Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Diare merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran

pencernaan yang dapat disebabkan oleh beberapa organisme seperti

bakteri, virus dan parasit. Beberapa organisme tersebut biasanya

menginfeksi saluran pencernaan manusia melalui makanan dan minuman

yang telah tercemar oleh organisme tersebut (food borne disease).

(Kementrian Kesehatan RI,2011).

Diare mengakibatkan kehilangan sejumlah besar air dan elektrolit,

terutama natrium dan kalium, dan seringkali dikomplikasi oleh asidosis

sistemik berat. (Arvin,1996)

Kehilangan cairan dan garam dalam tubuh yang lebih besar dari

normal menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi timbul bila pengeluaran cairan

dan garam lebih besar daripada masukan. Lebih banyak tinja cair

dikeluarkan, lebih banyak cairan dan garam yang hilang. Dehidrasi dapat

diperburuk oleh muntah, yang sering menyertai diare. (Nurmasarim,

2010).

Gangguan keseimbangan cairan pada diare adalah kehilangan

cairan secara aktif dari saluran intestinal. Bila banyak kehilangan cairan

dan elektrolit, maka gejala dehidrasi akan nampak yang ditunjukkan

dengan

1
2

tanda-tanda berat badan menurun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-

ubun menjadi cekung pada bayi, bibir tampak kering. (Mubarak,2007).

Sedangkan fungsi cairan tubuh antara lain sebagai sarana untuk

mengangkut zat-zat makanan ke sel-sel, membantu dalam metabolisme

sel, sebagai pelarut elektrolit dan non elektrolit, membantu memelihara

suhu tubuh, membantu pencernaan, mempermudah eliminasi. (Wahid,

2016).

Diare menjadi penyebab kematian pada anak-anak tahun 2015

sebanyak 9% dari semua kematian anak balita di seluruh dunia. Hal ini

menunjukkan bahwa lebih dari 1.400 anak-anak meninggal setiap hari,

atau sekitar 526.000 anak pertahun. (Ariani, 2016).

Proporsi kejadian diare di Jawa Tengah tahun 2016 sebesar 68,9%

tersebut meningkat dibandingkan tahun 2015 yaitu 67,7%. Berdasarkan

gender, kasus diare lebih banyak terjadi pada anak perempuan dikarenakan

anak perempuan lebih banyak berhubungan dengan factor resiko diare.

yang penularannya melalui vekal oral, terutama berhubungan dengan

sarana air bersih, cara penyajian makanan dan PHBS. (Profil Kesehatan

Jawa Tengah, 2016).

Perawatan diare dengan gangguan keseimbangan cairan dan

elektrolit dapat dilakukan sesuai dengan fungsi perawat, yaitu Independen

(secara mandiri), dependent (pelimpahan tugas oleh perawat lain), dan

Interdependent (secara kolaborasi). Perawat dapat melakukan asuhan

mandiri dengan cara memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit seperti


3

pemasangan infus dan rehidrasi oral. Fungsi dependent perawat dapat

melaksanakan pelimpahan tugas dari perawat lain untuk perawatan diare.

Sedangkan untuk fungsi kolaborasi perawat dapat berkolaborasi dengan

dokter dalam pemberian cairan,dietetic dan obat-obatan.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan, dalam pemberian asuhan

keperawatan pada anak diare dengan gangguan keseimbangan cairan dan

elektrolit, perawat hanya melakukan tindakan pemberian cairan infus dan

obat sesuai resep dokter. Perawat belum optimal dalam melakukan asuhan

secara mandiri, yaitu tidak memberikan rehidrasi oral atau cairan

tambahan berupa larutan oralit. Fungsi oralit yang utama adalah menjaga

keseimbangan jumlah cairan dan mineral dalam tubuh. Dengan mengganti

cairan tubuh tersebut, terjadinya dehidrasi dapat dihindarkan.

Dari uraian latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengambil

karya tulis ilimiah dengan judul asuhan keperawatan pada anak diare

dengan fokus studi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.

B. Batasan Masalah

Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada Asuhan Keperawatan

pada Anak dengan Diare dengan masalah keperawatan gangguan

keseimbangan cairan dan elektrolit.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, bagaimanakah asuhan keperawatan

pada anak diare dengan fokus studi gangguan keseimbangan cairan dan

elektrolit?
4

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penulis mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien diare

dengan fokus studi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dengan

pendekatan proses keperawatan.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu mengkaji pasien diare dengan gangguan

keseimbangan cairan dan elektrolit.

b. Penulis mampu merumuskan masalah keperawatan yang

ditemukan pada pasien diare dengan fokus studi gangguan

keseimbangan cairan dan elektrolit.

c. Penulis mampu merencanakan tindakan pada pasien diare.

d. Penulis mampu memberikan tindakan keperawatan pada pasien

diare.

e. Penulis mampu mengevaluasi pada pasien diare.

f. Penulis mampu menganalisa respon 2 pasien dengan diare setelah

diberi pengelolaan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.


5

E. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Proposal Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

perkembangan ilmu keperawatan khususnya pada Asuhan

Keperawatan yang diberikan pada pasien yang mengalami penyakit

diare terutama pada pengelolaan kekurangan cairan dan elektrolit.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Perawat

Menambah pengetahuan dan menerapkan teori didapati tentang

Asuhan Keperawatan pada pasien dengan gangguan keseimbangan

cairan dan elektrolit.

b. Bagi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan dan evaluasi yang diperlukan dalam

pelaksanaan praktik pelayanan keperawatan khususnya pada pasien

gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit pada diare.

c. Bagi Institusi Pendidikan

Penulis berharap bahwa karya tulis ini dapat memberikan manfaat

dan menambah pengetahuan atau bahan bacaan bagi mahasiswa

Poltekkes Kemenkes Semarang terutama jurusan keperawatan

blora.

Anda mungkin juga menyukai