Home
Profil
Login
BAB 1
PENDAHULUAN
Teori Middle Range yang merupakan level kedua dari teori keperawatan. Teori Middle
Range cukup spesifik untuk memberikan petunjuk riset dan praktik, cukup umum pada
populasi klinik dan mencakup fenomena yang sama. Sebagai petunjuk riset dan praktek,
middle range theory lebih banyak digunakan dari pada grand theory, dan dapat diuji dalam
pemikiran empiris.
Perlu diyakini bahwa penerapan suatu teori keperawatan dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan akan berdampak pada peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Pelayanan
keperawatan sebagai pelayanan profesional akan berkembang bila didukung oleh teori dan
model keperawatan serta pengembangan riset keperawatan dan diimplementasikan didalam
praktek keperawatan.
Pelayanan keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan yang bersifat
komprehensif meliputi biopsikososiokultural dan spiritual yang ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat, baik dalam keadaan sehat maupun sakit dengan
pendekatan proses keperawatan. Pelayanan keperawatan yang berkualitas didukung oleh
pengembangan teori dan model konseptual keperawatan. Asuhan keperawatan merupakan
pendekatan ilmiah dan rasional dalam menyelesaikan masalah keperawatan yang ada, dengan
pendekatan yang dilakukan tersebut bentuk penyelesaian masalah keperawatan dapat terarah
dan terencana dengan baik, dimana dalam asuhan keperawatan terdapat beberapa tahap yaitu
pengkajian, penegakkan diagnosa, perencanaan, implimentasi tindakan, dan evaluasi.
Model konseptual keperawatan dikembangkan oleh para ahli keperawatan dengan harapan
dapat menjadi kerangka berpikir perawat, sehingga perawat perlu memahami konsep ini
sebagai kerangka konsep dalam memberikan askep dalam praktek keperawatan.
1.2 Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan konsep middle range theory dan
beberapa teori didalamnya yang dikembangkan oleh beberapa tokoh keperawatan.
Pengelompokan Teori :
BAB 2
TINJAUAN TEORI
Middle range theories dapat didefinisikan sebagai serangkaian ide/ gagasan yang saling
berhubungan dan berfokus pada suatu dimensi terbatas yaitu pada realitas keperawatan
(Smith dan Liehr, 2008).
Teori-teori ini terdiri dari beberapa konsep yang saling berhubungan dan dapat digambarkan
dalam suatu model. Middle range theories dapatdikembangakan pada tatanan praktek dan
riset untuk menyediakan pedoman dalam praktik dan riset/penelitian yang berbasis pada
disiplin ilmu keperawatan.
Dalam lingkup dan tingkatan abstrak, middle range theory cukup spesifik untuk memberikan
petunjuk riset dan praktik, cukup umum pada populasi klinik dan mencakup fenomena yang
sama. Sebagai petunjuk riset dan praktek, middle range theory lebih banyak digunakan dari
pada grand theory, dan dapat diuji dalam pemikiran empiris.
Teori Middle-Range memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan praktik.
Hubungan antara penelitian dan praktik menurut Merton (1968), menunjukkan bahwa Teori
Mid-Range amat penting dalam disiplin praktik, selain itu Walker and Avant (1995)
mempertahankan bahwa mid-range theories menyeimbangkan kespesifikannya dengan
konsep secara normal yang nampak dalam grand teori.
Mid-range teori memberikan manfaat bagi perawat, mudah diaplikasikan dalam praktik dan
cukup abstrak secara ilmiah.Teori Middle Range, tingkat keabstrakannya pada level
pertengahan, inklusif, diorganisasi dalam lingkup terbatas, memiliki sejumlah variabel
terbatas, dapat diuji secara langsung.
Kramer (1995) mengatakan bahwa mid-range theory sesuai dengan lingkup fenomena yang
relatif luas tetapi tidak mencakup keseluruhan fenomena yang ada dan merupakan masalah
pada disiplin ilmu.
Bila dibandingkan dengan grand teori, middle range theory ini lebih konkrit. Merton (1968)
yang berberperan dalam pengembangan middle range theory, mendefinisikan teori ini sebagai
sesuatu yang minor tetapi penting dalam penelitian dan pengembangan suatu teori.
2.3.1. Peterson & Bredow (2004) mengklasifikasikan middle range theories ke dalam tipe-
tipe :
1. Tipe fisiologis
2. Tipe kognitif
3. Tipe emosional
4. Tipe sosial
5. Tipe integrative
2.3.2. Tomey & Alligood (2006), berdasar tema masing-masing teori:
Liehr & Smith (1999) menjelaskan bahwa perkembangan middle range theory bersumber
pada proses intelektual yang meliputi:
Middle range theory telah digunakan dalam bidang praktik dan penelitian. Teori ini mampu
menstimulasi dan mengembangkan pemikiran rasional dari penelitian.serta membimbing
dalam pemilihan variable dan pertanyaan penelitian.(Lenz,1998.p.26) Middle range Teori
dapat membantu praktik dengan memfasilitasi pemahaman terhadap perilaku klien dan
memungknkan untuk menjelaskan beberapa efektifitas dari intervensi.
Identifikasi middle Range Teori telah cukup jelas. Disisi lain ,Chenitz, seorang penulis
utama dari Entry into a Nursing Home as Status Passage, memasukan teori ini ke dalam
praktikal teori ini, sedangkan yang lainnya memasukkan ke dalam middle range teori. Dalam
analisis dasar Middle Range Teori “Pertanyaan tentang Middle Range teori bukanlah
merupakan sesuatu pernyataan hitam dan putih namun memiliki definisi yang jelas. Middle
Range Teori mengandung nilai abstrak, tidak terlalu luas namun juga tidak terlalu sempit,
tetapi berada pada kondisi dipertengahan. Untuk mencegah salah penafsiran dalam
pemahaman terhadap teori, para penemu teori harus memberikan Identitas Teori terhadap
komponen konsep dalam teori tersebut.
Ketidakakuratan dari middle range teori hanya salah satu dari sekian banyak kritik terhadap
teori ini. Selain hal tersebut, ketidakjelasan definisi middle range teori telah dikritisi untuk
membedakannya dengan Grand Teori,karena mampu untuk diuji meggunakan ide postif –
logis.
Konsep teori Mercer ini dapat diaplikasikan dalam perawatan bayi baru lahir terutama pada
kondisi psikososial dan emosional bayi baru lahir masih sering terabaikan. Model konseptual
Mercer memandang bahwa sifat bayi berdampak pada identitas peran ibu. Respon
perkembangan bayi baru lahir yang berinteraksi dengan perkembangan identitas peran ibu
dapat diamati dari pola perilaku bayi.
Model pencapaian peran maternal yang dikemukakan oleh Mercer dengan menggunakan
konsep Bronfenbrenner’s (1979) memperlihatkan bagaimana lingkungan berpengaruh
terhadap pencapaian peran ibu.
Kolcaba mengembangkan Teori Kenyamanan melalui tiga jenis pemikiran logis antara lain:
1. Induksi
Induksi terjadi ketika penyamarataan dibangun dari suatu kejadian yang diamati secara
spesifik. Di mana perawat dengan sungguh-sungguh melakukan praktek dan dengan
sungguh-sungguh menerapkan keperawatan sebagai disiplin, sehingga mereka menjadi
terbiasa dengan konsep Implisit atau eksplisit, terminologi, dalil, dan asumsi pendukung
praktek mereka.
1. Deduksi
Deduksi adalah suatu format dari pemikiran logis di mana kesimpulan spesifik berasal dari
prinsip atau pendapat yang lebih umum; prosesnya dari yang umum ke yang spesifik.
1. Retroduksi
Retroduksi adalah suatu format pemikiran untuk memulai ide. Bermanfaat untuk memilih
suatu fenomena yang dapat dikembangkan lebih lanjut dan diuji. Pemikiran jenis ini
diterapkan di (dalam) bidang di mana tersedia sedikit teori.
Teori ini melibatkan semua aspek (holistik) yang meliputi fisik, psikospiritual, lingkungan
dan sosial kultural. Namun untuk menilai semua aspek tersebut dibutuhkan komitmen tinggi
dan kemampuan perawat yang trampil dalam hal melakukan asuhan keperawatan berfokus
kenyamanan (pengkajian hingga evaluasi), yang di dalamnya dibutuhkan teknik problem
solving yang tepat.
2.8.3. Pamela G.Reed (Teori Self Transendensi)
1. Vulnerability
1. Self-Transcendence
Transendensi diri berarti suatu gerak melampaui apa yang telah dicapai, suatu gerak dari
yang kurang baik menjadi baik dan dari yang baik menjadi lebih baik.
1. Well-Being
Didefiniskan sebagai perasaan sehat secara menyeluruh baik fisik, psikologis, sosial, budaya
dan spiritual yang menunjukkan suatu kesejahteraan dan keadan yang baik.
1. Moderating-Mediating Factors
1. Point of Intervention
Hidup disituasikan dalam konteks biografi,konsepsi diri berakar pada kondisi fisik dan
diformulasikan berdasarkan kemampuan menerima untuk membentuk kebiasaan atau aktifitas
yang diharapkan dalam mencapai tujuan dari aturan yang berbeda.Interaksi dengan orang lain
adalah pengaruh utama (major influence) untuk membentuk suatu konsep diri. Sebagai ragam
peran perilaku,seseorang memonotor reaksi orang lain dan merasakan dirinya merupakan
bagian yang terintegrasi dari proses yang dibentuk/dihasilkan.
Pengalaman tentang sakit selalu ditempatkan alam konteks biografi oleh karena itu kondisi
sakit adalah pengalaman yang masih berlanjut.Domain dari kondisi sakit adalah berhubungan
dengan ketidakpastian bervariasi dalam dominasi di lintasan penyakit (table 30.1) melalui
aliran dinamis dari persepsi tentang diri dan interaksi dengan orang lain. Aktifitas dari hidup
dan kehidupan seseorang dalam kondisi sakit merupakan bentuk kerja .Lingkungan dari kerja
termasuk individu dan yang lainnya dengan semua interaksi,termasuk keluarga dan pelayanan
kesehatan. Semua komponen yang berperan tersebut disebut total organisasi. Seorang yang
sakit (pasien) merupakan pekerja utama namun semua pekerjaan yang diambil didalamnya
dipengaruhi oleh total organisasi.
Depresi Postpartum adalah gangguan mood yang secara historis sering diabaikan dalam
perawatan kesehatan, membiarkan ibu menderita dalam ketakutan, kebingungan, dan
keheningan. Jika hal ini tidak terdiagnosa, dapat mempengaruhi hubungan ibu-bayi dan
menyebabkan masalah emosional jangka panjang bagi anak. Teori ini membedakan depresi
postpartum dari gangguan mood dan kecemasan postpartum lainnya dan aspek-aspek depresi
postpartum: gejala, prevalensi, faktor risiko, intervensi, dan efek pada hubungan dan
perkembangan anak. Juga dibahas tentang Instrumen yang tersedia yang digunakan untuk
skrining depresi postpartum. Cheryl menegaskan bahwa depresi merupakan hasil dari
kombinasi stres fisiologis, psikologis, dan lingkungan dan bahwa gejala bervariasi dan
kemungkinan akan muncul beberapa gejala.
Teori ini menjelaskan bahwa keraguan dapat mempengaruhi kemampuan pasien untuk
beradaptasi pada suatu penyakit.
Keraguan terhadap penyakit berhubungan dengan penyesuaian yang buruk, dan sering perlu
dinilai sebagai ancaman yang memiliki efek merusak. Dalam populasi sakit, keraguan
terhadap penyakit terkait dengan kepekaan yang meningkat terhadap nyeri dan toleransi yang
menurun terhadap rangsangan nyeri. Keraguan terhadap penyakit juga terkait dengan koping
maladaptif, distress psikologis yang lebih tinggi, dan penurunan kualitas hidup.
1. Nilai Tidal model dapat diringkas menjadi sepuluh komitmen yang perlu
diperhatikan:
2. Value the voice (menghargai suara). Mendengarkan cerita seseorang adalah yang hal
yang terpenting.
3. Respect the language (hormati bahasa). Memungkinkan orang untuk
mengekspresikan, menggambarkan, dan mendeskripsikan pengalaman hidup mereka
menggunakan cara dan bahasa mereka sendiri.
4. Develop genuine curiosity (mengembangkan rasa ingin tahu). Menunjukkan
ketertarikan dan rasa ingin tahu tentang cerita orang tersebut.
5. Become the apprentice (menjadi apprentice). Menempatkan diri dalam cerita tersebut
dan belajar serta mengambil hikmah dari cerita orang yang anda bantu (klien).
6. Reveal personal wisdom (mengungkapkan kebijaksanaan). Pada dasarnya setiap
orang memiliki sikap bijaksana dalam menghadapi setiap pengalaman hidupnya.
Praktisi atau tenaga penolong mempunyai tugas untuk membantunya mengungkapkan
kebijaksanaan tersebut yang akan membantu dalam proses pemulihannya.
7. Be transparent (jadilah transparan atau terbuka). Baik klien maupun praktisi atau
tenaga penolong profesional berada dalam posisi istimewa dan harus menjadi model
yang percaya diri, dengan cara setiap saat menjadi transparan atau terbuka dan
membantu untuk memastikan klien tersebut memahami apa yang sebenarnya sedang
dilakukannya.
8. Use the available toolkit (gunakan sumberdaya yang ada). Cerita seseorang berisi
informasi yang berharga untuk mengetahui sumberdaya mana yang dapat digunakan
untuk membantu proses pemulihan dan mana yang tidak dapat digunakan.
9. Craft the step beyond (menentukan langkah). Praktisi atau tenaga penolong bersama-
sama dengan klien membangun sebuah apresiasi dan menentukan langkah apa yang
harus dilakukan "sekarang" karena langkah awal merupakan langkah yang penting.
10. Give the gift of time (berikan waktu). Tidak ada yang lebih berharga daripada waktu
yang dihabiskan praktisi dan klien bersama-sama. Pertanyaan yang harus ditanyakan
bukan “Berapa banyak waktu yang masih kita punya?” melainkan "Bagaimana kita
menggunakan waktu yang ada saat ini?".
10. Know that change is constant (ketahuilah bahwa perubahan adalah konstan). Hal ini
merupakan pengalaman umum bagi semua orang.
Asal teori Swanson dapat ditemukan dalam wawancara yang dilakukannya pada wanita yang
mengalami keguguran, orangtua yang memiliki anak di unit perawatan intensif, dan ibu yang
secara sosial berisiko dan telah melalui system untuk menerima berbagai macam bentuk
perawatan kesehatan (Potter et al. 2005).
Melalui wawancara ini, Swanson mampu memahami ruang lingkup caring secara
keseluruhan dan pada saat yang sama menguraikan dimensi spesifik dari apa yang diperlukan
seorang perawat untuk merawat pasien. Salah satu hal paling penting yang memberikan
kontribusi pada teori keperawatan dalam hal ini, yaitu argumen bahwa pasien seharusnya
tidak hanya dilihat sebagai individu yang terpisah, melainkan sebagai manusia seutuhnya,
yang saat ia menulis "berada di tengah-tengah dan yang menjadi keutuhan dibuat nyata dalam
pikiran, perasaan dan perilaku "(Swanson, 1993). Hal yang menarik tentang pengertian
pasien ini adalah bahwa Swanson selalu menempatkan peran perawat dalam proses becoming
tersebut. Jadi dalam aspek kesehatan becoming tersebut, perawat tidak hanya menjadi
dispenser pengobatan medis, tetapi juga merupakan mitra dalam membantu pasien lebih
dekat dengan tujuannya (well-being).
Sumber Teoritis
Akhir Hidup Damai (EOL). Teori ini adalah informasi oleh sejumlah kerangka teoritis. Hal
ini didasarkan terutama pada model klasik Donabedians struktur, proses dan hasil (Ruland &
Moore, 1998) yang sebagian, dikembangkan dari teori besar pengaruh systems. Dalam teori
EOL, pengaturan struktur adalah sistem keluarga (pasien sakit parah dan semua orang lain
yang signifikan) yang menerima perawatan dari profesional pada unit rumah sakit perawatan
akut.
(5) mengalami kedekatan kepada orang lain yang signifikan dan mereka yang peduli.
Teori EOL damai didasarkan pada bukti empiris yang berasal dari kedua pengalaman
langsung dari perawat ahli dan mengkaji secara menyeluruh literatur menangani beberapa
komponen teori. Para standart perawatan terdiri dari praktek terbaik berdasarkan bukti
penelitian yang diturunkan di bidang nyeri, kenyamanan gizi manajemen, dan teori
preskriptif relaxation. Ruland dan Moore (1998) mengidentifikasi enam pernyataan teoritis
untuk teori mereka sebagai berikut:
1. Monitoring dan mengelola rasa sakit dan menerapkan intervensi farmakologis dan
nonpharmacologic kontribusi dari pengalaman pasien tidak sakit.
3. Termasuk yang lain pasien dan signifikan dalam pengambilan keputusan tentang
perawatan pasien, memperlakukan pasien dengan martabat, empati dan rasa hormat dan
menjadi perhatian terhadap pasien menyatakan kebutuhan, keinginan, dan preferensi
berkontribusi dengan pengalaman pasien martabat dan rasa hormat.
5. Fasilitasi dan berpatisipasi signifikan dalam perawatan pasien, empati kesedihan orang
lain, kekhawatiran dan pertanyaan dan memfasilitasi peluang untuk kedekatan keluarga
kepada orang lain yang signifikan atau orang yang peduli.
6. Pengalaman pasien tidak sakit, kenyamanan, martabat, dan rasa hormat yang damai,
kedekatan dengan orang lain yang signifikan atau orang-orang yang peduli berkontribusi
sampai akhir hidup damai.
Teori EOL damai adalah sebuah teori baru yang menggunakan sumber asli dan dengan
demikian, Ruland dan Moore mengakui. Sejumlah langkah dapat digunakan untuk
memajukan pembangunan. orang bisa mempertimbangkan penggabungan beberapa kriteria
proses dari tiga conceps (nyeri, kenyamanan, damai) menciptakan sebuah konsep tunggal
yang terkait dengan manajemen gejala fisik psikologis. Konsep atau pemetaan analisis dapat
digunakan untuk menentukan jika beberapa kriteria proses yang berhubungan dengan tiga
konsep (nyeri, kenyamanan, damai). Misalnya :
1. Kreteria proses dan konsep nyeri (monitoring dan mengelola rasa sakit dan menerapkan
intervensi farmakologis dan non phramlocological)
3. Proses perdamaian kriteria (pemantauan dan pasien yang memenuhi kebutuhan obat anti
ansietas).
Para NCRCS ( The Nursing Consurtium For Research on Chronic Sorrow ) berdasarkan
berbagai Middle Range Theory kesedihan Cronic pada dua sumber utama. Karya Olshansky
pada tahun 1962 dikutip sebagai dasar dari konsep asli kesedihan kronis (Eakes, Burke &
Hainsworth, 1998). Lazarus dan Folksmans (1984) model stres dan adaptasi membentuk
dasar bagi konseptualisasi tentang bagaimana orang mengatasi kesedihan kronis.
Konsep kesedihan kronis berasal karya Olshansky Tahun 1962 (Lindgren, Burke,
Hainsworth, & Eakes, 1992). Para ahli teori NCRCS mengutip pengamatan Olshanskys,
orang tua mengalami kesedihan berulang dan kesedihan kronis panjang. Konsep aslinya
digambarkan secara luas sebagai deskripsi sederhana reaksi psikologis untuk situasi tragis
"(Lindgren et al, 1992).
Selama 1980 peneliti lain mulai meneliti pengalaman orang tua dari anak-anak baik secara
fisik atau cacat mental. Karya ini divalidasi kesedihan yang berulang dan sifat tidak pernah
berakhir duka yang dialami oleh orang tua. Sebelumnya untuk pekerjaan ini, duka
dikonseptualisasikan sebagai proses yang menyelesaikan dari waktu ke waktu dan jika belum
terselesaikan, kesedihan yang abnormal menurut Bowlby dan Lindemans (Lindgren et al,
1992). Berbeda dengan konseptualisasi terikat waktu, yang melekat dalam konsep kesedihan
kronis adalah bahwa kesedihan berulang merupakan pengalaman normal, menurut Wikler,
Wasow, dan Hatfiled (Lindgren et al, 1992). Burke dalam studinya anak-anak dengan spina
bifida, kesedihan kronis didefinisikan sebagai kesedihan luas yang bersifat permanen,
periodik dan progresif di alam '(hainsworth, Eakes, Burke 1994).
NCRCS tidak membatasi teori mereka adanya kesedihan kronis tetapi berusaha untuk
memeriksa respon terhadap duka. Mereka memasukkan Lazarus dan Folksmans 1984 bekerja
pada stres dan adaptasi sebagai dasar untuk metode manajemen yang efektif yang dijelaskan
dalam model mereka (Eakes et al, 1998) Kesenjangan ditemui dan respon untuk kembali
kesedihan merangsang mekanisme koping individu. Ada kategori mengatasi gaya atau
manajemen. Strategi koping internal meliputi tindakan berorientasi kognitif penilaian kembali
dan perilaku interpersonal. Dengan demikian berbagai Middle Range Theory kesedihan
kronis diperpanjang dasar teoritis kesedihan kronis dalam situasi tertentu tetapi juga
tanggapan berupaya untuk fenomena tersebut.
Kesedihan kronis adalah kesenjangan yang sedang berlangsung yang dihasilkan dari kerugian
ditandai dengan pervasif dan permanen. Gejala kesedihan berulang secara periodik dan gejala
ini berpotensi progresif.
Kerugian
Kerugian terjadi sebagai akibat dari kesenjangan antara situasi ideal dan nyata atau
pengalaman. Misalnya ada seorang anak yang sempurna dan seorang anak dengan kondisi
kronis yang berbeda dari ideal itu.
Pemicu Kejadian
Situasi pemicu kejadian , keadaan dan kondisi yang menonjolkan perbedaan atau kehilangan
berulang dan memulai atau memperburuk perasaan berduka.
Metode manajemen
Metode manajemen sarana yang berhubungan dengan individu kesedihan kronis. Ini
mungkin internal (strategi koping pribadi) atau eksternal (praktisi perawatan kesehatan atau
orang lain yang intervensi)
Manajemen yang tidak efektif
Efektif manajemen hasil dari strategi yang meningkatkan ketidaknyamanan individu atau
meningkatkan perasaan kesedihan kronis.
Manajemen Efektif
Efektif manajemen hasil dari strategi yang mengarah pada peningkatan kenyamanan individu
yang terkena.
BAB 3
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada tinjauan teori, Middle Range teori adalah suatu
pengembangan teori pada tingkat yang lebih kongkret daripada Grand Teori,karena pada
Grand teori lebih berfokus pada fenomena pusat dari disiplin ilmu seperti individu sebagai
sistem adaptif, defisit perawatan diri,kesatuan manusia, atau menjadi manusia. Grand Teori
yang kerangkanya terdiri dari konsep-konsep dan pernyataan relasional yang menjelaskan
fenomena abstrak.Sedangkan Midle Range Theory diorganisasi dalam lingkup terbatas,
memiliki sejumlah varibel terbatas, dapat diuji secara langsung. Teori Middle-Range
memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan praktik. Hubungan antara
penelitian dan praktik menurut Merton (1968), menunjukkan bahwa Teori Mid-Range amat
penting dalam disiplin praktik.
Pengembangan Middle Range Theory bisa bersumber dari Grand Teori,atau dapat pula
bersumber dari hasil penelitian klinis langsung, hal ini dapat kita lihat dari pernyataan
beberapa ahli. Mungkin ada hubungan yang eksplisit antara beberapa grand teori dan middle
range teori. Sebagai contoh, (middle range teori) Reed (1991) transendensi-diri dan (1988)
teori Barrett kekuasaan secara langsung terkait dengan Ilmu Rogers dari Kesatuan Manusia.
Teori Midle range lainnya mungkin tidak memiliki hubungan langsung dengan grand teori.
Dalam hal ini,asumsi-asumsi filosofis yang mendasari middle range teori dapat berada pada
tingkat paradigma, bukan dari Grand Teori. Namun demikian, hubungan ini penting untuk
menetapkan validitas sebagai teori.
Jika kita bandingkan dengan filosofi teori dan Grand teori,middle range teori dapat
digunakan langsung dalam tatanan praktik, karena memiliki variable yang spesifik misalnya
kita ambil contoh dari Teori Trajectory Illness dari Wiener dan Dodd, teori ini lahir dari
bentuk studi kualitatif yang dilakukan pada khusus penderita kanker,kemudian juga teori
Cheryl T.Beck yang mengkhususkan teori pada tatanan praktik yang diaplikasikan pada Post
Partum Depresion.
Midle range teori adalah bagian dari struktur disiplin ilmu keperawatan.Teori ini
menjelaskan fenomena spesifik yang terkait dengan praktek keperawatan. Kajian analisis
teori transendensi-diri menjelaskan bagaimana penuaan atau mendorong kerentanan manusia
melampaui batas-batas untuk diri intrapribadi fokus pada makna kehidupan, interpersonal
pada koneksi dengan orang lain dan lingkungan, temporal untuk mengintegrasikan masa lalu,
sekarang, dan masa depan, dan transpersonally untuk terhubung dengan dimensi di luar fisik
realitas. Transendensi-diri ini terkait dengan kesejahteraan atau penyembuhan, salah satu dari
diidentifi kasi fokus dari disiplin keperawatan. Teori ini telah diuji dalam penelitian dan
digunakan untuk memandu praktik keperawatan. Dengan ekspansi Middle Range Teori
memperkaya disiplin ilmu keperawatan.
Dari beberapa ciri yang dimiliki Middle Range Teori ada beberapa aspek yang menjadi
catatan penting yaitu posisi Middle Range Teori berada pada lingkaran tengah, semi konsep
semi praktis. Dapat dilakukan ditarik keatas mendekati tatanan konsep dapat pula ditarik
kebawah lebih mendekati praktik klinik, tergantungan penggunaan konsep-konsep dan
aplikasinya. Hal ini dapat kita lihat pada beberapa cirri yang diungkapkan oleh beberapa ahli
yang menyatakan Middle Range Teori dipengaruhi oleh penggunaannya yang mampu
diaplikasikan dalam berbagai situasi, masih memiliki suatu unsur abstrak ,namun lebih
mudah diaplikasikan ke dalam praktik dibandingkan dengan Grand Teori.
DAFTAR PUSTAKA
Parker,Marilyn E. & Smith, Marlaine Cappelli. 2010. Nursing theories and nursing practice.
3rd ed. Philadelphia: F. A. Davis Company.
Sieloff, Christina Leibold and Frey, Maureen A. 2007. Middle Range Theory Development
Using King’s Conceptual System. New York: Springer Publishing Company .
Smith,Mary Jane & Liehr, Patricia R. 2008. Middle range theory for nursing. 2nd ed. New
York: Springer Publishing Company.
Tomey, Alligood. 2006. Nursing Theorist and Their Work. Sixth edition. Toronto: The CV
Mosby Company St. Louis