi adalah proses penempatan data kedalam bentuk tabel yang telah
diberi kode sesuai dengan kebutuhan analisa. Tabel-tabel yang dibuat sebaiknya
mampu meringkas agar memudahkan dalam proses analisis data” (Siregar, 2014:
128).
According to Lutabingwa and Auriacombe (2007: 529-532) essentially, there
are four main steps that are involved in processing: editing; coding; data entry;
and cleaning, he said:
1. Data editing, the purpose is to check for completeness of the data, identification of
errors, and readability of the data. Quite often, editing occurs during and after data
collection, especially during coding.
2. Data coding, data analyses are conducted by computers. In order for the computers
to perform their calculations, the data should be transformed into numbers. Coding,
therefore, is a process of assigning numbers (numerical codes) to all possible
responses to all questions on a questionnaire.
3. Data entry, once the data has been coded, it is ready for entering into the computer.
There are several methods of entering the data into the computer. These include:
transfer sheets, edge-coding, direct data entry, data entry by interviewers, coding
to optical scan sheets, direct use of optical scan sheets.
4. Data cleaning, once the data has been entered into the computer, it is important for
the researcher to check it for errors. Errors may result from coding or transmitting
the data to the computer. This process of detecting and correcting errors is called
data cleaning.
Artinya:
1. Pengeditan data, tujuannya adalah untuk memeriksa kelengkapan data, identifikasi
kesalahan, dan keterbacaan data. Cukup sering, pengeditan terjadi selama dan
setelah pengumpulan data, terutama selama pengkodean.
2. Pengkodean data, analisis data dilakukan oleh komputer. Agar komputer
melakukan perhitungannya, data harus diubah menjadi angka. Pengkodean, oleh
karena itu, adalah proses menetapkan angka (kode numerik) untuk semua
tanggapan yang mungkin untuk semua pertanyaan pada kuesioner.
3. Entri data, setelah data dikodekan, siap untuk dimasukkan ke komputer. Ada
beberapa metode memasukkan data ke komputer. Ini termasuk: lembar transfer,

20
pengodean tepi, entri data langsung, entri data oleh pewawancara, pengodean ke
lembar pemindaian optik, penggunaan langsung lembar pemindaian optik.
4. Pembersihan data, setelah data dimasukkan ke dalam komputer, penting bagi
peneliti untuk memeriksa kesalahannya. Kesalahan dapat terjadi akibat
pengkodean atau pengiriman data ke komputer. Proses mendeteksi dan
memperbaiki kesalahan ini disebut pembersihan data.

Menurut Darmawan (2014: 178-180) “berikut ini adalah beberapa aplikasi


statistika melalui SPSS dalam proses pengolahan data penelitian kuantitatif yaitu
distribusi frekuensi, cross-tabulations, korelasi, regresi, T-test, F-test, analisis
validitas, analisis reliabilitas internal.”
2.1.9 Teknik Analisis Data Penelitian Kuantitatif
2.1.9.1 Jenis-jenis Statistik
Menurut Sholikhah (2016: 345) “berdasarkan tingkat pekerjaannya (tahapan
yang ada dalam kegiatan statistik), statistik sebagai ilmu pengetahuan dapat
dibedakan menjadi dua golongan, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial.”
“Statistik deskriptif adalah statistik yang mempunyai tugas mengorganisasi
dan menganalisis data, angka, agar dapat memberikan gambaran secara teratur,
ringkas, dan jelas, mengenai sesuatu gejala, peristiwa atau keadaan, sehingga dapat
ditarik pengertian atau makna tertentu” (Sholikhah, 2016: 345).
“Statistik inferensial adalah statistik yang menyediakan aturan atau yang
dapat dipergunakan sebagai alat dalam rangka mencoba menarik kesimpulan yang
bersifat umum, dari sekumpulan data yang telah disusun dan diolah” (Sholikhah,
2016: 345).
Menurut Sugiyono dalam Kusnadi, & Mutoharoh (2016: 92) “statistik
inferensial (sering juga disebut statistik induktif atau statistik probabilitas), adalah
teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya
diberlakukan untuk populasi.”
2.1.9.2 Uji Asumsi
Menurut Taniredja, & Mustafidah (2014: 62) “berdasarkan parameter yang
ada untuk keperluan inferensi, statistik bisa dibagi menjadi dua, yaitu statistik
parametrik dan statistik non parametrik.”
1. Statistik Parametrik
“Statistik parametrik yaitu statistik yang berhubungan dengan inferensi
statistik (pengambilan keputusan atas masalah tertentu) yang membahas parameter-

21
parameter populasi seperti rata-rata, proporsi, dan sebagainya, serta memiliki ciri-
ciri parametrik yaitu jenis data interval atau rasio, serta distribusi data (populasi)
adalah normal atau mendekati normal” (Taniredja, & Mustafidah, 2014: 62).
Menurut Alsa (2001:18) adapun Asumsi-asumsi Uji Statistik Parametrik,
yaitu:
a. Asumsi-Asumsi Analisis Varians
Hinkle, dkk dalam Alsa (2001: 18) mengemukakan asumsi-asumsi yang
mendasari teknik analisis varians adalah:
1) Sampel-sampelnya diambil secara random dari masing-masing populasinya,
2) Variabel dependennya bergejala rasio atau paling tidak bergejala interval,
3) Populasi-populasi darimana sampel-sampel diambil berdistribusi normal,
4) Varians kelompok-kelompok sampel adalah equal atau homogen.
Minium, & Clarke (1982) dalam Alsa (2001:19) menyebutkan asumsi-asumsi
yang mendasari pemakaian analisis varians adalah:
1) Masing-masing populasi darimana sampel-sampel diambil berdistribusi normal.
2) Varians dari kelompok-kelompok sampel yang dibandingkan adalah sama atau
homogen.
Asumsi penggunaan teknik analisis variansi menurut Hadi (1994) dalam Alsa
(2001:19) adalah:
1) Pengambilan sampel dari populasinya dilakukan secara random
2) Distribusi skor variabel dependennya adalah normal
3) Varians antara kelompok-kelompok sampel yang akan diperbandingkan adalah
homogen.
Menurut Kerlinger, & Pedhazur dalam Alsa (2009:19) asumsi normalitas
dapat diuji dengan goodness of fit, sedangkan asumsi homogenitas varians dapat
diuji dengan menggunakan data sampel dengan melakukan multiple t test. Namun
agar pengujiannya tidak berulang-ulang maka yang umum dipakai adalah dengan
“Bartlett’s Test for Homogenity Variance”.
b. Asumsi-Asumsi Analisis Regresi Ganda
Menurut Kerlinger, & Pedhazur dalam Alsa (2009:19) menyebutkan asumsi-
asumsi yang mendasari teknik analisi regresi adalah:

22
1) Populasi skor variabel dependen berdistribusi normal pada masing-masing skor
variabel independen (tidak ada asumsi normalitas pada variabel independennya).
2) Varians skor variabel dependennya adalah sama atau homogen pada
masingmasing skor variabel independen.
Menurut Hadi dalam Alsa (2009:20) teknik analisis regresi mendasarkan diri
pada asumsi - asumsi sebagai berikut:
1) Sampel diambil secara random dari populasinya.
2) Variabel tergantung dan variabel atau variabel-variabel independennya bersifat
continuous (rasio, interval, dan atau ordinal).
3) Variabel dependennya berdistribusi normal.
4) Sifat hubungan antara masing-masing variabel independen dengan variabel
dependennya adalah linier.
5) Antara sesama variabel independen koefisien korelasinya tidak terlalu tinggi (r
sebesar atau lebih besar dari 0,080 adalah kolinier).
2. Statistik Non Parametrik
“Statistik non parametrik yaitu statistik yang tidak membahas parameter-
parameter populasi non parametrik, serta memiliki ciri-ciri parametrik yaitu jenis
data nominal atau ordinal, serta distribusi data (populasi) tidak diketahui atau bisa
disebut tidak normal” (Taniredja, & Mustafidah, 2014: 62-63).
Menurut Sopingi (2015: 8) “metode statistik nonparametrik merupakan
metode statistik yang dapat digunakan dengan mengabaikan asumsi-asumsi yang
melandasi penggunaan statistik parametrik, terutama yang berkaitan dengan
distribusi normal. Istilah lain yang yang sering digunakan untuk statistik
nonparametrik adalah statistic bebas distribusi (Distribution Free Statistic) dan uji
bebas asumsi (Assumption Free Test).”
Uji statistik nonparametrik merupakan uji satatistik yang tidak memerlukan adanya
asumsi-asumsi mengenai sebaran data populasi. Uji statistic ini disebut juga statistikk
bebas sebaran. Statistik nonparametric tidak mensyaratkan bentuk sebaran parameter
populasi berdistribusi normal. Statistik nonparametrik dapat digunakan untuk
menganalisis data yang berskala nominal ordinal karena pada umumnya data berjenis
nominal atau ordinal tidak menyebar normal. Dari segi jumlah data, pada umumnya
statistik nonparametrik untuk data berjumlah kecil (n<30) (Sopingi, 2015: 8-9).

23
Menurut Castellan dalam Sopingi (2015: 9) ada beberapa alasan
menggunakan statistik nonparametrik, yaitu:
a. Ukuran sampel relatif kecil dan tidak mungkin lagi menambahkan jumlah
sampel dengan berbagai pertimbangan
b. Memiliki asumsi yang sedikit berkaitan dengan data
c. Data dalam bentuk rangking/ordinal atau nominal/kategori
d. Statistik nonparametrik secara umum lebih sederhana dan mengguinakan teknik
perhitungan yang lebih sederhana dari pada statistik parametrik.
Menurut Santoso (2010: 4) berikut beberapa kondisi data yang
memungkinkan digunakannya metode statistik nonparametrik:
a. Untuk data yang tidak berdistribusi normal atau varians tidak sama, bisa
dilakukan transformasi data kebentuk logaritmik, akar dan sebagainya, lalu
dilakukan pengujian normalitas dan varians sekali lagi.
b. Jika jumlah data terlalu sedikit, bisa diusahakan penambahan data sehingga
memenuhi prosedur parametrik (sekitar 30 data atau lebih), sejauh penambahan
data tidak membebani biaya dan masih relevan dengan tujuan penelitian.
c. Untuk data bertipe nominal atau ordinal, hal ini tidak bisa diubah, karena
menyangkut ‘nature’ data. Mau tidak mau prosedur nonparametrik sangat
dianjurkan untuk tipe data nominal dan ordinal.
Menurut Harinaldi (2005, 226) meskipun terdapat beberapa perbedaan
dengan metode parametrik, prosedur umum dalam uji hipotesis nonparametrik ini
terdiri dari langkah-langkah:
a. Pernyataan hipotesis nol dan hipotesis alternatif:
Pernyataan hipotesis nol dan hipotesis alternatif dari uji tanda ini tergantung dari
jenis uji yang akan dilakukan, apakah akan merupakan uji satu-ujung atau uji
dua-ujung.
b. Pemilihan tingkat kepentingan (Level of Significance).
c. Pencacahan tanda dari perbedaan antara hasil pengamatan yang berpasangan.
Langkah ini dimulai dengan secara sistematis mengurangi nilai dari suatu
pengamatan dari pengamatan lainnya, dan mencatat perbedaan tersebut sebagai
bertanda positif, negatif, atau nol. Banyaknya observasi yang relevan (tidak
menghasilkan angka nol) biasanya dilambangkan sebagai n, banyaknya tanda

24
positif dilambangkan sebagai R, sedangkan banyaknya tanda negatif
dilambangkan sebagai r.
d. Penentuan distribusi pengujian yang digunakan.
Meskipun metode nonparametrik tidak menggunakan asumsi mengenai bentuk
distribusi populasinya, perhitungan dengan metode ini mensyaratkan
penggunaaan distribusi binomial jika sampel berukuran kecil (≤ 30) atau
pendekatan distribusi normal (distribusi z) terhadap distribusi binomial jika
sampel besar (≥ 30).
e. Pernyataan aturan keputusan.
Perhitungan data keputusan jika sampel berukuran kecil atau perhitungan rasio
uji jika data berukuran besar adalah sebagai berikut:
2𝑅 − 𝑛
𝑅𝑈 =
√𝑛
f. Pengambilan keputusan secara statistik.
Menurut Firlana (2017: 75-87) metode statistik nonparametrik yaitu:
a. Uji Chi Square
Dasar uji Chi Square itu sendiri adalah membandingkan perbedaan frekuensi
hasil observasi (O) dengan hasil yang diharapkan (E). Perbedaan tersebut
menyakinkan jika harga dari chi square sama atau lebih besar dari suatu harga
yang ditetapkan pada taraf signifikan tertentu (dari tabel X2).
Uji chi square dapat digunakan untuk menguji:
1) Uji X2 untuk ada tidaknya hubungan anatara dua variabel (Independency
Test).
2) Uji X2 untuk homogenitas antarsub kelompok (Homogeneity Test).
3) Uji X2 untuk bentuk distribusi (Goodness of Fit).
Dalam melakukan uji chi square harus memenuhi syarat:
1) Sampel dipilih secara acak.
2) Semua pengamatan dilakukan dengan independent.
3) Setipa sel paling sedikit berisi frekuensi harapan sebesar satu. Sel-sel dengan
frekuensi harapan kurang dari lima tidak melebihi 20% dari total sel.
4) Besar sampel sebaiknya > 40.
b. Uji 1 sampel ke-S

25
Test satu sampel Kolmogorov-smirnov adalah suatu tes kecocokan (Goodness
of Fit Test) antara distribusi serangkaian harga sampel (hasil observasi) dengan
distribusi teoritis tertentu.
Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov-smirnov adalah dengan
membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan
distribusi normal baku adalah data yang telah ditranspormasikan kedalam bentuk
Z-score dan diasumsikan normal. Jadi sebenarnya uji Kolmogorov-Kmirnov
adalah uji beda antara data yang diuji normalitasnya denfan data normal baku.
Seperti pada uji beda biasa, jika signifikansi dibawah 0,05 berarti terdapat
perbedaan yang signifikan dan jika signifikansi diatas 0,05 maka tidak terjadi
perbedaan signifikansi. Penerapan pada uji Kolmogorov-Smirnov adalah bahwa
jika signifikansi dibawaha 0,05 berarti data yang akan diuji mepunyai perbedaan
yang signifikan dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak baku.
c. Uji K Related Samples
Uji ini untuk mengetahui apakah ada perbedaan lebih dari dua sampel yang
berhubungan. Uji K related samples merupakan uji alternatif ANOVA one way
apabila asumsi-asumsi uji non parametrik terpenuhi.
1) Sebagai contoh kita gunakan data rasio keuangan keseluruhan.
2) Klik menu Analyze pilih nonparametric Statistics lalu pilih K repated
samples.
3) Maka akan muncul jendela seperti ini

4) Pindahkan variabel likuiditas, risk, profut dan growthke kolom Test Variabel
dan ita gunakan uji Friedman. Lalu OK.
5) Maka hasilnya sebagai berikut:

26
Hipotesis:
H0 = Variabel likuiditas, financial risk, frofitabilitas dan Growth
berhubungan
Menurut Firlana (2017: 73-74) kelebihan statistik nonparametrik yaitu:
a. Asumsi dalam uji-uji statistik nonparametrik relatif lebih longgar. Jika pengujian
data menunjukkan bahwa salah satu atau beberapa asumsi yang mendasari uji
statistik parametrik, (misalnya mengenai sifat distribusi data) tidak terpenuhi,
maka statistik nonparametrik lebih sesuai diterapkan dibandingkan statistik
parametrik.
b. Perhitungan-perhitungan dapat dilaksanakan dengan cepat dan mudah, sehingga
hasil penelitian segera dapat disampaikan.
c. Untuk memahami konsep-konsep dan metode-metodenya tidak memerlukan
dasar matematika.
d. Uji-uji pada statistik nonparametrik dapat diterapkan nika kita menghadapi
keterbatasan data yang tersedia, misalnya jika data telah diukur menggunakan
skala pengukuran yang lemah (nominal/ordinal)
e. Efisiensi statistik nonparametrik lebih tinggi dibandingkan dengan metode
parametrik untuk jumlah sampel yang sedikit.
Kelemahan statistik nonparametrik yaitu:
a. Jika asumsi uji statistik parametrik terpenuhi, penggunaan uji nonparametrik
meskipun lebih cepat dan sedeerhana, akan menyebabkan pemborosan
informasis.
b. Jika jumlah sampel besar, tingkat efisiensi nonparametrik relatif lebih rendah
dibandingkan dengan metode parametrik.
Menurut Siregar (2014: 129) “saat melakukan proses analisis data, yang perlu
diingat adalah mengetahui dengan tepat alat analisis yang akan digunakan. Sebab

27
jika alat analisis yang digunakan tidak sesuai dengan permasalahan penelitian,
walaupun telah menggunakan alat analisis yang paling baik, maka hasil penelitian
dapat salah diinterprestasikan dan tidak bermanfaat.”
Menurut Siregar (2014: 129-141) analisis data meliputi kegiatan sebagai
berikut:
1. Penyajian data dalam bentuk tabel
2. Penyajian data dalam bentuk grafik/diagram
3. Deskripsi dan ukuran data
4. Model-model/uji statistik sebagai alat analisis data
“Tabel adalah penyajian data yang disusun berdasarkan baris dan kolom yang
berupa kumpulan angka-angka berdasarkan kategori tertentu. Secara garis besar
bentuk tabel terbagi dua yaitu a) tabel biasa (searah), b) tabel silang (dua arah)”
(Siregar, 2014: 129-130).
Menurut Siregar (2014: 130-135) “tujuan data disajikan dalam bentuk
grafik/diagram untuk memudahkan orang dalam membaca suatu data. Ada
beberapa bentuk grafik/diagram yang dapat digunakan, antara lain a) histogram, b)
poligon frekuensi, c) diagram lingkar (pie chart), d) grafik ogive.”
“Deskripsi data adalah deskripsi yang menggambarkan karakteristik atau
ukuran sekelompok data yang dianalisis menggunakan teknik statistik deskriptif,
yang tujuannya untuk memperoleh gambaran umum mengenai data yang sedang
diukur” (Siregar, 2014: 136).
Menurut Siregar (2014: 136-141) “teknik analisis yang sering digunakan
untuk mendeskripsikan data, antara lain ukuran pemusatan data (rata-rata, median
dan modus) dan ukuran penyebaran data (rentang, varian, dan simpangan baku
(standar deviasi).”
Menurut Siregar (2014: 142) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika
akan menggunakan model/uji statistik sebagai alat analisis, antara lain:
a. Data yang digunakan dalam penelitian terlebih dahulu diketahui dari mana
diperoleh, apakah dari sampel (proses sampling) atau populasi.
b. Jika data berasal dari sampel, teknik sampling apa yang digunakan, apakah
probability atau nonprobability.
c. Dengan menggunakan skala pengukuran data, nominal, ordinal, dan interval atau
rasio.
d. Instrument penelitian diukur menggunakan skala apa. Apakah skala Likert,
Guttman, atau Semantic Deferensial.

28
e. Bagaimana hipotesis dibuat, apakah satu arah (kiri atau kanan) atau hipotesis dua
arah.
f. Model-model (uji) statistik yang dapat digunakan sebagai alat analisis data.

“Model-model (uji) statistik yang dapat digunakan sebagai alat analisis data,
antara lain analisis deskriptif, analisis komparatif, dan analisis asosiatif” (Siregar,
2014: 142-144).
2.1.9.3 Uji Hipotesis
“Analisis deskriptif adalah bentuk analisis data penelitian untuk menguji
generalisasi hasil penelitian berdasarkan satu sampel yang dilakukan dengan
pengujian hipotesis deskriptif, di mana hasil analisisnya yaitu apabila hipotesis (Ha)
diterima, berarti hasil penelitian dapat digeneralisasikan” (Siregar, 2014: 142).
“Analisis komparatif adalah bentuk analisis data penelitian untuk menguji ada
tidaknya perbedaan atau perbandingan keadaan variabel dari dua kelompok data
atau lebih yang hasil analisisnya yaitu apabila hipotesis (Ha) diterima, berarti hasil
penelitian menyatakan ada perbedaan antarvariabel” (Siregar, 2014: 143).
Menurut Siregar (2014: 144) “analisis asosiatif adalah bentuk analisis data
penelitian untuk menguji ada tidaknya hubungan keberadaan variabel dari dua
kelompok data atau lebih yang hasil analisisnya apabila hipotesis (Ha) diterima,
berarti hasil penelitian menyatakan ada hubungan antarvariabel.”
2.1.10 Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Kuantitatif
“Kekuatan terbesar dari penelitian kuantitatif adalah data yang lebih dapat
dipercaya, dan umumnya ditujukan untuk digenarilisasikan terhadap populasi yang
lebih besar, juga memungkinkan para peneliti untuk menguji hipotesis atau teori
tertentu sehingga berbeda dengan penelitian kualitatif yang lebih bersifat
eksploratif” (Suryani dan Hendryadi, 2015: 110).
Menurut Afiatin (1997: 37) “keuntungan pendekatan kuantitatif adalah
adanya kemampuan untuk mengukur reaksi sejumlah orang dalam suatu jumlah
pertanyaan yang terbatas sehingga memudahkan dalam perbandingan dan
pengumpulan data secara statistik."
“Adapun kelemahannya yaitu seringnya mengabaikan efek dari variabel-
variabel yang belum dimasukkan dalam model, tidak memiliki kedalaman data
yang dihadirkan pada penelitian, penggunaan pendekatan statistik bisa menjadi
kelemahan jika tidak dilakukan secara benar dan mengikuti syarat-syarat yang

29
memungkinkan dianalisisnya data dengan teknik analisis statistik tertentu” (Suryani
dan Hendryadi, 2015: 110-111).
2.2 Kajian Kritis
Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang menggunakan analisis data
yang berbentuk numerik/angka. Penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis
penelitian yang sistematis, terencana, dan terstruktur dari awal hingga akhir
penelitian. Penelitian kuantitatif ini menekankan pada hasil survei yang dilakukan.
Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, di mana teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara
random. Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian dan memungkinkan
untuk memperoleh data dalam jumlah banyak dalam waktu yang relatif singkat,
teknik analisis data yang dominan adalah teknik statistik dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Sifat dasar analisis penelitian yaitu
deduktif dan sifat penyimpulan mengarah ke generalisasi.
Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan
model-model matematis, teori-teori dan hipotesis. Penelitian kuantitatif banyak
digunakan untuk menguji suatu teori, untuk menyajikan suatu fakta atau
mendeskripsikan statistik, untuk menunjukkan hubungan antarvariabel, dan ada
pula yang bersifat mengembangkan konsep, mengembangkan pemahaman atau
mendeskripsikan banyak hal, baik itu ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu sosial.

30
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya
adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga
pembuatan desain penelitiannya. Metode penelitian kuantitatif dikatakan sebagai
metode yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap
fenomena sosial.
Tujuan pendekatan kuantitatif untuk menguji teori, membangun fakta,
menunjukkan hubungan antar variabel, memberikan deskripsi statistik, menaksir
dan meramalkan hasilnya. karakteristik dasar pendekatan penelitian kuantitatif
yang terkait dengan tujuan penelitian tertentu antara lain asosiasi penelitian dengan
eksperimen, penyelidikan fenomena, penggunaan alat statistik canggih,
penggunaan kuesioner (biasanya dengan pertanyaan tertutup), kuantifikasi
hubungan dan fitur dan pengumpulan, prosesi dan penyajian data kuantitatif.
Ada beberapa jenis penelitian kuantitatif, yang diklasifikasikan sebagai (1)
penelitian survei, (2) penelitian korelasional, (3) penelitian eksperimental dan (4)
penelitian kausal-komparatif. Terdapat lima fase atau tahapan pada penelitian
kuantitatif yaitu fase konseptual, fase perancangan, fase empirik, fase analitik, dan
fase diseminasi.
Sebelum melakukan penelitian tentunya ada proses yang perlu dirancang dan
direncanakan terlebih dahulu seperti identifikasi permasalahan, studi literatu,
Pengembangan kerangka konsep, identifikasi dan definisi variabel, hipotesis, dan
pertanyaan penelitian, pengembangan desain penelitian, teknik sampling,
pengumpulan dan kuantifikasi data, analisis data interpretasi dan komunikasi hasil
penelitian.
Pengolahan data untuk penelitian dengan pendekatan kuantitatif adalah suatu
proses dalam memperoleh data ringkasan dengan mengunakan cara-cara atau
rumusan tertentu. Pengolahan data meliputi kegiatan pertama editing, editing
adalah proses pengecekan atau pemeriksaan data yang telah berhasil dikumpulkan
dari lapangan. Kedua codeting, codeting adalah kegiatan pemberian kode tertentu
pada tiap-tiap data yang termasuk kategori yang sama. Ketiga adalah tabulasi,

31
tabulasi adalah proses penempatan data kedalam bentuk tabel yang telah diberi kode
sesuai dengan kebutuhan analisa.
Statistik sebagai ilmu pengetahuan dapat dibedakan menjadi dua golongan,
pertama statistik deskriptif adalah statistik yang mempunyai tugas mengorganisasi
dan menganalisis data, angka, agar dapat memberikan gambaran secara teratur,
ringkas, dan jelas, mengenai sesuatu gejala, peristiwa atau keadaan, sehingga dapat
ditarik pengertian atau makna tertentu. Kedua statistik inferensial adalah statistik
yang menyediakan aturan atau yang dapat dipergunakan sebagai alat dalam rangka
mencoba menarik kesimpulan yang bersifat umum, dari sekumpulan data yang telah
disusun dan diolah.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan peneliti dapat memahami dengan
benar apa yang dimaksud dengan penelitian kuantitatif, apa tujuan dilakukannya
penelitian kuantitatif, dan dapat memahami dengan benar tentang karakteristik apa
saja yang dimiliki oleh penelitian kuantitatif secara mendalam dan terperici agar
pada saat melakukan penelitian dapat memahami prosedur-prosedur yang akan
dilakukan.

32
DAFTAR PUSTAKA

Afiatin, T. 1997. Kontroversi Pendekatan Kuantitatif VS Kualitatif dalam


Penelitian Psikologi. Buletin Psikologi, V(1).
Alsa, A. 2009. Kontroversi Uji Asumsi dalam Statistik Parametrik. Buletin
Psikologi, IX (1).
Al-Sabbah, & Saheh. 2015. The Applications of Qualitative and Quantitative
Research among Academic Staff in Psychology and Education: A Review of
Practice. International Journal of Education and Research, 3(3).
Apuke, O. B. 2017. Quantitative Research Methods A Synopsis Approach. Arabian
Journal of Business and Management Review (Kuwait Chapter), 6(10).
Baldwin, L. 2018. Research Concepts for the Practitioner of Educational
Leadership. Boston: Brill Sense.
Basias, N., & Pollalis, Y. 2018. Quantitative and Qualitative Research in Business
& Technology: Justifying a Suitable Research Methodology. Review
Integrative Buiness & Economics Research, 7(1).
Carr, L. T. 1994. The Strengths and Weaknesses of Quantitative and Qualitative
Research: What Method for Nursing?. Journal of Advanced Nursin, 20.
Daniel, E. 2016. The Usefulness of Qualitative and Quantitative Approaches and
Methods in Researching Problem-Solving Ability in Science Education
Curriculum. Journal of Education and Practice, 7(15).
Darmawan, D. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Darna, N., & Herlina, E. 2018. Memilih Metode Penelitian Yang Tepat: Bagi
Penelitian Bidang Ilmu Manajemen. Jurnal Ekonologi Ilmu Manajemen, 5(1).
Firlana, F. 2017. Analisis Mudah dengan PSPP. Jakarta: Guepedia.
Grady, M. P. 1998. Qualitative and Action Reseach. Indiana: Phi Delta Kappa
Educational Foundation.
Hamdi, A. S., dan Bahruddin, E. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi
dalam Pendidikan. Sleman: Deepublish.
Harinaldi. 2005. Prinsip-prinsip Statistik untuk Teknik dan Sains. Jakarata:
Erlangga.

33
Hendryadi dan Suryani. 2015. Metode Riset Kuantitatif: Teori dan Aplikasi Pada
Penelitian Bidang Manajemen Dan Ekonomi Islam. Jakarta : Prenadamedia
Group.
Hermawan, A. 2005. Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif. Jakarta: PT
Grasindo.
Hoskins, C. N., & Mariano, C. 2004. Research in Nursing and Health-
Understanding and Using Quantitative and Qualitative Methods 2nd Edition.
New York: Springer Company.

Indah, N., Mania, S., & Nursalam. 2016. Peningkatan Kemampuan Literasi
Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning di Kelas VII Kabupaten Gowa. Jurnal Matematika dan
Pembelajaran, 4(2).
Irwin, D., Lass, N. J., et al. 2018. Clinical Research Methods in Speech-Language
Pathology and Audiology: Third Edion. San Diego: Prular Publishing.
Iskandar, I., & Hidayat, A. 2015. Analisa Quality of Service (QoS) Jaringan Internet
Kampus. Jurnal CorelT, 1(2).
Kuckartz, U. 2014. Qualitative Text Analysis. London: Sage Publications Ltd.
Kusnadi, Y., & Mutoharoh. 2016. Pengaruh Keterimaan Aplikasi Pendaftaran
Online Terhadap Jumlah Pendaftar Di Sekolah Dasar Negeri Jakarta.
Paradigma, XVIII(2).
Lubis, M. S. 2018. Metodologi Penelitan. Sleman: Deepublish.
Lutabingwa, J., & Auriacombe, C. J. 2007. Data Analysis in Quantitative Research.
Journal of Public Administration, 42(6).
Mulyadi, M. 2011. Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Serta Pemikiran Dasar
Menggabungkannya. Jurnal Studi Komunikasi dan Media, 15(1).
Mundar, D., Matotek, D., & Jakus, M. 2012. Quantitative Research Methods
Participation in the Information Sciences Papers in Croatia. Journal
Information and Intelligent System, 2(1).
Musianto, L. S. 2002. Perbedaan Pendekatan Kuantitatif dengan Pendekatan
Kualitatif dalam Metode Penelitian. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan,
4(2).

34
Nasrudin, J. 2019. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Panca Terra
Firma.
Ngulube, P. 2013. Blending Qualitative and Quantitative Research Methods in
Library and Information Science in Sub-Saharan Africa. Esarbica, 32.
Payadnya, I. P. A. A., & Jayantika, I. G. A. N. T. 2018. Panduan Penelitian
Eksperimen Beserta Analisis Statistik dengan SPSS. Sleman: Deepublish.
Prasetyo, B., & Jannah L. M. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta:
Rajawali Press.
Qomari, R. 2009. Teknik Penelusuran Analisis Data Kuantitatif dalam Penelitian
Kependidikan. Insania, 14(3).
Salvador, J. T. 2016. Exploring Quantitative and Qualitative Methodologies: A
Guide to Novice Nursing Researchers. European Scientific Journal, 12(18).
Santoso, S. 2010. Statistik Nonparametrik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Sarwono, J. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakarta: Penerbit
Graha Ilmu.
Setyosari, P. 2013. Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Sholikhah, A. 2016. Statistik Deskriptif dalam Penelitian Kualitatif. Komunika,
10(2).
Siregar, S. 2014. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Bumi
Aksara.
Sopingi. 2015. Pengantar Statistik Pendidikan. Malang: Gunung Samudera.
Suryani, & Hendryadi. 2015. Metode Riset Kuantitatif Teori dan Aplikasi pada
Penelitian Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam. Jakarta: Prenadamedia
Group.
Sutinah. 2007. Metodologi Kuantitatif dalam Penelitian Komunikasi. Jurnal Ilmiah
Scriptura, 1(2).
Taniredja, T., & Mustafidah, H. 2014. Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
Tewksbury, R. 2009. Qualitative versus Quantitative Methods: Understanding Why
Qualitative Methods are Superior for Criminology and Criminal Justice.
Journal of Theoretical and Philosophical Criminology, 1(1).

35
36

Anda mungkin juga menyukai