Anda di halaman 1dari 13

Peran Profesi Akuntansi ISSN 2460-0784

Dalam Penanggulangan Korupsi

TAX AVOIDANCE : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA


(Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2012-2015)

Tika Nur Agustina1


*Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah
Surakarta
*tikanura32@gmail.com
Mochammad Abdul Aris2
*Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah
Surakarta
*Muhammad.aris@ums.ac.id

Abstract
Tax avoidance is a strategy and technique to avoid paying tax in the realm of tax law. This study
aims to examine the the effect of audit committee, leverage, return on asset, and company size to
tax avoidance. Population from this study is manufacture companies listed on the Indonesia
Stock Exchange for the period 2012-2015. The sample was determined by purposive sampling
method in order to get a sample size of 103 datas. Data were analized by multiple linear
regression. The result of this study indicate that (1) audit committee has a significant effect on
tax avoidance; (2) leverage hasn’t significant effect to tax avoidance; (3) return on asset has a
significant effect to tax avoidance; and (4) company size hasn’t significant effect to tax
avoidance.This result were consisten to previous studies of Dewi dan Jati (2014); dan Maharani
dan Suardana (2014); Cahyono dkk (2015); Swingly dan Sukartha (2015); Kurniasih dan Sari
(2013); prakosa (2014)

Keywords: tax avoidance, audit committee, leverage, return on asset, company size

Pendahuluan sektor kehidupan (Darmawan dan Sukartha,


Pajak merupakan sumber penerimaan 2014). Oleh karena itu, Pemerintah akan
negara yang terbesar, terbukti dari data berupaya agar penerimaan pajak dapat
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara terealisasi sesuai dengan APBN.
(APBN) tahun 2010-2014 bahwa sekitar
86,2% penerimaan negara berasal dari Bagi perusahaan, pajak merupakan
penerimaan perpajakan beban yang akan mengurangi laba bersih,
(http://www.kemenkeu.go.id/laporan- sehingga perusahaan berupaya agar
keuangan-pemerintah-pusat. Pemerintah pembayaran pajaknya seminimal mungkin.
menggunakan pajak untuk melaksanakan Hal ini menimbulkan perbedaan kepentingan
pembangunan nasional dalam rangka antara fiskus (pemungut pajak) yang
mencapai kesejahteraan umum di berbagai menginginkan penerimaan pajak yang

295
th
Seminar Nasional dan The 4 Call for Syariah Paper
Peran Profesi Akuntansi ISSN 2460-0784
Dalam Penanggulangan Korupsi
maksimal dengan perusahaan sebagai wajib mengingat menurut data Badan Pusat
pajak yang menginginkan pembayaran pajak Statistik (BPS), hingga tahun 2013, jumlah
yang minimal. Upaya perusahaan untuk penduduk Indonesia yang bekerja mencapai
meminimalkan beban pajaknya disebut 93,72 juta orang. Artinya baru sekitar 29,4%
perencanaan pajak (tax planning) (Pohan, dari total jumlah orang pribadi pekerja dan
2013: 6). Tax planning yang dilakukan secara berpenghasilan di Indonesia yang
legal dan tidak bertentangan dengan mendaftarkan diri atau terdaftar sebagai WP
peraturan perpajakan disebut penghindaran dan yang telah menyampaikan SPT tahunan
pajak (tax avoidance), sedangkan tax sebesar 60,27% dari jumlah total WP Wajib
planning yang dilakukan secara ilegal dan SPT. (http://pajak.go.id/kompleksitas-
bertentangan dengan peraturan perpajakan kepatuhan-pajak)
disebut penggelapan pajak (tax evasion).
Penelitian ini menggabungkan
Pohan (2013: 23) menjelaskan tax penelitian sebelumnya yaitu Kurniasih dan
avoidance sebagai salah satu upaya Sari (2013), Maharani dan Suardana (2014)
perlawanan pajak aktif, yaitu semua usaha Prakosa (2014) Darmawan dan Sukartha
dan perbuatan yang secara langsung (2014) Cahyono dkk, (2016); dan Swingly
ditujukan kepada fiskus dan bertujuan untuk dan Sukartha (2015). Berbeda dengan
menghindari pajak. Metode dan teknik yang penelitian sebelumnya, penelitian ini
digunakan yaitu dengan memanfaatkan dilakukan pada perusahaan manufaktur yang
kelemahan-kelemahan (grey area) yang memiliki periode 4 (empat) tahun yaitu tahun
terdapat dalam undang-undang dan peraturan 2012-2015.
perpajakan itu sendiri, untuk memperkecil
jumlah pajak yang terutang. Besarnya tax Tujuan penelitian ini adalah untuk
avoidancedapat dilihat dari perbandingan menguji pengaruh komite audit, leverage,
antara kas yang dikeluarkan untuk biaya return on asset, ukuran perusahaaan terhadap
pajak dengan laba sebelum pajak (Cash tax avoidance.
Effective Rate/ CETR) (Dryeng et al., 2010).
Kajian Pustaka dan Pengembangan
Tingkat kepatuhan perpajakan yang Hipotesis
rendah di Indonesia merupakan salah satu Teori Keagenan (Agency Theory)
indikasi terjadinya praktik tax avoidance
(Rusydi dan Martani, 2014). Data Direktorat Jensen dan Meckling (1976)
Jenderal Pajak tahun 2015 menyebutkan menjelaskan hubungan keagenan sebagai
bahwa jumlah wajib pajak yang terdaftar suatu kontrak antara satu atau beberapa orang
dalam system administrasi Direktorat Jendral (pemberi kerja atau principal) yang
Pajak (DJP) mencapai 30 juta lebih dari 36 mempekerjakan orang lain (agent) untuk
juta WP yang terdiri atas 2.5 juta WP badan, melakukan sejumlah jasa dan memberikan
5.2 juta WP Orang Pribadi (OP) non wewenang dalam pengambilan keputusan.
karyawan dan 22.3 juta WP OP karyawan. Hubungan tersebut akan menimbulkan
Hal tersebut cukup memprihatinkan adanya asimetri informasi antara manajer
(agent) dan pemegang saham (principal)
296
th
Seminar Nasional dan The 4 Call for Syariah Paper
Peran Profesi Akuntansi ISSN 2460-0784
Dalam Penanggulangan Korupsi
(Kurniasih & Sari, 2013). Manajemen 1. Tax Avoidance (penghindaran pajak),
sebagai pengelola perusahaan lebih banyak adalah strategi dan teknik penghindaran
mengetahui informasi internal dan going pajak yang dilakukan secara legal dan
concern perusahaan dibandingkan pemilik aman bagi wajib pajak karena tidak
dan stakeholder lainnya. Teori agensi bertentangan dengan ketentuan
menjelaskan adanya konflik yang akan timbul perpajakan.
antara pemilik dan manajemen perusahaan 2. Tax Evasion (Penggelapan Pajak), adalah
yang disebut agency problem atau masalah strategi dan teknik penghindaran pajak
agensi (Jensen dan Meckling, 1976). yang dilakukan secara ilegal dan tidak
aman bagi wajib pajak karena
Masalah agensi dalam penelitian ini penyelundupan pajak ini bertentangan
terjadi karena adanya perbedaan kepentingan dengan ketentuan perpajakan.
antara fiskus (agent) dan manajemen 3. Tax Saving (Penghematan pajak), adalah
perusahaan (principal) dalam mengelola laba. tindakan penghematan pajak dengan
Fiskus berharap adanya pemasukan sebesar- jalan menahan diri untuk tidak membeli
besarnya dari pemungutan pajak, sementara produk-produk yang menjadi objek pajak
dari pihak manajemen berpandangan bahwa atau dengan sengaja mengurangi jam
perusahaan harus menghasilkan laba yang kerja.
cukup signifikan dengan beban pajak yang
rendah (Prakosa, 2014). Tax Avoidance

Tax Management dan Tax Planning Pohan (2013: 23) menjelaskan tax
avoidance sebagai salah satu upaya
Manajemen Perpajakan (Tax perlawanan pajak aktif, yaitu semua usaha
Management) merupakan segenap upaya dan perbuatan yang secara langsung
untuk mengimplementasikan fungsi-fungsi ditujukan kepada fiskus dan bertujuan untuk
manajemen agar pelaksanaan hak dan menghindari pajak. Metode dan teknik yang
kewajiban perpajakan berjalan efisien dan digunakan adalah memanfaatkan kelemahan-
efektif (Pohan, 2013: 5). Fungsi-fungsi kelemahan (grey area) yang terdapat dalam
manajemen tersebut meliputi, perencanaan undang-undang dan peraturan perpajakan itu
(planning), pengorganisasian (organizing), sendiri, untuk memperkecil jumlah pajak
pelaksanaan (actuating), dan pengendalian yang terutang. Besarnya tax avoidance dapat
(controlling). Tax Planning adalah tahap dilihat dari perbandingan antara kas yang
awal melakukan analisis secara sistematis dikeluarkan untuk biaya pajak dengan laba
berbagai alternatif perlakuan perpajakan sebelum pajak (Cash Effective Rate/ CETR)
dengan tujuan untuk mencapai pemenuhan (Dryeng et al., 2010).
kewajiban perpajakan minimum (Pohan,
2013:7). Dalam tax planning ada 3 macam Komite audit
cara yang dapat dilakukan wajib pajak untuk
menekan beban pajaknya, yaitu : Komite audit merupakan alat yang
efektif untuk melakukan mekanisme
pengawasan, sehingga dapat mengurangi

297
th
Seminar Nasional dan The 4 Call for Syariah Paper
Peran Profesi Akuntansi ISSN 2460-0784
Dalam Penanggulangan Korupsi
biaya agensi dan meningkatkan kualitas bersih yang diperoleh dari penggunaan aset.
pengungkapan perusahaan. Komite audit Semakin tinggi nilai ROA, semakin tinggi
bertugas melakukan kontrol dalam proses produktivitas aset dan semakin tinggi. tingkat
penyusunan laporan keuangan perusahaan profitabilitas perusahaan. Chen et al, (2010)
untuk menghindari kecurangan pihak menyatakan perusahaan yang memiliki
manajemen. Berjalannya fungsi komite audit tingkat profitabilitas tinggi memiliki
secara efektif memungkinkan pengendalian kesempatan untuk melakukan upaya efisiensi
pada perusahaan dan laporan keuangan yang dalam kewajiban pembayaran pajak melalui
lebih baik serta mendukung good corporate aktivitas tax avoidance.
governance (Kurniasih dan Sari, 2013).
Ukuran perusahaan
Leverage ukuran perusahaan adalah suatu skala
yang dapat mengklasifikasikan perusahaan
Perusahaan dimungkinkan menjadi perusahaan besar dan kecil menurut
menggunakan utang untuk memenuhi berbagai cara seperti total aktiva atau total
kebutuhan operasional dan investasi aset perusahaan, nilai pasar saham, rata-rata
perusahaan. Akan tetapi, utang akan tingkat penjualan, dan jumlah penjualan.
menimbulkan beban tetap (fixed rate of Ukuran perusahaan umumnya dibagi dalam 3
return) yang disebut dengan bunga. Semakin kategori, yaitu large firm, medium firm, dan
besar utang maka laba kena pajak akan small firm. Tahap kedewasaan perusahaan
menjadi lebih kecil karena insentif pajak atas ditentukan
bunga utang semakin besar. Hal tersebut
membawa implikasi meningkatnya berdasarkan total aktiva, semakin besar
penggunaan utang oleh perusahaan. Dengan total aktiva menunjukkan bahwa perusahaan
sengajanya perusahaan berutang untuk memiliki prospek baik dalam jangka waktu
mengurangi beban pajak maka dapat yang relatif panjang. (Kurniasih dan Sari,
disebutkan bahwa perusa- haan tersebut 2013)
agresif terhadap pajak.Secara logika, semakin
tinggi nilai dari rasio Leverage, berarti Pengembangan Hipotesis
semakin tinggi jumlah pendanaan dari utang
pihak ketiga yang digunakan perusahaan dan Pengaruh komite audit terhadap Tax
semakin tinggi pula biaya bunga yang timbul Avoidance
dari utang tersebut. Biaya bunga yang Komite audit adalah komite yang
semakin tinggi akan memberikan pengaruh bertanggung jawab mengawasi audit
berkurang nya beban pajak perusahaan. eksternal perusahaan dan merupakan kontak
(Prakosa, 2014). utama antara auditor dengan perusahaan
(Dewi & Jati, 2014). Banyak sedikitnya
Return on asset
Return on asset (ROA) merupakan satu jumlah anggota komite audit memberikan
indikator yang mencerminkan kinerja jaminan dapat melakukan intervensi dalam
operasional perusahaan dan ROA dapat peran penentuan kebijakan besaran tarif pajak
dijadikan sebagai pengukur keuntungan efektif perusahaan. Hal ini menunjukkan

298
th
Seminar Nasional dan The 4 Call for Syariah Paper
Peran Profesi Akuntansi ISSN 2460-0784
Dalam Penanggulangan Korupsi
bahwa perusahaan yang memiliki komite H2 : Laverage berpengaruh negatif terhadap
audit akan lebih bertanggung jawab dan Tax Avoidance.
terbuka dalam menyajikan laporan keuangan
karena komite audit akan memonitor segala Pengaruh Return on Asset terhadap Tax
kegiatan yang berlangsung di dalam Avoidance
perusahaan. Maharani dan Suardana (2014), Return on asset (ROA) menurut
Dewi dan Jati (2014), Cahyono dkk (2015), Handayani dkk, (2015) merupakan satu
Swingly dan Sukartha (2015) menyatakan indikator yang mencerminkan kinerja
komite audit berpengaruh terhadap tax operasional perusahaan dan ROA dapat
avoidance, sedangkan prakoso (2014) dijadikan sebagai pengukur keuntungan
menyatakan komite audit tidak berpengaruh bersih yang diperoleh dari penggunaan aset.
terhadap tax avoidance. Semakin tinggi nilai ROA, semakin tinggi
H1 : Komite Audit berpengaruh negatif produktivitas aset dan semakin tinggi tingkat
terhadap Tax Avoidance. profitabilitas perusahaan. Chen et al, (2010)
menyatakan perusahaan yang memiliki
Pengaruh leverage terhadap Tax tingkat profitabilitas tinggi memiliki
Avoidance kesempatan untuk melakukan upaya efisiensi
dalam kewajiban pembayaran pajak melalui
Laverage merupakan rasio yang aktivitas tax avoidance. Kurniasih dan Sari
menunjukkan besarnya utang yang dimiliki (2013), prakosa (2014), Darmawan dan
perusahaan untuk membiayai aktivitas Sukartha (2014), dan Maharani dan Suardana
operasinya (Darmawan dan Sukartha,2014). (2014), bahwa Return On Assets berpengaruh
Utang perusahaan akan menimbulkan beban terhadap Tax Avoidance. Sedangkan hasil
bunga yang harus dibayar oleh perusahaan. yang berbeda ditunjukkan oleh penelitian
Beban bunga merupakan komponen Cahyono dkk (2016) Return On Assets tidak
pengurang laba sebelum pajak, sehingga berpengaruh terhadap Tax Avoidance.
beban pajak yang dibayar perusahaan akan
berkurang. Swingly dan Sukartha (2015) H3 : Profitabilitas berpngaruh negatif
menyatakan perusahaan dengan jumlah utang terhadap Tax Avoidance.
yang lebih banyak memiliki tarif pajak efektif
yang baik. Berbeda dengan penelitian Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap
Kurniasih dan Sari (2013), Darmawan Tax Avoidance
Sukartha (2014), dan Cahyono dkk (2016). Ukuran perusahaan menunjukkan
Laverage tidak berpengaruh terhadap tax kestabilan dan kemampuan perusahaan untuk
avoidance. Perusahaan memiliki utang yang melakukan aktivitas ekonominya. Semakin
sebagian besar berasal dari pinjaman modal besar ukuran suatu perusahaan maka semakin
kepada pemegang saham atau pihak yang menjadi pusat perhatian dari pemerintah dan
berelasi, sehingga beban bunga yang akan menimbul kan kecenderungan bagi para
ditimbulkan tidak dapat digunakan sebagai manajer perusahaan untuk berlaku patuh
pengurang laba kena pajak perusahaan. (compliances) atau agresif (tax avoidance)
dalam perpajakan. semakin besar total aktiva

299
th
Seminar Nasional dan The 4 Call for Syariah Paper
Peran Profesi Akuntansi ISSN 2460-0784
Dalam Penanggulangan Korupsi
menunjukan bahwa perusahaan memiliki 3. Perusahaan sampel menggunakan mata
prospek baik dalam jangka waktu yang relatif uang rupiah, agar kriteria pengukuran
panjang. (Kurniasih dan Sari, 2013) semakin nilai mata uangnya sama
besar perusahaan maka akan semakin rendah 4. Perusahaan dengan nilai laba yang
CETR yang dimilikinya, hal ini dikarenakan positif agar tidak mengakibatkan nilai
perusahaan besar lebih mampu menggunakan Cash Effective Tax Rate (CETR)
sumber daya yang dimilikinya untuk terdistorsi
membuat suatu perencanaan pajak yang baik 5. Perusahaan memiliki data lengkap yang
(political power theory).Dewi & Jati (2014), dibutuhkan dalam penelitian ini,
dan Swingly dan Sukartha (2015) meliputi, Komite Audit, Ukuran
menyatakan bahwa ukuran perusahaan Perusahaan, Leverage, Return On
memiliki pengaruh terhadap aktivitas tax Assets dan Tax Avoidance.
avoidance. Sedangkan Cahyono dkk (2016)
menyatakan ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap tax avoidance. Definisi Operasional dan Pengukuran
Variabel
H4 : Ukutan Perusahaan berpengaruh negatif Variabel Dependen
terhadap Tax Avoidance.
Variabel Dependen dalam penelitian
Metode Penelitian ini adalah Tax Avoidance. pengukuran Tax
Populasi, Sampel, dan Metode Avoidance menggunakan Cash Effective Tax
Pengambilan Sampel Rate (CETR). dengan rumus sebagai berikut:

Populasi dalam penelitian ini adalah


semua perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012- …………….(1)
2015. Metode pengambilan sampel
menggunakan pendekatan non probability
sampling dengan teknik purposive sampling
Semakin besar Cash ETR mengindikasikan
yaitu teknik penentuan sampel dengan
semakin rendah tingkat penghindaran pajak
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2014: 122).
perusahaan. Sebaliknya, semakin kecil Cash
Kriteria pemilihan sampel penelitian adalah
ETR mengindikasikan semakin tinggi tingkat
sebagai berikut :
penghindaran pajak perusahaan (Budiman &
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar Setiyono, 2012).
di BEI selama periode 31 Desember
Variabel Independen
2012 – 31 Desember 2015
2. Perusahaan sampel mempublikasikan Variabel Independen dalam penelitian
laporan keuangan yang berakhir 31 ini adalah. Komite audit, leverage, return on
Desember selama periode 2012-2015 asset, ukuran perusahaan. Komite Audit
adalah komite yang bertanggung jawab

300
th
Seminar Nasional dan The 4 Call for Syariah Paper
Peran Profesi Akuntansi ISSN 2460-0784
Dalam Penanggulangan Korupsi
mengawasi audit eksternal perusahaan dan penjualan.. Tahap kedewasaan perusahaan
merupakan kontak utama antara auditor ditentuakan berdasarkan total aktiva, semakin
dengan perusahaan. Tax avoidance adalah besar tital aktiva menunjukan bahwa
suatu upaya yang dilakukan oleh perusahaan perusahaan memiliki prospek baik dalam
untuk memperkecil jumlah pajak yang harus jangka waktu yanng relatif panjang.
dibayarnya dengan cara berusaha (Cahyono, dkk. 2016).
meminimalkan laba perusahaan. (Dewi dan
Jati, 2014)

............ Metode Analisis Data

...(2) Analisis regresi linear berganda


digunakan untuk menguji pengaruh lebih dari
Leverage merupakan rasio yang
satu variabel independen terhadap satu
mengukur kemampuan utang baik jangka
variabel dependen dengan skala pengukuran
panjang maupun jangka pendek untuk
yang bersifat metrik (interval atau rasio)
membiayai aktiva perusahaan (Kurniasih dan
untuk kedua variabel tersebut (Ghozali, 2012:
Sari, 2013). Leverage diukur menggunakan
7). Model yang digunakan dalam regresi
rasio utang terhadap modal atau Debt to
linear berganda bertujuan untuk menguji
Equity Ratio (DER) dengan rumus sebagai
pengaruh komite audit, leverage, return on
berikut:
asset, dan ukuran perusahaan terhadap
aktivitas tax avoidance, model regresi yang
................ (3)
diajukan sebagai berikut :
Return on asset diproksikan dengan TA = α+ β1KOA +β2SIZE + β3LEV +
menggunakan Return On Assets yaitu β3ROA + ε
perbandingan antara laba bersih dengan total
aset pada akhir periode, yang digunakan Keterangan :
sebagai indikator kemampuan perusahaan
TA = Tax Avoidance
dalam menghasilkan laba (Kurniasih & Sari,
α = Konstanta
2013).
KOA = Komite Audit
SIZE = Ukuran Perusahaan
LEV = Leverage
ROA = Return On Assets
…………...(4) ε = Residual
Ukuran Perusahaan sebagai skala atau
nilai yang dapat mengklasifikasikan suatu Hasil dan Pembahasan
perusahaan kedalam kategori besar atau kecil Berdasarkan kriteria-kriteria
menurut berbagai cara seperti total aktiva pengambilan sampel yang telah ditentukan,
atau total aset perusahaan, nilai pasar saham, diperoleh sampel sejumlah 116 data
rata – rata tingkat penjualan dan jumlah perusahaan. Selanjutnya, dalam uji

301
th
Seminar Nasional dan The 4 Call for Syariah Paper
Peran Profesi Akuntansi ISSN 2460-0784
Dalam Penanggulangan Korupsi
normalitas ditemukan 13 data outlier. regresi tidak terdapat masalah
Sehingga sampel yang digunakan dalam heterokedastisitas.
penelitian ini sejumlah 103 data perusahaan.
Analisis Regresi Linear Berganda
Hasil Pengujian Asumsi Klasik
Model yang digunakan dalam regresi
Uji Normalitas linear berganda bertujuan untuk menguji
pengaruh komite audit, leverage, return on
Uji normalitas data menggunakan One- asset, dan ukuran perusahaan terhadap tax
Sample Kolmogrov-Smirnov Test. Data avoidance.
dikatakan terdistribusi normal jika nilai
probabilitas > 0,05 (Sunjoyo et al., 2013: 65). Tabel 1
Hasil Pengujian Regresi Linear Berganda
Nilai Asymp Sig lebih besar daripada tingkat Coefficientsa
signifikansi (0,200 > 0,05) yang berarti data Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
residual terdistribusi normal dan model
Model B Std. Error Beta t Sig.
regresi layak untuk dipakai dalam penelitian 1 (Constant) -1,851 ,690 -2,684 ,009
ini. LnKOA -,899 ,500 -,172 -1,798 ,075
LnLEV -,022 ,049 -,044 -,450 ,654
LnROA -,112 ,030 -,374 -3,751 ,000
LnSIZE ,243 ,339 ,074 ,716 ,476
Uji Multikolinearitas Uji f 4,072 ,004b
R2 ,144
Adjusted ,108
Uji multikolinearitas dilakukan dengan
R2
melihat nilai tolerance dan VIF. Hasil uji Sumber: Output SPSS, 2017
*KOA : tingkat signifikansi 10%
multikolinearitas data menunjukkan bahwa **ROA : tingkat signifikansi 1%
data tidak terdapat masalah multikolinearitas
karena semua variabel independen memiliki
nilai tolerance > 0,01 dan VIF < 10. Berdasarkan hasil regresi yang
disajikan pada tabel IV.7 maka diperoleh
Uji Autokorelasi
persamaan regresi linear berganda sebagai
Hasil Uji Run Test menunjukkan bahwa berikut:
nilai Asymp Sig lebih besar dari tingkat
CETR = -1,851 - 0,899 KOA - 0,022 LEV -
signifikansi (0,426 > 0,05), sehingga dapat
0,112 ROA + 0,243 SIZE + ε
disimpulkan bahwa model regresi tidak
terdapat masalah autokorelasi. Persamaan regresi diinterpretasikan
sebagai berikut:
Uji heterokedastisitas
Nilai konstanta Cash Effektive Tax
Hasil uji heterokedastisitas
Rate (CETR) sebesar -1,851 yang berarti
menggunakan uji glejser menunjukkan bahwa
apabila semua variabel independen yaitu
nilai Absolut Residual (ABRES) dari semua
komite audit (KOA), leverage (LEV), return
variabel independen memiliki nilai
on assets (ROA), dan ukuran perusahaan
signifikansi > 0,05. Dengan demikian, model
(SIZE) bernilai 0 (nol) atau konstan maka

302
th
Seminar Nasional dan The 4 Call for Syariah Paper
Peran Profesi Akuntansi ISSN 2460-0784
Dalam Penanggulangan Korupsi
nilai CETR akan mengalami penurunan variabel dependen secara parsial. Variabel
sebesar 1,85. Nilai koefisien variabel komite independen dikatakan berpengaruh terhadap
audit (KOA) sebesar -0,0899 yang berarti variabel dependen secara parsial apabila thitung
bahwa setiap perubahan yang terjadi pada > ttabel dengan nilai signifikansi < 0,10
nilai komite audit (KOA) maka nilai CETR (Ghozali, 2011: 98-99). Pengujian regresi
akan mengalami peningkatan sebesar 0,0899. menggunakan pengujian dua sisi (two tailed
Nilai koefisien variabel leverage (LEV) test) dengan α = 10% yang berarti bahwa
sebesar -0,022 yang berarti bahwa setiap tingkat keyakinan sebesar 90%. Nilai pr=α/2
perubahan yang terjadi pada nilai leverage atau 0,10/2= 0,05 dan n-k atau 103-4=99
(LEV) maka nilai CETR akan mengalami maka dapat diketahui hasil uji statistik
peningkatan sebesar 0,022. Nilai koefisien sebagai berikut:
variabel return on asset (ROA) sebesar -
0,112 yang berarti bahwa setiap perubahan Variabel komite audit (KOA) memiliki
yang terjadi pada nilai return on asset (ROA) nilai thitung lebih besar daripada ttabel (-1,798 >
maka nilai CETR akan mengalami 1,66039) dengan nilai signifikansi kurang
penurunan sebesar 0,112. Nilai koefisien dari 0,10 (0,075 < 0,10). Hasil ini
variabel ukuran perusahaan (SIZE) sebesar menunjukkan bahwa variabel komite audit
0,243 yang berarti bahwa setiap perubahan (KOA) berpengaruh signifikan terhadap
yang terjadi pada nilai ukuran perusahaan variabel tax avoidance (CETR).
(SIZE) maka nilai CETR akan mengalami Variabel leverage (LEV) memiliki nilai
penurunan sebesar 0,243 thitung lebih kecil dibanding ttabel (-0,450 <
1,66039) dengan nilai signifikansi lebih dari
Uji statistik F
0,01 (0,654 > 0,01). Hasil ini menunjukkan
Hasil uji F yang disajikan pada tabel bahwa variabel leverage (LEV) tidak
diperoleh nilai Fhitung sebesar 2,46 dengan berpengaruh signifikan terhadap variabel tax
signifikansi 0,011 dengan ketentuan α = 5%, avoidance (CETR).
df1=k-1 atau 5-1 = 4, dan df2=n-k atau 103-4
= 99, Variabel return on asset (ROA)
memiliki nilai thitung lebih besar dibanding
Fhitung lebih besar dibanding Ftabel ttabel (-3,751 > 1,66039) dengan nilai
(4,072 >2,46) dengan nilai signifikansi 0,004 signifikansi kurang dari 0,01 (0,000 < 0,01).
(0,004 < 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa Hasil ini menunjukkan bahwa variabel return
variabel komite audit (KOA), leverage (LEV), on asset (ROA) berpengaruh signifikan
return on asset (ROA), ukuran perusahaan terhadap variabel tax avoidance (CETR).
(SIZE) berpengaruh secara simultan terhadap
tax avoidance (CETR). Variable ukuran perusahaan (SIZE)
memiliki nilai thitung lebih kecil dibanding ttabel
Uji statistik t (0,716 < 1,66039) dengan nilai signifikansi
lebih dari dari 0,01 (0,476 > 0,01). Hasil ini
Uji statistik t dilakukan untuk menguji menunjukkan bahwa variabel ukuran
pengaruh variabel independen terhadap perusahaan (SIZE) tidak berpengaruh

303
th
Seminar Nasional dan The 4 Call for Syariah Paper
Peran Profesi Akuntansi ISSN 2460-0784
Dalam Penanggulangan Korupsi
signifikan terhadap variabel tax avoidance Penelitian ini menerima hipotesis yang
(CETR). telah dikembangkan bahwa komite audit
berpengaruh terhadap aktivitas tax avoidance.
Koefisien Determinasi R2 Hasil penelitian ini mendukung penelitian
Hasil pengujian model regresi sebelumnya yang dilakukan oleh Kurniasih
penelitian yang disajikan dalam table IV.21 dan Sari (2013) dan Swingly dan Sukartha
diperoleh nilai Adjusted R2 sebesar 0,108 atau (2015), Maharani dan Suardana (2014), Dewi
10,8% yang berarti model regresi cukup dan Jati (2014), Cahyono dkk (2015).
baik. Hal ini menunjukkan bahwa variasi
leverage tidak berpengaruh terhadap tax
variabel tax avoidance (CETR) mampu avoidance
dijelaskan oleh variabel komitr audit (KOA),
leverage (LEV), return on assets (ROA), Berdasarkan hasil uji statistik t
ukuran perusahaan (SIZE) sebesar 10,8%. diketahui bahwa leverage (LEV) memiliki
Adapun sisanya sebesar 89,2% dijelaskan nilai thitung lebih kecil dibanding ttabel (-0,450
oleh variasi variabel lain di luar model < 1,66039) dengan nilai signifikansi lebih
penelitian ini. dari 0,01 (0,654 > 0,01). Hasil ini
menunjukkan bahwa leverage tidak
Pembahasan berpengaruh signifikan terhadap tax
Komite audit berpengaruh terhadap tax avoidance.
avoidance Hasil penelitian ini tidak berpengaruh
Berdasarkan hasil uji statistik t yang karena sejalan dengan teori trade off atau
disajikan dalam tabel IV.10 diketahui bahwa teori pertukaran leverage dimana perusahaan
komite audit (KOA) memiliki nilai thitung lebih menukar manfaat pajak dari pendanaan utang
besar dibanding ttabel (-1,798 > 1,66039) dengan masalah yang ditimbulkan dari
dengan nilai signifikansi kurang dari 0,10 potensi kebangkrutan (Brigham & Houston,
(0,075 < 0,10). Hasil ini menunjukkan bahwa 2011: 183). Perusahaan sampel memiliki
komite audit berpengaruh signifikan terhadap utang yang sebagian besar berasal dari
tax avoidance. pinjaman modal kepada pemegang saham
atau pihak yang berelasi, sehingga beban
Banyak sedikitnya jumlah anggota bunga yang ditimbulkan tidak dapat
komite audit memberikan jaminan dapat digunakan sebagai pengurang laba kena pajak
melakukan intervensi dalam peran penentuan perusahaan. Beban bunga yang dapat
kebijakan besaran tarif pajak efektif digunakan sebagai pengurang laba kena pajak
perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa adalah beban bunga yang muncul akibat
perusahaan yang memiliki komite audit akan adanya pinjaman dari pihak ketiga/kreditur
lebih bertanggung jawab dan terbuka dalam yang tidak memiliki hubungan istimewa
menyajikan laporan keuangan karena komite dengan perusahaan, hal ini diatur dalam
audit akan memonitor segala kegiatan yang Undang-Undang No.36 Tahun 2008 pasal 6
berlangsung di dalam perusahaan ayat (1) huruf a dan pasal 18 ayat (1) dan (3).

304
th
Seminar Nasional dan The 4 Call for Syariah Paper
Peran Profesi Akuntansi ISSN 2460-0784
Dalam Penanggulangan Korupsi
Penelitian ini menolak hipotesis yang Hasil penelitian ini mendukung penelitian
telah dikembangkan bahwa leverage sebelumnya yang dilakukan oleh
berpengaruh terhadap tax avoidance. hasil Prakosa(2014), Kurniasih dan Sari (2013),
penelitian ini mendukung penelitian Dermawan dan Sukartha (2014), Maharani
sebelumnya yang dilakukan oleh Kurniasih dan Suardana (2014)
dan Sari (2013); Prakosa (2014); dan
Darmawan dan Sukartha (2014). Ukuran perusahan tidak berpengaruh
terhadap tax avoidance
Return on Asset berpengaruh terhadap tax
Berdasarkan hasil uji statistik t
avoidance
diketahui bahwa ukuran perusahaan (SIZE)
Berdasarkan hasil uji statistik t yang memiliki nilai thitung lebih besar dibanding
disajikan dalam tabel IV.10 diketahui bahwa ttabel (0,716 > 1,66039) dengan nilai
return on asset (ROA) memiliki nilai thitung signifikansi lebih dari 0,01 (0,476 > 0,01).
lebih besar dibanding ttabel ( -3,751 > Hasil ini menunjukkan bahwa ukuran
1,66039) dengan nilai signifikansi kurang perusahaan tidak berpengaruh signifikan
dari 0,01 ( 0,000 < 0,01). Hasil ini terhadap aktivitas tax avoidance. semakin
menunjukkan bahwa return on asset besar perusahaan tidak mempengaruhi CETR
berpengaruh signifikan terhadap aktivitas tax yang dimilikinya, meskipun perusahaan besar
avoidance namun dengan nilai koefisien lebih mampu menggunakan sumber daya
negatif. Hal ini berarti apabila ROA yang dimilikinya untuk membuat suatu
mengalami peningkatan maka aktivitas tax perencanaan pajak yang baik (political power
avoidance mengalami penurunan. theory). Namun perusahaan tidak selalu dapat
menggunakan power yang dimilikinya untuk
ROA merupakan indikator kemampuan melakukan perencanaan pajak karena adanya
perusahaan dalam menghasilkan laba batasan berupa kemungkinan menjadi sorotan
sehingga ROA merupakan faktor penting dan sasaran dari keputusan regulator.
dalam pengenaan pajak penghasilan bagi
perusahaan. Demikian tingginya nilai ROA Penelitian ini menolak hipotesis yang
akan dilakukan perencanaan pajak yang telah dikembangkan bahwa leverage
matang sehingga menghasilkan pajak yang berpengaruh terhadap tax avoidance. hasil
optimal sehingga kecenderungan melakukan penelitian ini mendukung penelitian
aktivitas tax avoidance akan mengalami sebelumnya yang dilakukan oleh Kurniasih
penurunan. Perusahaan yang beroperasi dan Sari (2013); Prakosa (2014); dan
dengan efisiensi tinggi akan mendapatkan tax Darmawan dan Sukartha (2014), Dewi dan
subsidy berupa tarif pajak efektif yang lebih Jati (2014), Swingly dan Sukartha (2015).
rendah dibandingkan dengan perusahaan
yang beroperasi dengan efisiensi rendah Simpulan
(Meilinda & Cahyonowati, 2013). Penelitian Berdasarkan hasil analisis data dan
ini gagal menolak hipotesis yang telah pengujian yang dilakukan dalam penelitian
dikembangkan bahwa return on asset ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
berpengaruh terhadap aktivitas tax avoidance.
305
th
Seminar Nasional dan The 4 Call for Syariah Paper
Peran Profesi Akuntansi ISSN 2460-0784
Dalam Penanggulangan Korupsi
Return on Asset berpengaruh signifkan Saran
terhadap tax avoidance. tingginya nilai ROA Saran yang dapat dikemukakan dalam
akan dilakukan perencanaan pajak yang kaitannya dengan keterbatasan penelitian ini
matang sehingga menghasilkan pajak yang adalah:
optimal sehingga kecenderungan melakukan
aktivitas tax avoidance akan mengalami 1. Penelitian selanjutnya dapat
penurunan. Leverage tidak berpengaruh menambahkan variabel-variabel lain
signifikan terhadap tax avoidance. Teori yang dapat memprediksi adanya
trade off atau teori pertukaran leverage aktivitas tax avoidance seperti
menyatakan bahwa perusahaan menukar kepemilikan, karakter perusahaan, dan
manfaat pajak dari pendanaan utang dengan corporate social responsibility (CSR).
masalah yang ditimbulkan dari potensi 2. Menambah sampel penelitian dengan
kebangkrutan. Komite audit berpengaruh periode yang berbeda.
signifikan terhadap tax avoidance. Banyak
sedikitnya jumlah anggota komite audit Referensi
memberikan jaminan dapat melakukan [1] Budiman, Judi dan Setiyono. 2012.
intervensi dalam peran penentuan kebijakan Pengaruh Karakter Eksekutif Terhadap
besaran tarif pajak efektif perusahaan. Penghindaran Pajak (Tax Avoidance).
Ukuran perusahaan tidak berpengaruh Simposium Nasional Akuntansi XV.
signifikan terhadap tax avoidance. semakin [2] Cahyo, Deddy dyas. Andini, Rita dan
besar perusahaan tidak mempengaruhi CETR Raharjo, Kharis. 2016. Pengarh Komite
yang dimilikinya, meskipun perusahaan Audit, Kepemilikan Institutional,
besar lebih mampu menggunakan sumber Dewan Komisaris, Ukuran Perusahaan
daya yang dimilikinya untuk membuat suatu (SIZE), Laverage (DER), dan
perencanaan pajak yang baik (political Profitabilitas (ROA) Terhadap
power theory). Tindakan Penghindaran Pajak (Tax
Avoidance) pada Perusahaan
Keterbatasan Perbankan yang Listing di BEI Periode
Tahin 2011-2013.
Dalam melaksanakan penelitian ini [3] Chen, shuping, Xia Chen, Qiang
terdapat beberapa keterbatasan yang dialami, Cheng. 2010. Are family firms more
namun diharapkan beberapa keterbatasan ini tax aggressive than non-family
tidak mengurangi tujuan penelitian yang firms?.Journal of Financial Economics
ingin dicapai. Keterbatasan dalam penelitian 95, 41-61
ini antara lain: [4] Darmawan, I Gede H dan Sukartha, I
1. Variabel-variabel yang digunakan untuk Made. 2014. Pengaruh Penerapan
memprediksi pengaruh terhadap tax Corporate Governance, Leverage,
avoidance dalam penelitian ini masih Return on Assets, dan Ukuran
sedikit. Perusahaan pada Penghindaran Pajak.
2. Jumlah sampel dalam penelitian ini E-Journal ISSN 2302-8556 9.1: 143-
sangat sedikit. 161

306
th
Seminar Nasional dan The 4 Call for Syariah Paper
Peran Profesi Akuntansi ISSN 2460-0784
Dalam Penanggulangan Korupsi
[5] Dewi, Ni Nyoman Kristiana dan Jati I Bisnis dan Ekonomi. Edisi ke Empat,
Ketut. 2014. Pengaruh Karakter 2013.
Eksekutif, Karakteristik Perusahaan, [11] KepMen BUMN No. Kep-117/M-
dan Dimensi Tata Kelola Perusahaan MBU/2002 Tentang penerapan praktik
yang Baik pada Tax Avoidance di Bursa Corporate Governance (CG) pada
Efek Indonesia. E-Jurnal Akuntansi BUMN
Universitas Udayana. ISSN 2302-8556, [12] http://www.kemenkeu.go.id/laporan-
6.2 : 249-260 keuangan-pemerintah-pusat diakses
[6] Dyreng, Scott D. Hanlon Michelle dan pada 14 Oktober 2016.
Maydew Edward L. 2010. The Effect of [13] http://pajak.go.id/kompleksitas-
Executives on Corporate Tax kepatuhan-pajak, diakses pada 14
Avoidance. The Accounting Review Oktober 2016
Vol.85 No.4 pp. 1163-1189. [14] Maharani, I Gusti AC & Suardana,
[7] Handayani, Cahyaning Dewi. Aris, M Ketut Ali. 2014. Pengaruh Corporate
Abdul dan Mujiyati. 2015. Pengaruh Governance, Profitabilitas Dan
Return On Assets, Karakter Eksekutif, Karakteristik Eksekutif Pada Tax
dan Dimensi Tata Kelola Perusahaan Avoidance Perusahaan Manufaktur. E-
yang Baik Terhadap Tax Avoidance. Journal ISSN 2302-8556 9.2 : 525-539
Menakar Masa Depan Profesi [15] Prakosa, Kesit Bambang. 2014.
Memasuki MEA 2015 Menuju Era Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan
Crypto Economic. Keluarga dan Corporate Goernance
[8] Hanafi, Umi dan Puji Harto. 2014. Terhadap Penghindaran Pajak di
Analisis Pengaruh Kompensasi Indonesia. Simposium Nasional
Eksekutif, Kepemilikan Saham Akuntansi XVII.
Eksekutif dan Preferensi Risiko [16] Pohan, Chairil Anwar. 2013.
Eksekutif Terhadap Penghindaran Manajemen perpajakan; strategi
Pajak Perusahaan. Diponegoro Journal perencanaan pajak dan bisnis. Jakarta:
of Accounting ISSN (Online): 2337- PT gramedia pustaka utama
3806 Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014. [17] Rusydi, M Khoiru & Martani, Dwi.
[9] Kurniasih, Tommy dan Sari, Maria M 2014. Pengaruh Struktur Kepemilikan
Ratna. 2013. “PengaruhReturn on Terhadap Aggresive Tax
Asset, Leverage, Corporate Avoidance.Simposium Nasional
Governance, Ukuran Perusahaan dan Akuntansi XVII
Kompensasi Rugi Fiskal padaTax [18] Swingly, Calvin & Sukartha, I Made.
Avoidance”. Buletin Studi Ekonomi 2015. Pengaruh Karakter Eksekutif,
ISSN 1410-4628, Volume 18 No. 1, Komite Audit, Ukuran Perusahaan,
Februari 2013 Laverage dan Sales Growth pada Tax
[10] Kuncoro, Mudrajat. 2013. Metode Avoidance.
Kuantitatif: Teori dan Aplikasi untuk

307
th
Seminar Nasional dan The 4 Call for Syariah Paper

Anda mungkin juga menyukai