Anda di halaman 1dari 16

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara hukum yang telah dinyatakan dengan

tegas dalam Penjelasan Pasal 1 Ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa “Negara Republik Indonesia

berdasarkan atas hukum”. Salah satu ciri utama dari suatu negara hukum

terletak pada kecenderungannya untuk menilai tindakan-tindakan yang

dilakukan oleh masyarakat atas dasar peraturan-peraturan hukum.

Pembicaraan mengenai hukum selalu berkaitan dengan masalah penegakan

hukum (law enforcemen) dalam pengertian luas merupakan penegakan

keadilan bila di persempit akan terarah kepada aparat penegak hukum

yaitu mereka yang terlibat dalam penegakan hukum.

Kepolisian adalah salah satu penyelenggara tugas dan fungsi

pemerintahan, dalam melaksanakan tugas dan fungsinya harus berdasarkan

pengesahan yang sah menurut hukum yang berlaku. Fungsi utama dari Polisi

itu adalah menegakan hukum dan melayani dan mengayomi masyarakat,

Tugas Polisi adalah melakukan pencegahan terhadap kejahatan dan

memberikan perlindungan kepada masyarakat.1

Salah satu tindak pidana yaitu tindak pidana pemerasan sebagaimana

diatur dalam Bab XXIII KUHP sebenarnya terdiri dari dua macam tindak

1
Hartono, Penyidikan dan Penegakah Hukum Pidana, Sinar Grafika, 2012, Jakarta, hlm 32

1
2

pidana, yaitu tindak pidana pemerasan (afpersing) dan tindak pidana

pengancaman (afdreiging).

Kedua macam tindak pidana tersebut mempunyai sifat yang sama,

yaitu suatu perbuatan yang bertujuan memeras orang lain. Justru karena

sifatnya yang sama itulah kedua tindak pidana ini disebut dengan
2
nama yang sama yaitu “pemerasan". Tindak pidana pemerasan di atur

dalam Pasal 368 KUHP yaitu:

“Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri


sendiri atau orang lain secara melawan hukum, memaksa
seseorang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk
memberikan sesuatu barang, yang seluruhnya atau sebagian adalah
kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya membuat utang
atau menghapuskan piutang, diancam karena pemerasan, dengan
pidana penjara paling lama sembilan tahun”.

Pemerasan adalah perbuatan dimana untuk menguntungkan diri

sendiri atau perbuatan dimana untuk menguntungkan diri sendiri atau orang

lain secara langsung, memaksa seseorang dengan kekerasan atau ancaman

kekerasan dalam Pasal 368 KUHP.3 Tindak pidana pemerasan itu sendiri

dapat di golongkan menjadi satu tindak pidana dimana perbuatan-perbuatan

ini juga merugikan masyarakat, dalam arti bertentangan dengan atau

menghambat akan terlaksananya pergaulan masyarakat yang dianggap baik

dan adil.

Lembaga Swadaya Masyarakat atau yang sering disebut LSM adalah

organisasi yang didirikan, baik secara perorangan maupun secara

kelompok dimana organisasi tersebut tidak berorientasi pada hasil atau

2
http://pakarhukum.site90.net/pemerasan.php diakses pada tanggal 1107 2019 pukul
13:25 WIB.
3
Adami Chazawi, Kejahatan Terhadap Harta Benda, Media Nusantara Creative, 2013,
Malang, hlm 52.
3

laba melainkan karena adanya tujuan tertentu di dalam masyarakat. Lembaga

Swadaya Masyarakat merupakan pengembangan dari sebuah organisasi non

pemerintah (onop) atau juga disebut sebagai lembaga non government

organization (NGO). Lembaga Swadaya Masyarakat diatur didalam

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi

Kemasyarakatan. Tujuan adanya Lembaga Swadaya.

LSM yaitu menentang semua praktek serta kegiatan yang

menghambat usaha untuk menciptakan pemerintahan yang bersih, kuat,

demokratis, akuntabel dan tegaknya hukum yang berkeadilan serta

memberikan / meningkatkan kesadaran masyarakat dalam bidang kehidupan

sosial, pendidikan, hukum, politik, dan pelestarian fungsi lingkungan hidup

serta memberikan pelayanan kepada masyarakat umum tanpa bertujuan untuk

memperoleh keuntungan dari kegiatannya.4

Kasus tindak pidana pemerasan yang dilakukan oleh oknum

Lembaga Swadaya Masyarakat terhadap supir truk yang mengangkut kayu

olahan jenis meranti melintas di jalan Lintas Lintas Tumbang Samba Desa

Samba Bakumpai Kecamatan Katingan Tengah Kabupaten Katingan Provinsi

Kalimantan Tengah. Pada waktu Kamis Pagi, sekira pukul 03.30 WIB,

tanggal 25 Oktober 2018 sebanyak tiga orang anggota sebuah LSM di

Kabupaten Katingan ditangkap aparat setempat. Mereka ditangkap karena

melakukan praktek tindak pidana pemerasan yang meresahkan pengemudi

truk angkutan yang melintas di Jalan Lintas Tumbang Samba, Kabupaten

4
Afiantin, Perkembangan Peran LSM dalam Pengembangan Masyarakat Indoneisa, Jurusan PLS
UPI, 2011, Bandung, hlm 5
4

Katingan dengan cara menyuruh berhenti secara paksa dengan cara di kejar

menggunakan sepeda motor pribadi dan membunyikan klakson motor secara

berulang-ulang. Ketiga orang tersebut mengatasnamakan sebagai anggota

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).5

Tindak pidana pemerasan yang terjadi di wilayah hukum Polres

Katingan dikarenakan kurangnya peran kepolisian dalam penanganan kasus

yang dilakukan oleh penyidik terkadang kurang merespon apabila ada laporan

dari masyrakat sehingga penanganan kasus lambat. Kasus-kasus tindak pidana

pemerasan yang terjadi diwilayah hukum Katingan hanya ditingkat

penyidikan dikarenakan adanya faktor penghambat dalam penyidikan.

Selain itu buruknya penegakan hukum juga akan menyebabkan rasa

hormat dan kepercayaan masyarakat terhadap hukum semakin menipis dari

hari ke hari. Akibatnya, masyarakat akan mencari keadilan dengan cara

mereka sendiri tanpa memandang bahwa ada hukum yang berlaku di sekitar

mereka. Berbagai tindakan main hakim sendiri di masyarakat akan dilakukan

karena merupakan salah satu wujud ketidakpercayaan masyarakat terhadap

hukum yang ada.

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan Penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul PENEGAKAN HUKUM

TERHADAP TINDAK PIDANA PEMERASAN YANG DILAKUKAN

OLEH LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM).

5
Laporan Polisi Nomor : LP/108/X/RES.1.19/2018/POLDA KALTENG/RES KATINGAN
tanggal 25 Oktober 2018.
5

B. Perumusan dan Batasan Masalah

Penulis tertarik dengan mengangkat isu hukum sebagai berikut :

1. Bagaimana penegakan hukum yang dilakukan Polres Katingan dalam

menghadapi tndak pidana pemerasan yang dilakukan oleh anggota LSM?

2. Apakah kendala yang ditemukan oleh pihak Polres Katingan dalam

menghadapi tindak pidana pemersan yang dilakukan oleh anggota LSM?

C. Tujuan Kegunaan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui penegakan hukum yang dilakukan Polres Katingan

dalam menghadapi tindak pidana pemerasan yang dilakukan oleh anggota

LSM;

2. Untuk mengetahui kendala yang ditemukan oleh pihak Polres Katingan

dalam menghadapi tindak pidana pemersan yang dilakukan oleh anggota

LSM.

Sedangkan yang menjadi kegunaan penelitian dari penulisan Skripsi ini

adalah :

1. Secara Teoritis

Penulisan Skripsi ini diharapkan berguna bagi kemajuan pendidikan ilmu

hukum sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka pembangunan hukum

nasional dan khususnya yang berhubungan dengan pendidikan.

2. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat

bagi semua pihak dalam hal penegakan hukum terhadap tindak pidana

pemerasan yang dilakukan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).


6

3. Secara Akademik

Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Hukum

pada Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Tambun Bungai Palangka Raya.

D. Metode dan Teknik Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitis yaitu

penelitian yang menggambarkan dan menguraikan keadaan ataupun fakta

yang ada tentang pendekatan hokum dalam tindak pidana pemerasan yang

dilakukan oleh lembaga swadaya masyarakat (LSM) kemudian gambaran

umum tersebut dianalisis dengan bertitik tolak dari perundang – undang,

teori – teori yang ada dan pendapat para ahli yang bertujuan untuk mencari

dan mendapatkan jawaban dari pokok masalah yang akan dibahas lebih

lanjut.

2. Metode Pendekatan

Metode Pendekatan yang digunakan adalah metode yuridis normatif

yaitu penelitian yang mengkajin asas-asas hokum khususnya kaidah-

kaidah hokum dalam peraturan perundang-undangan serta ketentuan-

ketentuan yang berkaitan dengan penegakan hokum dalam tindak pidana

pemerasan yang dilakukan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan

kendala yang ditemukan oleh pihak Polres Katingan dalam menghadapi

tindak pidana pemerasan yang dilakukan oleh anggota LSM.

3. Tahapan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :


7

a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Yaitu penelitian teoritis dengan mengandalkan bahan-bahan dari buku-

buku literature, peraturan perundang-undangan, majalah, dan surat

kabar yang mempunyai relevansi dengan masalah yang dibahas. Dari

penelitian kepustakaan ini diperoleh gambaran secara teortis tentang

masalah yang dihadapi, yaitu pnegakan hokum dalam tindak pidana

pemerasan yang dilakukan oleh Lembagaa Swadaya Masyarakat

(LSM). Bahan hokum yang dijadikan bahan uatama dalam penelitian

ini adalah :

1) Bahan Hukum Primer, antara lain :

a) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

b) Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)

c) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-

undang Hukum Acara Pidana (KUHP)

d) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi

Kemasyarakatan.

2) Bahan sekunder, antara lain berupa tulisan-tulisan para pakar

berkaitan dengan masalah yang diteliti yaitu penegakan hukum

dalam tindak pidana Pemerasan yang dilakukan oleh anggota

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan apakah ada kendala

yang ditemukan oleh pihak Polres Katingan dalam menghadapi

tindak pidana pemerasan yang dilakukan oleh anggota LSM.

3) Bahan hukum tersier, antara lain berupa bahan-bahan yang bersifat

menunjang bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder


8

berupa catalog, bibliografi secara langsung maupun melalui media

cetak dan wensite (online).

b. Penelitian Lapangan (Field research)

Penelitian lapangan dilakukan guna mendapatkan data primer sebagai

pendukung bagi analisis penelitian. Penelitian lapangan diperlukan

untuk mendapatkan data tentang penegakan hukum dalam tindak

pidana Pemerasan yang dilakukan oleh anggota Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM). Penelitian lapangan ini dengan mengmbil

responden antara lain :

1) Kepolisian Resor Kota Palangka

2) Kelurahan Samba Bakumpai

3) Lembaga Swadaya Masyarakat (Organisasi Badan Pengurus

Cabang Laskar Nusantara) di Kabupaten Katingan

4. Teknik Pengumpulan Data Yang Digunakan Dalam penelitian

a. Studi Pustaka, hal ini penulis lakukan dengan jalan mempelajari

ketentuan-ketentuan hukum maupun teori-teori yang berhubungan

mengenai penegakan hukum dalam tindak pidana pemerasan yang

dilakukan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan kendala

yang ditemukan oleh pihak Polres Katingan dalam menghadapi tindak

pidana pemerasan yang dilakukan oleh anggota LSM.

b. Observasi, yang digunakan peneliti dalam hal ini adalah observasi

langsung, yaitu teknik pengumpulan data di mana peneliti mengadakan

pengamatan secara langsung dalam situasi yang sebenarnya yang

penulis lakukan sebagai data/buhan pendahuluan sebelum


9

mendapatkan permaslahan yang akan menjadi topik skripsi, yaitu

penegakan hukum dalam tindak pidana pemerasan yang dilakukan oleh

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan kendala yang ditemukan

oleh pihak Polres Katingan dalam menghadapi tindak pidana

pemerasan yang dilakukan oleh anggota LSM.

c. Wawancara, yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara dengan sistem bebas terpimpin, di mana tidak terikat

dengan teks pertanyaan.

5. Analisis Data dan Bahan Hukum

Data sekunder dan data primer sebagaimana penelitian yang sifatnya

deskriptif analitis dianalisis dengan pendekatan yuridis, maka analisis data

dilakukan secara kualitatif dengan tidak menggunakan rumus statistik.

6. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kepolisian Resor Katingan Jln.

Bhayangkara No. 01 Kasongan Kab. Katingan.

E. Sistematika Penulisan

Di dalam penulisan proposal skripsi yang berjudul ”Penegakan Hukum

Terhadap Tndak Pidana Pemerasan Yang Dilakukan Oleh Lembaga Swadaya

Masyarakat” Sistematika penulisannya nanti terdiri dari IV Bab yaitu :

BAB I : PENDAHULUAN

Adapun hal-hal yang diuraikan dalam bab ini adalah mengenai

Latar Belakang, Rumusan dan Batasan Masalah, Tujuan

Penelitian, Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Sistematika

Penulisan
10

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini merupakan landasan teoritis yang berbentuk uraian

tentang Penegakan Hukum, Tindak Pidana, dan uraian tentang

tindak pidana pemerasan yang dijadikan acuan di dalam

membahas permasalahan.

BAB III :PEMBAHASAN

Didalam bab ini berisikan uraian dalam bentuk analisis terhadap

dua permasalahan yang menjadi isu sentral dalam penulisan

skripsi ini yaitu : penegakan hukum yang dilakukan Polres

Katingan dalam menghadapi tindak pidana pemerasan yang

dilakukan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat dan kendala yang

dihadapi dalam menghadapi tindak pidana pemerasan yang

dilakukan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat.

BAB IV :PENUTUP

Bab ini merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan dan

saran-saran dari hasil penelitian yang penulis lakukan.


11

DAFTAR PUSTAKA

Afiantin.2011.Perkembangan Peran LSM dalam Pengembangan Masyarakat


Indonesia. Bandung: Jurusan PLS UPI
Chazawi, Adami.2013. Hukum Pidana Materiil dan Formil Korupsi di Indonesia.
Malang: Bayumedia Publishing.

Hamzah, Andi. 2014. Hukum Acara Pidana Indonesia. Jakarta : Sinar Grafika.

Hartono.2012.Penyidikan dan Penegakah Hukum Pidana. Jakarta: Sinar Grafika.

Moeljatno. 2012. Asas-asas Hukum Pidana, Jakarta: Bina Aksara.

Prasetyo,Teguh. 2013. Hukum Pidana. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Soesilo, R. 2013. KUHP Serta Komentar Komentarnya Lengkap Pasal Demi


Pasal. Bogor: Politeia.

Peraturan Perundang-Undangan :

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945


Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan

Internet :
http://pakarhukum.site90.net/pemerasan.php diakses pada tanggal 1107 2019
pukul 13:25 WIB
12

PROPOSAL SKRIPSI

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA


PEMERASAN YANG DI LAKUKAN OLEH
LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM)

Disusun oleh :
NAMA : MUHAMMAD GURUH SUTAATA
NIM : 16.00.05484
NPM : 16.11.317.301100.04331

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM TAMBUN BUNGAI


PALANGKA RAYA
2019
13

HALAMAN PERSETUJUAN
PROPOSAL SKRIPSI

Nama : MUHAMMAD GURUH SUTAATA

NIM : 16.00.05484

NPM : 16.11.317.301100.04331

Program Studi : Ilmu Hukum

Bidang Kajian Utama : HUKUM PIDANA

Judul Skripsi : TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA

PEMERASAN

Proposal Skripsi ini telah dikonsultasikan dengan dosen Pembimbing Proposal

dan Dapat diseminarkan.

Disetujui
Palangka Raya, Juli 2019

PEMBIMBING PROPOSAL SKRIPSI

Pembimbing I Pembimbing II

DIKIE GG KASENDA, SH, M.H NOVITA, SH, M.H


NIDN. 110 512 6401 NIDN. 112 811 8601
14

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa atas segala

limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan proposal skripsi ini dengan judul “Penegakan Hukum Tindak Pidana

Pemerasan Oleh Lemabaga Swadaya Masyarakat”.

Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini jauh dari kata sempurna.

Hal ini tidak lain karena keterbatasan kemampuan peneliti miliki, oleh karena itu

kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan. Demikian proposal ini

dibuat, semoga dapat memberi sumbangan pemikiran yang positif dan bermanfaat

bagi kita semua.

Palangka Raya, Juni 2019

Peneliti,

MUHAMMAD GURUH SUTAATA

ii
15

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Perumusan dan Pembatasan Masalah .......................................... 4
C. Tujuan dan kegunaan Penelitian .................................................. 4
E. Metodologi dan teknik Penelitian ................................................ 5
F. Sistematika Penulisan .................................................................. 9
BAB IILANDASAN TEORITIS DAN FAKTUAL TENTANG PEMERASAN
TINDAK PIDANA PEMERASAN
A. Aspek Hukum Pidana Pada Umumnya .......................................
B. Pengertian dan dasar hukum tentang tindak pidana pemerasan
C. Modus Operandi Tindak Pidana Pemerasan ...............................
BAB III PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA
PEMERASAN
A. Bagaimanakah Penegakan Hukum Terhadap Pelaku Tindak Pidana
Pemerasan ...................................................................................
B. Bagaimanakah Pengawasan dengan Tindak Pidana Pemerasan ..
DAFTAR PUSTAKA

iii
16

LEMBAR PERBAIKAN SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI

Nama : : MUHAMMAD GURUH SUTAATA


NIM : 16.00.05484/STIH TB
NPM Kopertis : 16.11.317.301100.04331
Program Studi : Ilmu Hukum
Bidang Kajian Utama : Hukum Pidana
Judul Skripsi : TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA
PEMERASAN
Tanggal Ujian : 10 September 2019

TIM PENYEMINAR SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI YAITU :

NO NAMA DOSEN PENYEMINAR JABATAN TANDA TANGAN

1 NI NYOMAN ADI ASTITI, S.H., M.Hum Ketua Tim

2 SALUNDIK, S.H., M.H ANGGOTA

3 PRATOMO B. S.H., M. HUM ANGGOTA

4 DEKIE GG KASENDA S.H., M.H ANGGOTA

5 NOVITA S.H., M.H ANGGOTA

Anda mungkin juga menyukai