ER OUT
Download: syaifMUQADIMAH
Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan bertemunya Matahari dan Bulan
sebagai tanda berakhirnya Bulan Qomariyyah. Dan sebagai waktu ibadah bila telah
melihat Hilal (Bulan sabit) dalam perintah syariat.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah pada junjungan Nabi Besar kita
Muhammad Saw. yang telah mengatakan: “Belajarlah kalian semua pada Ilmu Nuzum
(Ilmu Perbintangan) sekedar kalian mengetahui petunjuk dalam kegelapan daratan dan
di lautan.” Dan semoga sholawat serta salam juga terlimpah pada keluarganya, dan
sahabat-sahabatnya yang laksana Bintang-bintangnya petunjuk dan lampu-lampu yang
bersinar terang.
Buku yang kecil dan bagus ini memuat tentang bagaimana tata cara untuk
mengetahui Ijtima disetiap akhir bulan dari Bulan-bulan Qomariyyah, mengetahui
tempatnya Matahari dan Bulan di rasi bintang, pada waktu ijtima, dan cara mengetahui
keadaan hilal setelah keduanya terpisah baik arah, tinggi dan lamanya hilal di kaki
Langit (horizon) setelah Matahari terbenam, juga besarnya cahaya dan tempatnya hilal
pada malam setelah ijtima.
Kesemua itu menurut tabel-tabelnya Sulton Ulugh Bek As Samar Qondy yang
telah diambil intisarinya oleh orang tuaku Imam Abdul Hamid bin Muhammad Dumairy
al Batawie Rahimakumullah, dari catatan-catatan gurunya Syekh Abdurrohman bin
Ahmad Al Misry.
Bab I
Istilah Alamat, Hissoh, Hoosoh, Markaz, dan Auj Dalam Ilmu Hisab
Jika Anda ingin mengetahui semua ini, maka ketahuilah bahwa ijtima adalah
sebutan dari adanya matahari dan bulan dalam satu tempat (sejajar) di Ekliptika.
Apabila matahari saat ijtima di buruj Haml, maka bulan juga di buruj Hamil. Dan bila
matahari di buruj Tsur, maka bulan juga di buruj Tsur dan seterusnya dalam buruj-
buruj yang jumlahnya 12. Hal seperti ini tak akan pernah terjadi kecuali pada akhir-
akhir Bulan Komariyyah yang disebut dengan “Muhaq”. Dan kejadian itu disebabkan
karena bulan berjalannya sangat cepat yang hanya membutuhkan waktu satu bulan
saja untuk dapat menempuh falaknya (lintas orbit), sedangkan matahari memerlukan
waktu satu tahun lamanya untuk bisa menempuh falaknya
Cahaya bulan disebabkan oleh cahaya matahari jika bulan mendekati matahari,
setelah pertengahan bulan cahayanya makin berkurang sedikit demi sedikit sampai
bertemu lagi diakhir bulan, dan akhirnya bulan pun tidak kelihatan sama sekali, karena
setengahnya yang bersinar menghadap ke matahari dan setengahnya lagi yang bersinar
menghadap ke bumi.
Tatkala bulan menjauh dari matahari, maka akan kelihatan cahayanya yang
disebut dengan hilal atau bulan sabit. Semakin menjauh dari matahari akan semakin
bertambah cahayanya dan menjadi sempurna yang dinamankan bulan purnama yang
2mana pada saat itu bulan dan matahari saling berhadapan, dan bulan tersebut akan
kembali seperti semula setiap bulan.
Jika anda telah memahami yang seperti itu, kemudian ingin mengetahui lebih
jauh lagi tentang masalah kapan bertemunya bulan dan matahari disetiap akhir bulan?
Maka carilah bilangan atau harokat yang sesuai dengan jenisnya masing-masing,
dimulai dari Alamat, Hissoh, Hoosoh, Markaz, dan Auj untuk tahun yang dikehendaki
Kemudian susunlah angka-angka tersebut dan tempatkan pada tiap jenisnya.
alamat harus dengan alamat, hissoh dengan hissoh, hoosoh dengan hoosoh, markaz
dengan markaz, dan auj dengan auj, lalu jumlahkan kesemuanya menurut kesatuanya
masing-masing. Menit dengan menit, derajat dengan derajat, buruj dengan buruj, jam
dengan jam, dan hari dengan hari.
Berikut nama-nama dari jenis harokat dan artiannya
*Alamat adalah sebutan dari bertemunya matahari dan bulan pada saat
akan berakhir dari bulan sebelumnya dan merupakan awal dari bulan
yang akan datang, sebagai batas pemisah antara keduanya.
*Hissoh adalah kemiringan ardul qomar atau miringnya bulan pada
orbitnya dari buruj digaris katulistiwa.
*Hoosoh adalah kedudukan bulan pada orbitnya.
* Markaz adalah kedudukan matahari pada orbitnya.
*Auj adalah nama lain dari Aphelium yang menjadi lawannya Pirihelium,
atau boleh juga dikatakan titik jauhnya matahari dari bumi di orbitnya
kira-kira jaraknya 152,5 juta km.
Sedangkan Perihelium itu sendiri adalah jarak terdekatnya matahari dari bumi
menurut hitungan Astronomi adalah 147,5 juta km. Perlu diketahui bahwa Alamat itu
berisi; hari, jam, dan menit atau yaum, saah, dan daqiqoh. Sedangkan kolom-kolom
yang lain seperti Hissoh, Hoosoh, Markaz dan Auj isinya adalah; Buruj, Derajat dan
Daqigoh
Perlu diingat pula jumlah hari tidak boleh lebih 7, jam tidak melebihi 24, buruj
tidak melebihi 12, derajat tidak melebihi 30 dan jumlahnya daqigoh tidak pula melebihi
60.
Jika dalam penjumlahan menit telah mencapai 60, maka jadikan satu dan
tambahkan pada derajat atau Saah bila pada alamat. Bila pada derajat telah mencapai
30, jadikanlah 1 buruj atau gabungkan pada buruj, jika pada buruj telah mencapai 12,
maka tetapkan atau tulislah nol (titik satu) atau jika buruj telah melebihi jumlahnya
misal 13, maka buanglah 12 dan tetapkan sisanya. Jika penjumlahan jam (saah) telah
mencapai 24, jadikan 1 hari dan tambahkan pada jumlah hari sebelumnya (gabungkan
pada kolom yaum) dan bila jumlah hari telah melebihi 7, maka buanglah 7 dan tetapkan
sisanya.
Apabila semuanya telah dipraktekkan sesual dengan tuntunan diatas, maka
setidaknya anda telah sedikit mengetahui pergerakan matahari dan bulan walau belum
sempurna dalam artian masih diperlukan pengoreksian lebih lanjut untuk mengetahui
lebih sempurna.Ketahuilah bahwa seluruh harokat (angka) yang ada pada tahun Majmuah
(tabel 1) selalu bertambah tiap tahun dari tahun Mabsutoh, setiap baris dalam tahun
majmuah untuk sepuluh tahun sekali, bila tahun majmuahnya sesuai dengan yang
diharapkan misal 1420, 1430, 1440, 1450, maka tidak perlu ada penambahan
harokatnya tahun mabsutoh, tapi jika menghendaki tahun yang tidak ada dalam contoh
yang disebutkan, sementara anda ingin mengetahui tahun 1431 atau 1432, tinggal
ditambahkan saja harokatnya tahun majmuah 1420 dengan harokatnya tahun
mabsutoh tahun 1 atau tahun 2, atau anda menginginkan harokatnya Tahun 1628 H,
sama seperti penambahan di atas Tahun atas Tahun Majmuah 1420 + Tahun Mabsutoh
200 dan 8 (1420 + 200 + 8 = 1628) dan hal ini akan terus berlaku pada setiap
penjumlahan yang bukan tahun majmuah.
Harokat ditahun mabsutoh (tabel 2) juga akan selalu bertambah pada yang lain
jika dikalikan 2 harokat pertama, maka akan menghasilkan jumlahnya harokat yang
kedua. Jika harokat baris pertama ditambahkan pada harokat baris kedua, hasilnya
harokat baris ketiga. Lakukanlah langkah seperti ini jika memang menemui kesulitan
atau ragu-ragu dalam penjumlahan, karena langkah seperti ini akan sangat membantu
dan terus berlaku selamanya. Dan cara menjumlahkan harokat dalam tahun, baik
majmu’ah atau mabsutoh sama pula didalam jadwal bulan. Harokat Bulan Shofar
dikalikan 2 atau harokat Shofar ditambah harokat Shofar akan menghasilkan harokat
Bulan Rabi’ul Awal, dan harokat Bulan Shofar jika ditambahkan pada harokatnya Bulan
Rabi‘ul Awal akan menghasilkan harokatnya Bulan Rabi‘ul Tsani. Untuk Bulan Muharom
yang tidak ada nilainya (di atas Bulan Shofar) diperuntukkan mengetahui Ijtima dan
gerhana matahari, sedangkan Bulan Muharom yang ada nilainya (paling bawah) khusus
untuk mengetahui Istiqbal (lima belas hari ke depan) atau gerhana bulan (lihat tabel 3).
Para ahli Astronomi mencatat pergerakan matahari dan bulan dalam jadwal
ditulis dengan huruf abjad tanpa titik sebagai “rumusnya” kecuali huruf Nun, hal ini
gunanya untuk membedakan dengan huruf Ba, dan menulis huruf Jim hanya kepalanya
saja supaya berbeda dengan huruf Ha. Para ahli Astronomi membuat rumus untuk Nol
atau kosong dengan titik satu, dan huruf Ha yang bawahnya dilingkari () untuk
semacam ini biasanya untuk bilangan yang kurang dari 90. Bila melebihi 90 maka
biasanya ditulis langsung sesuai dengan ketentuan huruf sebagai mana mestinya
Umumnya para ahli Astronomi menentukan rumus-rumus untuk hari menurut
urutan hari (Tabel 9), misal; Alif, Ba, Jim, Dal, Ha, Wau, dan Za masing-masing untuk
Ahad (minggu) Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum’at dan Sabtu, terkadang untuk hari
sabtu hanya ditulis titik saja sebagai ganti dari huruf Za.
Begitu juga dengan buruj yang jumlahnya 12. Nol atau titik untuk Haml, 1
Tsur, 2 Jauza, 3 Saroton, 4 Asad, 5 Sumbulah, 6 Mizan, 7 Agrob, 8 Qous, 9 Jadyu, 10
Dalwu, 11 Hut dan bila telah mencapai 12 maka akan kembali ke nol atau titik satu
untuk Ham.