Anda di halaman 1dari 50

BAB I

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 1
MAKSUD

Peraturan penekan ini dibuat untuk menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan
undang-undang ketenagakerjaan, peraturan Pemerintah tata tertib, ketentuan-
ketentuan dan syarat-syarat kerja, serta hak dan kewajiban karyawan maupun PT
Fortuna Griya Medika

Pasal 2
TUJUAN

Tujuan peraturan perusahaan ini dibuat adalah agar karyaws» dan perusahaan
mengetahui, memahami serta melaksanakan hak dan kewajiban masing-masing
sesuai dengan undang-undang ketenagakerjaan dan peraturan pemerintah yang
berlaku sehingga tercipta hubungan industrial yang baik, kooperatif dan harmonis
di antara karyawan dan PT Fortuna Griya Medika

BAB II
HUBUNGAN KERJA

Pasal 3
PENGERTIAN

1. Perusahaan adalah PT Fortuna Griya Medika sebagai Pihak yang memberikan


pekerjaan kepada karyawan dengan sejumlah hak dan kewajiban yang harus
dipenuhi Bergerak di bidang perumahsakitan dengan nama 'Betang Pambelum
Hospital’. Merupakan salah satu anak perusahaan PT. Famon Awai Bros
sedaya.
2. Direksi Perusahaan adalah organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung
jauab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan.
3. Karyawan PT Fortuna Griya Medika adalah karyawan yang menerima
pekerjaan dan perusahaan dengan sejumlah hak dan kewajiban yang harus
dipenuhi
4. SDM adalah unit dalam perusahaan yang berianggungjawab menangan»
pengelolaan sumber daya manusia,
5. Jabatan
Adalah kedudukan dalam Struktur / jenjang organisasi rumah sakit yang
dtberikan berdasarkan penunjukan untuk menjalankan wewenang dan
tanggung jawab yang melekat pada kedudukannya tersebut.
6. Atasan
Adalah karyawan yang secara struktural mempunyai jabatan yang lebih iinggi
berdasarkan Struktur Organisasi PT Fsmon Awai Ban Sedaya dan PT Fortuna
Griya Medika
7. Atasan: langsung
Adalah pejabat struktural yang mendapat hak dan wewenang untuk
memberikan tugas serta mengawasi pelaksanaan tugas karyawan yang secara
struktural berada langsung dibawahnva.
8. Atasan tidak langsung
Adalah pejatot yang tidak secara struktural yang juga mempunyai wewenang
untuk memberikan tugas serta mengawasi pelaksanaan tugas.
9. Karyawan
Adalah orang yang bekerja di PT Fortuna Griya Medika dengan menerima
upah berdasarkan hubungan kerja,
10. Keluarga Inti Karyawan adalah :
Satu orang istri/suami dan anak yang sah dan terdaftar di bagian SDM dan
sesuar dengan ketentuan yang berlaku. Untuk anak belum mencapai usia 21
tabun atau belum pernah menikah atau belum memiliki penghasilan
11. Keluarga Karyawan adalah :
- Orang tua karyawan, yaitu ayah dan ibu dari karyawan yang terdaftar di
bagian SDM
- Mertua karyawan, vaitu ayah dan ibu dari istri/suami karyawan yang
terdaftar bagian SDM
- Ahli waris yaitu keluarga karyawan yang berhak menerima warisan
menurut ketentuan hukum, yang berlaku
12. Pekerjaan
Adalah tugas-tugas yang wajib dilaksanakan oleh karyawan untuk
kepentingan Rumah Sakit daiam suatu hubungan kerja dengan menerima gaji.
13. Jam Kerja
Adalah jam yang telah ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku untuk melakukan pekerjaan atau hal-bal yang berhubungan
dengan pekerjaan
14. Hari Kerja
Adalah hari-hari yang didasarkan pada jadwal hari kerja yang telah ditetapkan
oleh Rumah sakit poda saat mana karyawan harus melakukan pekerjaannya
15. Kerja Shift
Adalah jadwal kerja yang diatur secara bergilir pagi, siang maupun malam
dan: hari ismahatnya tidak harus jatuh pada hari yang sama dengan hari
istirshat karyawan non shift.
16. Kerja Lembur
Adalah pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan di iuar jam / hari kerja yang
telah ditetapkan atas perintah dan persetujuan atasan yang berwenang
17. Masa Kerja
Adalah jangka waktu seorang karyawan bekerja di Rumah Sakit secara tidak
terputus dan terhitung sejak tanggai diterima sebagai Karyawan.
18. Promosi
Adalah pengangkatan karyawan dari jabatan yang satu ke jabatan yang lebih
tinggi baik dalam satu bagian maupun antar bagian lainnya.
19. Mutasi
Adalah pemindahan karyawan dari satu bagian ke bagian lainnya
20. Rotasi
Adalah pemindahan karyawan dalam satu bagian dan antar unit kerja
21. Deraosi
Adalah pemindahan karyawan dalam satu bagian / pekerjaan / jabatan yang
satu ke bagian / pekerjaan / jabatan yang lebth rendah.
22. Lingkungan kerja
Adalah seluruh area kantor pusat dan rumah sakit termasuk bangunan, jalan
dan halaman yang berada di dalam nya.
23. Kecelakaan Kerja
Adalah kecelakaan yang terjadi / timbul pada saat jam kerja,
24. Upah / Gap
Adalah suafu bentak penerimaan sebagai imbalan dari rumah sakit kepada
karyawan untuk pekerjaan yang telah atau akan dilaksanakan dan dinyatakan
atau -dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan dalam suatu perjanjian kerja
atau kesepakatan kerja

Pasal 4
PENERIMAAN KARYAWAN
a. Penerimaan karyawan di PT, Fortuna Griya Medika disesuaikan dengan
kebutuhan perusahaan. Calon karyawan yang dapat diterima harus memenuhi
syarat-syarat yang telah ditentukan oleh Manajemen Perusahaan.
b. Perusahaan tidak menerima calon karyawan yang mempunyai hubungan dekat
(orangtua,anak,kaka,adik) kecuali dalam hal khusus untuk kepentingan
Perusahaan atas izin tertulis (kief Executive Officer dengan
mempertimbangkan aspek konflik kepentingan
Karyawan yang menyembunyikan identitas diri, hubungan keluarga dan
memberikan keterangan pafsu, apabila diketahui maka karyawan tersebut
wajib mengundurkan diri.
c. Bagi karyawan yang menikah dengan karyawan lain dalam satu unit
Perusahaan, maka salah satu dari karyawan tersebut akan dimutasikan kedivisi
lain atau unit lain di lingkungan PT, Fortuna Griya Medika.
d. Persyaratan umum dalam penerimaan karyawan sebagai berikut :
a. Mimmal berusia 18 tahun
b. Memenuhi persyaratan / klasifikas jabatan
c. Lulus tes tertulis, psikotest, tes keterampilan (jika diperlukan), wawancara,
& kesehatan dan tulus seleksi penerimaan karyawan yang diselenggarakan
oleh Perusahaan.
d. Bersedia ditempatkan / dimutasikan di seluruh bagian / unit / seksi fam
sesuai dengan kebutuhan

Pasal 5
PROSES SELEKSI
a. Dasar pertimbangan penerimaan karyawan adalah :
1. Penambahan karyawan karena ada bagian atau unit baru, penambahan
kapasitas/fumiah pasien dan perluasan peningkatan pelayanan;
2. Setiap penambahan karyawan baru. maka wajib mendapat persetujuan
tertulis dari direktur.
3. Penggantian karyawan yang mutasi ke divisi / instalasi / bagian lain
maupun yang keluar;
4. Pengajuan penambahan tenaga harus dilakukan sesuai dengan perencanaan
karyawan dari masing-masing divisi / instaiasi / bagian

b. Proses Seleksi terdiri dari tahap-tahap :


1. Seleksi Berkos Lamaran
2. Ter Kompetensi Tertulis
3. Tes Psikotes
4. Tes Keterampilan
5. Wawancara
6. Negosiasi gaji
7. Tes Kesehatan
8. Penandatanganan Surat Perjanjian

c. Seleksi tahap awai yang dilakukan oleh bagian personalia. SDM meliputi:
1. Pemeriksaan kelengkapan data surat lamaran yang masuk, terdiri dari ;
 Surat lamaran
 Daflar riwavat hidup
 Fotocopy ijazah terakhir dan transkrip akademik
 Fotocopy sertifikat pelatihan (jika pemah mengikuti pelatihan)
 Fotocopy KTP dan kartu keluarga
 Fa,s foto berwarna
 Surat referensi kerja (bagi yang pernah bekerja)
 Surat Ijtn (Profesi Dokter, Apoteker, STR 411J
 NPWP
2. Wawancara untuk pelamar difakukan oleh fcepala divisi terkait danatau
Ttni Rekrutmen yang telah ditentukan.

Pasal 6
STATUS KARYAWAN
Karyawan adalah setiap orang yang memiliki hubungan kerja dengan perusahaan
dan mempunyai tugas tertentu yang dituangkan dalam perjanjian kerja sesuai
klasifikasinya.
Status karyawan PT Fortuna Griya Medika mengacu kepada status karyawan PT.
Famon Awai Bros Sedaya ditentukan sebagai berikut
1. karyawan Waktu Kerja Tertentu
Karyawan yang terikat hubungan kerja dengan perusahaan daiam waktu
tertentu maka hubungan kerjanya diatur berdasarkan Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu yang mengacu pada Undang Undang Ketenagakerjaan yang berlaku.
2. Karyawan Waktu Kerja Tidak Tertentu (Karyawan Tetap)
Karyawan tetap adalah Karyawan yang telah menjalani masa kerja waktu
tertentu yang dinilai mampu dan dapat melaksanakan tugas dengan baik sesuai
dengan standar yang ditentukan Oleh Perusahaan Pengangkatan menjadi
karyawan tetap berdasarkan surat pengangkatan sesuai dengan jabatan
sehingga karyawan yang bersangkutan terikat hubungan kerja dengan
Perusahaan dalam jangka wtktu mutai dari diterima sampai berusia 56 tahun
atau dapat diperpanjang atas Keputusan Direktur.
Sebagai karyawan tetap, akan memperoleh hak-hak sebagai berikut:
 Upah sesuai dengan kesepakatan antara karyawan dengan pihak
perusahaan.
 Terdaftar sebagai peserta jaminan sosial tenagit kerja di BPiS
Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan.

Pasal 7
IENAGA KERJA ASING
1. Pada dasamya penempatan tenaga kerja asing berdasarkan, kebutuhan
perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku
2. Tenaga Kerja Asmg yang dipekerjakan, di perusahaan harus memabami
dan menghormat? adat istiadat bangsa Indonesia dan bersikap sopan
terhadap karyawan serta melaksanakan Hubungan Industrial Pancasila.
3. Sesuai dengan program alih teknolog» maka Tenaga Kerja Astng yang
ditempatkan di perusahaan wajib berupaya mengalihkan keahlian dan
pengetahuannya kepada perusahaan.
BAB III
PENILAIAN, PELATIHAN, PENGHARGAAN
Pasal 8
PENILAIAN HASIL KERJA KARYAWAN
1. Untuk menilai kinerja karyawan secara menyeluruh, Manajemen
Perusahaan melaksanakan penilaian secara beriak minimal I (satu) tahun
sekali sesuai dengan Penilaian Kinerja Karyawan untuk setiap karyawan
2. Prosedur penilaian kinerja diatur dalam aturan tersendiri dan disesuaikan
tengan ketentuan penilaian perusahaan
3. Dasar pertimbangan kenaikan upah, besaran bonus, peningkatan jabatan,
dan hal-ha t {ain terkait pengembangan fcarir adalah berdasarkan hasil
penilaian kinerja.
Pasal 9
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAGI KARYAWAN
1. Perusahaan memberikan kesempatan kepada seluruh karyawan untuk
mengikuti program pelatihan yang diadakan secara internal ataupun
eksternal, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan perusahaan
2. Setiap divisi atau bagian membuat rencana kerja tahunan program
pendidikan dan pelatihan kerja serta perkiraan biaya yang dibutuhkan
umuk selanjutnya diajukan kepada direktur untuk disetujui dan
dimasukkan dalam anggaran operasianal perusahaan,
3. Unit SDM & Diklat mengelola program pendidikan dan pelatihan kerja
serta melakukan koordinast terhadap pelaksanaannya dengan divisi dan
bagian terkait.
4. Setiap program pendidikan dan pelatihan harus dibuat laporan
pelaksanaan, evaluasi dan upaya tindak lanjut
5. Prosedur pendidikan dan pelatihan bagi karyawan ini diatur dalam
peraturan tersendiri.
Pasal 10
PEMILIHAN KARYAWAN TELADAN
1. Manajemen perusahaan melakukan pemilihan karyawan teladan yang
dapat dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu.
2. Peraturan tentang pemilihan karyawan teladan diatur dalam aturan
tersendiri
Pasal 11
PENGHARGAAN
1. Manajemen perusahaan memberikan penghargaan bagi bekerja terus
menerus dan berprestasi di perusahaan.
2. Ketentuan tentang bentuk penghargaan yang diberikan diatur dalam aturan
tersendiri
BAB IV
PROMOSI, MITASI, ROTASI DAN DEMOS
Perusahaan mempunyai wewenang untuk melakukan pfomosi, mutasi» rotai» dan
demosi karyawan.
Pasal 12
PROMOSI
1. Perusahaan berhak melakukan promost jabatan bagi karyawan berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
 Adanya kebutuhan pengisian lowongan jabatan dalam organisasi
perusahaan
 Kuai nas dan kemampuan kerja
 Prestasi kerja.
 Stkap dan tmgkah laku yang mencerminkan kepribadian seorang atasan
dan pimpinan.
2. Proses promosi terhadap karyawan yang berpotensi hatus dilakukan melalui
proses yang transparan, objektifdan berkeadilan,
3. Untuk mempersiapkan seorang karyawan menduduki jabatan yang lebih
tinggi, maka karyawan tersebut dapat menjalani masa percobaan, sebagai
Pejabat Sementara/Pjs dalam jabatan tersebut untuk waktu paling lama 1
(satu) tahun
4. Apabila ternyata karyawan yang bersangkutan dinilai tidak mampu / tidak
sanggup memegang jabatan tersebut maka kedudukan/posisi sebagai
Pjs/Pejabat Sementara tersebut dapat diakhiri sebelum masa I (satu) tahun
tersebut berakhir
5. Masa terlakunya suatu jabatan ditetapkan melalui surat Keputusan Direktur
tanpa mengurangi hak dan wewenang direktur untuk mengakhiri masa jabatan
tersebut sewaktu-waktu karena sebab apapun apabila dianggap kepentingan
perusahaan.
6. Suatu jabatan dapat dicabut maupun diperpanjang sesuai kebutuhan
perusahaan dan atau berdasarkan evaluasi kinerjanya.
7. Tata cara atau prosedur tentang pelaksanaan kegiatan promosi karyawan ini
diatur dalam aturan tersendiri.
Pasal 13
MUTASI

1. Demi kelancaran kegiatan perusahaan serta pendayagunaan tenaga kerja maka


manajemen perusahaan dapat menempatkan. memutasikan/memindahkan
karyawan untuk suafu pekerjaan-jabatan di perusahaan dalam hal-hal sebagai
berikut:
 Bertambahnya pekerjaan di suatu tempat/bagian sehingga memerlukan
penambahan karyawan.
 Memberikan kesempatan kepada karyawan yang mempunyai potensi
untuk majitberkembang agar dapat mengembangkan kartemya pada unit
tain atau tugas yang baru.
 Karyawan dapat dimutasikan ketempat/hagian lain dengan memperhatikan
kecakapan, kemampuan serta mempertimbangkan perkembangan
kariemya di perusahaan.
 Karyawan yang oleh karena pertimbangan kemampuan, atau prestasmya
dapat dimutasikan ke tempat/'bagian atau jabatan yang lebih rendah dari
sebelumnya,
 Kondisi karyawan yang oleh karena nasehat dokter tidak memungkinkan
bekerja pada pekerjaan/jabatan yang sekarang sehingga peflu dimutasikan
pada pekerjaan / jabatan lainnya yang lebih sesuai
2. Mutasi dapat merupakan tindakan Rotasi ,Promosi dan Demosi.
3. Pelaksanaan mutasi diberitahukan kepada karyawan yang bersangkutan
melalui surat pemberitahuan mutasi selambat-lambatnya 2 minggu sebelum
pelaksanaan mutasi.
4. Karyawan diberikan kesempatan selama makstmal 6 (enam) bulan evaluasi
untuk menyesuaikan diri dengan tempat/bagian/jabatan yanj
5. Apabila dalam masa evaluasi tersebut karyawan yang bersangkutan tidak
mampu memiliki kinerja sesuai dengan standar di tempat/bagian/jabatan
barunya maka manajemen perusahaan berhak untuk mengembalikan karyawan
tersebut ke lempat/bagian/jabatan semula atau ke unit kerja lain kecuali
maksud dari mutasi tersebut merupakan demosi ke bagian/jabatan yang tebih
rendah
6. Manajemen perusahaan berhak memutasi karyawan anjar bagian maupun
antar Group RS Awai Bros Penolakan dengan alasan yang tidak dapat diterima
dianggap sebagai penolakan kcria, Penolakan kerja demikian dapat diberikan
sanksi sesuai ketentuan yang berlaku
Pasal 14
ROTASI
1. Rotasi adalah pemindahan karyawan ke bagian atau unit lain pada tingkat
jabatan yang sama yang mempunyai persyaratan keterampilan yang sama,
2. Demi kelancaran kegiatan perusahaan serta pendayagunaan tenaga kerja dan
peningkatan/penyesuaian kemampuan karyawan, maka perusahaan dapat
melakukan rotasi karyawan.
Pasal 15
DEMOSI
1. Bila dianggap perlu. perusahaan berhak melakukan demosi yaitu pemindahan
karyawan dari suatu jabatan ke jabatan yang lebth rendah berdasarkan evaluasi
kinerja karyawan tersebut.
Penolakan dengan alasan yang tidak dapat diterima dianggap sebagai
penolakan kerja yang dapat diberikan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku
2. Karyawan yang mendapatkan demosi akan mengalami perubahan upah
menyesuaikan dengan tuntutan tanggung jawab dan resiko pekerjaan rendah
BAB V
HARI KERJS DAN WAKTI KFRJA
Pasal 16
PENGATURAN DINAS

1. Sistem Shift
Yaitu pekerjaan yang harus memberikan pelayanan selama 24 jam. Dalam hal
ini pelayanan dibagi menjadi shift pagi, shift sore dan shift malan. Untuk hari
libur umum akan diatur oleh Koordinator bagian atas persetujuan Manager
terkait ,
2. Sistem Non Shift
Yaitu pekerjaan yang pada dasarnya tidak memerlukan pelayanan selama 24
jam.
Pasal 17
HARI DAN JAM KERJA
1. Hari kerja karyawan Perusahaan non-shift adalah sebagai berikut:
Seni- Jumat : 08.00 WIB - 16.00 WIB
Sabtu : 08.00 WIB - 13.00 WIB
Minggu : Libur
2. Berdasarkan sifat pekerjaan di rumah sakit yang membutuhkan waktu
pelayanan selama 24 jam, maka karyawan baik laki-laki maupun perempuan
dapai dipekerjakan pada siang malam hari dengan tanpa menyimpang dari
prinsip-prinsip peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Waktu kerja ktwyawan shift pada umumnya adalah sebagai berikut:
Shift pagi : 07.00 WIB - 14.00 WIB
Shift sore : 14.00 WIB - 21.00 WIB
Shift malam : 21 00 WIB - 07.00 WIB
Hari libur karyawan diatur dan disesuaikan dengan unit dan bagian masing.
3. Bagi karyawan yang hendak melaksanakan Sholat Jumat diberikan
kesempatan beribadah secukupnya.
4. Jam kerja bagi karyawan yang bekerja berdasarkan jadwal kerja shift adalah
sesuai dengan bagian masing-masing yang ditetapkan oleh Rumah Sakit,
5. Bagi karyawan yang bekerja berdasarkan jadwal kerja shift, dimana menurut
sifat pekerjaannya harus dtjalankan pada hari libur nasional maka hak liburnya
akan digantikan pada hari kerja berikutnya atau akan diperhitungkan sebagai
tambahan libur.
6. Dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, maka waktu kerja, hari kerja dan jam tstirahat karyawan dapat dtubaft
oleh manajemen perusahaan untuk disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit
dalaro rangka memberikan pelayanan sebaik-baiknya bagi para pasiennya.
Pasal 18
KERJA LEMBUR
1. Kerja lembur merupakan pekerjaan yang pelaksanaannya tidak dapat
diselesaikan dalsm waktu kerja biasa setiap hari dan karena itu membutuhkan
pekerjaan yang melebihi dalam waktu kerja biasa dan sifatnya harus segera
diselesaikan daiam hal-hal berikut ini
a. Pekerjaan yang apabila tidak segera diselesaikan akan membahayakan
keselamatan dan kesehatan orang.
b. Pekerjaan yang apabila tidak diselesaikan akan menimbulkan kerugian
bagi runrnh sakit atau mengganggu kelancaran pelayanan dan atau
opetastonal rumah sakit secara umum.
2. Kerja lembur hanya boleh dilaksanakan di tempat kerja dengan terlebih dahulu
mendapatkan izin dari koordinator / atasan terkait
3. Karyawan mendapatkan tunjangan makan apabila lembur dslakukan selama
minimal 4 (empat) jam (termasuk jam tstirahat) sesuat KepMenaker
102/Men/I V/2004.
4. Pembayaran lembur dilaksanakan pada waktu yang telah ditentukan
manajemen perusahaan.
5. Upah lembur hanya berlaku untuk karyawan level staf
6. Pajak tes penerimaan pendapatan lembur ditanggung oleh karyawan
Pasal 19
DISIPLIN WAKTU KERJA
1. Setiap karyawan harus hadir mmimal 15 menit sebelum waktu kerja di tempat
tugas masing-masing dan mulai bekerja pada waktu yang telah ditetapkan,
kecuali atas ijin atau perintah atasan untuk melaksanakan tugas di luar tempat
kerjanya.
2. Setiap karyawan wajib mencatatkan kehadirannya setiap masuk dan pulang
dari temp&L kerjanya dan harus dtlakukan sendiri oleh karyawan yang
bersangkutan
3. Karyawan wajib meminta i/in terlebih dahuiu apabila datang terlambat,
meninggalkan pekerjaan atau pulang sebelum waktunya dengan alasan yang
dapai disetujui oleh atasannya dan memberitahukan kepada bagian SDM,
BA B VI
ISTIRAHAT DAN CUTI KARYAWAN
Pasal 20
CUTI TAHUNAN
1. Sesuai dengan undang-undang No. 13 Tahun 2003 maka seluruh karyawan
berhak mendapatkan cuti tahunan sebanyak 12 hari kerja setelah bekerja terus
menerus selama 1 tahun atau selama 12 bulans kecuali cuti bersama yang
ditetapkan oleh pemermtab yang akan diperhitungkan sebagai cuti tahunan
2. Cuti tahunan timbul setiap tanggai 01 Januari dan berakhir setiap tandai 31
Desember,
3. Untuk menjamin kelangsungan pekerjaan, manajemen berhak mengatur
istirahat / cuti tahunan karyawan dan berhak menangguhkan cuti tersebut
untuk waktu paling lama bulan setelah tgl 31 Desember
4. Cuti tahunan terus diajukan kepada atasan masing-masing disesuaikan dengan
kebutuhan operasional dan diketahui oleh bagian SDM selambat-lambatnya 2
minggu sebelum jadwal dinas keluar bagi karyawan shift dan selambat-
lambatnya 1 bulan tertanggal cuti yang tercantum dalam surat permohonan
cuti bagi karyawan non shift
5. Pengambilan cuti tahunan tidak boleh kumulatif tabun depan kecuali karena
alasan penundaan yang dilakukan oleh perusahaan (disertai bukti
penundaannya)
6. Selama karyawan menjalani cuti, yang bersangkutan sewaktu-waktu dapat
dipanggil kembali apabila tugas/dinas memerlukan kehadirannya. Dengan
demikian karyawan yang menjalani cuti, wajib mudah dihubungi melalui
telepon genggamnya atau nomor telepon lainnya
7. Jika terdapat keadaan seperti tersebut diatas, maka sisa cuti yang belum
sempat digunakan akan diperhitungkan kembali.
8. Dengan pertimbangan kelancaran tugas, atasan langsung berhak memberikan
tzin, pemotongan maupun penundaan permohonan cuti tahunan karyawan
yang menjadi bawahannya.
9. Karyawan yang mengundurkan diri dan masih memiliki hutang cuti, maka
penerimaan gaji saat pengunduran diri akan dipotong dengan hutang cutinya
10. Cuti tahunan tidak dapat diuangkan
Pasal 21
ISTIRAHAT SAKIT
1. Karyawan yang tidak dapat bekerja karena alasan sakit termasuk akibat dari
kecelakaan kerja, dapat dihebaskan dari pekerjaannya dengan mendapat upah
penuh berdasarkan keterangan istirahat tertulis dari dokter rumah sakit atau
dokter yang ditunjuk oleh rumah sakit perusahaan. Surat keterang istirahat
dokter umum lain harus disahkan oleh dokter rumah sakit atau dokter yang
ditunjuk oleh rumah sakit perusahaan.
2. Surat keterangan sakit harus disampaikan kepada bagian SDM melalui atasan
yang bersangkutan.
3. Apabila karyawan sakit dan hanya menunj tikan surat keterangan berobat serta
tidak dapat menunj ukan surat keterangan istirahat: dari dokter rumah sakit
atau dokter yang ditunjuk oleh rumah sakit perusahaan, maka tnanajemen
perusahaan akan melakukan pemotongan gaji pada hari karyawan yang
bersangkutan tidak masuk bekerja.
4. Bila karyawan tidak dapat hadir karena saktt yang berkepanjangan yang
dibuktikan dengan surat sakit dari dokter yang merawatnya maka penerimaan
upah / gaji akan diatur sebagai berikut:
a. Masa 4 (empat) bulan pertama upah dibayar 100%.
b. Masa 4 (empat) bulan kedua upah dibayar 75% e. Masa 4 (empat) bulan
ketiga upah dibayar $0%
c. d Bulan berikutnya upah dibayar 25% dari upah, sebelum pemutusan
hubungan kerja diiakukan oleh Perusahaan,
d. Bila ternyata sampai 12 (dua belas) bulan yang bersangkutan tidak dapat
melakukan pekerjaannya, maka Manajemen Perusahaan akan mengambil
kebijaksanaan untuk memutuskan hubungan kerja / memberhentikan
dengan hormat karyawan yang bersangkutan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
5. Bila sakitnya terputus-putus dalam kurun waktu 6 (enam) bulan, dianggap
sebagai sakit yang terus-menerus yang dibuktikan dengan surat keterangan
sakit dari dokter yang merawatnya,
6. Atasan langsung dan atau bagian SDM akan memberikan tindakan disiplin
kepada karyawan yang memberikan alasan tidak benar (bohong) untuk
meminta izin tidak masuk kerja
Pasal 22
CUTI MELAHIRKAN
1. Karyawati yang idah menikah dengan sah dapat mengambil cuti hamil. /
melahirkan selama 1.5 (satu setengah) bulan sebelum melahirkan dan 1,5 (satu
setengah) bulan sesudah melahirkan.
2. Karyawan harus mengajukan permohonan cuti melahirkan ke atasan langsung
dan diketahui oleh bagian SDM dengan disertai surat keterangan perkiraan
kelahiran dari dokter
3. Karyawati yang mengalami keguguran diberikan istirehat sesuai dengan surat
keterangan dokter kandungan atau bidan.
4. Cuti melahirkan tidak dapat digabung dengan cuti tahunan.
5. Cuti tahunan dapat diberikan setelah 3 (tiga) bulan cuti melahirkan berlalu
6. Bagi karyawati yang hamil sebelum menjadi karyawati tetap maka
diberlakukan kebijakan yang diatur oleh manajemen perusahaan.
Pasal 23
IZIN MENINGGALKAN PEKERJAAN DENGAN MENDAPAT UPAH
1. Pada dasamya setiap karyawan dilarang meninggalkan pekerjaan kecuali atas
ijin tertulis dari atasan langsung, diketahui oleh bagian SDM.
2. Izin meninggalkan pekerjaan dengan mendapat upah diberikan untuk
kepentingan karyawan karena alasan-alasan sebagai berikut;
a. Pernikahan karyawan yang pertama Selama 3 (tiga) han kerja
b. Istri karyawan melahirkan Selama 2 (dua ) hari kerja
c. Menikahkan anak kandung Selama 2 (dua) hari kerja
d. Mengkhiiankan anak kandung Selama 2 (dua) hari kerja
e. Baptis anak kandung Selama 2 (dua) hari kerja
f. Keluarga inb meninggal dunia Selama 2 (dua) hari kerja
g. Anggota keluarga yang tinggal serumah Selama I (satu) hari kerja
meninggal dunia
Yang dimaksud dengan keluarga inti adalah kakek/ nenek, bapak / ibu,
kakak/adik kandung, auami/isiri, anak/menantu/mertua.
3. Untuk kepentingan melaksanakan ibadah agama yang diwajibkan yang
membutuhkan waktu yang lebih lama dari masa cuti yang ada, dapat
mengambil cuti diluar tanggungan.
Pasal 24
IZIN MENINGGALKAN PEKERJAAN TANPA MENDAPAT I PAH
1. Pada dasarnya setiap karyawan dilarang meninggalkan pekerjaan kecuali atas
izin atasan langsung dan bagian SDM.
2. Manajemen perusahaan berhak untuk menyetujui atau menolak permintaan
karyawan yang berkeinginan untuk meninggalkan pekerjaannya dengan ijin di
luar tanggungan perusahaan.
3. Karyawan dapat diberikan izin meninggalkan pekerjaannya tanpa mendapat
upah dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a. Kepentingan karyawan tersebut sangat mendesak dan alasannya dapat
diterima / disetujui oleh perusahaan.
b. Karyawan yang bersangkutan dapat dibebaskan dari tugas pekerjaannya
dan tidak mengganggu kegiatan perusahaan.
c. Permohonan permintaan izin dengan tanpa mendapat upah harus diajukan
paling lambai 7 han sebelum izin dimulai
4. Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun, izin meninggalkan pekerjaan tanpa upah
hanya dapat diberikan sebanyak-banyaknya 15 (lima belasi bari kerja)
Pasal 25
KETERLAMBATAN DAN MANGKIR BEKERJA
1. Pelanggaran terhadap disipl in waktu kerja termasuk:
a. Tidak masuk kerja tanpa alasan yang dapat diterima;
b. Terlambat datang ke tempai kerja tanpa alasan yang dapat diterima:
c. Memanfaatkan waktu kerja bukan untuk kepentingan perusahaan;
d. Menggunakan waktu istirahat melebihi ketentuan;
e. Meninggalkan tempet kerja atau pulang;
f. Lalai mencatatkan absensi kehadiran dan pulang dari ternpat kerjanya;
g. Tanpa izin terlebih dahulu telah mengambil atau memperpanjang cuti,
2. Sanksi administrasi yang diberikan perusahaan terhadap karyawan yang
melakukan pelanggaran tata tertih dtsiplin waktu kerja dapat berupa sanksi
lisan maupun tertulis,
3. Karyawan yang terlambat datang ketempat kerja atau tidak masuk kerja
diwajibkan untuk segera melaporkan kepada atasannya
4. Toleransi keterlambatan masuk kerja adalah maksimum 20 (dua puluh) menit
atau terlambat 3 (tiga) kali dalam satu bulan dari jam masuk kerja dan tidak
bersilat terus menerus.
5. Bagi karyawan tidak melakukan finger prtnt baik masuk kena maupun pulang
kerja, maka dianggap keterlambatan atau pulang lebih awai
6. Bila karyawan lupa finger print lebih dari 1 (satu) kali, akan dikenakan sanksi
sesuai dengan peraturan perusahaan ini.
7. Jika tidak masuk keijja dengan alasan sakit maka bertaku ketentuan sebagai
berikut:
a. Bila karyawan tidak masuk kerja selama 1 hari , maka wajib menyerahkan
surat keterangan dokter
b. Bila karyawan tidak masuk kerja selama 2 (dua) hari atau lebih, maka
wajib menyerahkan surat keterangan dokter dari Rumah Sakit Awai Bros
c. Bila surat keterangan sakit dari dokter/klinik/rumah sakit di luar Rumah
Sakit Awal Bros lebih dari satu hari, maka ketidakhadirannya akan
memotong hak cuti tahunan karyawan
d. Selama karyawan tersebut sakit dan mendapat ijin istirahat dari dokter
maka karyawan tersebut wajib beristiriibat di rumah atau domisili yang
terdaftar di bagian SDM.
8. Karyawan yang tidak masuk kerja tanpa izin / pemberitahuan alaasan yang sah
yang dapat diterima / tanpa disertai dengan bukti-bukti tertulis yang sah
dianggap sebagai mangkir.
9. Kepada karyawan yang mangkir, gaji pada hari mangkir akan dipotong
dengan, formula penghitungan sebagai berikut:
Jumlah hari mangkir x gaji sebulan (gaji pokok+tunjangan tetap)
25
BAB VII
PENGUPAHAN DAN PENGGAJIAN
Pasal 26
PENGUPAHAN DAN PENGGAJIAN
1. Hak untuk menerima upah timbul pada saat adanya hubungan keria dan
berakhir pada saat putusnya hubungan kerja
2. Penetapan upah pada dasarnya ditetapkan berdasarkan jabatan, keahlian,
pendidikan kecakapan. prestasi kerja, kondite dan lain sebagamya dari
karyawan yang bersangkutan.
3. Upah karyawan setiap bulan akan dibayar pada tanggal 28 setiap bulan
Apabila tanggai 28 jatuh pada hari Sabtu, Minggu, atau hari libur nasional,
maka upah karyawan akan dibayarkan sebelumnya
4. Bagi karyawan baru yang masa kerjanya belum mencapai 1 (satu) bulan kerja,
maka dasarnya imbalan jasa diperhitungkan sebagai berikut:
Jumlah hari karyawan bekerja x Upah
25
5. Gaji karyawan akan dikenakan pemotongan untuk hal-hal sebagai berikut.
- Iuran jaminan hari tua yang harus dibayar oleh karyawan sebesar 2% dari
gaji pokok dan tunjangan yang bersitat tetap
- Dana penshm bagi karyawan tetap yang dibayar sebesar 1 % dari upah
- jaminan kesehatan (BPJS Kesehatan) sebesar 1%.
- Absen atau mangkir
- Izin di luar tanggungan
- Sakit dan tidak bisa memmjukan surat keterangan istirahat yang
dikeluarkan oleh dokter perusahaan.
- Potongan pengobatan karyawan (jika ada).
6. Peninjauan kembali atas gaji karyawan secara umum akan dilakukan setiap
tahan. Keputusan pemberian kenaikan gaji adalah sepenuhnya menjadi
wewenang perusahaan.
Pasal 27
KOMPONEN UPAH
Komponen upah terdiri atas:
1. Gaji Pokok
Gaji adalah imbalan dasar yang dibayarkan kepada karyawan menurut
golongan jabatan atau jenis pekerjaan yang besarava ditetapkan berdasarkan
standar upah yang berlaku dan disepakati kedua belah pthak
2. Tunjangan
a. Tunjangan Tetap
 Tunjangan Transport
 Tunjangan Makan
b. Tunjangan Tidak Tetap
 Tunjangan Struktural
Tunjangan yang diberikan pada jabatan tertentu dalam stmktur
organisasi perusahaan. Besarnya tunjangan struktural ditetapkan oleh
manajemen dengan mempertimbangkan jenis jabatan serta besamya
tanggung jawab jabatan tersebut.
Apabila karyawan tidak menduduki jabatan di dalam struktur
organisasi, maka karyawan yang bersangkutan tidak berhak atas
tunjangan tersebut,
 Tunjangan khusus
Tunjangan tetap yang dibayarkan kepada karyawan di bagian yang
membutuhkan keterampilan / pengetahuan khusus dan melaluj suatu
pelatihan tertentu. Jika karyawan yang bersangkutan sudah tidak
bekerja di bagian tersebut dati btdang pekerjaannya berbeda, maka
tunjangan tersebut tidak dapat diberikan
 Tunjangan lain yang ditetapkan oleh direksi.
3. Pendapatan Tidak Tetap
 Tunjangan Dinas Malam
Manajemen rumah sakit memberikan tunjangan dinas malam bagi
karyawan yang berdinas malam, besarnya tunjangan dinas malam
ditetapkan dan disesuaikan dengan kemampuan perusahaan.
Pembayaran tunjangan dinas malam ini dilaksanakan pada waktu dan
tempat yang telah ditentukan manajemen perusahaan,
 Upah Lembur
Upah yang dibayarkan kepada karyawan yang bekerja lembur atas
penugasan secara tertulis oleh atasan langsung. Lembur dihitung jika
perpanjangan jam dinasnya melebihi minimal 1 (satu) jam setelah jadwal
pulang resminya. Tunjangan Lembur tidak bedaku untuk jabatan struktural
atau level koordinator ke atas.
4. Pendapatan Non upah:
 Lasifitas
Kenikmatan dalam bentuk natura yang diberikan oleh perusahaan karena
hal-hal yang bersifat khusus, keselamatan kerja atau untuk meningkatkan
kesejahteraan karyawan yang berupa makan, pakaian seragam, sepatu,
fatalitas pengobatan dll.
 Bonus / Insentif
Bonus / insentif dapat diberikan kepada karyawan atas dasar kinerja
perusahaan dan kinerja individu, Besaran bonus/insentif ditentukan oleh
manajemen perusahaan
 Tunjangan Hari Raya (THR)
Tunjangan hari raya keagamaan diberikan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Jadwal pembayaran THR kepada karyawan adateh sebagai berikut:
1. Hari Raya Idul Fitri bagi karyawan yang beragama muslim
2. Hari Raya Natal : bagi karyawan yang beragama non muslim
Pasal 28
PENINJAUAN KENAIKAN UPAH
1. Peninjauan kenaikan upah dilakukan 1 kafi daiam setahun, yaitu pada bulan
yang ditetapkan oleh perusahaan dengan mempertimbangkan faktor-faktor
sebagai berikut:
a. Prestasi kerja
b. Kemampuan perusahaan
c. Prospek ekonomi
d. Perubahan índex harga-harga / tnftasi
2. Peninjauan upah khusus dapat dilakukan daiam bal:
a. Adanya perubahan harga yang drastis aktbat sistetn moneter dengan
mempertimbangkan anjuran / pengarahan pemerintah;
b. Adanya kenaikan / penurunan tingkat / golongan jabatan (promosi /
demosi)
3. Peninjauan gaji berkala diberikan kepada karyawan yang telah mencapai masa
kerja 12 (dua belas) bulan berturut-turut atau setiap 12 bulan berikutnya.
4. Anggaran penyesuaian gaji berkala dttetapkan oleh Manajemen Perusahaan,
5. Jika TMT (terhitung masuk tanggai) karyawan kurang dari 12 (dua belas)
bulan, maka peninjauan gaji pada tahun pertama dilakukan secara
proporsional atau sesuai kemampuan perusahaan,
BAB VIII
TUNJANGAN, FASILITAS, JAMINAN SOSIAL
Pasal 29
TUNJANGAN BARI RAYA
1. Menjelang hari raya keagamaan, manajemen perusahaan memberikan
tunjangan Hari Raya kepada karyawan yang besar dan pembayarannya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku yaitu Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
04/Men/1994
2. Besarnya tunjangan hari raya adalah sebagai berikut :
a. Karyawan dengan masa kerja minimal 12 (dua belas) bulan secara terus
menerus atau lebih berhak menerima tunjangan hari raya
b. Karyawan dengan masa kerja minimal 1 (satu) bulan secara terus menerus
tetapi kurang dari 12 (dua belas) bulan, berhak menerima tunjangan hari
raya secara proporsional sesuai dengan masa kerjanya dengan perhitungan
sebagai berikut:
Masa kerja (bulan) x upah sebulan
12
c. Yang dimaksud dengan upah sebulan adalah gaji pokok ditambah dengan
tunjangan tetap
3. Waktu pembayaran tunjangan hari raya paling lambat 14 (empat belas) hari
sebelum hari raya keagamaan masing-masing karyawan.
Pasal 30
PERJALANAN DINAS
1. Demi kepentingan operastonal perusahaan, maka setiap karyawan dapat
diperintahkan untuk melakukan perjalanan dinas di luar area kerjanya
2. Yang dtmaksud dengan perjalanan dinas adalah :
Perjalanan yang dilakukan oleh karyawan ke suatu tempat di luar tempat kerja
rutin, untuk melaksanakan tugas-tugas kedinasan atas perintah tertulis yang
diberikan oleh manajemen perusahaan
3. Yang termasuk dalam kategori perjalanan dinas ke luar kota maupun ke luar
negeri meliputi tugas/training/seminar berdasarkan surat penugasan dengan
ketentuan sbb:
a) Tempat tujuan adalah di luar Kota Palangka Raya.
b) Lama perjalanan dinas (pulang pergi) termasuk pelaksanaan kerja melebihi
dari 7 jam sehari,
c) Karena tugasnva, karyawan diharuskan menginap di kota tempat bertugas
bulan upah
d) Biaya petjalanan dinas yang menyangkut kepentingan perusahaan menjadi
tanggungan perusahaan
e) Biaya perjalanan dinas yang menyangkut kepentingan karyawan menjadi
tanggungan karyawan yang bersangkutan.
f) Setiap karyawan yang melakukan perjalanan dinas sesuai dengan
ketentuan Perusahaan berhak mendapat tunjangan perjalanan dinas dengan
ketentuan berdasarkan surat keputusan direktur.
g) Perjalanan dinas yang ditakukan oleh karyawan termasuk ke dalam jam
kerja
Pasal 31
JAMINAN SOSIAI. BAGI KARYAWAN
1. Setiap karyawan wajib diikulsertakan dalam program BPJS Ketenagakerjaan
yang meliputi program Jaminan Kecelakaan Kerja (IKK), Jaminan Kematian
(JK), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pensiun
2. Penetapan tarif BPJS Ketenagakerjaan program JKK, JKM dan JHT, JP
adalah sebagai berikut:
Beban Perusahaan:
a. Jaminan Kecelakaan Kerja ; 0.24% dari Upah
b. Jaminan Kematian ; 0,3 % dari Upah
c. Jaminan Hari Tua ; 3,7 % dari Upah
Jumlah : 4,24 % dari Upah
Beban Pekerja
a. Jaminan Hari Tua ; 2% dari Upah
3. Pembayaran Jaminan dan BPJS Ketengakerjaan adalah sebagi berikut :
a. Jaminan Kecelakaan Kerja ditagihkan langsung ke BPJS Ketenagakerjaan
b. Jaminan Hari Tua, Jaminan Kematian dan Jaminan Pensiun dibayarkan
langsung oleh BPJS Ketenagakerjaan kepada pekerja yang bersangkutan
atau ahli warisnya

Pasal 32
JAMINAN PENSIUN
1. Sesuai dengan Peraturan Pemenntah No 45 Tabun 2015 tentang
penyelenggaraan program jaminan pensiun. maka perusahaan akan
mengikutsertakan pekerja yang masih aktif dalam program tersebut.
2. Ketentuan iuran program jaminan pensiun yang dibayarkan setiap hulan
adalah sebagai berikut.
1. 2% dari upah ditanggung oleh perusahaan.
2. 1 % dari upah ditanggung oleh karyawan
3. Skala upah iuran jaminan pensiun berdasarkan ketentuan yang
dikeluarkan oleh BPJS Ketenagakerjaan

Pasal 33
jaminan kesehatan
1. Perusahaan memberikan jaminan kesehatan kepada karyawan beserta anggota
keluarganya yang berhak dengan mendaftarkan karyawan sebagai peserta
BPJS Kesehatan.
2. Ketentuan karyawan yang berhak menerima jaminan kesehatan adalah sebagai
berikut:
 Karyawan/karyawati beserta anggota keluarganya yang berhak, yaitu
 Seorang istri/suami yang sah dan telah didaftarkan di perusahaan,
 3 (tiga) orang anak kandung sampai batas umur 21 tabun dan belum
menikah atau bekerja.
3. Perincian perhitungan premi BPJS Kesehatan yang harus dibayarkan adalah
sebagai berikut:
1) Beban perusahaan: premi sebesar 4 % dari upah pekerja.
2) Beban karyawan premi sebesar l % dari upah pekerja. .
4. Nominal upah yang menjadi dasar perhitungan pembayaran premi sesuai
dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh BPJS Kesehatan.
5. Dalam hal terjadi perubahan besaran persentase premi badan penyelenggara
jaminan sosial yang berlaku, maka nilai perhitungannya akan disesuaikan
menuru ketentuan badan penyelenggara jaminan sosial
Pasal 34
FASILITAS PENGOBATAN DI RUMAH SAKIT PERUSAHAAN
Manajemen perusahaan memberikan fasilitas kesehatan kepada karyawan dan
keluarganya berupa diskon biaya pengobatan khusus untuk berobat di mrnah sakit
perusahaan. Ketentuan mengenai diskon karyawan diatur tersendiri dalam surat
keputusan direktur.
PASAL 35
BANTUAN BEASISWA, PERNIKAHAN, KEMATIAN dan BENCANA
ALAM
Akan diatur tersendiri dalam Surat Keputusan Direktur
Pasal 36
KARYAWAN MENINGGAL DUNIA
1. Apabila karyawan meninggal dunia, maka perusahaan akan memberikan hak
haknya kepada ahli waris dengan ketentuan sebagai berikut:
 Upah dalam bulan sedang berjalan.
 Uang pesangon, penghargaan masa kerja dan penggantian hak kcmatian
yang besarnya sesuat dengan peraturan perundangan - undangan yang
berlaku
 Sumbangan kematian dari perusahaan sesuai dengan ketentuan.
2. Apabila satah seorang anggota dari keluarga karyawan meninggal dunia,
perusahaan dapat memberikan uang duka yang besarnya akan ditetankan oleh
direksi. Yang dimaksud dengan keluarga adalah suami / istri / anak / kandung

BAB IX
KESELAMATAN DAN KECELAKAAN KERJA
Pasal 37
KESELAMATAN KERJA
1. Perusahaan menyediakan alat pelindung di bagi karyawan guna menjaga
keselamatan dan kesehatan kerjanya pada saat melaksanakan tugas menurut
jenis, tempat kerja dan kondisi kerja
2. Setiap karyawan yang dikarenakan jenis dan kondisi kerjanya diwajibkan
memakai alat pelindung diri pada saat sedang bekerja, wajib memelihara alat
pelindung tersebut dan mematuhi ketentuan ketentuan mengenai keselamatan
dan perlindungan kerja yang berlaku,
3. Perusahaan dapat menjatuhkan sanksi disiplin kepada para karyawan yang
menolak atau talai menggunakan alat perlindungan diri yang sudah disediakan
4. Bila karyawan menemukan hal-hal yang membahayakan terhadap keselamatan
karyawan dan orang lain di datam lingkungan kerja maka wajib segera
melaporkan kepada atasannya agar kemungkinan-kemungkinan yang
membahayakan dapat dicegah.
Pasal 38
KECELAKAAN KERJA
1. Setiap karyawan wajib dan harus berusaha untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja, oleh sebab itu untuk pekerjaan tertentu yang mengandung
resiko kecelakaan kerja harus diiakukan dengan teliti dan cermat.
2. Kecelakaan kerja yang dimaksud pada ayat l diatas adalah kecelakaan yang
dialami karyawan dalam hubungan kerja sebagaimana diatur oleh Undang-
undang No. 3 Tabun 1992.
3. Bila karyawan mengalami kecelakaan kerja dalam melaksanakan pekerjaan
mendapat perlindungan jaminan kecelakaan kerja dari BPJS Ketenagakerjaan
4. Bila terjadi kecelakaan kerja maka bagian yang bersangkutan wajib
melaporkan secara lisan dan tertulis kepada bagian SDM dalam waktu 1 x 24
jam setelah kecelakaan tersebut
BAB X
TATA TERTIB DAN DISIPLIN KERJA
P ASAL 39
RAHASIA DINAS
1. Bagi karyawan yang masih aktif atau yang sudah keluar dari perusahaan tidak
boleh menyebarkan data maupun rahasia perusahaan dan rumah sakit kepada
pihak manapun
2. Karyawan tidak, dibenarkan menyimpan dokumen di sembarang tempat dan
memperlihatkan kepada pihak ketiga atau membawa keluar catatan ataupun
dokumen-dokumen yang bersifat rahasia tanpa ijin khusus dari manajemen
perusahaan
3. Pada saat pemutusan hubungan kerja semua surat-surat, catatan atau dokumen-
dokumen yang berkaitan dengan pekerjaan dan perusahaan harus diserahkan
oleh karyawan kepada atasan terkait.
Pasal 40
TATA TERTIB ETIKA DAN MORAL
1. Karyawan wajtb menerapkan budaya PRIMA.
2. Karyawan wajib menjaga dan menjunjung tinggi nama baik perusahaan baik
didalam maupun dduar perusahaan.
3. Karyawan wajtb menjaga dan memegang teguh rahasia perusahaan yang
diketahuinya
4. Karyawan wajib menjalankan, mematuhi dan menjujung tinggi kode etik
scsuai dengan profest masing-masing 7
5. Karyawan wajib melaksanakan tugas pekerjaannya dengan penuh rasa
tanggung jawab,
6. Karyawan wajib menjaga serta memelihara dengan baik semua milik/aset
Perusahaan.
7. Karyawan wajib memelihara hubungan kerja yang harmoms, serasi saling
mendukung, tenggang rasa, salmg menghormati dan menghargai dengan
atasan, bawahan dan teman sekerja.
8. Karyawan dilarang memberikan keterangan palsu dan melakukan kebohongan
9. Karyawan dilarang menyalahgunakan wewenang yang dimilikinya,
10. Karyawan yang oleh karena tugas dan jabatannya dilarang meminta atau
menerima hadiah dari siapapun sebagai imbalan jasa
11. Karyawan dilarang mempengaruhi pimpinan, keluarga pimpinan atau teman
sekerja untuk berbuat sesuatu yang melanggar hukum atau tata susila.
12. Karyawan dilarang menghina secara kasar atau mengancam pelanggan
pemilik/pimpinan teman sekerja dan keluarganya
Pasal 41
TATA TERTIB PENAMPILAN KARYAWAN
1. Pakaian
a. Bagi karyawan yang mendapatkan seragam dari perusahaan, diwajibkan
memakai seragam tersebut sesuai dengan jadwal pemakaian seragam
masing-masing bagian.
b. Bagi karyawan yang tidak mendapatkan seragam diharapkan memakai
pakaian yang sesuai dan serasi serta tidak diperkenankan memakai baju
kaos dan jeans
c. Jilbab / kerudung wajib dimasukan kedalam kerab baju, bagi karyawan
yang memakai jilbab
d. Pada waktu d mas lengan baju tidak diperbolehkan digulung.
e. Pakaian dinas rumah sakit dilarang / tidak diperbolehkan dipakai di luar
lingkungan rumah sakit.
2. Rambut
a. Bagi karyawan pria, panjang rambut tidak boleh melebihi kerah baju dan
harus disisir rapi
b. Bagi karyawan wanita yang berambut pendek harus disisir rapi dan bagi
karyawan wanita yang berambut panjang harus diikat rapi atau memakai
hatmet.
c. Karyawan pria tidak diperkenankan memelihara jenggot atau jambang dan
bagi yang berkumis wajib merawat kumisnya dengan rapi
3. Mas Kaki
a. Untuk Divisi Pefavanan & Penunjang Medik serta Divisi Keperawatan
Karyawan wajib menggunakan sepatu Keds Putih dan Bertali serta berkaus
kaki putih
b. Untuk divisi lain menggunakan sepatu berwarna hitam
1) Laki-laki: Pantofel (Loafer) matte/glossy, bertali dan berkaus kaki
hitam.
2) Wanita: Kitten Heels 3cm atau 5cm, stocking hitam
4. Badge/ID Card (Tanda Pengenal)
a. Karyawan diwajibkan menggunakan tanda pengenal karyawan perusahaan
selama bekerja di perusahaan,
b. anda pengenal harus disematkan di sebelah kiri seragam / pakaian kerja.
c. Untuk menghindari terganggunya pelayanan pasien maupun terganggunya
aktivitas kerja tehnya, maka dilarang menggunakan gantungan tali pada
tanda pengenal karyawan
5. Perhiasan
Untuk menjaga keselamatan dan kelancaran tugas, maka pada saat berdinas
karyawan tidak diperbolehkan memakai perhiasan yang mencolok khusus
keperawatan wajib melepas seluruh perhiasannya pada saat berdinas
6. Sikap
a. Karyawun wajib menjaga sikap tubuh selalu tegap
b. Karyawan wajib menjaga raut wajah selalu tersenyum dan bersikap ramah
melayani pasien
Pasal 42
TATA TERTIB PENDATAAN / REGISTRASI
Demi tertibnya administrasi dan kelengkapan data karyawan maka seluruh
karyawan wajib melaporkan secara lisan / tertulis ke bagian SDM, apabila terjadi
perubahan yang menyangkut data - data pribadinya.
- Perubahan Status Karyawan
- Pembahan A tomat Karyawan
- Perubahan Keluarga karyawan
- Perubahan Data Pendidikan dan Training.
Pasal 43
TATA TERTIB WAKTU KERJA
1. Karyawan wajib mentaau waktu / jadwal kerja yang telah ditentukan oleh
Perusahaan dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya.
2. Karyawan yang tidak masuk kerja wajib memberitahukan / meminta ijin
secara tertulis sebelum pelaksanaan ketidakhadirannya kepada atasan yang
berwenang, kecuali ijin yang diluar rencana (sakit, terkena musibah) maka ijin
tersebut dapat diberiahukan kepada atasannya pada hari yang bersangkutan ijin
3. Karyawan wajib mencatatkan kehadiran dan kepulangannya pada alat pencatat
kehadiran yang telah disediakan.
4. Karyawan yang terpaksa meninggalkan tempat dinas pada waktu jam kerja,
wajib memberitahukan / meminta ijin kepada atasan yang berwenang
5. Di luar jam kerja, karyawan tidak diperkenankan untuk sekedar main-main di
area / lingkungan rumah sakit kecuali untuk urusan berobat atau dengan ijin
atasan yang bersangkutan.

Pasal 44
TATA TERTIB KESELAMATAN KERJA
1. Karyawan wajib mentaati peraturan keselamatan kerja di rumah sakit.
2. Sebelum dan sesudah bekerja karyawan wajib melakukan pengecekan
terhadap lingkungan / tempat kerja untuk memastikan bahwa kondisinya
benar-benar aman dan nyaman untuk bekerja.
3. Demi terciptanya keselamatan kerja, maka karyawan dilarang melakukan hal-
hal seperti dibawah ini:
a. Menempatkan alat / barang secara serampangan sehingga dapat
membahayakan dirinya atau karyawan tamnya,
b. Menghidupkan / menjalankan / menggerakkan / mengoperasikan alat-alat,
mesin-mesin, kendaraan yang bukan menjadi tugas dan tanggung
jawabnva
4. Karyawan yang mengetahui karyawan lainnva atau teman sekerjanya
mendapatkan kecelakaan, wajib memberikan pertolongan secepat mungkin
dalam batas kemampuan yang dimilikinya kemudian melaporkannya kepada
atasan terkait.
Pasal 45
TATA TERTIB KESEHATAN DAN KEBERSIHAN
1. Demi terciptanya kesehatan dan kebersihan, karyawan di wajibkan untuk :
a. Membuang sampah / kotoran atau tap di tempat yang semestinya,
b. Mengambil sampah / kotoran yang terbuang sembarangan untuk dibuang
pada tempat semestinya
c. Segera melaporkan kepada atasan atau yang berwenang bila menjumpai
hal-hal yang tidak semestinya yang berkaitan dengan masalah kesehatan
dan kebersihan
d. Tidak membawa masuk ke dalam area perusahaan barang-barang sejenis
minuman keras
e. Tidak membawa masuk ke dalam area perusahaan baran obat bius,
narkotika, dan barang lainnya yang dilarang oleh pemerintah.
2. Karyawan dilarang merokok di dalam gedung Rumah Sakit dan di seluruh
area bebas merokok di lingkungan Rumah Sakit.

Pasal 46
TATA TERTIB KEAMANAN
1. Karyawan wajib mentaati peraturan keamanan di dalam lingkungan
perusahaan
2. Karyawan yang mengelabui adanya keadaan i kejadian atau benda yang
dapat menimbulkan bahaya kehakaran, pencurian, gangguan terhadap
keselamatan dan ketentraman di lingkungan perusahaan wajib
memberitahukan keamanan atau aiasannya langsung atau siapa saja yang
dapat dihubungi secara cepat.
3. Karyawan wajib menghindari atau mengantisipasi hal-hal yang dapat
menyebabkan timbulnya :
a. Kehakaran atau ledakan
b. Pencurian, kehilangan dan perusakan barang / asset
c. Perkelahian
4. Karyawan dilarang melakukan hal-hal yang dapat mengganggu keamanan
atau membahayakan diri sendiri teman sekerja baik atasan / bawahan,
pelanggan baik pasien / maupun keluarga pasien
5. Karyawan yang mengetahui adanya kehakaran wajib memadamkan api
dengan cara apapun
6. Untuk mencegah terjadinya kehakaran atau ledakan maka karyawan
dilarang
a. Menyalakan api atau merokok di tempa yang tidak semestinya,
misatnya dekat dengan bensin / solar i gas dan barang-barang tainnya
yang mudab terhakar.
b. Mendekatkan barang yang mudah terhakar, bensin / gas / solar pada
sumber api.
c. Merokok di tempat / daerah yang terlarang.
d. Membuang putung rokok yang masih menyala di sembarang tempat.
7. Karyawati dilarang:
a. Merusak / mengubah atau menghilangkan alat pengaman, b Membawa
masuk kedaúun kompleks perusahaan barang-barang yang bukan
menjadi taoggung jawabnya atau tidak ada hubungan dengan
pekerjaannya seperti bahan peledak, bahan hakar, seryata tajam.
senjata api dan sejenisnya.
b. Membawa masuk kedalam kompleks perusahaan barang-barang yang
bukan menjadi tanggungjawabnya atau tidak ada hubungan dengan
pekerjaannya seperti bahan peledak, bahan bakar, senjata tajam,
senjata api dan sejenisnya.
c. Mempermainkan alat-alat, barang-barang milik perusahaan,
memindahkan (empatnya atau memperlakukan secara eeroboh
sehingga menimbulkan kerusakan,
d. Melaksanakan pekerjaan pribadi / onmg íain dengan / tanpa
menggunakan alat-alat / barang-barang milik perusahaan atau di areal f
daerah perusahaan dengan tanpa mendapatkan ijin terlebih dahuiy dari
atasan atau pejabat yang berwenang
8. Untuk mencegah terjadinya pencurian dan kerusakan maka :
a. Wajib menjaga barang-barang / alat-alat yang dipertanggungjawabkan
kepadanya.
b. Tidak diperkenankan memasuki daerah / lokasi yang bukan untuknya
tanpa izm
c. Dilarang masuk: / keluar lingkungan area perusahaan selain melalui
pintu / jalan yang telah disediakan dan dengan cara yang telah
ditentukan.
9. Untuk mencegah terjadinya konflik / perkelahian atau hal lainnya yang
tidak diharapkan maka karyawan dilarang :
a. Melakukan hasutan / fitnah terhadap sesama karyawan
b. Menyebarkan desas-desus atau kabar bohong dalam bentuk dan cara
apapun yang meresahkan karyawan lainnya.
c. Mempengaruhi, memaksa, mengancam karyawan lain untuk mengikuti
sikap kemauannya
d. Berlaku tidak bersahabat, judes/ketus, tidak ramah, bertutur kata kasar
terhadap sesama karyawan untuk mengikuti stkap kemauannya.
Pasal 47
TATA TERTIB SIKAP ATASAN TERHADAP BAWAHANNYA
1. Atasan wajib memperlakukan bawahannya dengan sopan, jujur. adil dan wajar
sesuai dengan tugas yang telah ditentukan oleh Rumih Sakit
2. Atasan wajib memberikan petunjuk baik lisan / tulisan kepada bawahannya
tentang pekerjaan yang harus dilakukan.
3. Atasan wajib memberikan bimbingan dan dorongan kepada bawahannya
untuk meningkatkan keterampilan pengetahuan dan dtsipltn kerja,
4. Atasan wajib memberikan teguran kepada bawahannya yang melakukan
pelanggaran terhadap peraturan dan memberikan pujian kepada bawahannya
yang telah melakukan hal-hal yang berprestasi.
5. Atasan wajib melakukan penilaian terhadap bawahannya secara jujur dan
objektif.
6. Atasan wajib menjawab setiap pertanyaan bawahannya sesuat dengan batas
kewenangan yang dimiliknya.
Pasal 48
TATA TERTIB SIKAP BAWAHAN TERHADAP ATASAN
1. Bawahan wajib melaksanakan dan dilarang menolak peontah dan petunjuk
atasannya dengan sebaik-baiknya selama perintah tersebut tidak
bertentangan dengan ketentuan yang berlaku di rumah sakit
2. Bawahan wajib bersikap sopan, jujur dan menghormati secara wajar
terhadap atasannya,
3. Bawahan wajib menanyakan kepada atasannya hal-hal yang belum /
kutang jetas baginya.
4. Bawahan wajib secara aktif mengajukan usui / saran kepada kelancaran
dan peningkatan tugas pekerjaannya.
BAB XI
SANKSI DAN TINDAKAN ISIPUN
Untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas kerja, rumah sakit menyadari
perlunya dilakukan penegakkan disiplin kerja, oleh karena itu setiap karyawan
yang melakukan pelanggaran atas tata tertib dan disiplin kerja dapat dikenakan
tindakan disiptm bempa peringatan sanksi
Pasal 49
BENTUK-BENTUK SANKSI
1. Dengan memperhatikan perundang-undangan ketenagakerjaan yang berlaku,
maka perusahaan akan memberikan sanksi / tindakan disiplin kepada
karyawan atas pelanggaran tata tertib yang diatur sebagai berikut :
a. Peringatan Lisan
b. Peringatan tertulis f,. U, dan HI (terakhir),
c. Pengalihan tugas
d. Penurunan golongan / jabatan (demosi)
e. Pembebasan t ugas sementara (skorsing)
f. Pemutusan hubungan kerja sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
2. Sanksi akan diberikan sesuai dengan jenis pelanggaran dan diatur dalam tata
tertib aturan tersendiri,
Pasal 50
PERINGATAN LISAN
Manajemen akan memberikan sanksi berupa peringatan lisan bagi karvawan yang
melakukan pelanggaran atas ketentuan dan tata tertib kerja sebagai berikut:
a. Meninggalkan pekerjaan sebelum waktunya tanpa mengikuti prosedur yang
berlaku sebanyak satu kali,
b. Datang terlambat tanpa alasan yang dapat diterima sebanyak satu kali
c. Datang dan pulang dari: dan ketempat kerja tidak melalui pintu keluar masuk
bagi karyawan yang telah ditetapkan oleh manajemen perusahaan,
d. Tidak melakukan fingerscan pada mesin waktu,
e. Bercanda, bermain dan membuat kegaduhan di lingkungan kerja.
f. Tidak bisa menunjukkan sikap kerjasama dengan teman sekerja dalam
melaksanakan pekerjaan dan tugasnya.
g. Dikeluhkan pasien atau pengunjung rumah sakit perusahaan,
h. Memakai sandal jepit pada jam kerja
i. Melakukan usaha / kegiatan lain dalam jam kerja yang mengganggu tugas
utama.
j. Melakukan kesalahan administrasi yang tidak mengakibatkan kerugian
finansial baik terhadap rumah sakit maupun pasien, keluarganya dan tamu,
k. Tidak, memakai kartu pegawai sebagai tanda pengenal
l. Tidak memakai seiagam kerja secara lengkap sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
m. Turun naik satu tangga dengan lift
Bagi karyawan yang berdinas medis di Rumah sakit Perusahaan:
n. Meletakkan barang-barang pribadi tidak pada loker yang telah disediakan.
o. Membawa barang - barang pribadi kedalam lokasi kerja (seperti baju pribadi,
tas dan sendal, dll).
p. Menggunakan handphone pada saat berdinas.
Pasal 51
SURAT PERINGATAN
1. Surat peringatan diberlakukan sebagai upaya pembinaan, agar karyawan
memperbaiki sikap dan perilakunya, sehingga searah dengan sikap dan
perilaku yang batk sebagai karyawan di perusahaan.
2. Surat peringatan diberikan setelah melalui proses pemeriksaan dengan
mempertimbangkan unsur - unsur keadilan, kejujuran serta bukti-bukti yang
ada.
3. Urutan peringatan / sanksi tertulis dapat diberikan menurut tahapannya, tetapi
dapat juga diberikan menurut tingkatan atau bobot besar / kecilnya
pelanggaran
4. Dalam memberikan peringatan / sanksi tertulis kepada karyawan. Perusahaan
akan mempertimbangkan hal - hal sebagai berikut:
a. Macam dan berat ringannya kesalahan atau pelanggaran,
b. Frekuensi kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan oleh kary awan
c. Ada tidaknya unsur kesengajaan / kealpaan.
d. Faktor faktor yang mempengaruhi terjadinya kesalahan atau pelanggaran
(dalam balas kemampuan karyawan atau tidak).
5. Tindakan hukum pelanggaran digolongkan menjadi :
Surat Peringatan Pertama (SPI)
Perbuatan- perbuatan yang tergolong seagat pelanggaran dengan sanksi Surat
Peringatan Pertama (SP i):
a. Selama masa berlakunya teguran lisan, karyawan yang bersangkutan
melakukan pelanggaran kesalahan yang sama dan atau kesalahan lainnya
dalam bofoot pelanggaran teguran Lisan,
b. Tidak masuk bekerja tanpa ijin yang sah / mangkir selama 1 (satu) hari
atau 2 (dua) hari berturut - turut dalam waktu I (satu) bulan atau 3 (tiga)
hari tidak berturut-turut dalam waktu 2 (dua) bulan.
c. Terlambat datang sebanyak 5 (lima) kali atau dalam sebulan apabila
diakumulasikan terlambat selama 30 menit atau pulang cepat sebanyak 3
(tiga) kali dari waktu yang telah ditentukan tanpa izin atau alasan yang sah
dalam sebulan, atau tidak mencatatkan tanda kehadiran (fingerprint)
kepulangannya meskipun sudah diperingatkan, secara lisan oleh atasannya
d. Sering tidak mencatatkan kartu absenst (ftngencm) pada waktu masuk
maupun pulang walaupun sudah diperingatkan oleh atasannya
e. Selama jam kerja sering meninggalkan tempat kerja yang telah ditentukan
tanpa izin atasan walaupun sudah diperingatkan secara lisan
f. Melakukan tukar dinas dengan karyawan lain tanpa seizin atasan yang
bersangkutan.
g. Kedapatan tidur diwaktu jam kerja diligkungan perusahaan telah diberikan
peringatan secara lisan oleh atasannya.
h. Pada walau bekerja tidak' menggunakan; pakaian fcerja dan perlengkapan
yang sudah diberikan oleh perusahaan atau berpakaian tidak rapih sesuai
dengan ketentuan yang ada walaupun sudah ditegur oleh atasan yang
berwenang.
i. Tetap tidak menunjukkan kesungguhan bekerja yang tercermin dari basil
kerjanya dibawah kemampuan sebenarnya tanpa atasan yang jelas
meskipun sudah diberikan peturyuk kerja dan pelatihan serta diberikan
peringatan secara lisan oleh alasan.
j. Memasuki daerah pekerjaan yang bukan menjadi tanggung jawabnya
tanpa seizin atasan / penanggung jawab setempat
k. Tanpa alasan yang jelas menolak pemeriksaan yang dijatenkan oteh
petugas keamanan dalam menjalankan tugas mereka dalam memelihara
atau menjaga barang - barang keamanan, dan ketertiban ditmgkungan
perusahaan.
l. Tidak cakap melakukan pekerjaan walaupun sudah dicoba ditempat lain
atau melakukan pekerjaan yang bukan menjadi tugas dart tanggung
jawabnya sehingga merugikan perusahaan atau pihak lainnya. m.
Membuat gaduh yang dapat mengganggu ketenangan kerja atau
kelancaran kerja.
m. Bersikap tidak ramah atau kasar terhadap teman kerja, pengunjung dan
pasien
n. Tidak, mendukung dan tidak melaksanakan vist, misi, nilai - nilai utama
Perusahaan.
Surat Peringatan Kedua (SP II)
Perbuatan - perbuatan yang tergolong sebagai pelanggaran dengan sanksi
Surat Peringatan Kedua (SPII)
a. Selama berlakunya Surat Peringatan Pertama (SP I), karyawan yang
bersangkutan melakukan pelanggaran ulang dalam kategori Peringatan,
Pertama atau melakukan pelanggaran/kesalahan lainnya dalam kategori
SPlF
b. Tidak masuk bekerja tanpa mn yang sah / mangkir selama 3 (tiga) hari
berturut - turut dalam waktu 1 (satu) bufan atau 4 (empat) han tidak
berturut-turut dalam waktu 2 (dua) bulan.
c. Mempergunakan / mengerjakan / memindahkan alat - alat, barang barang
fasilitas perusahaan yang bukan menjadi tanggung jawabnya tanpa alasan
yang wajar dan tanpa izin atasan atau pejabat yang bertanggung jawab.
d. Melalaikan menjalankan pekerjaan secara serampangan seperti:
 Tidak menjalankan prosedur kerja dengan benar sehingga
membahayakan keselamatan pasien, teman sekerja dan oranglain
 Tidak teliti baik sengaja maupun tidak sengaja dalam pendataan pasien
dan atau membaca data data sehingga membahayakan pasien walaupun
dampak tersebut belum terjadi
 Tidak berhati-hati dengan sengaja maupun tidak sengaja sehingga
menimbulkan kerusakan inventaris perusahaan dan menimbulkan
kerugian atas asset perusahaan
e. Mencoret coret atau merobek pengumuman atau pemberitahuan dari
Perusahaan yang diedarkan tanpa seizin yang berwenang.
f. Mengabaikan pertntah dari atasannya sehingga menimbulkan kerusakan
inventaris perusahaaan dan atau mengganggu opersional perusahaan
g. Keterlambatan masuk kerja setelah menjalani cuti, tanpa pemberitahuan
dan atasan yang sah.
h. Menyalahgunakan surat istirahat / sakit dari dokter yang merawat,
i. Meminta tip (imbalan) dan atau hadtah dari pasien maupun tamu.
j. Dengan sengaja memperlambat pekerjaan dengan cara melalaikan dirinya
dalam melaksanakan tugas yang bersifat segera,
k. Menghina, melecehkan, mengancam alasan/bawahan atau teman sekerja
dan atau keluarganya
l. Menolak tugas yang diberikan atasan, walaupun telah diperingatkan dan
atau melalaikan kewajibannya
m. Penolakan terhadap rotasi atau mutasi dinas.
n. Dengan sengaja membaca, membocorkan dokumen p menjadi
kewenangannya.
o. Ikut terlibat dalam upaya membongkar data rahasia perusahaan.
Surat Peringatan Ketiga / terakhir (SP III)
Perbuatan - perbuatan yang tergokmg sebagai pelanggaran dengan sanksi
Surat Peringatan Ketiga / Terakhir (SPIU):
a. Selama masa berlakunya surat peringatan kedua karyawan melakukan
pelanggaran yang masuk dalam kategon surat peringatan I dan surat
peringatan II
b. Tidak masuk kerja selama 4 (empat) han berturut - turut tanpa izin dan
atau pemberitahuan serta tanpa disertai dengan bukti-bukti tertulis yang
sah ke bagian SDM.
c. Tidak masuk kerja tanpa test yang sah / mangkir selama 6 (enam) hari
kerja tidak berturut turut dalam 2 (dua) bulan meskipun telah diberikan
sanksi surat peringatan I dan II
d. Menolak diberikan serta tidak mau menandatangani surat peringatan I
maupun kedua atau kesalahan yang dilakukan sebelumnya
e. Melalaikan kewajibannya serta mengabaikan arahan atasannya sehingga
menimbulkan kerugian perusahaan atau menimbulkan kecelakaan bagi
dmnya maupun oranglam.
f. Mencemarkan nama baik perusahaan / direksi sehingga menimbulkan
kerugian moral/spiritual
g. Menerima uang smp atau pemberian apapun untuk keuntungan sendiri atau
orang lain yang berhubungan dengan kepentingan perusahaan.
h. Melakukan pungutan liar di lingkungan perusahaan.
i. Menghasut, mempengaruhi / melakukan pemogokan dilingkungan
Perusahaan sehingga mengganggu kelancaran operasional perusahaan
j. Masih tidak cakap melakukan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya
meskipun sudah di coba ditempatkan pada beberapa jenis pekerjaan yang
sesuai dengan bidangnya.
k. Melakukan hasutan dibidang ideologi, poishk atau agama, kejahatan atau
pelanggaran sehtngga terjadinya kerisauan, perasaaan tidak aman diantara
karyawan, pemogokkan dll.
l. Mengancam, menakut nakutt atau memaksa atasannya dan atau sesama
karyawan pada setiap waktu untuk melakukan perbuatan dengan maksud
melawan hukum
m. Memiliki dan menyimpan senjata tajam yang tidak berhubungan dengan
pekerjaan ditempai kerja.
n. Mengoperasikan mesin/peralatan atau menggunakan bahan - bahan mm
peralatan peralatan milik perusahaan tidak sesuai perintah atasan atau
prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan sehingga membahayakan
diri sendiri atau orang lain (pasien) atau menimbulkan kerugian bagi
perusahaan
o. Tanpa alasan yang jelas menentang atau menolak penugasan yang
disampaikan secara wajar oleh atasan meskipun sebelumnya telah
diperingatkan secara lisan dan tulisan (SP I, SPII).
6. Karyawan yang ditegur dengan surat peringatan diatas wajib menandatangant
copynya sebagai bukti bahwa surat peringatan telah disampaikan kepadanya
7. Surat peringatan dapat dikeluarkan tanpa sesuai dengan urutan - urutannya.
Hal ini dinilai dari besar kerjanya kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan
8. Masa berlakunya surat peringatan adalah 6 (enam) bulan
9. Karyawan yang telah mendapatkan surat peringatan ketiga I terakhir masih
melakukan pelanggaran lagi, maka dilakukan pemutusan hubungan kerja
sesuai dengan Peraturan Perundang Undangan yang berlaku :
1. Perusahaan akan memberikan Surat Peringatan tertulis kepada karyawan
yang melakukan pelanggaran atas ketentuan dan tata tertib kerja. Pada
dasarnya surat peringatan tertulis diberikan secara berurutan yakni:
- Surat Peringatan l
- Surat Peringatan II
- Surat Peringatan 111 / Terakhir
2. Masa berlakunya surat peringatan adalah selama 6 (enam) bulan
3. Surat Peringatan tertulis l diberikan kepada karyawan apabila:
1) Melakukan pelanggaran ketentuan peraturan perusahaan yang telah
ditetapkan.
2) Tidak mampu menjalankan atau menyelesaikan tugas-tugasnya dengan
alasan yang tidak dapat diterima oleh perusahaan (seperti uraian diatas
/ SP I).
4. Surat peringatan tertulis H diberikan kepada karyawan yang telah
melakukan pelanggaran lagi dalam jangka waktu berlakunya surat
peringatan tertulis t atau pelanggaran yang bobotnya harus, diberikan SP II
(seperti uraian diatas / SP II)
5. Surat peringatan tertulis III / terakhir diberikan kepada karyawan apabila
melakukan pelanggaran lagi dalam jangka waktu berlakunya surat
peringatan tertulis II atau pelanggaran yang bobotnya harus diberikan SP
III
6. Surat peringatan dapat dikeluarkan tanpa $esuai dengan urutannya, karena
penilaian dilakukan berdasarkan besar kecilnya kesalahan atau
pelanggaran yang dilakukan,
7. Karyawan yang ditegur deitgan surat peringatan wajib menandatangani
copynya sebagai bukti bahwa surat peringatan telah disampaikan
kepadanya
8. Karyawan yang telah mendapatkan surat peringatan III/terakhir dan masih
melakukan pelanggaran lagi maka dilakukan pemutusan hubungan kerja
sesuai dengan peraturan perundang*undangan ketenagakerjaan yang
berlaku
9. Semua surat peringatan dibuat oleh atasan langsung dan diketahui oleh
pimpinan perusahaan.
Pasal 52
PEMOTONGAN GAJI DAN GANTI RUGI

1. Karyawan diwajibkan mengganti bila terjadi kerusakan peralatan atau barang


atau kerugian lainnya yang merupakan milik perusahaan karena kesengajaan,
kelalaian / keeerohohan karyawan yang besarnya akan diatur kemudian
2. Besarnya ganti kerugian akibat kesenpjfaan atau kelalaian dengan nilai
kerugian atau kerusakan peralatan atau barang investaris.
Pasal 53
PENURUNAN TINGKAT JABATAN & SKORSING
1. Penurunan tingkat jabatan maupun skorsing dapat dikenakan kepada karyawan
yang melanggar tata tertib kerja atau tidak melakukan kewajiban sebagaimana
mestinya atau melakukan tindakan yang merugikan perusahaan.
2. Selain yang tersebut dalam ayat l (satu) di atas, tindakan skorsing dikenakan
terhadap karyawan apabila menurut pertimbangan perusahaan diperlukan
penyelidikan lebih lanjut terhadap pelanggaran berat yang ditakukan oleh
karyawan yang bersangkutan menunggu keputusan dari instansi yang
berwenang.
3. Skorsing dtlakukan secara tertulis dan disampaikan kepada karyawan yang
bersangkutan oleh unit SOM,
4. Jangka waktu skorsing paling lama l (satu) bulan dan selama menjalani masa
skorsing tersebut, karyawan yang bersangkutan hanya berhak mendapatkan
upah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, sambil menunggu
proses PHK
BA B XII
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
Pasal 54
SEBAB-SEBAB PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
1. Pemutusan hubungan kerja adalah berakhirnya status hubungan kerja antara
Perusahaan dengan karyawan berdasarkan sebab-sebab tertentu;
2. Sebab-sebab tertentu yang dimaksud dalam ayat l (satu) adalah sebagai
berikut:
a. Hubungan kerja yang diputus karena kesalahan berat,
b. Hubungan kerja yang diputuskan oleh karyawan (pengunduran diri)
c. Hubungan kerja diputus oleh Perusahaan.
3. Dengan memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku tentang
pemutusan hubungan kerja. maka karyawan yang melakukan pelanggaran
berat dan atau telah diberikan surat peringatan 111 / terakhir dan masih
melakukan pefanggaran, maka perusahaan berhak memutuskan hubungan
kerja sesuai peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan yang berlaku
4. Karyawan yang mengalam» pemutusan hubungan kerja tetap harus
menyelesaikan semua kewajibannya terhadap perusahaan* antaras iain :
a) Melakukan serah terima pekerjaan / termasuk dokumen-dokumen kepada
penggantinya atau atasan langsung,
b) Mengembalikan barang / peralatan milik perusahaan, seperti kartu
pegawai, uniform dan peralatan kerja lainnya,
c) Menyelesaikan hutang hiitang kepada Rumah Sakit termasuk penggunaan
fasilitas berobat yang melebihi limir plafond (bila ada), yang akan
diperhitungkan dari penerimaan hak-hak yang akan diperolehnya. Dan jika
ternyata hutangnya tidak cukup / tidak dapat diperhitungkan dengan
penerimaan hak dan atau sumber-sumber lainnya milik karyawan, maka
pemutusan hubungan kerja tidak secara otomatis membebaskan karyawan
tersebut dari sisa hutangnya kepada Perusahaan,
5. Perusahaan akan menangguhkan penerimaan hak-hak karyawan yang
mengundurkan diri jika kewajibannya seperti tersebut dtatas belum
diselesaikan oleh karyawan yang bersangkutan.
Pasal 55
HUBUNGAN KERJA YANG DIPUTUS KARENA HUKUM
1. 1Yang dimaksud dengan putus karena hukum adalah putus dengan sendirinya
tanpa perlu adanya tindakan dari salah satu pihak maupun izin dari pihak-
pihak tertentu;
2. Putus karena hukum adalah dalam hal-hal sebagai berikut:
a. Hubungan kerja yang diadakan untuk suatu jangka waktu tertentu putus
karena hukum dengan berakhirnya waktu yang diperjanjikan,
b. Dengan meninggalnya karyawan, hubungan kerja dalam berakhir karena
hukum;
c. Dalam hal karyawan ditahan oleh pihak berwajib bukan atas permitan
pengaduan perusahaan, maka karyawan yang bersangkutan tidak mendapat
pembayaran upah tetapi memberikan tunjangan bagi keluarganya, atas
kemampuan perusahaan. Setelah jangka waktu penahanan melewati 6
(enam) bulan, status hubungan kerja dapat diputuskan sesuai peraturan
peruridang-undangan yang berlaku
Pasal 56
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KARENA BERAKHIRNYA
HUBUNGAN KERJA UNTUK WAKTU TERTENTU
1. Pemutusan hubungan kerja dikarenakan berakhirnya hubungan kerja untuk
waktu tertentu adalah bersifat “Putus Demi Hukum"
2. Karyawan yang terikat dalam perjanjian keria untuk waktu tertentu, hubungan
kerja akan berakhir sesuai dengan tanggai yang disebutkan dalam perjanjian
kerja tersebut
3. Bilamana dianggap perlu dan atas persetujuan kedua belab pihak perjanjian
kerja untuk waktu tertentu dapat diperpanjang sesuai dengan ketentuan
perundangan yang berlaku
4. Dalam putusnya hubungan kerja karena berakhirnya perjanjian kerja untuk
waktu tertentu, maka Rumah Sakit tidak berkewajiban memberikan imbalan
(uang jasa ataupun pesangon) diluar dari apa yang disebutkan dalam perjanjian
kerja untuk waktu tertentu tersebut, kecuali sisa uang pembayaran gaji yang
belum dibayarkan pada bulan berjalan.
Pasal 57
HUBUNGAN KERJA YANG DIPUTUSKAN OLEH KARYAWAN
1. Karyawan yang memutuskan hubungan kerja dengan Perusahaan harus
membuat surat permohonan pengunduran diri secara resmi paling lamhat
satu bulan sebelumnya kepada atasannya,
2. Karyawan tidak terikat dalam ikatan dinas dengan Perusahaan.
3. Karyawan yang tidak masuk kerja / mangkir selama 5 (lima) hari berturut-
turut tanpa keterangan secara tertulis yang dilengkapi dengan bukti yang
dianggap telah mengundurkan diri
4. Perusahaan dapat memberikan uang pisah bagi karyawan tetap yang
mengundurkan diri dan dikualifikasikan mengundurkan diri secara baik sesuai
dengan ketentuan sebagai berikut:
Masa Kerja
Kategori
3 th s/d < 6 th 6 th s/d < 9 th > 9 th
Mengundurkan diri secara baik 1 bulan Gapok 1.5 bulan 2 bulan Gapok
Gapok
Mengajukan pengunduran diri kurang 20% dari 25% dari 30% dari
dari 30 (tiga puluh) hari Gapok Gapok Gapok
Pelanggaran Berat 0 0 0

Pasal 58
HUBUNGAN KERJA YANG DIPUTUSKAN OLEH PERUSAHAAN
1. Pemutusan hubungan kerja atas permintaan perusahaan adalah PHK yang
dilakukan oleh perusahaan karena pekerja melakukan kesalahan berat
sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 158 ayat 1 UU No.13 Tabun 2003
tentang ketenagakerjaan atau melakukan pelanggaran yang dapat dikenakan
sanksi pemutusan hubungan kerja di perusahan atau karena alasan lain
raisalnya rasionalisasi, force majeur, lock-out dan sebagainya.
2. Perbuatan-perbuatan yang termasuk sebagai pelanggaran dengan sanksi
Pemutusan Hubungan Kerja sesuat dengan pasal 158 UU No. 13 tahun 2003
adalah sbb:
- Menganiaya, mengancam secara fisik atau mental, menghina secara kasar
Pimpinan / Manajemen dan atau keluarganya
- Menyerang, menganiaya, mengancam atau mengintimidasi teman sekerja
di lingkungan kerja.
- Melakukan penipuan, pencurian atau penggelapan barang dan atau uang
milik perusahaan
- Memberikan keterangan palsu atau dengan sengaja memalsukan aptikasi
pegawai dan atau dokumen / catatan rumah sakit sehingga merugikan
rumah sakit
- Mabuk, meminum minuman keras yang memabukkan, memakai dan atau
mengedarkan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya di lingkungan
kerja
- Melakukan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja,
- Membujuk letnan sekerja atau pimpinan untuk melakukan perbuatan yang
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
- Dengan ceroboh atau sengaja melalaikan kewajiban yang menjadi
tanggung jawabnya sehingga menimbulkan kecelakaan bagi dirinya atau
orang lain termasuk pasien atau kerugian bagi Perusahaan secara moril dan
materiil
- Membongkar atau membocorkan rahasia Perusahaan atau mencemarkan
nama baik Pimpinan / Manajemen / Dewan Penyantun atau keluarganya
yang seharusnya dirahasiakan kecuali untuk kepentingan negara
- Melakukan perbuatan lainnya di lingkungan Perusahaan yang diancam
pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih.
- Pekerja yang melakukan pelanggaran berat dan sudah ada keputusan dari
Pengadilan, dapat di PHK dan tidak berhak mendapatkan pesangon
3. Perusahaan berhak melakukan pemutusan hubungan kerja apabila karyawan
melakukan perbuatan atau hal-hal sbb :
- Tidak berusaha memperbaiki diri setelah mendapat surat peringalan III
atau selama masa berlakunya surat peringatan III karyawan yang
bersangkutan masih melakukan pelanggaran
- Mangkir atau tidak masuk kerja selama 5 (lima) hari kerja berturut-turut
timpa keterangan dan atau bukti-bukti yang sah dan tidak memenuhi 2 kali
panggilan dari perusahaan secara tertulis, maka dinyatakan bahwa
karyawan yang bersangkutan telah mengundurkan diri secara sepihak
Pasal 59
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KARENA MEMASUKI USIA
FENSIDN
1. Batas ujnw roaksimaj sebagai karyawan perusahaan ditetapkan usia 56
(Lima puluh enam) tahun.
2. Karyawan yang telah mencapai usia 56 (lima puluh diberhentikan dengan
hormat oleh perusahaan, dan kepada karyawan yang bersangkutan akan
diberikan uang pesangon, uang penghargaan msa kerja dan ganti kerugian
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 60
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KARENA KARYAWAN SAKIT ATAU
CACAT JASMANI / ROBANI
1. Perusahaan akan melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap saku secara
terus menerus untuk masa lebih dari 12 (dua befas) mengakibatkan pekerja
tidak dapat memenuhi
2. Perusahaan akan melakukan pemutusan hubi mengalami gangguan kejiwaan
dan menurut keterangan dokter yang berwenang tidak mampu untuk bekerja
secara normal
3. Pelaksanaan pemutusan hubungan kerja mengacu kepada peraturan per
undangan republik indonesia yang berlaku,
Pasal 61
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KARENA KARYAWAN
MENINGGAL HUMA
1. Meninggalnya pekerja akan mengakibatkan hubngan kerja terputus demi
hokum.
2. Perusahaan akan membayar santunan kepada ahli waris pekerja yang sah
sesuai dengan Pasal 166 UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Pasal 62
UANG PESANGON DAN UANG PENGHARGAAN MASA KERJA
Besarnya uang pesangon dan uang penghargaan masa kerja ditetapkan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB XIII
PENYELESAIAN KELUH KESAH KARYAWAN
Pasal 63
UMUM
Sudah menjadi tekad bersama antara karyawan dan manajemen perusahaan bahwa
keluhan dan pengaduan akan diselesaikan secara musyawarah, adil dan secepat,
mungkin
Pasal 64
CARA PENYELESAIAN KELUHAN DAN PENGADIAN
1. Setiap karyawan berhak dan diberi kesempatan untuk mengajukan
keluhan/pengaduan kepada atasan langsungnya dengan cara yang halk, secara
Intan maupun tertulis
2. Pada prinsipnya setiap keluhan / pengaduan akan diselesaikan secara
musyawarah dan kekeluargaan.
3. penyelesaian belum mencapai hasil yang memuaskan maka dengan
pengatahuan atasannya langsung, pekerja dapat meneruskan keluhan dan
pengaduannya kepada atasannya yang lebih tinggi secara berjenjang.
4. Bila prosedur tersebut telah dijalankan tanpa memberikan hasil yang
memuaskan, maka penyelesaian lebih lanjut dapat dimintakan bantuan
mediator dari Dinas Tenaga Kerja setempat.
BA B XIV
PERATURAN LAKSANA PAN HAK MENAFSIRKAN
Pasal 65
PERATURAN PELAKSANA DAN HUBUNGANN YA
1. Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan perusahaan ini atau hal-hal yang
terdapat dalam peraturan perusahaan yang masih bersifat ttmum dan perlu
diuraikan lebih rinci, akan ditetapkan dalam peraturan pelaksana tesendiri
2. Peraturan pelaksana yang dibuat berpedoman pada peraturan perusahaan dan
atau ketentuan perundang-undangan yang berlaku, dalam hal terjadi perbedaan
penyimpangan maka peraturan pelaksana dianggap batal dan perusahaan akan
berpedoman pada peraturan perusahaan dan atau ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.
Pasal 66
HAK MENAFSIRKAN
Apabila terdapat kekurang jelasan makna yang dikemukakan dalam pasal-pasal
maupun ayat-ayat yang terdapat dalam peraturan perusahaan ini, maka adalah hak
perusahaan untuk menfsirkannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Pasal 67
Penutup
1. Peraturan perusahaan ini dikenal sebagai Peraturan PT. Fortuna Griya Medika
yang mengacu kepada Peraturan perusahaan PT. Famon Awal Bros Sedaya dan
berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal disahkan
oleh Dinas Tenaga Kerja
2. Peraturan pelaksanaan maupun hal-hal lainnya yang belum diatur dalam
peraturan perusahaan ini adalah tunduk kepada peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
3. Peraturan perusahan ini akan dibukukan dan diperbanyak untuk dibagikan
kepada seluruh Karyawan .
Karyawan i, Karyawan \t Karyawan UI,
Keperawata«
Alt Kl I'ALADINAS TENAGA KERJA

Anda mungkin juga menyukai