Anda di halaman 1dari 7

A.

Jenis-Jenis Fraudulent Financial Reporting


Menurut Axamination Manual (2006) dari Association of Certified Fraud Examiner,
fraud (kecurangan) terdiri atas:
1. Kecurangan Laporan (Fraudulent Statement)
Kecurangan Laporan Keuangan (Financial Statement)
Kecurangan laporan keuangan dilakukan dengan menyajikan laporan keuangan
lebih baik dari sebenarnya (over statement) dan lebih buruk dari
sebenarnya (under statement). Laporan keuangan over stated dilakukan dengan
melaporkan aset dan pendapatan lebih besar dari yang sebenarnya. Kecurangan
ini bertujuan :
1. Meningkatkan nilai kekayaan untuk mendapatkan keuntungan melalui
penjualan saham, karena nilainya naik.
2. Untuk mendapatkan sumber pembiayaan atau memperoleh persyaratan yang
lebih menguntungkan, dalam kaitannya untuk kredit perbankan atau kredit
lembaga keuangan lain.
3. Untuk menggambarkan rentabilitas atau perolehan laba yang lebih baik.
4. Untuk menutupi ketidakmampuan dalam menghasilkan uang/kas.
5. Untuk menghilangkan persepsi negatif pasar.
6. Untuk memperoleh penghargaan/bonus karena kinerja perubahan baik.
Kejadian penting yang seharusnya diungkap antara lain:
1. Perusahaan pada tahun buku yang dilaporkan dalam laporan keuangan terlibat
perkara di pengadilan dan apabila nanti kalah terkena kewajiban yang sangat
material.
2. Lokasi usaha (misalnya berupa pabrik) terkena ketentuan tata kota sehingga
pabrik harus dipindah/ditutup.
3. Penilaian aset tidak tepat (inproper asset valuation) yaitu penilaian yang tidak
sesuai prinsip akuntansi yang diterima umum dengan sengaja agar laporan
keuangan tampak lebih baik dari yang sebenarnya.
Pada sisi lain, kecurangan laporan keuangan dilakukan untuk menekan
laba (revenue understatement) dalam rangka menghindari atau memperkecil
pengenaan pajak penghasilan badan yang akan diuraikan pada uraian korupsi
bidang perpajakan.
2. Penyalahgunaan Aset (Asset Misappropriation)
Kecurangan penyalahgunaan aset terdiri atas :
a. Kecurangan Kas
1) Kecurangan Penerimaan Kas (Skimming)
Pencurian terhadap penerimaan kas yang belum dicatat (skimming):
 Pendapatan Negara tidak dilaporkan /dicatat (unrecorded) atau
dilaporkan lebih kecil (understates).
 Piutang dihapus padahal piutang tersebut sebetulnya tidak dihapus
tetapi ditagih dan tidak dilaporkan (write off schemes).
 Pengambilan uang hasil penagihan untuk sementara waktu dengan
menunda pencatatan penerimaannya (lapping schemes).
 Pengambilan penerimaan cek dari pelanggan.
Pencurian yang sudah dicatat dipembukuan (cash lanceny) antara lain:
 Pencurian kas tunai (cash on hand)
 Pencurian kas di Bank (cash in Bank)
 Mencuri kas dengan membuat kesalahan perhitungan atau
kesalahan pembukuan dengan sengaja.
2) Kecurangan Pengeluaran Kas (Fraudulent Disbursement)
Kecurangan penagihan (Billing Schemes), dengan memasukkan
dokumen tagihan atau invoice pengadaan barang, sehingga tagihan lebih
tinggi (mark up) atau tagihan fiktif dengan cara:
 Menciptakan rekanan fiktif melalui perusahaan papan nama (shell
company).
 Melakukan pembayaran ganda atas pembayaran yang lebih tinggi
kemudian diminta kembali secara pribadi kelebihan pembayaran
tersebut (pay and return).
 Meninggikan tagihan dari rekanan (overbilling).
Kecurangan penggantian biaya (expense reimbursement schemes) adalah
kecurangan pengeluaran kas dengan memanipulasi penggantian biaya
antara lain dengan cara:
 Meninggikan biaya (overslated expense) dari yang sebenarnya
dikeluarkan sehingga penggantian biaya yang diterima lebih tinggi,
dari yang benar-benar dikeluarkan.
 Penggantian biaya atas biaya-biaya fiktif (fictitious expense
schemes) antara lain dengan cara membuat kwitansi palsu.
 Kecurangan penggantian biaya berulang-ulang (multiple
reimbursement).
Kecurangan pembayaran gaji/upah (payroll schemes) dengan cara
memalsukan dokumen pendukung pembayaran gaji/upah berupa catatan
waktu kerja atau memalsukan informasi yang ada dalam catatan gaji/upah
serta menciptakan pegawai fiktif.

b. Penyalahgunaan Persediaan dan Aset Lain (Inventory and Other Assets


Misappropriation)
Kecurangan persediaan barang dan aset lainnya terdiri dari
pencurian (lancery) dan penyalahgunaan (misuse). Lancery
scheme dimaksudkan sebagai pengambilan persediaan/barang di gudang
karena penjualan atau pemakaian, untuk perusahaan, tanpa ada upaya untuk
menutupi pengambilan tersebut dalam akuntansi atau catatan gudang.
1) Penjualan Fiktif (Fictitious Sell), dengan cara:
• Kolusi dengan pihak ketiga yang mengambil barang tapi tidak
diproses (tanpa pembayaran).
• Menjual dengan discount tidak wajar.
2) Aset Requisition and Transfer Schemes, dengan cara:
• Pemindahan aset ke lokasi lain dengan dokumen intern resmi, barang
kemudian dicuri.
• Permintaan material untuk proyek jumlah yang diminta di mark-up.
• Menciptakan proyek fiktif untuk mencuri material.
• Memalsukan formulir permintaan barang.
3) Kecurangan Pembelian dan Penerimaan (Purchasing & Receiving
Schemes),dilakukan dengan cara:
 Membeli barang yang tidak diperlukan.
 Pembelian aset kemudian dicuri.
4) Memalsukan Penerimaan Barang (False Inventory Receive Recent)
• Petugas penerima memalsukan catatan penerimaan (dicatat lebih
kecil).
• Memalsukan penjualan dan pengapalannya (false sales & shipment
scheme).
• Dibuat dokumen penjualan palsu, pelaku mengirim ke pembeli fiktif.
• Catatan persediaan dipalsukan agar sama dengan fisiknya
5) Membuat jurnal palsu, untuk menutupi ketekoran persediaan
Debet: harga pokok penjualan
Credit: persediaan

Debet: piutang
Credit: persediaan
6) Menghapus Persediaan (Inventory Write Off)
 Penghapusan persediaan tersebut tidak benar karena hanya untuk
menutupi kekurangan stok.
 Mempercantik penampilan fisik agar tampak barangnya lebih
banyak (physical padding).

3. Korupsi (Corruption)
Secara umum korupsi dapat didefinisikan dengan perbuatan yang merugikan
kepentingan umum/publik atau masyarakat luas untuk kepentingan pribadi atau
kelompok tertentu.
Bentuk korupsi pada suatu perusahaan:
a. Pertentangan Kepentingan (Conflict of Interest)
Bentuk korupsi ini terjadi ketika karyawan atau manjer mempunyai
kepentingan pribadi pada suatu kegiatan atau transaksi bisnis pada organisasi
dimana ia bekerja, kepentingan tersebut berlawanan dengan kepentingan
organisasinya.

contohnya: Manajer suatu perusahaan di bidang pembelian ternyata memiliki


perusahaan yang bertindak sebagai pemasok barang (penjual) pada
perusahaan tempat ia bekerja. Sebagai pegawai perusahaan, ia harus membeli
barang dengan harga murah dan kualitas terjamin, sedangkan selaku pemilik
perusahaan pemasok, ia harus memperoleh keuntungan sebesar-besarnya.
Karena ada kepentingan berlawanan maka pelaku dapat melakukan
kecurangan antara lain:
 Mengarahkan secara terus menerus untuk membeli barang ke
perusahaannya.
 Mengarahkan spesifikasi teknis barang yang akan dibeli.
 Membatasi persaingan dengan mengatur prakualifikasi dan memberikan
informasi penting dan rahasia sehingga meskipun dilakukan tender, akan
dimenangkan oleh perusahaannya.

b. Suap (Bribery)
Suap adalah pemberian, permohonan atau penerimaan atas sesuatu yang
bernilai untuk memengaruhi tindakan seseorang karena pekerjaannya. Sesuatu
yang bernilai tersebut dapan berupa uang, pelunasan hutang, hiburang,
fasilitas, keuntungan bisnis, janji-janji manis, pinjaman, dan sebagainya.
Bentuk suap terdiri dari :
 Komisi (Kick Back), terjadi karena da penerimaan atau pemberian sesuatu
untuk memengaruhi keputusan bisnis. Pada kasus ini terjadi kolusi antara
pegawai dengan rekanan (misalnya pada saat pembelian) kolusi tersebut
bisa dalam bentuk pembuatan faktur palsu, melakukan pembelian fiktif,
atau membuat faktur yang di mark up (digelembungkan).
 Kecurangan untuk memenangkan lelang (Bid Rigging), dilakukan
untuk memenangkan salah satu penawar dari beberapa penawaran yang
ikut lelang. Bila kecurangan tersebut berhasil, penawar yang menang
memberi sesuatu yang bernilai kepada panitia lelang. Dlam hal ini semua
peminat diberi kesempatan ikut memasukkan penawaran. Dibalik itu ada
kolusi atau persekongkolan antara penawar tertentu dengan panitia lelang.
Cara berkolusi antara lain dengan memberi spesifikasi teknis dan
informasi penting lain yang bersifat rahasia kepada rekanan yang
berkolusi.
 Pemberian Tidak Sah (Illegal Grativities)
Pemberian tidak sah adalah pemberian sesuatu yang bernilai kepada
seseorang karena keputusan yang diambil oleh seseorang. Keputusan itu
berdampak memberi keuntungan kepada pemberi sesuatu yang bernilai
tersebut.
 Pemerasan Ekonomi (Economic Ecortion)
Pada bentuk korupsi ini, karyawan minta pembayaran dari rekanan
(vendor) atau keputusan yang diambil yang menguntungkan rekanan
(vendor) tersebut. Caranya dengan jalan menakut-nakuti, dengan ancaman
atau bujukan.
4. Kecurangan yang berkaitan dengan komputer (Computer Fraud)
Menurut Stanford Research International yang diungkap oleh G. Jack Balogna
dalam bukunya Fornsic Accounting diungkap mulai tahun 1958, kejahatan
waktu itu dikelompokkan dalam :
 Perusakan komputer
 Pencurian informasi dan harta kekayaan
 Kecurangan keuangan atau pencurian kas
 Penggunaan atau penjualan jasa komputer secara tidak sah
Terjadi perkembangan kejahatan pad bidang komputer, contohnya :
 Menambah, menghilangkan, atau mengubah masukan atau memasukkan
data palsu.
 Salah memposting atau memposting sebagian transaksi saja.
 Memproduksi keluaran palsu, menahan, menghancurkan, atau mencuri
keluaran.
 Merusak program misalnya mengambil uang dari banyak rekening
dalam jumlah kecil.
 Mengubah dna menghilangkan master file.
 Mengabaikan pengendalian intern untuk memperoleh akses informasi
rahasia.
 Melakukan sabotase
 Mencuri waktu penggunaan komputer.
 Melakukan pengamatan elektronik dari data pada saat dikirim.

Anda mungkin juga menyukai