Anda di halaman 1dari 1

ABORSI YANG TIDAK AMAN (UNSAFE ABORTION)

Pada tahun 2003 mendefinisikan sebagai penghentian kehamilan sebelum janin mampu hidup di luar rahim.
Sedangkan menurut Berkow dan Tallbott (1977) aborsi adalah keluarnya janin ketika beratnya masih kurang
dari 500 gram atau usia kehamilan kurang dari 20 minggu.

Kejadian aborsi pada perempuan berkisar antara 750.000 sampai 2 juta pertahunnya (Hull,1993). Berdasarkan
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 1995) angka kejadian aborsi tidak aman mencapai 11,1 %. Aborsi tidak
aman 30 % ikut berkontribusi dalam menunjang Angka Kematian Ibu, yaitu sati dari Sembilan ibu yang
melakukan aborsi tidak aman akan meninggal dunia. Beberapa factor penyebab seorang perempuan
melakukan aborsi adalah factor psikososial (57,5%) yaitu hasil melakukan hubungan seksual diluar nikah,
perkosaan, dan kemiskinan, serta factor gagal dalam program Keluarga Berencana (36,4 %).

Jumlah klien yang mencari pelayanan aborsi 1.434 orang. Presentasi klien yang mencari [elayanan aborsi
setelah melakukan tindakan aborsi sebelumnya sebesar 67,2%. Sedangkan klien yang mempunyai pengalaman
aborsi sebelumnya (repeated abortion) sebesar 20,5% (YKKP, 2004)

BAYI BERAT LAHIR RENDAH

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau low birth weight (LBW) adalah bayi lahir dengan berat badan 1500 gram
sampai kurang dari 2500 gram. Paling sedikit 17 juta BBLR lahir setiap tahunnya. Masalah BBLR merupakan
masalah utama di Negara berkembang termasuk Indonesia. BBLR merupakan penyebab terjadinya
peningkatan angaka mortalitas (kematian) dan morbiditas (kesakitan) pada bayi. Penyebab utama BBLR adalah
prematuritas.

Berdasarka data dari The Fifty Sixth Session of Regional Committee, WHO South-East Asia,pada tahun 2003,
kematian bayi terjadi pada usia nneonatus dengan penyebab infeksi 33%, asfiksia atau trauma 28%, BBLR 24%,
kelainan bawaan 10%, dan lain-lain 5%. Resiko kematian BBLR 4x lebih besar dibandingkan bayi lahir dengan
berat badan lebih dari 2500 gram. Mengingat besarnya resiko yang disebabkan karena BBLR, salah satu upaya
yang bisa dilakukan oleh bidan di masyarakat adalah melakukan kunjungan rumah untuk memantau keadaan
bayi dan menggalakan pemberian ASI.

INFEKSI PADA NEONATUS

Infeksi pada neonatus lebih sering ditemukan pada BBLR. Infeksi lebih sering ditemukan pada bayi yang lahir di
rumah sakit dibandingkan dengan bayi yang lahir di luar rumah sakit. Dalam hal ini tidak termasuk bayi yang
lahir di luar rumah sakit dengan cara septic. Bayi baru lahir mendapat imunitas transplasental terhadap kuman
yang berasal dari ibunya. Sesudah lahir, bayi terpapar pada kuman yang berasal bukan saja dari ibunmnya
tetapi juga berasal dari ibu lain.

Pathogenesis

Infeksi neonatus dapat melalui beberapa cara, diantaranya yaitu:

Infeksi antenatal : kuman mencapai janin melalui sirkulasi

Anda mungkin juga menyukai