Laporan Magang
Laporan Magang
PENDAHULUAN
b. Limbah gas dan partikel adalah limbah yang banyak dibuang ke udara. Gas/asap, partikulat,
dan debu yang dikeluarkan oleh pabrik keudara akan dibawa angin sehingga akan memperluas
jangkauan pemaparan nya. Partikel adalah butiran halus yang mungkin masih terlihat oleh mata
telanjang, seperti uap air, debu, asap, dan kabut (Kristanto,2004).
c. Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur, dan bubur yang
berasal dari sisa proses pengolahan. Limbah ini dapat dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu
limbah padat yang dapat di daur ulang (misalnya palstik, tekstil, potongan logam) dan limbah
padat yang tidak memiliki nilai ekonomis (Kristanto, 2004).
Logam juga dapat menyebabkan timbulnya bahaya pada mahluk hidup. Hal ini terjadi jika
sejumlah logam mencemari lingkungan. Logam-logam tertentu sangat berbahaya jika
ditemukan dalam konsentrasi tinggi pada lingkungan, karena logam tersebut mempunyai sifat
yang dapat merusak jaringan tubuh mahluk hidup(Darmono,1995).
2.1.3.2 Berdasarkan Sumber Pencemar
Penggolongan limbah berdasarkan sumber pencemar dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu:
a. Sumber domestik (Rumah Tangga)
Limbah domestik adalah semua limbah yang berasal dari kamar mandi, WC, dapur, tempat cuci
pakaian, apotik, rumah sakit, dari perkampungan, kota, pasar, jalan, terminal dan sebagainya.
b. Sumber non-domestik
Limbah non-domestik sangat bervariasi, diantaranya berasal dari pabrik, pertanian, peternakan,
perikanan, transportasi, dan sumber-sumber lainnya (Kristanto,2004) Air limbah non-domestik
atau lebih dikenal dengan air limbah industri, volume dan kualitasnya sangat bervariasi
tergantung pada jenis kegiatan yang menghasilkan limbah tersebut.
Ada empat karakteristik air limbah terkait dengan sifat-sifat air limbah tersebut dalam proses
pengolahannya, yaitu,
(a) air limbah yang biodegradabel sempurna (completely biodegradabel),
(b) air limbah biodegradabel,
(c) air limbah non-biodegradabel,
(d) airlimbah unbiodegradabel.
Indikasi karakteristik air limbah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Biodegradabel sempurna, BOD/COD > 75%
2. Biodegradabel, BOD/COD > 50%
3. Non-biodegradabel, BOD/COD < 50%
4. Un-biodegradabel, BOD/COD < 25%
Rumah sakit merupakan instansi pelayanan kesehatan yang memiliki kegiatan pokok
dalam pelayanan preventif, kuratif, rehabilitasi, dan promosi. Kegiatan tersebut akan
menimbulkan dampak positif maupun negatif bagi masyarakat dan lingkungan. Dampak positif
rumah sakit di antaranya adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, sedangkan
dampak negatifnya di antaranya adalah rumah sakit menghasilkan limbah yang berbahaya.
Sebagai unit pelayanan masyarakat, maka Rumah Sakit dalam melakukan aktivitasnya tidak
terlepas dari permasalahan limbah cair rumah sakit. Sesuai dengan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup No 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah terdapat beberapa
parameter air limbah rumah sakit diantaranya parameter fisika yang meliputi suhu, zat padat
terlarut, zat padat tersuspensi, parameter kimia yang meliputi pH, BOD, COD, TSS, ammonia
nitrogen, minyak dan lemak, dan parameter biologi yang meliputi total coliform.
Air limbah yang berasal dari rumah sakit merupakan salah satu sumber pencemaran air yang
sangat potensial. Hal ini disebabkan karena air limbah rumah sakit mengandung senyawa
organik yang cukup tinggi, mengandung senyawa-senyawa kimia yang berbahaya serta
mengandung mikroorganisme pathogen yang dapat menyebabkan penyakit.
.
BAB III
3.1 Kerangka Konsep
Input-proses-output
Informan kunci
utama
pendukung
3.5 Triangulasi
Metode
Sumber
DAFTAR PUSTAKA
Chandra, Budiman. Pengantar Kesehatan Lingkungan. (Jakarta : EGC. 2006)
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan.
Undang–undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010 tentang
Klasifikasi Rumah Sakit.
Pedoman Teknis Instalasi Pengolahan Air Limbah dengan Sistem Biofilter Anaerob-aerob pada
Fasilitas Pelayanan Kesehatan. (Jakarta : Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana
Kesehatan. 2011)
Setyono,Restu.dkk.Efektifitas Pengunaan Karbon Aktif dan Karang Jahe Sebagai Filtrasi Untuk
Menurunkan Kadar Amoniak Limbah Cair Rumah Sakit Semen Gresik. Journal Kesehatan
Masyarakat Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346)
Ulliaji, Arivia.dkk. Efektifitas Variasi Dosis Kaporit Dalam Menurunkan Kadar Amoniak Limbah
Cair Rumah Sakit Roemani Semarang. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4,
Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)