Anda di halaman 1dari 17

TRAINING MANUAL

BASIC AVIATION SECURITY

BAB 14

PEMERIKSAAN ORANG (PENUMPANG DAN BUKAN PENUMPANG)

Durasi : 6 Jam Teori dan 12 Jam Praktek

Tingkat Pemahaman : Pemahaman dan Keterampilan

Metode Pengajaran : Ceramah, Diskusi dan Simulasi

Pelaratan Pendukung : Multimedia Player, Wireless Presenter, Buku Pedoman Pendidikan

Dan Pelatihan Junior Avsec, HHMD, WTMD

A. Dasar Hukum
1. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4956);

2. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 25 Tahun 2005 tentang Pemberlakuan


Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-7066-2005 mengenai Pemeriksaan Penumpang
dan Barang yang Diangkut Pesawat Udara di Bandar Udara sebagai Standar Wajib;

3. Peraturan Menteri Nomor 80 Tahun 2017 tentang Program Keamanan Penerbangan


Nasional;

4. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/2765/XII/2010


tentang tata cara pemeriksaan keamanan penumpang, personel pesawat udara dan
barang bawaan yang diangkut dengan pesawat udara dan orang perseorangan;

B. Definisi
1. Keamanan Penerbangan adalah suatu keadaan yang memerikan perlindungan
kepada penerbangan dari tindakan melawan hukum melalui keterpaduan
pemanfaatan sumber daya manusia, fasilitas dan prosedur.

2. Pemeriksaan Keamanan (Security Screening) adalah penerapan suatu teknik atau


cara lain untuk mengenali atau mendeteksi senjata, bahan peledak dan/atau alat-
alat berbahaya lainnya, dan barang berhaya yang dapat digunakan untuk
melakukan tindakan melawan hukum

14.1
TRAINING MANUAL
BASIC AVIATION SECURITY

3. Tempat Pemeriksaan Keamanan (Security check point/SCP) adalah tempat


pemeriksaan keamanan bagi penumpang, orang, personel pesawat udara dan
barang yang akan masuk ke daerah kemanan terbatas dan/atau ruang tunggu
digedung terminal bandar udara.

4. Jalur Pemeriksaan adalah jalur antrian pemeriksaan keamanan untuk penumpang,


personel pesawat udara dan barang bawaan yang diangkut dengan pesawat udara
dan orang perseorangan pada tempat pemeriksaan keamanan(Security Check
Point/SCP) sebelum masuk ke daerah keamanan terbatas dan/atau ruang tunggu di
gedung terminal bandar udara.

5. Daerah Publik (Public Area) adalah daerah daerah pada bandar udara yang
terbuka untuk umum/public.

6. Daerah Keamanan Terbatas (Security Rectricted Area) adalah daerah-daerah


tertentu di dalam bandar udara maupun diluar bandar udara yang diindetifikasi
sebagai daerah beresiko tinggi untuk digunakan kepentingan penerbangan,
penyelenggara bandar udara, dan kepentingan lain dimana daerah tersebut
dilakukan pengawasan dan untuk masuk dilakukan pemeriksaan keamanan.

7. Daerah Terbatas ( Restricted Area) adalah daerah tertentu di bandar udara dimana
penumpang dan/atau non penumpang memiliki akses masuk dengan persyaratan
tertentu.

8. Daerah Steril (Sterile Area) adalah daerah tertentu didalam Daerah Keamanan
Terbatas yang merupakan daerah pergerakan penumpang sejak dari tempat
pemeriksaan keamanan terakhir sampai dengan masuk pesawat udara dimana di
daerah tersebut selalu dilakukan pengendalian dan pengawasan.

9. Tindakan Melawan Hukum (Acts of Unlawful Interference) adalah tindakan-


tindakan atau percobaan yang membahayakan keselamatan penerbangan dan
angkutan udara, Berupa :

a. Menguasai pesawat udara secara melawan hukum;


b. Melakukan pengrusakan/penghancuran pesawat udara di darah(in service);
c. Menyandera orang didalam pesawat udara atau di bandar udara;
d. Masuk kedalam pesawat udara, bandar udara atau tempat – tempat
aeronautika secara paksa;

14.2
TRAINING MANUAL
BASIC AVIATION SECURITY

e. Membawa senjata, peralatan berbahaya, atau bahan-bahan yang dapat


digunakan untuk tindakan melawan hukum secara tidak sah;
f. Menggunakan pesawat udara di darah(in service) untuk tindakan yang
menyebabkan mati, cederannya seseorang, rusaknya harta benda atau
lingkungan sekitar; dan
g. Memberikan informasi palsu yang membahayakan keselamatan pesawat udara
dalam penerbangan maupun di udara, penumpang, awak pesawat udara,
personel darat atau masyarakat umum pada bandar udara atau tempat-tempat
fasilitas penerbangan lainnya.

C. Ketentuan Umum
1. Personel keamanan bandar udara harus memastikan penumpang, personel pesawat
udara dari barang bawaan dan orang perseorangan yang memasuki daerah keamanan
terbatas dan/atau ruang tunggu tidak membawa barang dilarang (prohibited items)
yang dapat digunakan untuk melakukan tindakan melawan hukum dalam
penerbangan;

2. Pemeriksaan keamanan tersebut dilakukan di tempat pemeriksaan keamanan (Security


Check Point/SCP);

3. Personel keamanan bandar udara wajib menolah setiap penumpang, personel pesawat
udara dan orang perseoragan serta barang bawaan untuk memasuki daerah keamanan
terbatas dan/atau ruang tunggu, apabila tidak memiliki izin masuk dan/atau menolak
untuk diperiksa;

4. Jalur pemeriksaan sebagaimana dimasuk pada ayat(2), yang menggunakan peralatan


keamanan penerbangan harus mempunya peralatan keamanan paling sedikit meliputi:

a. Mesin x-ray bagasi tercatat;


b. Gawang detector logam (Walk Through Metal Detector/WTMD)
c. Detektor logam genggam (Hand Held Metal Detector/HHMD)

5. Penempatan peralatan keamanan penerbangan ditempat pemeriksaan keamanan


pertamana (Security Check Point/SCP-1) pada bandar udara sebagai berikut :
a. Gawang detector logam (Walk Through Metal Detector/WTMD) ditempatkan
disebelah mesin x-ray bagasi tercatat
b. Jarak antara gawang detector logam (Walk Through Metal Detector/WTMD) dan
mesin x-ray bagasi tercatat minimal 50(lima puluh) cm;

14.3
TRAINING MANUAL
BASIC AVIATION SECURITY

c. Apabila terdapat lebih dari satu jalur pemeriksaan, maka jarak antara dua gawang
detector logam (Walk Through Metal Detector/WTMD) minimal 60 (enam puluh)
cm;
d. Exit belt termasuk roller pada mesin x-ray bagasi tercatat memiliki panjang
minimal 250 (dua ratus lima puluh) cm. pada sisi belt dimana penumpang atau
personel lewat, dipasang Plexiglas;
e. Plexiglas dipasang minimal sepanjang exit belt dan setinggi tunnel mesin x-ray
bagasi tercatat;
f. Setelah mesin x-ray bagasi tercatat, ditempatkan meja sebagai tempat
pemeriksaan bagasi yang mencurigakan;
g. Jarak antara mesin x-ray bagasi kabin dan gawang detector logam (Walk Through
Metal Detector/WTMD), dan jarak antara 2 (dua) gawang detector logam (Walk
Through Metal Detector/WTMD) yang berdampingan diberi sekat pembatas;
h. Model sekat pembatas dibuat bukan sebagai tempat untuk meletakkan barang
bawaan;

6. Setiap tempat pemeriksaan keamanan kedua (Security Check Point/SCP -2)


sebagaimanan dimaksud pada ayat (1) harus memilit sekurang-kurangnya 1(satu)
jalur pemeriksaan

7. Jalur pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), yang menggunakan peralatan
keamanan penerbangan harus mempunyai peralatan kemanan paling sedikit meliputi

a. Nesub x-ray bagasi kabin;


b. Gawang detector logam (Walk Through Metal Detector/WTMD);
c. Detektor logam genggam (Hand Held Metal Detector/HHMD);
d. Detector bahan peledak (Explosive detector);
e. Label security (Security Label);
f. Peralatan komunikasi;
g. Peralatan penunjang lainnya.

8. Penempatan peralatan keamanan penerbangan di tempat pemeriksaan keamanan


kedua (Security Check Point/SCP -2) pada bandar udara, sebagai berikut

a. Gawang detector logam (Walk Through Metal Detector/WTMD) ditempatkan


disebelah mesin x-ray bagasi kabin
b. Jarak antara gawang detector logam (Walk Through Metal Detector/WTMD) dan
mesin x-ray bagasi kabin minimal 50 cm

14.4
TRAINING MANUAL
BASIC AVIATION SECURITY

c. Apabila terdapat lebih dari satu jalur antrian pemeriksaan, jarak antara dua
gawang detector logam (Walk Through Metal Detector/WTMD) yang
berdampingan, minimal berjarak 60 cm
d. Exit belt termasuk roller pada mesin x-ray bagasi kabin harus memiliki panjang
minimal 250 cm. pada sisi exit belt dimanan penumpang atau personel lewat,
dipasang Plexiglas
e. Plexiglas dipasang minimal sepanjang exit belt dan setinggi tunnel mesin x-ray
bagasi kabin
f. Setelah mesin x-ray bagasi kabin, ditempatkan meja sebagai tempat pemeriksaan
bagasi yang mencurigakan
g. Jarak antara mesin x-ray bagasi kabin dan gawang detector logam (Walk Through
Metal Detector/WTMD), dan jarak antara 2 (dua) gawang detector logam (Walk
Through Metal Detector/WTMD) yang berdampingan diberi sekat pembatas
h. Model sekat pembatas dibuat bukan sebagai tempat untuk meletakkan barang
bawaan

14.5
TRAINING MANUAL
BASIC AVIATION SECURITY

9. Ruang tunggu (Boarding lounge) apabila :


a. Digunakan secara terus-menerus harus dilakukan penyisiran keamanan sekurang-
kurangnya 1(satu) kali dalam 24(dua puluh empat) jam;]
b. Tidak digunakan secara terus-menerus harus dilakukan penyisiran keamanan
sebelum dioperasikan

10. Pintu masuk khusus (Security Check Point – khusus/SCP-khusus) harus selalu dalam
pengawasan personel keamanan bandar udara dan dikunci dan/atau dijaga apabila
tidak digunakan

11. Unit penyelenggara bandar udara atau badan usaha bandar udara bertanggung jawab
untuk melakukan pemeriksaan keamanan terhadap penumpang dan bagasi kabin yang
akan naik ke pesawat udara, dengan prosedut keamanan :

a. Apabila di bandar udara tersedia peralatan keamanan (metal detector, x-ray dan
peralatan lainnya) maka pemeriksaan keamanan penumpang dan bagasi kabin
harus dilakukan dengan peralatan tersebut;
b. Apabila peralatan dibandar udara tidak tersedia atau rusak, maka pemeriksaan
keamanan terhadap penumpang dan bagasi harus dilakukan secara manual;
c. Apabila peralatan keamanan memberikan tanda atau sinyal yang mencurigakan
terhadap obyek pemeriksaan, maka obyek pemeriksaan harus dilakukan
pemeriksaan keamanan secara manual

D. Prosedur Pemeriksaan Khusus


1. Setiap penumpang yang karena alas an kondisi kesehatan fisik, dan permintaan
khusus dapat dilakukan pemeriksaan khusus diruangan yang telah disediakan;

2. Unit penyelenggara bandar udara dan badan usaha bandar udara harus menyediakan
ruangan untuk pemeriksaan khusus;

3. Pemeriksaan tersendiri (Private Screening) :

a. Pemeriksaan tersendiri (Private Screening) dapat dilakukan berdasarkan


permintaan penumpang dengan pertimbangan :
1) Kondisi kesehatan;
2) Kondisi fisik;
3) Membawa benda terlarang;
4) Menggunakan pakaian berdasarkan keyakinan agamaan dan kepercayaan.

14.6
TRAINING MANUAL
BASIC AVIATION SECURITY

b. Pemeriksaan tersendiri (Private Screening) dilakukan secara manual ditempat


pemeriksaan khusus.

4. Penumpang dengan kursi roda atau kereta bayi :


a. Setiap penumpang yang menggunakan kursi roda, dan penumpang yang
menggendong dengan alat atau menggunakan kereta bayi harus diperiksa secara
manual.
b. Setiap penumpang yang menggendong bayi dalam pelukannya harus diperiksa
celah antara bayi dan penumpang secara manual.
c. Penumpang yang menggunakan alat bantu gerak/jalan harus dilakukan
pemeriksaan secara manual.
d. Penumpang yang tidak dapat berdiri dari kursi roda harus dilakukan pemeriksaan
dalam posisi duduk secara manual.
e. Alat bantu yang dipakai oleh penumpang berupa kursi roda atau kereta bayi dapat
melewati samping alat gawang detector logam (Walk Through Metal
Detector/WTMD) dan alat gendong bayi diperiksa melalui mesin x-ray.

5. Diplomat :
a. Diplomat dan barang bawaanya harus dilakukan pemeriksaan keamanan
sebagaimana yang dilakukan terhadap penumpang lain;
b. Kantong diplomatic tidak diperiksa kecuali atas permintaan dari instansi yang
berwenang dibidang hubungan luar negeri dan pertahanan Negara;
c. Apabila kantong diplomatic dicuragai dapat membahayakan keselamatan
penerbangan, maka Badan Usaha Angkutan Udara dapat menolak untuk
mengangkut.
6. Benda/dokumen khusus/ rahasia yang dinyatakan oleh instansi pemerintah :
a. Benda/ dokumen khusus dan/atau rahasia yang dinyatakan oleh instansi
pemerintah tidak dilakukan pemeriksaan, kecuali benda atau dokumen khusus
tersebut diduga dapat membahayakan keamanan dan keselamatan penerbangan
b. Benda atau dokumen khusus dan/atau rahasia harus disertai dengan surat
permintaan tidak diperiksa dari instansi terkait.

7. Pengecualian pemeriksaan keamanan hanya terhadap Presiden dan Wakil Presiden


atau tamu Negara yang setingkat.

E. Penumpang transit dan transfer


1. Penumpang transit dan transfer serta bagasi kabin harus dilakukan pemeriksaan
keamanan ulang sebelum naik ke pesawat udara;

14.7
TRAINING MANUAL
BASIC AVIATION SECURITY

2. Penumpang transit dan transfer dapat langsung memasuki daerah steril (ruang tunggu)
tanpa melalui pemeriksaan keamanan, apabila badan usaha angkutan udara atau
perusahaan angkutan udara asing :

a. Telah melakukan proses validasi, yaitu melakukan penilaian resiko keamanan


(Security Risk Assesment) secara berkelanjutan di bandar udara keberangkatan
(Airport of Origin) dengan persyaratan :
1) Memenuhi standar/ketentuan keamanan penerbangan
2) Menjamin bahwa penumpang dan bagasi kabinnya tidak disusupi barang
dilarang (prohibited item)
b. Mencantumkan nama bandar udara yang telah mendapatkan validasi dalam
program keamanan angkutan udara;
c. Menginformasikan hasil validasi kepada bandar udara transit dan transfer.

F. Pemeriksaan keamanan personel pesawat udara, orang yang bekerja di bandar


udara dan selain penumpang
1. Setiap personel pesawat udara dan barang bawaanya yang masuk ke daerah keamanan
terbatas harus dilakukan pemeriksaan keamanan;
2. Setiap orang yang bekerja di bandar udara dan barang bawaanya yang masuk ke
daerah keamanan terbatas harus dilakukan pemeriksaan keamanan;
3. Setiap orang selain penumpang beserta barang bawaanya yang diberikan akses ke
daerah keamanan terbatas harus dilakukan pemeriksaan keamanan sama seperti
penumpang yang akan berangkat. Orang selain penumpang terdiri dari :
a. Protokoler;
b. Tamu bandar udara (visitor);
c. Inspektur penerbangan
d. Investigator.

G. Petugas pemeriksa penumpang

1. Personel keamanan bandar udara yang melakukan pemeriksaan (laki-laki dan


perempuan) dalam satu jalur pemeriksaan, beranggotakan sesuai dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. Tipe A, untuk jumlah penumpang lebih dari 1000(seribu) orang per hari, minimal
5(lima) orang personel keamanan
b. Tipe B, untuk jumlah penumpang dari 500(lima ratus) sampai dengan
1000(seribu) orang per hari, minimal 4(empat) orang personel keamanan

14.8
TRAINING MANUAL
BASIC AVIATION SECURITY

c. Tipe C, untuk jumlah penumpang kurang dari 500(lima ratus) orang per hari,
minimal 3(tiga) orang personel keamanan.

2. Unit penyelenggara bandar udara dan badan usaha bandar udara wajib menunjuk
personel keamanan bandar udara sebagai pengawas (supervisor), pengawas
(supervisor) bertugas mengatur serta mengawasi personel keamanan bandar udara
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

3. Personel keamanan bandar udara pada jalur pemeriksaan melaksanakan tugas sebagai
berikut :
a. Pengatur arus masuk penumpang, personel pesawat udara dan orang perseorangan
serta barang bawaan;
b. Operator mesin x-ray;
c. Pemeriksa bagasi;
d. Pemeriksa penumpang, personel pesawat udara dan orang perseorangan serta
barang bawaan;

4. Personel keamanan bandar udara yang bertugas sebagai pengatur arus masuk
penumpang, personel pesawat udara dan orang perseorangan serta barang bawaan
melakukan kegiatan :
a. Memeriksa izin masuk ke daerah keamanan terbatas dan ruang tunggu
b. Mengatur, memeriksa dan mengarahkan serta memastikan, anatara lain :
1) Bagasi atau barang bawaan yang ditempatkan pada conveyor belt mesin x-ray
pada posisi yang tepat untuk pemeriksaan dan memastikan jarak antara dua
bagasi atau barang bawaan
2) Mantel, jaket, topi, ikat pinggang, ponsel, jam tangan, kunci dan barang-
barang yang mengandung unsure logam diperiksa melalui mesin x-ray
3) Semua cairan, aerosol dan gel diperiksa melalui mesin x-ray
4) Setiap penumpang, personel pesawat udara, orang perseorangan dan barang
bawaan masuk melalui jalur pemeriksaan pada tempat pemeriksaan keamanan
(Security Check Point/SCP)
c. Mengatur antrian penumpang, personel pesawat udara dan orang perseorangan
yang akan dilakukan pemeriksaan keamanan.

5. Petugas keamanan bandar udara yang bertugas memeriksa penumpang, personel


pesawat udara dan orang perseorangan serta barang bawaan melakukan kegiatan
pemeriksaan, antara lain :
a. Apabila alarm gawang deketor logam (Walk Through Metal Detector/WTMD)
berbunyi, dilakukan langkah-langkah :

14.9
TRAINING MANUAL
BASIC AVIATION SECURITY

1) Meminta penumpang untuk mengulang kembali pemeriksaan melalui gawang


detector logam (Walk Through Metal Detector/WTMD) setelah mengeluarkan
dan meletakkan sepatu dan benda yang mengandung unsure logam yang
masih terdapat pada yang bersangkutan kedalam wadah (tray) yang disediakan
dan diperiksa melalui mesin x-ray
2) Apabila alarm gawang detector logam (Walk Through Metal Detector/WTMD)
masih berbunyi, dilakukan pemeriksaan manual atau dengan alat keamanan
lainnya secara menyeluruh dan/atau khusus
b. Pemeriksaan khusus dapat pula dilakukan dalam :
1) Penumpang, personel pesawat udara dan orang perseorangan berperilaku
mencurigakan
2) Terdapat kejanggalan pada postur tubuh penumpang, personel pesawat udara
dan orang perseorangan
3) Melewati gawang detector logam (Walk Through Metal Detector/WTMD)
dengan menggunakan kursi roda atau kereta bayi
4) Penumpang yang menggunakan alat bantu medis tertentu
c. Penumpang, personel pesawat udara dan orang perseorangan tersebut menjalani
pemeriksaan random.
d. Pemeriksaan penumpang, personel pesawat udara dan orang perseorangan
dilakukan secara sistematis dimulai dari bagian kepala searah jarum jam turun
kebawah smapai kaki oleh personel keamanan bandar udara yang berjenis
kelamin sama dengan diperiksa.

6. Pemeriksaan penumpang, personel pesawat udara dan orang perseorangan dilakukan


secara sistematis dimulai dari bagian kepala searah jarum jam turun ke bawah sampai
kaki oleh personel keamanan bandar udara yang berjenis kelamin sama dengan yang
diperiksa
a. Memastikan peralatan keamanan dalam kondisi tidak aktif.
b. Memastikan kotak tempat menyimpan barang dilarang (prohibited items) atau
barang yang disita telah kosong.

7. Dalam kondisi normal, 10% (sepuluh persen) dari pemeriksaan penumpang, personel
pesawat udara dan orang perseorangan serta barang bawaan yang letah dilakukan
dengan peralatan keamanan harus dilakukan pemeriksaan manual secara random,
persentase pemeriksaan manual secara random dapat ditingkatkan dalam kondisi
ancaman meningkat.

8. Jumlah dan komposisi petugas pemeriksa penumpang.


a. Komposisi pada bandar udara padat terdiri dari :
1) Pengatur/pengendali penumpang dan barang;

14.10
TRAINING MANUAL
BASIC AVIATION SECURITY

2) Pemeriksa penumpang;
3) Pengoperasi mesin sinar-x;
4) Pemeriksa barang;
5) Penyelia tempat pemeriksaan.
b. Komposisi pada bandar udara tidak padat sekurang-kurangnya meliputi pemeriksa
penumpang dan pengoperasi mesin sinar-x

H. Produsen pemeriksaan orang (Penumpang Dan Bukan Penumpang)


1. Mengarahkan penumpang supaya menempatkan semua benda yang cukup besar
untuk menyembunyikan senjata, alat peledak atau benda terlarang lain ke atas ban
konveyor mesin sinar-x untuk pemeriksaan sinar-x dan/atau menyerahkan benda
untuk pemeriksaan manual (dengan tangan);

2. Mengarahkan penumpang untuk melepaskan semua benda logam dalam saku atau
yang dapat dilepaskan dari dirinya atau dari pakaiannya (yaitu hiasan seperti peniti,
bros, gelang, ikat pinggang, jam tangan dan pena logam), uang kertas harus
dilepaskan dari jepitannya dan diambil kembali oleh penumpang;

3. Menempatkan benda di dalam kotak/keranjang yang khusus disediakan untuk maksud


tersebut;

4. Menempatkan kotak/keranjang dimana penumpang dapat melihatnya ketika ia akan


melalui gayang detector,

5. Mengarahkan penumpang agar berjalan melalui gawang detector logam dengan


kecepatan dan gaya berjalan yang biasa, kecepatan dan gaya berjalan yang normal
dari seorang penumpang mungkin dipengaruhi usia atau keadaan fisiknya;

6. Jangan ijinkan penumpang melalui gawang detector logam sangat lambat atau sangat
cepat atau dengan cara lain yang luar biasa (seperti tangan terentang, lengan kedepan
atau kebelakang, melompat, memutar- mutar, melangkah lebar, menyeret kaki atau
bersandar ke belakang);

7. Meminta kepada penumpang agar melepaskan benda-benda logam dapat dilakukan


sebelum atau setelah penumpang menyebabkan detector logam berbunyi;

8. Jika alarm WTMD tidak berbunyi, penumpang boleh melanjutkan perjalanan, benda-
benda logam boleh diambil kembali dan penumpang boleh memasuki daerah steril;

14.11
TRAINING MANUAL
BASIC AVIATION SECURITY

9. Jika alarm WTMD tidak berbunyi, arahkan penumpang supaya kembali memeriksa
sakunya dan/atau pakaiannya untuk benda logam lainnya, ulangi permintaan kepada
penumpang untuk mengeluarkan benda-benda logam, arahkan penumpang agar
berjalan melalui gawang detector logam untuk kedua kalinya;

10. Jika alarm WTMD tidak berbunyi ketika dilewati kedua kali, benda yang dikeluarkan
(setelah dipeiksa) boleh diambil kembali, penumpang boleh memasuki daerah steril;

11. Jika alarm WTMD berbunyi ketika dilewati kedua kali, penumpang diperiksa dengan
detector logam genggam agar penyebab semua alarm dapat diketahui sebelum
penumpangnya diijinkan memasuki daerah steril.

I. Prosedur pemeriksaan menggunakan HHMD


1. Pemeriksaan dengan detector logam genggam harus dilakukan dengan gerak
melingkar “menurut arah jarum jam” sambil pemeriksa bergerak keliling tubuh;

2. Sebelum melakukan pemeriksaan dengan detector logam genggam, pemeriksa harus:


a. Meminta dan memperoleh ijin penumpang untuk melakukan pemeriksaan.
b. Meminta penumpang untuk membuka pakaian luar yang gembung yang
mengganggu pemeriksaan. Pakaian ini harus di sinar-x atau diperiksa manual.
c. Mengontrol barang yang dibuka dan/atau barang jinjingan yang telah lolos
pemeriksaan sinar-x.
d. Memastikan bahwa barang jinjingan yang dibuka dan diperiksa tetap bisa dilihat
oleh penumpang selama pemeriksaan.
e. Memastikan bawah pemeriksaan dilakukan dilokasi yang tidak akan mengganggu
lalu lintas orang lewat dari gawang detector logam
f. Menguji detector logam genggam untuk memastikan bawah kerjanya baik (yaitu
melewatkan detector di atas sebuah benda logam untuk memastikan bunyinya)

3. Bila melakukan pemeriksaan dengan detector logam genggam, pemeriksa harus :


a. Mengarahkan penumpang agar menghadap ke depan dan merentangkan
lengannya dan membuka kakinya.
b. Menggunakan detector logam genggam sesuai petunjuk yang dijelaskan oleh
pabriknya.
c. Jangan sekali-kali menyentuk tubuh penumpang dengan detector logam genggam
d. Menggunakan alur pemeriksaan dan prosedur yang sama setiap kali.
e. Memulai dari ujung kepala, bergerak ke bawah dan keliling tubuh penumpang
dengan arah jarum jam sampai tubuh penumpang keseluruhannya diliputi.

14.12
TRAINING MANUAL
BASIC AVIATION SECURITY

f. Menggunakan daerah aktifnya detector logam genggam sejajar dengan tubuh


penumpang, menggerakkan detektornya dari bahu penumpang kebawah,
kemudian keatas, dengan jarak 1-2 inchi sampai bagian depan dari tubuh
penumpang selengkapnya diperiksa.
g. Bergeraklah kebelakang penumpang dan ulangi prosedurnya di bagian belakang
penumpang.
h. Menggunakan Hand Held Metal Detector (HHMD) dalam pemeriksaan lengkap
keliling, depan dan belakang penumpang akan menyentuh lantai 8 (delapan) kali
(sebelah dalam dan luar setiap kaki depan dan belakang).

4. Bila detector logam genggam berbunyi, pemeriksa harus :


a. Memastikan bahwa daerah yang menyebabkan setiap kali bunyi diketahui dengan
positif.
b. Meminta penumpang untuk menyingkirkan semua benda logam di daerah bunyi
alarm.
c. Memeriksa dan memastikan bahwa benda penyebab alarm bukan benda yang
berbahaya atau terlarang.
d. Memulai lagi dititik penemuan bunyi alarm.
e. Melanjutkan prosedur sampai penumpang telah diperiksa secara keseluruhan dan
sumber alarm telah diketahui dan diperiksa.
f. Memeriksa darah yang berbunyi secara manual.

5. Bila sumber bunyi alarm dari detector logam genggam tidak dapat ditemukan, harus
melakukan pemeriksaan dengan tangan (manual/physical search).

6. Ada dua jenis pemeriksaan dengan tangan, yaitu pemeriksaan seluruh badan dan
pemeriksaan badan terbatas pada daerah alarm. Dalam kedua situasi tersebut, sang
pemeriksa harus menggunakan tangganya untuk melakukan pemeriksaannya. Dalam
melakukan pemeriksaan, harus diterapkan pendekatan “common-sense” untuk
mengakomodasikan kesehatan, keselamatan dan wibawa sang pemeriksa. Periksalah
sesuai arah jarum jam, pemeriksaan harus dilakukan keliling sesuai arah jarum jam,
kemudian dari atas ke bawah pada tubuh penumpang. Pemeriksaan harus dilakukan
dengan menggunakan prosedur yang sama setiap kali untuk memastikan bahwa tidak
ada yang dilampaui.

7. Pemeriksaan seluruh badan (fisik). Bila seorang penumpang tidak dapat dibebeaskan
karena/tidak menyetujui melewati gawang detector dan/atau pemeriksaan detector
logam genggam, diperlukan pemeriksaan seluruh badan (yaitu penumpang dalam
kursi roda, wanita hamil, penumpang dengan alat medis yang ditanamkan di badan).

14.13
TRAINING MANUAL
BASIC AVIATION SECURITY

Pemeriksaan harus dilakukan dengan sopan, bijaksanan dan bilamana memungkinkan


seorang pemeriksa kedua harus menjadi saksi.

J. Prosedur pemeriksaan perabaan seluruh badan


1. Pemeriksaan fisik
Para pemeriksa yang melakukan pemeriksaan fisik harus :
a. Meminta dan memperoleh ijin sang penumpang;
b. Jenis kelamin yang sama dengan penumpang yang diperiksa;
c. Meminta penumpang agar membuka pakaian luar yang berat seperti jas luar
(overcoat), jaket yang gembung, topi dan lain-lain untuk pemeriksaan sinar-x atau
manual;
d. Meminta penumpang agar mengeluarkan isi saku-sakunya. Benda-benda ini haris
diperiksa dan diloloskan oleh pemeriksa secara tersendiri.
e. Mengarahkan penumpang agar menghadap ke depan pemeriksa dan
merentangkan lengannya.

2. Pemeriksaan pinggang, paha dan kaki


a. Memasukkan kedua ibu jari diantara ban pinggang penumpang dan pinggangnya
(belakang) lalu kelilingkan ibu jari di pinggang ke depan;
b. Bila perlu, jongkoklah (atau berlutut) dan mulai pemeriksaan anda dipinggan dan
bergerak ke bawah kepinggir celana panjang atau lipatan bawah rok secara
tumpang tindih sampai seluruh bagian bawah diperiksa. Ulangi pada bagian kaki
yang lain

3. Pemeriksaan selangkangan
Dengan ijin penumpang, daerah selangkangan harus diperiksa.

4. Pemeriksaan kaki dan sepatu


Penumpang tidak perlu membuka sepatunya kecuali bila perlu. Para pemeriksa harus
memeriksa bagian bawah sepatu atau sepatu boot dan ujung boot dengan tangan. Bila
diduga ada yang disembunyikan, sepatunya harus disinar-x. Sanal atau selop tidak
perlu diperiksa .

5. Pemeriksaan terbatas pada bagian badan yang menyebabkan alarm.


a. Bila pemeriksaan dengan detector logam genggam terhadap seorang penumpang
tidak dapat mengetahui sumber alarmnya, harus diadakan pemeriksaan fisik
terbatas;

14.14
TRAINING MANUAL
BASIC AVIATION SECURITY

b. Pemeriksaan terbatas memerlukan persetujuan penumpang. Pemeriksaan tersebut


harus dibatasi pada bagian tubuh penumpang dimana penyebab alarmnya tidak
bisa diselesaikan.
c. Bila daerah pemeriksaan tidak peka, dengan ijin penumpang, pemeriksaanya
dapat dilakukan oleh seorang pemeriksa dari jenis kelamin yang berbeda.
d. Bila sumber alarm tidak dapat ditemukan dengan pemeriksaan tangan, laporkan
pada penyedia (supervisor).

6. Pemeriksaan dada, ketiak dan punggung.


a. Dengan lengan penumpang masih tetap terangkat, gunakanlah punggung tangan.
Mulai dari bagian atas bahu, gerakkan tangan ke bawah (pinggang) secara
tumpang tindih sampai seluruh badan atas diperiksa. Pemeriksaan harus dilakukan
secara efisien tetapi sangat sopan di daerah payudara;
b. Daerah punggung belakang dekat pinggang yang dibentuk oleh lekuk tulang
punggung dan daerah dibawah ketiak dimana senjata bisa disembunyikan, harus
diberi perhatian khusus.
c. Bila penumpang menggunakan jas, jaket olah raga atau pakaian luar lain yang
ringan, periksalah daerah dimana bajunya menjauh dari badan.

7. Pemeriksaan rambut dan pundak


a. Penumpang dengan rambut pendek hanya perlu pemeriksaan visual;
b. Penumpang dengan rambut panjang atau gaya rambut dapat menyembunyikan
senjata harus diperiksa rambut dan pundaknya;
c. Penumpang yang memakai sorban atau penutup kepala lainnya, harus membuka
atau membiarkannya diperiksa dengan detector logam (agar tidak menyinggung
perasaan/kehormatan atas aturan suatu agama tertentu).

8. Pemeriksaan bahu dan lengan


a. Pemeriksa harus meminta penumpang untuk mengangkat lengannya ke samping.
Bila penumpang memakai baju lengan pendek, maka tidak perlu dilakukan
pengecekan lebih jauh dari ujung tangan baju;
b. Penumpang dengan baju lengan panjang harus diperiksa dengan meraba lengan
penumpang dengan kedua tangan dan jari, bergerak dari bahu ke ujung lengan
dengan satu gerakan. Ulangi ini pada lengan yang lain.

9. Pemeriksaan bayi dan anak kecil


a. Penumpang dengan bayi dalam alat penggendong bayi harus mengeluarkan
bayinya dari alat penggendong dan menggendong bayinya melalui gawang
detector, alat penggendong bayi harus diperiksa dengan pemeriksaan sinar-x;

14.15
TRAINING MANUAL
BASIC AVIATION SECURITY

b. Pastikan bahwa alat penggendong bayi tidak ditempatkan diatas ban konveyor
mesin sinar-x sebelum bayi dikeluarkan (ada penumpang yang tidak terbiasa
dengan proses pemeriksaan penumpang dan tidak mengerti bahwa prosedurnya
digunakan untuk memeriksa alat penggendong/keretanya, bukan banyinya.
c. Bila orang yang menemai bayi/anak tersebut tidak dapat atau enggan
mengeluarkan bayi/anak tersebut (missal sendang tidak), maka bayi/anak beserta
alat penggendongnya harus diperiksa melalui pemeriksaan fisik. Secara khusus
harus diperhatikan daerah bawah si anak beserta semua selimut dan penutupnya
untuk memastikan bahwa tidak ada sesuatu yang terlarang;
d. Anak-anak dalam kereta dorong harus keluar dari kereta dorongnya dan bila
mungkin, berjalan melaui gawang deketor logam;
e. Bila anak tidak dapat berjalan,maka ia digendong melalui gawang detector logam
oleh orang yang menemaninya;
f. Kereta dorong harus diperiksa dengan menggunakan prosedur pemeriksaan
manual (dengan tangan). Harus diatur secara khusus untuk memastikan bahwa
semua kantong atau tabung dikereta dorong dan bagian bawah kereta dorong
diperiksa.

10. Pemeriksaan penumpang yang cacat fisik


Proses pemeriksaan dapat menyebabkan kesulitan dan/atau melelahkan bagi
penumpang yang cacat fisik. Para pemeriksa harus memastikan bahwa penumpang ini
diperiksa secara seksama sambil tetap peka terhadap keadaan fisik penumpang.

11. Pemeriksaan penumpang dengan kursi/kereta roda


a. Seharusnya ditanya apakah mungkin mereka berjalan melalui gawang detector
logam atau berdiri cukup jauh dari kereta rodanya untuk memungkinkan
pemeriksaan dengan detector logam genggam. Bila salah satu pilihan tersebut
dapat dilakukan, penumpang harus diproses dengan cara yang tepat;
b. Bila tidak memungkinkan harus diperoleh ijin penumpang untuk melakukan
pemeriksaan manual (dengan tangan) keseluruh badan. Selalu memeriksa kereta
roda agar pasti bahwa tidak ada senjata atau alat peledak atau barang terlarang
yang tersembunyi di salah satu bagian dari kereta rodanya, (barang jinjingan harus
diperiksa melalui prosedur standar);
c. Prosedur yang sama harus digunakan untuk memproses penumpang diatas tempat
tidur beroda/usungan/kereta;
d. Penumpang dengan alat pacu jantung atau alat medis lain yang ditanamkan
mungkin akan enggan berjalan melalui gawang detector logam. Maka penumpang
tersebut dapat diproses dengan memeriksa daerah tubuh dengan detector genggam
sambil menghidari alat tersebut, daerah tempat tertanam alat tersebut dapat

14.16
TRAINING MANUAL
BASIC AVIATION SECURITY

diperiksa dengan pemeriksaan meraba, penumpang dapat memilih meminta


pemeriksaan perabaan selaluruh badan.

12. Pemeriksaan unit pelayanan darurat


a. Regu pelayanan medis darurat dan/atau petugas pemadam kebakaran, bila
bertindak dalam situasi darurat/kritis, mungkin perlu melewati posisi pemeriksaan
kemanan tanpa pemeriksaan. Harus ada seorang petusa keamanan penerbangan
yang menemani mereka dalam melakukan tugasnya;
b. Petugas dari perusahaan angkutan udara yang bersangkutan harus segara
diberitahu.

14.17

Anda mungkin juga menyukai