Tugas Yulianus Mendrofa
Tugas Yulianus Mendrofa
MAKALAH
OLEH :
PROGRAM SARJANA
UNIVERSITAS TERBUKA
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat rahmat-Nya,
saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Dampak Dana Desa Bagi
Masyarakat Desa Onozikho Kecamatan Gunungsitoli Barat Kota Gunungsitoli
Tahun 2018 ”. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang saya alami dalam proses
pengerjaannya, tapi saya berhasil menyelesaikannya tepat pada waktunya.
Makalah ini saya buat guna memenuhi tugas mata kuliah “…………………
”.Tentunya juga untuk memberikan informasi yang bermanfaat bagi pembaca dan untuk
pengembangan wawasan ilmu pengatahuan.
Selain itu saya juga mengucapkan terima kasih kepada: Dosen mata
kuliah………………….. dan rekan-rekan mahasiswa Universtas Terbuka
Demikian makalah ini saya buat semoga makalah ini dapat memberikan
pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Tentunya saya juga mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
YULIANUS MENDROFA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Desa sebagai pemerintahan yang langsung bersentuhan dengan masyarakat menjadi
fokus utama dalam pembangunan pemerintah, hal ini dikarenakan sebagian besar
wilayah Indonesia ada di perdesaan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang desa menyatakan penatausahaan keuangan pemerintah desa terpisah dari
keuangan pemerintah kabupaten. Pemisahan dalam penatausahaan keuangan desa tersebut
bukan hanya pada keinginan untuk melimpahkan kewenangan dan pembiayaan dari
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah, tetapi yang lebih penting adalah keinginan
untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya keuangan dalam
rangka peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat
Untuk membangun basis yang kuat bagi demokrasi, partisipasi rakyat, keadilan,
dan pemerataan pembangunan sekaligus memperhatikan kebutuhan masyarakat lokal yang
berbeda-beda, pemerintah bersama lembaga legislatif mengesahkan Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33
Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah. Unsur penting dalam kedua undang-undang ini adalah bahwa penguasa daerah
(gubernur, bupati, walikota) harus lebih bertanggungjawab kepada rakyat di daerah.
Berdasarkan UU Nomor 32 Tahun 2004 daerah diberikan otonomi yang seluas-luasnya
untuk mengurus semua penyelenggaraan pemerintah diluar kewenangan pemerintah pusat
untuk membuat kebijakan daerah yang berhubungan dengan peningkatan pelayanan dan
pemberdayaan masyarakat, serta otonomi yang nyata dan bertanggung jawab. Nyata
artinya, melaksanakan apa yang menjadi urusannya berdasarkan kewenangan yang
diberikan dan karakteristik dari suatu wilayah sedangkan bertanggung jawab adalah
otonomi yang dalam penyelenggaraannya harus sejalan dengan maksud dan tujuan
pemberian otonomi yaitu memajukan daerah dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kinerja pemerintahan Desa dalam
penyelenggaraan pemerintah, pembangunan dan pelayanaan dasar. Undang undang nomor
23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah, diarahkan untuk mempercepat terwujudnya
kesejahtraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta
masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip
demokrasi, pemerataan, keadilan dan kekhasan suatu daerah dalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan momentum untuk meningkatkan otonomi desa dimana
juga UU Desa sejalan dengan Visi dan Misi Pemerintah yang tercakup dalam perogram
Nawa Cita, yakni membangun indonesia dari pinggir dengan memperkuat pembangunan
daerah utamanya daerah perbatasan Desa.
Alokasi dana desa di Desa Onozikho Kecamatan Gunungsitoli Barat Kota
Gunungsitoli sebagian besar digunakan untuk pembangunan dan penyelenggaraan
pemerintah desa. dalam perkembangannya, kini desa telah berkembang menjadi berbagai
bentuk pemberdayaan sehingga menjadi desa yang mandiri, maju, dan kuat untuk
mencapai masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. Desa memiliki wewenang untuk
mengatur sendiri kawasanya sesuai kemampuan dan potensi yang dimiliki
masyarakatnya agar tercapai kesejahteraan dan pemerataan kemampuan ekonomi.
Kemajuan pembangunan juga tidak kalah pentingnya, pembangunan ini juga memerlukan
perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggung jawaban. Pembangunan desa harus
mencerminkan sikap gotong-royong dan kebersamaan sebagai wujud pengamalan sila-sila
dalam pancasila demi mewujudkan masyarakat desa yang adil dan sejahtera. Pelaksanaan
pembangunan desa harus sesuai dengan apa yang telah direncanakan dalam proses
perencanaan dan masyarakat berhak untuk mengetahui dan melakukan pengawasan
terhadap kegiatan pembangunan desa.
Pengelolaan ADD harus dilaksanakan secara terbuka melalui musyawarah desa
dan hasilnya dituangkan dalam Peraturan Desa (Perdes) Onozikho Kecamatan
Gunungsitoli Barat Kota Gunungsitoli. Ketentuan tersebut menunjukkan komitmen dari
pengambil keputusan bahwa pengelolaan ADD harus mematuhi kaidah good governance
yang harus dilaksanakan oleh para pelaku dan masyarakat desa Onozikho Kecamatan
Gunungsitoli Barat Kota Gunungsitoli. Pengelolaan alokasi dana desa yang telah diberikan
oleh pemerintah agar sesuai dengan tujuannya seyogyanya perlu adanya penerapan fungsi
– fungsi manajemen pada setiap proses pengelolaan. Pengelolaan ADD di Desa Onozikho
Kecamatan Gunungsitoli Barat Kota Gunungsitoli. Di Desa Onozikho Kecamatan
Gunungsitoli Barat Kota Gunungsitoli, masih terdapat beberapa permasalahan mulai
dari perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan pengawasan.
Untuk mendanai setiap kegiatan pembangunan desa, diperlukan biaya yang tidak
sedikit. Di setiap desa diberikan Alokasi Dana Desa (ADD) setiap tahun dengan jumlah
tertentu dengan tujuan untuk pembangunan desa tersebut. Berdasarkan dari data
APBDes jumlah Dana ADD yang ada di Desa Onozikho Kecamatan Gunungsitoli Barat
Kota Gunungsitoli yaitu sebesar Rp. 800.500,000. Dalam beberapa situasi
penggunaan Alokasi dana Desa ini rawan terhadap penyelewengan dana oleh pihak yang
seharusnya dipercaya oleh masyarakat dalam membangun desa menjadi lebih maju dan
berkembang. Di sinilah pentingnya peran masyarakat sebagai pengawas langsung dan tidak
lepas dari peran pemerintah kabupaten selaku pemberi dana untuk selalu memonitor
jalanya pembangunan di desa. Karena sebagian besar Alokasi Dana Desa
diperuntukan bagi pembangunan desa maka mulai darai proses perencanaan ADD,
pengelolaan ADD, hingga pelaporannya haruslah dilakukan sesuai dengan prosedur yang
berlaku. Sehingga nantinya diharapkan dengan dana ADD ini dapat menciptakan
pembangunan yang merata dan bermanfaat bagi masyarakat desa.
B. Masalah
Pelaksanaaan Dana Desa di Desa Onozikho Kecamatan Gunungsitoli Barat Kota
Gunungsitoli, masih terdapat beberapa permasalahan mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, sampai dengan pengawasan.
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini yakni untuk menambaha wawasan
mahasiswa untuk mengetahui perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan dan pertanggung
jawaban mengenai alokasi dana desa di Desa Onozikho Kecamatan Gunungsitoli Barat
Kota Gunungsitoli
BAB II
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Pengertian Desa
C. Pembangunan Desa
Sukirno (1985: 24) mengemukakan pendapatnya tentang konsep pembangunan,
mempunyai 3 sifat penting, yaitu: proses terjadinya perubahan secara terus menerus,
adanya usaha untuk menaikkan pendapatan perkapita masyarakat dan kenaikan
pendapatan masyarakat yang terjadi dalam jangka waktu yang panjang.
Rostow (2001: 34) juga menyatakan bahwa pengertian pembangunan tidak hanya
pada lebih banyak output yang dihasilkan tetapi juga lebih banyak output daripada yang
diproduksi sebelumnya. Dalam perkembangannya, pembangunan melalui tahapan-
tahapan : masyaralat tradisional, pra kondisi lepas landas, lepas landas, gerakan menuju
kematangan dan masa konsumsi besar-besaran. Kunci diantara tahapanini adalah tahap
lepas landas yang didorong oleh satu atau lebih sektor. Pesatnya pertumbuhan sektor
utama ini telah menarik bersamanyabagian ekonomi yang kurang dinamis.
Pembangunan merupakan proses kegiatan untuk meningkatkan keberdayaan
dalam meraih masa depan yang lebih baik. Pengertian ini meliputi upaya untuk
memperbaiki keberdayaan masyarakat, bahkan sejalan dengan era otonomi, makna dari
konsep hendaknya lebih diperluas menjadi peningkatan keberdayaan serta penyertaan
partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan. Oleh karenanya bahwa dalam
pelaksanaannya harus dilakukan strategi yang memandang masyarakat bukan hanya
sebagai objek tetapi juga sebagai subjek pembangunan yang mampu menetapkan tujuan,
mengendalikan sumber daya, dan mengarahkan proses pembangunan untuk
meningkatkan taraf kehidupannya. Hal ini sesuai dengan arah kebijakan pembangunan
yang lebih diprioritaskan kepada pemulihan kehidupan sosial ekonomi masyarakat dan
menegakkan citra pemerintah daerah dalam pembangunan.
Pembangunan desa sering dalam bahasa Inggris disebut dengan Community
Development, pembangunan masyarakat desa merupakan proses perubahan sosial yang
direncanakan untuk mengubah keadaan yang tidak dikehendaki kearah yang dikehendaki
dan lebih baik. Menurut Rahardjo pembangunan masyarakat desa adalah merupakan
bagian dari pembangunan nasional, secara khusus pembangunan masyarakat desa
memiliki pengertian sebagai berikut:
a. Pembangunan masyarakat desa berarti pembangunan masyarakat tradisional
menjadi masyarakat modern.
b. Pembangunan masyarakat desa berarti membangun swadaya masyarakat
dan rasa percaya diri sendiri.
c. Pembangunan pedesaan tidak lain dari pembangunan usaha tani atau membangun
pertanian.
Konsep pembangunan masyarakat desa mengacu pada teori dasar bahwa sasaran
pembangunan yang utama adalah manusia. Dalam membangun manusia maka harus bisa
mendorong agar masyarakat berkemauan dan berkemampuan untuk menolong dirinya,
salah satu dimensi yang penting dalam pembangunan masyarakat desa adalah
desentralisasi dalam artian bahwa pembangunan masyarakat desa juga merupakan bagian
dari upaya melakukan desentralisasi dalam pembangunan nasional. Sedangkan dalam
pembangunan desa yang bersifat sentralistis mengakibatkan ketidak mampuan dalam
kegiatan- kegiatan yang ada di desa, serta adanya ketergantungan masyarakat terhadap
pemerintah pusat.
C. Analisis
Jumlah Jumlah
No Unsur yang Diundang %
Undangan Hadir
1 Kepala Desa 1 1 100
2 Badan Permusyawaratan Desa 7 7 100
3 Unsur LPM 9 8 89
3 Unsur Kelembagaan 15 14 93
4 Tokoh Masyarakat 10 8 80
5 Kepala Dusun 2 2 100
Jumlah 44 40 91
A. Kesimpulan
1. Alokasi Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Kota yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan
kemampuan keuangan antar desa untuk mendanai kebutuhan desa dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan serta pelayanan
masyarakat.
2. Pengelolaan ADD akan baik apabila proses perencanaan, proses implementasi, proses
evaluasi dilaksanakan secara jujur, transparan, dan tanggungjawab. Dana ADD adalah
dana Rakyat, maka sudah sewajarnya bila rakyat meminta informasi, mengakses, dan
mengontrol dana tersebut
3. Implementasi Kebijakan Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Onozikho Kecamatan
Gunungsitoli Barat Kota Gunungsitoli berjalan cukup lancar. Hal ini dapat terlihat
dari tahap persiapan berupa penyusunan Daftar Usulan Rencana kegiatan
,penyelesaian setiap kegiatan sampai dengan tahap penyusunan pertanggung
jawaban. Namun demikian pencapaian tujuan Alokasi Dana Desa belum optimal.
Hal ini dapat d ilihat dari pencapaian tujuan Alokasi Dana Desa (ADD), yaitu
meningkatnya penyelenggaraan peme- rintahan, pembangunan dan kemasyara-
katan, meningkatnya kemampuan lembaga kemasyarakatan di desa dalam peren-
canaan, pelaksanaan dan pengendali mendorong peningkatan part isipasi
swadaya gotong royong masyarakat dan pembangunan serta mendorong pening-
katan partisipasi swadaya gotong royong masyarakat.
B. Saran
Di sini saya selaku mahasiswa yang berasal dari Desa Onozikho Kecamatan
Gunungsitoli Barat Kota Gunungsitoli ingin memberi saran dan masukan agar proses
perencanaan dan penggunaan alokasi anggaran dana desa bisa dilaksanakan dengan
transparan,terbuka dan jujur agar tidak terjadi penyalah gunaan dana desa tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka
Dwipayana, Aridan Suntoro Eko. 2003. Membangun Good Governance di
Desa.Yogyakarta: Institute of Research and Empowerment
Widjaja, Otonomi Desa Merupakan Otonomi Yang Asli, Bulat Dan Unik (Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2003), 3.