Tujuan :
Menuliskan lambing diagram sel dan reaksi yang terjadi di anoda dan katoda.
Menentukan potensial sel berdasarkan hasil pengamatan atau praktikum.
Mengenal reaksi spontan yang terjadi pada praktikum sel volta.
A. Landasan Teori
Sel volta merupakan suatu sel elektrokimia yang mengubah zat kimia menjadi energ listrik.
Dalam sel volta reduktor dan oksidatormya dipisahktan sehingga pemindahan tidak terjadi secara
langsung tetapi melalui kawat penghantar. Zink, tem baga, dan magnesium merupakan elektroda.
Terdapat 2 jenis elektroda yaitu Katode(+) tempat terjadinya reduksi sedangkan pada anode
(-) tempat terjadinya oksidasi. Potensial elektode sel dapat ditentukan melalui persamaan
𝐸 𝑜 Sel = 𝐸 𝑜 Reduksi - 𝐸 𝑜 Oksidasi
𝐸 𝑜 Sel = 𝐸 𝑜 Katode - 𝐸 𝑜 Anode
𝐸 𝑜 Sel = 𝐸 𝑜 Besar – 𝐸 𝑜 Kecil
C. Cara Kerja
1. Masukkan 20 mL larutan ZnSO4 kedalam gelas kimia
2. Masukkan 20 mL larutan CuSO4 kedalam gelas kimia
3. Masukkan jembatan garam kedalam dua gelas tersebut
4. Sambungkan ujung anoda ke voltmeter
5. Sambungkan ujung katoda ke voltmeter
6. Masukkan anoda ke dalam larutan ZnSO4
7. Masukkan katoda ke dalam larutan CuSO4
8. Atur skala 10 dCV pada voltmeter
9. Lihat angka yang ditunjuk voltmeter
(1) Tabel
Pengamatan
E. Analisis Praktikum
Dalam percobaan diatas, logam Cu mempunyai potensial reduksi yang lebih positif
dibandingkan dengan logam Zn sehingga logam Zn bertindak sebagai anoda (elektroda
negatif) dan Cu bertindak sebagai katoda (elektroda positif) maka dari itu Cu akan
mengalami reduksi (menangkap electron) dan Zn akan mengalami oksidasi (melepas
electron). Elektron berpindah dari elektroda Zn ke elektroda Cu menunjukkan bahwa Zn
lebih mudah teroksidasi daripada Cu. Perbedaan kecenderungan teroksidasi menghasilkan
perbedaan rapatan muatan yang berakibat timbul beda potensial (pendorong electron) yang
disebut potensial sel yang dapat diukur menggunakan voltmeter. Potensial sel yang
dihasilkan suatu elektroda terhadap elektroda hydrogen disebut potensial elektroda.
Zn dalam larutan ZnSO4 (Zn2- dan SO42-) semakin terlihat menipis atau keropos
karena teroksidasi (massa logam Zn berkurang karena terlarut sebagai ion). Reaksi Zn →
Zn2+ + 2e menyebabkan ion Zn2+ dalam larutan semakin bertambah sehingga larutan
bermuatan positif (Zn2+ bertambah), sedangkan 2e hasil oksidasi mengalir ke larutan
CuSO4 melalui jembatan garam.
Cu dalam larutan CuSO4 (Cu2- dan SO42-) semakin terlihat menebal karena ada
reaksi reduksi yang menyebabkan logam Cu mengendap (massa Cu bertambah). Reaksi
Cu2+ + 2e → Cu menyebabkan ion Cu2+ akan semakin berkurang sehingga larutan
bermuatan negatif (SO42- lebih banyak).
Maka dari itu, dibutuhkan jembatan garam yang mengandung ion-ion positif dan
ion-ion negatif yang berfungsi untuk menetralkan muatan positif dan negatif dalam larutan
elektrolit. Na+ akan menetralkan kelebihan ion SO42- dalam larutan CuSO4, dan Cl- akan
menetralkan kelebihan Zn2+ dalam larutan ZnSO4.
Berdasarkan praktek, reaksi antara ZnSO4 dan CuSO4 sebagai berikut:
Harga potensial sel yang dilakukan dalam praktikum tidak jauh berbeda dengan
teori yang ada, yaitu 0,05 V lebih tinggi. Hal ini disesuaikan dengan suhu ruangan
laboratorium yang dipakai dan tekanan udara pada saat praktikum.
LAMPIRAN