Anda di halaman 1dari 14

Bahan Bangunan

TOPIK : BAHAN ALAM

Bahan alam ialah bahan bangunan yang dihasilkan dari alam, antara lain tanah dan batuan, yang
didalam penggunaannya tidak melalui proses lain, hingga menjadi suatu yang berbeda dari
bentuk asalnya.

2.1. Tanah

2.1.1. Definisi dan sifat umum tanah

Tanah merupakan bahan bangunan yang berasal dari alam, berupa bumi ini, yang terdiri dari air,
udara dan butir-butir tanah yang padat, dimana bagian yang berisi dengan air dan udara disebut
dengan rongga atau pori. Perbandingan isi air dengan udara dalam pori ini menentukan kondisi
tanah tersebut, yaitu apabila tanah tersebut kering, maka volume udara dalam pori lebih sedikit
dibanding volume udara, maka tanah tersebut dikatakan basah. Apabila pori penuh diisi air,
sehingga tidak ada udara di dalamnya, maka tanah dikatakan sebagai tanah jenuh.

Sifat-sifat umum tanah dapat dilihat dari besarnya nilai-nilai parameter tanah yang bersangkutan,
misalnya :

a. Berat volume tanah, yaitu berat tanah per satuan volume.


b. Berat volume kering, yaitu berat tanah dalam keadaan kering per satuan volume.
c. Berat volume butir, yaitu berat tanah lepas per satuan volume.
d. Spesifik gravity, yaitu berat spesifik setiap butiran tanah, atau biasa disebut
berat jenis.
e. Angka rongga, yaitu perbandingan volume rongga dengan volume total tanah.
f. Porositas merupakan perbandingan volume air dengan volume pori.
g. Kadar air merupakan jumlah air dalam tanah atau volume air dibanding dengan
volume tanah.
h. Derajat kejenuhan dan lain-lain.

2.1.2. Macam-macam tanah

Dalam membahas masalah macam-macam tanah, maka perlu diketahui bahwa yang digunakan
untuk membedakannya adalah dari besar butiran, berdasarkan kepada analisa ayakan.

a. Pasir

Pasir merupakan tanah dengan butiran yang keras dan tajam, yang lolos pada ukuran saringan
0,07 mm sampai dengan 4,76 mm, merupakan butiran-butiran yang kepas. Dalam
penggunaannya sebagai agregat halus pada beton tidak diijinkan mengandung lumpur lebih
besar dari 5% dari berat kering pasir.

b. Lanau

Lanau merupakan tanah dengan butiran kecil dari 0,07 mm, dan bersifat mudah menyerap air.
Sehingga apabila terendam air menjadi lumpur.

c. Lempung

Lempung atau tanah liat merupakan tanah dengan butiran yang sangat halus, bersifat plastik,
yaitu mudah dibentuk, dan mempunyai daya lekat.

2.1.3. Pengujian terhadap lempung


Lempung mempunyai sifat yang sangat spesifik, antara lain mempunyi sifat muai susut yang
sangat besar dalam keadaan aslinya, tetapi setelah lempung diolah, maka sifat muai susut yang
besar ini dapat dihilangkan, sehingga dapat dipergunakan sebagai bahan banguanan olahan.

Untuk mendapatkan data-data tentang tingkat plastistas dan tingkat kejenuhan lempung, maka
dilakukan pengujian-pengujian, baik di laboratorium maupun dilapangan. Jenis pengujian tanah
lempung yaitu:

a. Plastic limit atau batas plastis.


b. Shringkage limit atau batasan susut.
c. Liquid limit atau batasan cair.

Berdasarkan pengujian-pengujian plastisitas tanah lempung berdasarkan pada daya lekat


lempung dan tingkat muai susutnya, dengan melihat jumlah air yang dikandung, maka plastisitas
yang diuji berbeda-beda pada setiap jenis lempung.

2.1.4. Pemanfaatan tanah sebagai bahan bangunan

Tanah sebagai bahan bangunan dalam kondisi alami dan yang telah diproses banyak digunakan
dalam pelaksanaan pembangunan, antara lain :

2.a. Bahan tanah tanpa diolah

Yang dimaksud dengan bahan tanah tanpa diolah merupakan tanah dalam keadaan asli, yang
digunakan sebagai bahan urugan maupun campuran mortar atau perekat, sebagai contoh adalah
pasir yang merupakan tanah dengan butiran yang kasar, pasir merupakan bahan yang digunakan
langsung menjadi bahan urugan. Sedangkan sebagai bahan yang melalui proses dicampur
dengan bahan lain, misalnya dicampur dengan PC, semen merah atau kapur, campuran tersebut
akan menjadi spesi atau bahan perekat.

2.b. Bahan tanah yang diolah

bahan yang diolah adalah bahan tanah yang digunakan sebagai bahan bangunan, yang
memerlukan proses lanjutan dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhannya. Tanah jenis ini
umumnya merupakan tanah lempung, dimana lempung dalam keadaan aslinya dengan atau
tanpa bahan tambahan perlu diproses. Karena sifat muai susutnya yang besar, sehingga tidak
dapat langsung digunakan dalam keadaan aslinya. Contoh dari bahan ini merupakan :

1. Bata merah

Bata merah adalah bahan bangunan yang digunakan sebagai bahan dinding bangunan. Proses
pembuatannya adalah proses sederhana yang dikerjakan secara tradisional dari tanah liat yang
dicampur dengan air, kemudian dicetak menjadi bentuk yang diinginkan setelah dijemur di panas
matahari sampai kering. Setelah kering bata merah dibakar pada suhu yang tinggi, sehingga
menjadi keras. Tingkat kekerasan bata merah ini tergantung dari proses pembakarannya.

Pada pembuatan bata merah di pabrik proses yang dilaksanakan berbeda dengan cara
tradisional. Dipabrik tanah liat digiling kemudian dimasukkan kedalam alat dicampur (ekstruder).
Didalam ekstruder tanah liat dicampur dengan air, hingga menjadi suatu bahan yang liat. Bahan
campuran yang ada didalam ekstruder ditekan, setelah keluar akan berbentuk balok-balok tanah
liat dengan ukuran lebar tertentu, selanjutnya balok-balok tersebut dipotong-potong sesuai
ukuran yang diinginkan. Balok-balok tanah liat tersebut kemudian dimasukkan kedalam ruang
untuk diangin-anginkan atau dilakukan pengeringan dengan udara. Setelah kering udara bata
matahari. Pengeringan terakhir dilakukan dengan menggunakan tungku pengering. Hasil proses
dari tungku ini merupakan bata merah yang kering. Keras dengan bentuk yang bagus, yang
akhirnya dikemas, siap untuk dijual.
Bata merah produksi tradisional teksturnya kasar, kepadatannya tidak rata, ukuran

2. Genteng

Genteng dalam bangunan digunakan sebagai penutup atap, dalam buku Persyaratan Umum
Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI) 1982, ada beberapa macam genteng, yaitu genteng dari
bahan beton, keramik, kaca, bambu dan tanah. Genteng tanah merupakan tanah liat yang
diproses seperti pembuatan bata merah, sehingga menjadi bahan yang keras dan tidak tembus.

3. Keramik

Menurut Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI) 1982 dan dalam buku “Bahan
Bangunan”. Ir. Kardiyono Tjokrodimulyo, ME, (1995)., keramik merupakan tanah liat murni yang
dicampur dengan kaolin, serisit, silikat (kuarsa, felspar) bahan-bahan tersebut dan seterusnya
diaduk dengan ditambahkan air menjadi campuran. Selanjutnya campuran-campuran dicetak
sesuai dengan bentuk yang dikendaki. Setelah kering udara dibakar pada suhu yang tinggi,
sehingga menjadi produk setengah jadi. Kemudian diglazzur dengan bahan pemoles, hingga
menjadi produk jadi. Dalam proses pembakaran, bahan campuran tersebut akan bereaksi satu
sama lain, sehingga menjadi bahan yang keras, licin dan bersifat sebagai isolator. Pemanfaatan
bahan keramik antara lain: ubin, pelapis dinding, genteng, isolator dan lain-lain.

4. Pipa tanah liat

Pipa tanah liat umumnya digunakan untuk saluran pembuangan air kotor berupa pipa lurus atau
yang berbentuk leher angsa. Yang dibuat dari tanah liat dibakar seperti proses pembuatan bata
merah.

2.2. Batuan

2.2.1. Latar belakang dan pembentukan batuan

Batuan merupakan suatu produk alam gabungan dari hablur mineral yang menyatu dan
memadat, hingga memiliki derajat kekerasan tertentu, yang terbentuk secara alamiah melalui
proses pelelehan, pembekuan, pengendapan dan perubahan alamiah lainnya. Batuan alam
berasal dari gunung sebagai akibat proses vulkanik. Batuan ini disebut dengan batu gunung,
dalam proses berikutnya, aliran air sungai yang membawa batuan tersebut bergerak dan
berpindah sejalan dengan kemampuan aliran air yang ada. Karena benturan dengan batuan lain
atau benda-benda keras lainnya, batuan tersebut menjadi pecahan-pecahan dengan bentuk dan
ukuran yang bervariasi. Ini yang disebut dengan batu sungai atau batu kali. Kelompok batuan ini
merupakan batuan luar.

Batuan-batuan akibat proses alamiah lainnya adalah batuan yang terbentuk dalam waktu yang
lama dan menerima beban akibat tumpukan tanah, batuan in idisebut batuan metamorfose, yang
termasuk dalam batuan in yaitu marmer, granit, onix dan lain-lain, tergantung bahan dasar
mineral pembentuknya.

2.2.2. Komposisi dan Jenis Batuan

Batuan dapat diklasifikasikan menurut komposisi kandungan mineral dari batuan tersebut,
dimana penggunaan batu pada konstruksi bangunan dibedakan menjadi :

a. Batuan kapur

b. Batuan yang mengandung bahan utama silikat


Dengan komposisi kandungan bahan pembentuk tersebut diatas, maka jenis batuan-batuan ini
dijelaskan sebagai berikut :

2.a. Batuan kapur

Batuan kapur merupakan bahan bangunan yang penting dikenal sejak zaman Mesir Kuno.
Batuan kapur ini lebih bersifat sebagai pengikat apabila dicampur dengan bahan yang lain
dengan perbandingan tertentu, sebagai contoh kapur dicampur dengan pasir dan Portland
Cement (PC), kapur dicampur dengan semen merah dan pasir. Kelebihan kapur sebagai bahan
pengikat ini sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat kapur sebagai berikut :

1. Kapur mempunyai sifat plastik yang baik, dalam arti tidak getas.

2. Sebagai bahan pengikat, kapur dapat mengeras dengan mudah dan cepat, sehingga

memberikan kekuatan pengikat kepada dinding.

3. Mudah dikerjakan, tanpa harus melalui proses pabrik.

Dalam keadaan sehari-hari di pasaran dikenal beberapa jenis kapur yang digunakan sebagai
bahan bangunan, yaitu :

1. Kapur tohor (Ca.O), yaitu hasil pembakaran batu kapur alam yang komposisinya

sebagian besar merupakan kalsium karbonat (Ca.CO3).

2. Kapur udara, yaitu kapur padam yang di aduk dengan air setelah beberapa waktu

campuran tersebut dapat mengeras di udara karena pengikatan karbon dioksida.

3. Kapur hidrolis merupakan kapur padam yang diaduk dengan air, setelah beberapa

waktu campuran dapat mengeras, baik di dalam air maupun di udara.

Pembuatan kapur merupakan proses pembakaran batu kapur yang mengandung kalsium
karbonat (Ca.CO3) dengan suhu ± 980 Celsius, hingga karbon dioksidanya keluar. Akibat dari
pemanasan dan keluarnya karbon dioksida tersebut maka unsur Ca.O atau kapurnya saja yang
tertinggal.

Proses kimia dari pemanasan Ca.CO3, menjadi kapur dapat ditulis sebagai berikut :

image003Ca.CO3 Ca.O + CO2

image004Ca. O + H2O Ca. (OH2) + panas

image005Ca. (OH2) + CO2 Ca.CO3 + H2O

Susunan kimia maupun sifat fisis bahan dasar yang mengandung kapur ini berbeda dari satu
tempat dengan tempat lain. Bahkan dalam satu tempatpun belum tentu sama. Dari proses
tersebut, kalsium oksida (Ca.O) yang diperoleh, biasa disebut dengan quick lime.

Kapur dari hasil pembakaran ini, bila ditambah dengan air akan mengembang dan retak-retak
sebagai akibat banyaknya jumlah panas yang dikeluarkan hingga seperti mendidih. Proses ini
menghasilkan Ca. (OH2) atau kalsium hidroksida. Perbandingan berat air yang digunakan untuk
proses ini merupakan 32 % dari berat kapur, tetapi karena faktor-faktor pembakaran, jenis kapur
dan sebagainya, kadang-kadang jumlah air yang dibutuhkan dan sebagainya, kadang-kadang
jumlah air yang dibutuhkan sampai 2 atau 3 kali berat kapur.

Proses penambahan air pada kapur ini disebut slaking, yang menghasilkan kalsium hidroksida,
yang disebut dengan slaked lime atau hydrated line.

Bila kalsium hidrat ini dicampur dengan air, akan diperoleh mortar kapur atau spesi campuran
kapur. Di udara terbuka mortar ini menyerap karbon dioksida CO2 dan dengan proses kimia
menghasilkan Ca. CO3 yang bersifat keras dan tidak larut dalam air.

2.b. Batuan yang mengandung silikat

batuan ini lebih bersifat batuan keras, mempunyai warna yang menarik dengan permukaan licin.
Warna dari batuan in banyak dipengaruhi oleh komposisi mineral pembentukan batuan tersebut
yaitu :

1. Felspar yaitu kombinasi silikat, aluminium dengan kapur dan potasium, berwarna merah,
merah jambu, bahkan bening.

2. Bornblende merupakan silikat aluminium yang dengan campuran kapur dan bijih besi, sebagai
bahan mineral yang keras dan kuat, sebagai kristal berwarna hijau, coklat dan hitam.

3. Mica merupakan mempunyai bahan dasar utama silikat aluminium, tetapi mempunyai
kombinasi dari beberapa bahan mineral besi atau potasium, biasanya merupakan butiran kristal,
yang mudah lepas sebagai lempengan-lempengan kecil.

4. Sepentine merupakan silikat magnesium, yang penampilannya selalu menjadi satu dengan
kapur, berwarna hijau muda atau kuning, dan permukaannya berupa lempengan rata dan halus,
serta mudah dipisahkan.

Batuan berjenis silikat yang sering digunakan sebagai bahan bangunan, baik untuk lantai
maupun sebagai pelapis dinding merupakan :

1. Granite

Menurut Smith & Andres dalam “Material of Construction” granit merupakan bahan batuan murni,
yang merupakan kombinasi dari bahan quartz, felspar, bonblende dan mika, umumnya sangat
keras, kuat dan mampu dilakukan dengan pemolesan yang tinggi, sehingga mengkilap.
Kandungan kimia yang utama merupakan silicon dioksida dan aluminium oksida, dengan variasi
besi, potasium, dan kalsium oksida. Berat granit bervariasi antara 2643 kg/m3 sampai dengan
3204 kg/m3 dengan batas tegangan hancur antara 1390 kg/cm2 sampai dengan 3090 kg/m2,
dan kemampuan serap air merupakan 0,002 atau 0,2 dari beratnya. Finishing granit dari
penggergajian sampai menjadikan permukaannya licin seperti kaca yang halus dengan cara
pemolesan permukaannya dengan mesin poles. Sedang warna granit umumnya merupakan
merah, merah jambu, kuning, hijau, biru, putih, hitam dan coklat. Granit dapat digunakan sebagai
pelapis lantai, pelapis dinding bagian luar maupun dalam, anak tangga dengan lebar yan
bervariasi. Pada umumnya granit diproduksi dengan lebar 1800 mm, dan tebal antara 57 sampai
100 mm, dan untuk ukuran yang kecil biasanya dnegan tebal 75 sampai 100 mm, atau sesuai
dengan ukuran pemesan. Granit yang berupa potongan-potongan dapat digabung menjadi
bentuk tertentu sesuai dengan kebutuhan. Penggunaan yang lain dari granit merupakan sebagai
pelapis kerb pada jembatan dan paving stones, atau sebagai bahan finishing bangunan.

2. Marmer

Marmer atau batu pualam menurut Smith & Andres, di dalam “Material of Construction”
menrupakan batu kapur bercampur dengan mineral silika yang mengalami rekristalisasi akibat
pengaruh tekanan dan suhu yang sangat tinggi. Marmer seperti pada granit digunakan untuk
pelapis lantai dan bahan finishing dinding, dengan warna putih salju, merah jambu, kuning,
kehijau-hijauan dengan tekstur tergantung mineral yang dominan dalam kandungannya. Bentuk
marmer pada umumnya merupakan dipotong menjadi lempengan-lempengan dengan tebal 57
sampai dengan 200 mm, beratnya bervariasi antara 2000 kg/m3 sampai dengan 2880 kg/m3
dengan batas tegangan hancur antara 190 kg/cm2 sampai dengan 1930 kg/cm2. dan
kemampuan serap air yang terendah merupakan 0,25 % dan yang tertinggi merupakan 0,75 %
dari beratnya.

2.3.3. Pemanfaatan bantuan

Pemanfaatan bantuan dalam pekerjaan konstruksi bangunan, sebagai bahan bangunan antara
lain :

a. Pada butiran-butiran dengan ukuran besar, digunakan untuk struktur pondasi, dinding penahan
dan lain-lainnya, dengan memakai perekat atau tanpa perekat.

b. Pada butiran-butiran kecil, baik yang berasal dari alam, atau karena proses pemecahan,
digunakan untuk bahan agrerat kasar beton maupun campuran aspal.

c. Sedang bantuan metamorfose, yaitu marmer, granit dan lain-lain banyak digunakan sebagai
bahan lantai, dan pelapis dinding, atau ornamen lainnya.

d. Bantuan kapur, dengan proses pembakaran dengan suhu yang tinggi, menjadi batu gamping,
selanjutnya diproses untuk campuran spesi atau mortar, sebagai perekat pasangan batu maupun
dinding, atau untuk sebagai plesteran dinding.

2.2.4 Komponen Kolom-Balok-Dinding

Merupakan komponen konstruksi yang saling memperteguh struktur/kerangka bangunan diatas


pondasi.

Ø Untuk Kolom dan Balok :

a. Kayu

Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras karena
mengalami lignifikasi (pengayuan). Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi
selulosa dan lignin pada dinding sel berbagai jaringan di batang.

Salah satu kegunaan kayu adalah untuk bahan bangunan yang dibedakan sebagai kayu
struktural (memikul beban) dan non struktural (tidak memikul beban). Baik untuk tujuan struktural
maupun non struktural, diperlukan dukungan data teknis diantaranya sifat mekanis.

Sifat mekanis ada beberapa macam yang berhubungan dengan macam penggunaannya antara
lain sebagai bahan bangunan, misalnya untuk tiang diperlukan data keteguhan tekan sejajar
serat, untuk kuda-kuda diperlukan data keteguhan lentur static, keteguhan tekan sejajar serat,
keteguhan geser.

Balai penyelidikan Kehutanan Bogor telah mengklasifikasi kayu di Indonesia dalam 5 kelas
keawetan berdasarkan criteria :

* Pengaruh kelembaban/kayu diletakkan di tempat yang lembab.

* Pengaruh iklim dan panas matahari tetapi terlindung terhadap pengartuh air.

* Pengaruh iklim, tetapi terlindung terhadap panas matahari.


* Terlindungi dan terawat baik.

* Pengaruh rayap dan serangga lainnya.

Klasifikasi Kayu berdasarkan kelas keawetan dan kekuatan:

Kelas 1 dan 2 : Untuk bangunan-bangunan heavyduty , yang selalu berhubungan dengan tanah
yang lembab, angin atau panas matahari. Kayu yang termasuk jenis antara lain : Jati, Merbau,
bangkirai (Meranti Telur)

Kelas 3 : Untuk bangunan dan perabot dalam naungan atap yang tidak berhubungan dengan
tanah dan lembab. Antara lain :Kamfer, Keruing.

Kelas 4 : Untuk bangunan dan perabot ringan dalam naungan atap. Misal:Meranti, Suren (Surian)

Kelas 5 : Untuk pekerjaan sementara / non permanent, seperti untuk papan bekisting, perancah
ataupun peti.

Jenis-jenis Kayu :

· Kayu Jati : Karakteristiknya stabil, kuat dan tahan lama. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II
dan Kelas Kuat I, II. Kayu jati sudah terbukti tahan terhadap jamur, rayap, dan serangga lainnya
karena kandungan minyak di dalam kayu itu sendiri.

· Kayu Merbau : Jika dibandingkan dengan kayu jati, karakteristiknya cukup keras dan stabil.
Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II, dan Kelas Kuat I, II. Kayu Merbau sudah terbukti tahan
terhadap serangga.

· Kayu Mahoni : Memiliki tekstur yang cukup halus, seratnya indah dan berwarna merah muda
sampai merah tua. Banyak digunakan sebagai elemen dekorasi ruangan. Termasuk kayu dengan
Kelas Awet III dan Kelas Kuat II, III.

· Kayu Bangkirai : Karakteristiknya cukup awet dan kuat. Termasuk kayu dengan kelas Awet I, II,
III dan kelas kuat I, II. Sifat kerasnya juga disertai tingkat kegetasan yang tinggi sehingga mudah
muncul retak rambut dipermukaan. Karena kuatnya, kayu ini sering digunakan untuk material
konstruksi berat seperti atap kayu.

· Kayu Kamper : Memiliki karakteristik tidak setahan kayu jati dan sekuat bangkirai, kamper
memiliki sert kayu yang yang halus dan indah

· Kayu Meranti Merah : Termasuk jenis kayu keras, warnanya merah muda tua hingga merah
muda pucat, namun tidak sepucat meranti putih. Selain tidak bertekstur halus, kayu meranti juga
tidak begitu tahan terhadap cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk dipakai di luar ruangan.
Termasuk kayu dengan Kelas Awet III, IV.

· Kayu Sonokeling : Memiliki serat kayu yang sangat indah, berwarna ungu, bercoret-coret hitam,
atau hitam keunguan berbelang dengan coklat kemerahan. Selain indah kayu ini juga kuat dan
awet. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I dan Kelas Kuat II.

· Kayu Sungkai : Teksturnya cukup halus, seratnya indah dan berwarna kuning pucat. Kayu
sungkai sering digunakan sebagai bahan elemen dekoratif. Termasuk kayu dengan Kelas Awet III
dan Kelas Kuat II, III.

· Kayu Kelapa : Merupakan salah satu sumber kayu alternatif baru yang berasal dari perkebunan
kelapa yang sudah tidak menghasilkan lagi (berumur 60 tahun ke atas) sehingga harus ditebang
untuk diganti dengan bibit pohon yang baru. Semua bagian dari pohon kelapa adalah serat/fiber
yaitu berbentuk garis pendek-pendek.

b. Besi/ logam lain (plat baja, baja strip, aluminium)

c. Fasternes (Pengikat)

Ø Sekrup atau baut,

Baut atau sekrup adalah suatu batang atau tabung dengan alur heliks pada permukaannya.
Penggunaan utamanya adalah sebagai pengikat (fastener) untuk menahan dua obyek bersama,
dan sebagai pesawat sederhana untuk mengubah torka (torque) menjadi gaya linear. Baut dapat
juga didefinisikan sebagai bidang miring yang membungkus suatu batang.

Ø alat-alat pelubang,

Ø paku (paku biasa, paku beton)

Paku adalah logam keras berujung runcing, umumnya terbuat dari baja, yang digunakan untuk
melekatkan dua bahan dengan menembus keduanya. Paku umumnya ditembuskan pada bahan
dengan menggunakan palu atau nail gun yang digerakkan oleh udara bertekanan atau dorongan
ledakan kecil. Pelekatan oleh paku terjadi dengan adanya gaya gesek pada arah vertikal dan
gaya tegangan pada arah lateral. Ujung paku kadang ditekuk untuk mencegah paku keluar.

d. Kawat

e. Beton bertulang (Besi Beton)

Adalah suatu kombinasi antara beton dan baja dimana tulangan baja berfungsi menyediakan
kuat tarik yang tidak dimiliki beton. Tulangan baja juga dapat menahan gaya tekan sehingga
digunakan pada kolom dan pada berbagai kondisi lain.

Ø Untuk Dinding :

a. Dinding Batu Bata

Material ini paling banyak digunakan di Indonesia. Hampir di setiap tempat bahkan pelosok desa
terdapat pembuat batu bata. Bahan baku tanah liat yang mudah didapat dan proses pembuatan
yang sederhana membuat harganya menjadi relatif murah. Ukuran yang biasa ada di pasaran
adalah 25 x 12 x 5 cm atau kurang. Dinding dari pasangan batu bata umumnya dibuat dengan
ketebalan ½ batu dan minimal setiap jarak 3 m diberi kolom praktis sebagai pengikat dan
penyalur beban. Dinding batu bata biasanya dipakai sebagai konstruksi non struktural yang tidak
menahan beban.

b. Dinding Batako.

Untuk menghemat biaya pembangunan rumah, alternatif pemakaian batako banyak digunakan di
banyak tempat. Selain harganya lebih murah per meternya, dimensi yang lebih besar dan
berlubang dapat menghemat 75% plesteran dan 50% beban dinding. Dan tentu saja pelaksanaan
pekerjaannya pun menjadi lebih cepat. Batako terbuat dari campuran tras, kapur, pasir dan
semen. Kekuatannya tentu lebih rendah dari pada batu bata. Batako yang berkualitas rendah
akan mudah pecah karena kadar semen yang sedikit. Ukuran yang umum di pasaran adalah 40 x
20 x 10 atau kurang.

c. Dinding Bata Ringan


Bata ringan adalah salah satu jenis beton ringan aerasi yang mulai dikenal di Indonesia pada
tahun 1995. Kelebihannya adalah bobotnya yang jauh lebih ringan dari batu bata ataupun batako.
Biasa digunakan untuk bangunan bertingkat untuk mengurangi pembebanan sehingga biaya
pondasi menjadi lebih kecil. Dimensi yang besar yaitu 60 x 20 x 10/7,7 cm menjadikan pekerjaan
dinding cepat selesai. Ukurannya yang presisi juga hanya membutuhkan speci yang sangat tipis.
Kelebihan yang lain adalah kemamampuannya untuk menahan panas dan suara. Dari segi harga
sampai saat ini masih lebih mahal dari batu bata. Namun pekerjaan pemasangan yang cepat
dapat menghemat upah tukang.

d. Dinding Kayu

Karena langka dan mahalnya kayu dewasa ini, mungkin jarang sekali rumah yang memakai
dinding jenis ini. Kecuali untuk rumah-rumah di pedesaan atau rumah-rumah yang sengaja
desainnya bergaya country. Dinding papan kayu juga bisa digunakan pada bangunan konstruksi
rangka kayu. Kelebihan dinding ini adalah untuk menciptakan suasana yang hangat dan natural.
Suasana di dalam rumah pun akan lebih sejuk. Namun perawatannya lah yang sulit. Kayu lebih
mudah lapuk jika terkena panas dan hujan. Belum lagi serangan rayap untuk daerah tropis
seperti negara kita ini.

e. Dinding kaca

Seiring dengan meningkatnya produksi dan teknologi bahan kaca, penggunaan kaca sebagai
bahan konstruksi rumah pun meningkat dari tahun ke tahun. Dulu mungkin kita hanya memakai
kaca di rumah untuk jendela ataupun pintu. Namu sekarang kaca merupakan bagian dari desain
eksterior maupun interior rumah. Dinding kaca bisa membuat rumah terlihat lebih luas dari
aslinya. Halaman rumah yang hijau dan asri pun dapat dilihat dari dalanm rumah yang
menyebabkan suasana menjadi lebih alami dan sejuk. Namun perlu dipertimbangkan juga jika
dinding kaca langsung terkena sinar matahari yang akan membuat udara dalam rumah menjadi
panas.

f. Dinding lembaran (Cladding)

Bila anda menginginkan pembuatan dinding dengan cepat, anda bisa mengganti dinding
konvensional dengan dinding partisi lembaran. Macamnya juga banyak, contohnya, metal
cladding, GRC atau Fiber Cement ( Kalsiboard ) untuk dinding bagian luar, dan gypsum atau
multiplex untuk dinding bagian dalam. Rangkanya terbuat dari besi hollow atau baja ringan.
Karena bobotnya yang lebih ringan system dinding ini cocok digunakan pada bangunan yang
berdiri diatas tanah berdaya dukung rendah. Keuntungan lainnya adalah tahan gempa dan
harganya pun lebih murah dari dinding konvensional.

g. Batu bata

Batu bata merupakan salah satu bahan material sebagai bahan pembuat dinding. Batu bata
terbuat dari tanah liat yang dibakar sampai berwarna kemerah merahan. Seiring perkembangan
teknologi, penggunaan batu bata semakin menurun. Munculnya material-material baru seperti
gipsum, bambu yang telah diolah, cenderung lebih dipilih karena memiliki harga lebih murah dan
secara arsitektur lebih indah. Jenis-jenis bata, yaitu bata berongga, bata press, beton/bataco
(spesifikasi bataco, conblock, beta block, kansteen), bata berlubang/bataco berlubang (rooster)
dan krawang.

h. Partisi {rangka partisi, penutup partisi (plywood, formica, wall paper, tirai dll))

i. Pelengkap partisi

Ø pintu,
Ø jendela,

Ø Kaca, merupakan materi bening dan transparan (tembus pandang) yang biasanya di hasilkan
dari campuran silikon atau bahan silikon dioksida (SiO2), yang secara kimia sama dengan kuarsa
(bahasa Inggris: kwarts). Biasanya dibuat dari pasir. Suhu lelehnya adalah 2000 derajat Celsius.

Ø kaca naco,
Ø kunci,
Ø alat penggantung

2.2.5. Komponen Atap

Merupakan komponen bangunan yang melindungi bangunan dari gangguan atau ancaman iklim
seperti panas matahari, hujan, angin, dsb. Atap berfungsi untuk melindungi bangunan yang ada
dibawahnya dari pengaruh cuaca maupun benda-benda yang menggangu. Keaneka ragaman
material memberikan pertimbangan kepada anda untuk memilih bahan untuk konstruksi atap.
Jenis- jenis yang umum adalah sebagai berikut :

· Rangka Kayu

Sejak dahulu rangka atap kayu banyak digunakan dalam bangunan rumah tinggal. Namun
banyaknya permentaan dan kebutuhan kayu dengan kualitas yang baik menyebabkan
persediaan alam akan kayu makin sulit di pasaran. Harga pun jadi relatif mahal apalagi untuk
mendapatkan kualitas yang tebaik. Keuntungan rangka kayu adalah jika anda akan mengexpose
rangka atap. Keaslian profil kayu dapat menambah keindahan rumah anda. Tapi kerugiannya
adalah kerentanan kayu terhadap rayap yang bisa menjadi masalah besar. Maka treatment anti
rayap yang benar diperlukan sebelum anda memasang rangka kayu.

· Rangka atap Baja Ringan

Banyak cara yang digunakan untuk mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan kayu
sebagai rangka atap. Yang paling populer saat ini adalah penggunaan atap baja ringan. Baja
ringan terbuat dari bahan baja dengan campuran aluminium dan zink. Keunggulannya tentu
bahan ini lebih ringan, tidak muai, tahan karat, tidak mudah lapuk, anti rayap dan kuat sampai
puluhan tahun. Ranka atap baja ringan juga lebih efisien dari segi biaya maupun juga waktu.
Suatu studi menyimpulkan rangka atap dari kayu lebih mahal rata2 116 % dibanding rangka atap
baja ringan. Waktu penyelesaiannya pun rangka kayu lebih lambat 75 % dibanding rangka baja
ringan. Namun rangka atap baja ringan tidak untuk rangka yang diexpose. Rangka ini lebih cocok
tertutup oleh penutup atap dan plafon. Anda dapat memilih sesuai dengan delera dan budget
yang ada.

· Bahan penutup atap :

1. Komponen kecil :

Ø Genteng press mesin,

Ø Genteng metal/baja,

Ø Genteng beton/semen,

Ø asbest,

Ø tegola,

Ø kaca,
Ø sirap, bamboo, alang-alang, ijuk, rumbia dll.

2. Komponen besar :

Ø atap seng,

Ø asbest,

Ø serat bitumen(guttanit),

Ø aluminium,

Ø plat baja,

Ø fiber,

Ø glass(rooflight),

Ø plastic.

2.2.6. Komponen Perlengkapan Interior

Merupakan komponen bangunan untuk mengubah ruang dalam, mengisi dan memperlengkapi
bangunan. Antara lain : tempat tidur, lemari makan, lemari pakaian, lemari buku, meja tulis dan
kursi, meja makan dan kursi, meja tamu dan kursi, lemari buffet, sofa, dapur, tempat mencuci,dan
pigura dinding.

· Kayu yang biasa dipakai di Indonesia untuk furniture adalah kayu jati, kayu nyatoh, dan kayu
sungkai dan beberapa jenis kayu lainnya seperti mahoni, pinus, ramin dan cedar.

a. Kayu jati merupakan kayu yang paling banyak diminati karena kualitasnya, ketahanannya
terhadap kondisi cuaca, tahan rayap, dan seratnya yang menarik. Kayu ini merupakan kayu kelas
satu yang banyak diolah menjadi furniture berkelas. Jenis furniture ini pun sangat diminati oleh
penduduk mancanegara sehingga permintaan eksport selalu meningkat dari tahun ke tahun.
Warna kayu jadi adalah coklat muda, coklat kelabu hingga coklat tua kemerahan. Sekalipun
keras dan kuat kayu ini mudah dipotong dan dibentuk. Agar keindahan serat dan urat kayu
terlihat alami, finishing nya bisa menggunakan politur, melamik atau PU (polyurethane).

b. Kayu sungkai kini semakin popular penggunaannya sebagai pengganti kayu jati yang mahal.
Seratnya lebih lunak dan warnanya pun lebih terang dari kayu jati. Kayu sungkai cocok untuk
furniture dalam ruangan. Walaupun harganya lebih murah dari kayu jati tapi masih lebih mahal
dari pada kayu nyatoh.

c. Kayu nyatoh biasa disebut kayu jati muda yang banyak terdapat di propinsi Riau. Serat
kayunya berwarna coklat muda dengan guratan yang khas. Kayu ini juga tahan terhadap
serangan rayap dan tahan lama.

d. Kayu lapis ( plywood )

Kayu lapis merupakan kayu olahan yang biasa kita kenal dengan sebutan tripleks atau mutipleks.
Kayu lapis dibentuk dari beberapa lembaran kayu yang direkatkan dengan tekanan tinggi.
Ketabalanya bervariasi dari mulai 3 mm, 4 mm, 9 mm dan 18 mm dan luasannya 244 x 122 cm.
Ketebalan plywood menentukan kekuatan dan kestabilannya. Jenis kayu ini paling banyak
dipakai sebagai material pembuat kitchen set, lemari, meja, dan tempat tidur. Oleh karena
plywood mempunyai permukaan polos dan tidak memiliki serat yang khas maka kadang perlu
diberi pelapis tambahan seperti venner(irisan kayu tipis) PVC ataupun melaminto. Harga kayu
lapis lebih murah dari kayu solid tapi lebih mahal dari kayu olahan lainnya.

e. Blockboard

Blockboard merupakan potongan kayu kotak kecil-kecil ( sekitar 2.5 - 5 cm ) yang dipadatkan
dengan mesin dan diberi pelapis venner di kedua sisinya sehingga menjadi sebuah lembaran
menyerupai papan. Ketebalannya bisa 12 mm, 15 mm dan 18 mm dan luasannya sama dengan
multipleks. Blockboard biasanya dibuat dari kayu lunak sehingga tidak sekuat plywood. Harganya
pun sedikit dibawah plywood. Jenis block board yang banyak tersedia adalah teakblok (memakai
lapisan venner kayu jati). Cukup baik untuk membuat rak, cabinet ataupun kitchen set.

f. Kayu MDF ( Medium Density Fibreboard )

MDF terbuat dari serbuk kayu halus dan bahan kimia resin yang direkatkan dan dipadatkan
dengan suhu dan tekanan yang tinggi. Kayu yang dipakai biasanya diambil dari kayu sisa
perkebunan ataupun bamboo. Ini membuat MDF lebih ramah lingkungan. Bentuknya berupa
papan atau lembaran yan siap dipotong sesuai dengan kebutuhan. Versi yang lebih padat dan
lebih kuat dikenal dengan HDF (High Density Fibreboard). MDF sangat fleksibel sehingga mudah
dibentuk. Ukuran dan kekuatannya pun konsisten. Karena memakai bahan kimia resin, MDF
lebih berat dari Plywood dan particle board. Di pasaran MDF memiliki jenis finishing yang sangat
berfariasi dari cat kayu, venner, PVC, HPL ataupun paper laminate. Warna dan motifnya pun
dapat dibuat sangat beragam. Furniture yang memakai bahan MDF biasa dipakai untuk furniture
praktis yang diproduksi masal oleh pabrik. Sistem knock down digunakan hampir di semua
industry furniture dengan menggunakan dowel (batang kayu atau plastic kecil) atau connecting
bolt yang membuat produk dapat dibongkar pasang dengan mudah.

g. Particel Board

Particle board terbuat dari partikel sisa pekerjaan kayu seperti serbuk gergaji, potongan kayu
kecil, serpihan kayu dan bahan kimia resin yang direkatkan dengan tekanan tinggi dan kemudian
dikeringkan. Prosesnya kurang lebih hampir sama dengan MDF hanya bahan MDF lebih halus
dan seragam sedangkan partikel board lebih kasar dan tidak beraturan. Harga particle board
paling murah diantara kayu olahan lainnya. Musuh terbesarnya adalah air sehingga mempunyai
keterbatasan dalam pemakaiannya di rumah tangga. Jika bahan ini basah maka kekuatannya
akan hilang. Selain itu particle board juga dapat melengkung jika menahan beban berat. Dalam
proses finishingnya particle tidak bisa di cat atau di coating karena teksturnya yang kasar.
Sehingga untuk menutupi permukaannya dipakai lapisan veneer, laminate atau fancy paper
laminate yang direkatkan. Berhati hati juga karena partikel board tidak bisa digabungkan
memakai paku atau sekrup biasa. Biasanya pabrik menggunakan semacan perekat atau sekrup
khusus untuk menginstal furniture berbahan particle board.

2.7. Komponen Perlengkapan Exterior

Merupakan komponen bangunan untuk mengubah sisi luar dari bangunan.

· Pertamanan (landscaping)

· Interblock-paving stone- grass block (pengerasan halaman)

· Jenis pipa (besi, baja, aluminium, paralon(pvc), asbest, beton, tanah(hong), keramik, tembaga,
kuningan, karet/plastic(slang),

· Kelas pipa paralon/PVC

· Ashpal
2.8. Komponen Perlengkapan Penunjang

Merupakan komponen bangunan bidang perencanaan lain yang menunjang operasional


bangunan.

· Instalasi Listrik dan Komunikasi

· Instalasi Mekanis (Lift, escalator, AC, dll)

· Instalasi Plumbing (Air bersih, air panas, sanitari, pemadam kebakaran dll)

2.9. Komponen Pengakhiran/Finishing.

Merupakan pekerjaan penyempurnaan terakhir untuk memperhalus/memperindah penyelesaian


komponen yang telah terpasang.

Pengecatan:

· Cat dasar

1. Cat Kayu/cat besi (meni kayu/meni besi)

Cat meni berfungsi memberikan proteksi terhadap noda yang dihasilkan getah kayu. Sebelum
menutup mermukaan dengan cat makabenda yang akan dicat diberi dahulu dengan cat meni ,
juga bisa menghemat cat, tanpa pemakaian cat meni cat yang dipakai bisa sangat boros.

2. Cat tembok / cat kayu (plamur tembok dan plamor kayu)

Cat dasar untuk tembok terbagi dua:

Ø Cat dasar yang berupa varnish dasar air yaitu cat tanpa pigmen dengan dasar emulsi acrylic
100%. Cat dasar ini biasanya disebut Wall Sealler Water Base. Mowilex memproduksi 2 jenis
yaitu Wall Sealler yang standard dan Water Proofing Wall Sealer untuk permukaan tembok yang
ada masalah kelembaban. Wall Sealler sangat baik untuk tembok baru yang banyak retak rambut
untuk mengisi celah-celahnya dan untuk menguatkan lapisan cat lama yang mulai mengapur.

Ø Cat dasar yang berupa cat tembok warna putih dengan dasar emulsi acrylic 100% dan
mempunyai daya tahan alkali yang tinggi, daya lekat serta daya usu yang baik serta kadar bahan
anti jamur cukup tinggi. Cat dasar ini disebut Alkali Resisting Primer atau Undercoat tembok.

Cat Plamur berfungsi sebagai pengisi pori-pori pada permukan tembok, menutup retak rambut
pada dinding dan memperhalus permukaan sambungan partisi dan plafon gypsum.

· Cat Biasa

· Cat Khusus

1. Cat Politur (khusus untuk kayu)

Biasanya berbentuk serpihan atau batangan yang dicairkan dengan alkohol. Tetapi ada juga yang
siap pakai dengan komposisi alkohol yang tepat. Politur diaplilasilan dengan menggunakan kain
yang di poles secara berkala pada permukaan kayu. Pengaplikasian politur dapat diulang secara
berkala jika warnanya sudah memudar.

2. Cat Fernis
3. Cat Duco/semprot

Adalah metode penyemprotan cat duco pada permukaan furnitur. Warnanya bervariasi seperti
baturan dan warna-warna menyolok. Cocok untuk furnitur bernuansa modern, minimalis dan juga
furnitur anak. Harganya relatif mahal dan jika sudah dicat, serat asli tidak bisa dikembalikan lagi.
Pengaplikasiannya menggunakan semprot atau kuas. Dengan kemajuan tehnologi dan desain
sekarang ini, berbagai motif dapat dibuat dari cat ini, seperti motif batu, marmer, motif pecah
seribu maupun motif perak, tembaga dan emas.

4. Cat semprot “Pilox”

· Cat Pelindung (glazur – glass kote-ter-flinkote)

Anda mungkin juga menyukai