Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Simbolika/Volume 2/Nomor 2/Oktober 2016

PENERAPAN METODE KOMUNIKASI OLEH PENYULUH


PERTANIAN PADA KELOMPOK TANI GEMAH RIFAH I
DESA JAMUR LABU KECAMATAN RANTAU
ACEH TAMIANG

Kamaruzzaman
Universitas Sumatera Utara
rkamaruz@gmail.com

Abstrak
Pengembangan kelompoktani dewasa ini mengalami kemerosotan karena pengaruh
globalisasi dan otonomi daerah. Selain itu, terjadi diskomunikasi antara Penyuluh pertanian
dengan kelompoktani menyebabkan penerapan metode penyuluhan tidak efektif. Oleh
karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode komunikasi
penyuluhan pertanian yang efektif Kelompoktani Gemah Rifah I Desa Jamur Labu
Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang. Penelitian ini menggunakan studi kasus
karena faktor karakteristik, geografis dan latar belakang petani berbeda dengan daerah lain.
Responden dalam penelitian ini berjumlah 6 orang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa penerapan metode komunikasi oleh penyuluh pertanian dominan dengan cara
pendekatan kelompok dengan cara membuat pertemuan rutin. Metode komunikasi
penyuluhan pertanian dengan pertemuan kelompok dianggap lebih efektif karena
karakteristik kelompoktani dengan kekompakan sangat tinggi dan mudah berkumpul.
Temuan penting lainnya dalam penelitian ini dimana pada kelompoktani dengan kelas
kelompok tinggi, maka metode penyuluhan dengan pendekatan kelompok dalam dengan
cara pertemuan kelompok rutin sangat efektif untuk pengembangan usaha agribisnis petani.

Kata kunci: Penyuluhan, Metode Komunikasi, Kelompoktani

Abstract
The existence of Kelompoktani has been declined due to the effects of globalization and
regional autonomy. Besides, discommunications between agricultural extension agent with
Kelompoktani led to ineffective adoption of extension methods. Therefore, this study aims to
determine the implementation of effective communication methods in agricultural extension
of Kelompoktani Gemah Rifah I Jamur Labu Village Rantau, Aceh Tamiang. This research
used a case study because of different characteristics, geographical and background of the
peasants. There are 6 respondents in this study. The results of this study indicate that the
implementation of communication methods by dominant agricultural extension is by
approaching the group- making regular meetings. This method of communication was
considered more effective because Kelompoktani characteristics were very bonding and
easy to assemble. Other key findings in the study is that the kelompoktani with high-grade
group, the extension method by group appraoach in the way of regular group meetings are
very effective for the development of peasants agribusiness.

Keywords: Counseling, Communication Methods, kelompoktani

212
Jurnal Simbolika/Volume 2/Nomor 2/Oktober 2016

PENDAHULUAN petani yang sebagian besar masih rendah


Salah satu sektor handalan untuk menyebabkan sistem alih teknologi lemah
kontribusi pembangunan nasional adalah dan penerapan teknologi kurang tepat
sektor pertanian. Peran sektor pertanian sasaran. Lemahnya sumber daya manusia
diantaranya membuka lapangan pekerjaan, akibat dari paradigma kebijakan
menyumbang Produk Domestik Bruto penganggaran pemerintah daeah masih
(PDB), sumber devisa, bahan baku industri, mementingkan pembangunan fisik dengan
sumber bahan pangan dan gizi, serta mengabaikan pembangunan sumber daya
pendorong bergeraknya sektor-sektor manusia. Sebuah tantangan tersendiri bagi
ekonomi kreatif lainya. Kenyataannya di para penyuluh pertanian menghadapi hal
era otonomi daerah peran sektor ini ini, dengan mengedepankan optimisme dan
semakin kurang jika dibandingkan potensi berbesar hati ingin mengulangi masa
sumber daya alam yang tersedia tidak kejayaan era dimana berkat sinerji
sebanding dengan sumber daya manusia pemerintah dalam mendukung penyuluhan
Sejak dilimpahkan sebagian tercapainya swasembada pangan.
wewenang pusat ke daerah melalui Dukungan pemerintah saat ini
otonomi daerah mulai tahun 1999 terhadap penyuluh tidak hanya melihat
(mengalami revisi terakhir tahun 2014) sejauh mana jumlah penyuluh sudah
sampai saat ini arah pembangunan terpenuhi tetapi juga pemerintah harus
pertanian daerah sangat beragam. Ada memahami secara keseluruhan bagaimana
daerah mengalami kemajuan dan tidak memfungsikan penyuluhan pertanian dalam
sedikit daerah mengalami hal sebaliknya. langkah strategis pembangunan dengan
Sebagian wewenang pusat terhadap sektor dukungan dana yang memadai. Terlepas
pertanian juga tidak terarah seiring dari peranan pemerintah, penyuluh sendiri
bergantinya pucuk kepresidenan di Jakarta. juga melakukan inovasi pelaksanaan
Berbagai pertimbangan dan kepentingan penyuluhan dalam menyampaikan materi
arah kebijakan sektor pertanian dengan dan alat peraga menggunkana tehnik atau
mudah berubah-berubah. cara yang diterima petani dan sesuai dengan
Akibatnya telah terjadi kebingungan perkembangan zaman.
semua kalangan diantaranya pelaku utama Sementara itu, secara harfiah
dan pelaku usaha karena ketidakpastian menurut Zulkarimen Nasution (2002),
masa depan usahanya. Kalangan investor penyuluhan bersumber dari kata suluh yang
enggan menanam modal jangka panjang berarti obor atau alat untuk menerangi
karena hal yang sama. Permasalah tersebut keadaan yang gelap. Kata menerangi ini
terus terjadi sehingga kondisi saat ini bermakna sebagai petunjuk bagi masyarakat
infrastruktur pertanian terbatas dan dari tidak tahu menjadi tau dan mengerti,
terabaikan, nilai tambah dan harga produk dari mengerti menjadi lebih mengerti lagi
pertanian rendah, ketersediaan sumber daya sehingga dapat melakukannya. Definis
manusia pengelola pertanian terbatas, tersebut dapat kita gambarkan secara tehnis,
struktur pasar yang monopsonis dan bahwa penyuluh mengarahkan petani
penguasaan dan akses teknologi pertanian melaksanakan adopsi inovasi pertanian
lemah. untuk memproduksi produk pangan
Salah satu masalah jadi sorotan setinggi-tingginya. Untuk keberhasilan
dalam penelitian yaitu akses teknologi tersebut maka perlu ada suatu tehnik atau
pertanian lemah, dimana tingkat pendidikan cara dalam bentuk metode komunikasi

213
Jurnal Simbolika/Volume 2/Nomor 2/Oktober 2016

kegiatan penyuluhan yang tepat, sehingga penentu penerapan metode komunikasi


metode komunikasi penyuluhan ini nanti penyuluhan selama ini berlangsung
menjadi sebuah model baru bagi daerah lain sehingga Kelompoktani Gemah Rifah I
untuk diterapkan dalam kelompoktani. berhasil dengan meraih gelar Kelompoktani
Sebagaimana diketahui kegiatan kelas Madya. Maka hal yang ingin dilihat
penyuluhan pertanian mengalamai proses adalah: 1) Bagaimana penerapan metode
komunikasi pengiriman pesan atau penyuluhan pertanian yang efektif
informasi oleh komunikator atau penyuluh dilaksanakan oleh penyuluh pertanian di
kepada komunikan atau petani tetapi dalam kelompoktani Gemah Rifah I, dan 2)
proses pengiriman tersebut dibutuhkan Faktor-faktor apa sajakah dalam pemilihan
suatu keterampilan dalam memaknai pesan metode penyuluh pertanian di kelompoktani
baik oleh komunikator ataupun komunikan Gemah Rifah I.
sehingga dapat membuat sukses pertukaran
informasi.
Berdasarkan pengamatan dan METODOLOGI PENELITIAN
pengalaman penulis alami selaku
Penyuluhan di Kabupaten Aceh Tamiang, Penelitian ini menggunakan
sesungguhnya apa yang selama ini pendekatan kualitatif. Bogdan dan Taylor
dilakukan oleh penyuluh kepada (dalam Moleong, 1975) mendefinisikan
Kelompoktani sudah benar dan telah metodologi kualitatif sebagai prosedur
mengikuti prosedur-prosedur yang telah penelitian yang menghasilkan data
ditetapkan, sehingga sebagian kelompoktani deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
binaan berhasil mandiri seperti lisan dari orang-orang dan perilaku yang
kelompoktani Gemah Rifah I dan ada juga dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan
yang belum berhasil mandiri karena pada latar dari individu tersebut secara
kurangnya pemahaman penyuluh terhadap holistik (utuh). Peneliti tidak
karakter, tradisi serta kebiasaan masyarakat mengisolasikan individu atau organisasi ke
setempat. Ketika membuat program dalam variabel atau hipotesis, tapi perlu
penyuluhan dan dalam menerapkan metode memandangnya sebagai bagian dari suatu
penyuluhan tidak tepat dan tidak maksimal. keutuhan.
Untuk menyikapi permasalahan dan Aspek Kajian dalam penelitian ini
fenomena-fenomena di atas, maka penulis meliputi; 1) persiapan penyuluhan, 2)
tertarik untuk mengkaji secara ilmiah dalam metode penyuluhan pertanian, dan 3) faktor
sebuah penelitian tentang proses penerapan penentuan metode penyuluhan pertanian
metode komunikasi yang tepat berhubungan Penelitian ini dilakukan pada
metode penyuluhan pertanian dan ingin Kelompoktani Gemah Fifah I Desa Jamur
mengetahui faktor-faktor dalam penentuan Labu Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh
metode penyuluhan pada Kelompoktani di Tamiang. Kelompoktani ini berada dalam
Aceh Tamiang khususnya pada binaan Petugas Penyuluh Pertanian (PPL)
Kelompoktani Gemah Rifah I Desa Jamur Kecamatan Rantau. PPL mempunyai tugas
Labu Kecamatan Rantau. dalam pemberdayaan kelompoktani dalam
Adapun fokus penelitian ini adalah hal menyampaikan adopsi inovasi pertanian
penerapan metode komunikasi penyuluh sehingga usaha tani anggota kelompok
yang tepat oleh penyuluh pertanian di mengarah kepola usaha agribisnis.
kelompoktani Gemah Rifah I dan faktor

214
Jurnal Simbolika/Volume 2/Nomor 2/Oktober 2016

Adapun ciri dan karekteristik yang kualitatif tetap menggunakan kata-kata


digunakan Sarantakos, 1993 (dalam yang biasanya disusun ke dalam teks yang
Poerwandari, 2005), yaitu; diperluas, dan tidak menggunakan
 Anggota kelompok tani Gemah Fifah I perhitungan matematis atau statistika
 Berdomisili di Desa Jamur Labu sebagai alat bantu analisis.
 Masih mengikuti kegiatan kelompok Adapaun analisis data yang
 Anggota yang aktif dalam pembinaan dilakukan dalam penelitian ini adalah; 1)
penyuluh setempat reduksi data, 2) penyajian data atau display
 Anggota yang sudah lama menjadi data, 3) trianggulasi data, dan 4) menarik
anggota kelompok. kesimpulan.
Pengumpulan data dilakukan dengan
melakukan wawancara. Ini karena HASIL DAN PEMBAHASAN
flexibilitasnya yang tinggi, dimana jawaban
yang diberikan oleh narasumber Metode komunikasi dalam
berkembang sehingga akan didapat penyuluhan pertanian merupakan bagian
informasi yang lebih lugas dan lengkap. dari proses penyampaian informasi kepada
Peneliti juga mempunyai kebebasan sasaran dalam pencapaian tujuan yang ingin
mengembangkan pertanyaannya hingga dicapai (Mardikanto, 2009). Metode
tuntas, dan saat menemukan hal yang belum komunikasi yang dilaksanakan oleh Petugas
jelas dapat digali lebih dalam maupun Penyuluhan Pertanian (PPL) dengan
dikonfirmasi ulang. Selain itu, data yang kombinasi beberapa metode penyuluhan
dikumpulkan mampu menggambarkan yang efektif untuk mencapai tujuan
konteks sosialnya. penyuluhan pertanian.
Observasi juga dilakukan untuk Hal ini dapat dilihat dari adanya
memperkaya data. Dalam penelitian ini, jadwal kunjungan lapangan PPL
observasi dilakukan pada saat wawancara menggunakan sistem Latihan Dan
dan menggunakan narasumber lain yaitu Kunjungan (LAKU) yang jelas dari rencana
Ketua kelompok tani, anggota kelompok tahunan kerja PPL dalam Wilayah Kerja
tani, PPL , Kantor BPP Rantau dan Saung Penyuluh Pertanian (WKPP). Sebagaimana
Tani selaku tempat penyuluhan berlangsung disampaikan oleh (Abbas, 1999), Penyuluh
dan informasi lainnya mengenai kegiatan Pertanian Lapangan (PPL) yaitu penyuluh
penyuluhan pertanian di Kelompoktani pertanian yang berhubungan langsung
Gemah Rifah I dengan petani beserta keluarganya menjadi
Analisis data kualitatif dilakukan tugas pokok sebagai pelaksanaan kegiatan
apabila data empiris yang diperoleh adalah penyuluhan dan WKPP berdasarkan
data kualitatif berupa kumpulan berwujud program penyuluhan pertanian. Sebagai
kata-kata dan bukan rangkaian angka serta realisasi programa penyuluhan tersebut
tidak dapat disusun dalam kategori- disusun beberapa pertimbangan metode
kategori/struktur klasifikasi. Data bisa saja penyuluhan untuk mencapai maksud
dikumpulkan dalam aneka macam cara tersebut.
(observasi, wawancara, intisari dokumen, Penerapan metode penyuluhan di
pita rekaman) dan biasanya diproses kelompoktani Gemah Rifah I sudah
terlebih dahulu sebelum siap digunakan dilaksanakan dengan sedemikian rupa
(melalui pencatatan, pengetikan, sehingga sampai saat ini kelompok tersbut
penyuntingan, atau alih-tulis), tetapi analisis sudah maju, bukti kemajuan kelompok ini

215
Jurnal Simbolika/Volume 2/Nomor 2/Oktober 2016

sudah dijelaskan pada bab sebelumnya. Rifah I, alat bantu dan alat peraaga dalam
Adapun metode yang berhasil peneliti menunjang kegiatan penyuluhan adalah
indentifikasi yang merupakan proses sebagai berikut;
komunikasi efektif dalam kelompoktani 1. Lembaran persiapan penyuluhan
kususnya di Kelompoktani Gemah Rifah I. Berupa lembar persiapan menyuluh
(LPM), lembar persiapan latihan (LPL),
Persiapan Penyuluhan Kelompoktani lembar persiapan kerja (LPK) dan Laporan
Gemah Rifah I Hasil Menyuluh (LHM)
Persiapan kegiatan penyuluhan di 2. Alat tulis
Kelompoktani Gemah Rifah I telah PPL yang bertugas di Kelompoktani
dilaksanakan dengan pertimbangan Gemah Rifah I membawa alat tulis yang
berbagai jenis metode penyuluhan yang beragam warna baik itu kapur berwarna,
tepat, efektif dan efisien guna mendukung pensil berwarna, bolpen dan spidol dsb.
Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh 3. Projektor
Tamiang dalam pembangunan sumber daya Jenis projektor yang digunakan oleh
manusia (SDM) petani. Seluruh rangkaian PPL yang bertugas di Kelompoktani Gemah
metode penyuluhan dirancang menjadi Rifah I yaitu Movie projektor, untuk
menarik agar dapat menjadi daya tarik memproyeksikan film penyuluhan.
anggota kelompoktani untuk selalu 4. Peta Singkap
mengikuti penyuluhan. Perihal Metode Peta singkap adalah sekumpulan poster
penyuluhan merupakan suatu hal yang ikut selebar kertas koran, yang digabungkan
berperan dalam mempengaruhi kecepatan menjadi satu. Peta singkap yang sering
adopsi dan difusi inovasi. Penggunaan dibawakan oleh PPL adalah peta singkap
metode yang efektif akan mempermudah padi, jagung dan kedelai. Penyebaran
untuk dipahami oleh petani. Metode materi menggunakan peta singkap ini
penyuluhan sangat diperlukan agar pesan bertujuan untuk menjelaskan suatu proses
inovasi dari kegiatan penyuluhan dapat atau rangkaian kegiatan yang berkaitan
diterima dan diaplikasikan oleh target atau dengan pertanian secara
penerima manfaat (Musyafakat, 2005). sistematis.Penyebaran materi penyuluhan
Belajar dari pengalaman, fenomena melalui peta singkap ini akan efekif, bila
di lapangan masih menggambarkan disampaikan kepada kelopoktani dengan
lemahnya proses komunikasi dalam anggota antara 5-35 orang.
penyuluhan pertanian dilihat dari dampak Metode penyebaran penyuluhan
yang ada. Purwanto (2009) menyampaikan melalui petasingkap ini mempunyai
bahwa ada empat masalah yang keunggulan. Keunggulan dari peta singkap
menghambat komunikasi dalam penyuluhan ini diantaranya adalah ; 1) Dapat
pertanian, baik oleh pengirim pesan menjelaskan kepada hadirin tanpa
(penyuluh pertanian) dan penerima pesan membelakangi; 2) Bisa membangun cerita
(petani). Empat faktor tersebut adalah: (a) yang menarik melalui gambar sehingga
masalah dalam penyampaian pesan; (b) lebih mudah difahami; 3) Dapat
masalah dalam pengembangan pesan; (c) menampilkan proses/kegiatan secara
masalah dalam menerima pesan; dan (d) terpisah-pisah; 4) Mudah digunakan tanpa
masalah dalam menafsirkan pesan. bantuan peralatan lain.
Bedasarkan hasil wawancara dengan
informan adalah PPL Kelompoktani Gemah

216
Jurnal Simbolika/Volume 2/Nomor 2/Oktober 2016

Metode Penyuluhan Kelompoktani perilaku hubungan sistem agribisnis, yakni:


Gemah Rifah I melakukan hubungan kebersamaan dan
Penelitian terdahulu dari Risyart A. saling ketergantungan dengan perusahaan
Far Far (2014), yang meneliti tentang agribisnis lainnya, melakukan kerjasama
“Respons Petani Terhadap Penerapan secara harmonis, dan aktif melakukan
Metode Penyuluhan Pertanian Di Kota komunikasi informasi agribisnis.
Ambon Provinsi Maluku”, menyatakan Menurut hasil wawancara dan
bahwa respons Petani terhadap metode observasi peneliti kepada semua informan
yang digunakan dalam penyuluhan tingkat pendidikan anggota Kelompoktani
pertanian lebih banyak menggunakan setara sekolah menengah umum (SMU), hal
metode pendekatan secara kelompok karena ini berpengaruh pada penentuan metode
lebih efisien dari pada metode pendekatan penyuluhan dimana tingkat pengetahuan
perorangan dan metode pendekatan massal; anggota kelompok dari kemampuan
dan faktor-faktor yang berpengaruh dalam menulis dan membaca terhadap penentuan
penerapan metode penyuluhan yaitu metode penyuluhan. PPL dalam pertemuan
ketersediaan sarana-sarana produksi, Kelompoktani Gemah Rifah I
ketersediaan tenaga penyuluh, dan menggunakan materi terbaru tidak bersifat
ketersediaan lapangan pekerjaan. mengajarkan kepada petani pemula.
Pada keyataannya kemajuan usaha Sebagian besar petani Gemah Rifah I
petani Gemah Rifah I sangat jelas terlihat tingkat usahanya sudah pada level anggota
mengalami perubahan dan pengembangan Kelompoktani kelas utama.
yang signifikan. Melalui hasil pengamatan Metode pendekatan kelompok
peneliti tingkat pendapatan ekonomi dirasakan menjadi sebuah indikasi
masing-masing anggota sudah diatas keberhasilan usaha tani anggota
sederhana. Dimana petani di Jamur Labu Kelompoktani Gemah Rifah I. Dari semua
pola usahanya tidak lagi pada satu jenis informan yang peneliti wawancarai metode
komoditi saja tetapi lebih dari satu jenis yang dominan dilaksanakan oleh PPL
usaha dijalani setiap harinya. Mulai dari adalah pertemuan kelompok rutin. Secara
sawah, kebun, ternak dan perikanan. teknis keterampilan bertani, anggota
Perkembangan pola usaha tani seperti Kelompoktani sudah berhasil. Hal ini
Seperti dikemukakan oleh Suparta (2001) dikarenakan usia Kelompoktani sudah lama
Keberhasilan agribisnis petani dapat dilihat dan berbagai macam teknologi pertanian
pada tingkatan capaian kemajuan perilaku yang cocok diterapkan dikelompok sudah
usaha petani., perilaku agribisnis dapat diberikan dan diterapkan oleh Anggota
diukur dari: (1) aspek perilaku teknis Kelompoktani. Salah satu tehnologi yang
produksi, yakni: unsur panca usaha; (2) sudah berhasil adalah sistem tanam padi
aspek perilaku manajemen agribisnis, LEGOWO 2:1 dimana anggota
yakni: perencanaan agribisnis, pemanfaatan Kelompoktani sudah merasakan
sumber daya agribisnis, meningkatkan manfaatnya sekarang dan banyak kelompok
efisiensi, meningkatkan produktivitas, lain studi banding pada kelompoktani
senantiasa memperbaiki mutu hasil, Gemah Rifah I.
melakukan perekayasaaan teknis produksi, Dilihat dari fenomena diatas maka
melakukan fungsi kelembagaan agribisnis, ada perbedaan pernyataan penelitian
dan selalu mengutamakan ketepatan dan terdahulu dengan hasil penelitian ini.
kecepatan pelayanan; dan (3) aspek Marliati, Sumardjo, dkk (2008)

217
Jurnal Simbolika/Volume 2/Nomor 2/Oktober 2016

penelitiannya menunjukkan bahwa petani setempat justru PPL akan dibenci oleh
berada pada usia produktif dan pengalaman petani tersebut. Seperti hal nya dalam
agribisnis cukup lama, namun belum penelitian ini terdapat pertanyaan tentang
ditunjang oleh pendidikan formal dan non foktor yang mempengaruhi penentuan
formal yang tinggi serta belum didukung penerapan metode penyuluhan yang terjadi
oleh luas penguasaan lahan pertanian yang di kelompoktani Gemah Rifah I.
memadai dan tingkat kinerja penyuluh Ban, van den, dkk (1980),
pertanian dalam memberdayakan petani menyatakan dalam masyarakat multiras,
relatif belum baik (kategori “cukup”), hal kelompok etnis harus ditargetkan terpisah
ini disebabkan oleh faktor-faktor yang karena karakteristik sosial dan budaya yang
berpengaruh nyata terhadap kinerja. berbeda. bahasa, jenis makanan, dan agama
Sedangkan temuan penting dalam adalah beberapa karakteristik etnis. Dalam
penelitian ini adalah dimana pada hal dimana terdapat kelompok etnis berbeda
kelompoktani dengan kelas kelompok di wilayah kerja penyuluhan pada wilayah
tinggi, maka metode penyuluhan dengan atau zona yang sama, program penyuluhan
pendekatan kelompok dengan cara harus mencerminkan perbedaan ini.
pertamuan rutin sangat efektif untuk Pemilihan metode penyuluhan
pengembangan agribisnis. Dasar dari pertanian yang dilakukan oleh PPL
pertimbangan pernyataan ini bahwa Kelompok Gemah Rifah I dengan berbagai
kelompoktani Gemah Rifah I berada pada pertimbangan sehingga tujuan yang ingin
kelas kelompok utama, dimana secara dicapai berhasil. Mengingat alat bantu dan
umum anggota kelompoktani memiliki alat peraga penyuluhan terbatas di BPP,
pengalaman usaha tani yang cukup lama, maka ini menjadi salah satu faktor teknis
dan pendidikan formal tidak begitu tinggi. yang selalu dipertimbangkan.
Peningkatan wawasan agribisnis dan Perkembangan kemampuan
pengetahuan lain didapat dari pendidikan keterampilan anngota kelompoktani Gemah
informal dari PPL dan pihak lain dan dapat Rifah I juga menjadi pertimbangan. Yang
meningkatkan pengembangan usahataninya. paling utama model pendidikan penyuluhan
adalah pendidikan orang dewasa. secara
Faktor Pemilihan Metode dan konten nonformal maka cara-cara komunikasi
materi Penyuluhan Kelompoktani persuasif dikedepankan. Hal ini seperti
Gemah Rifah I dikatakan oleh Suwandi, (2006). Metode
Masyarakat tani Indonesia terdapat penyuluhan pertanian partisipatif yaitu
berbagai macam suku, adat, budaya dan masyarakat berpartisipasi secara interaktif,
agama. Keragaman ini mendorong analisis-analisis dibuat secara bersama yang
terjadinya pemilihan metode penyampaian akhirnya membawa kepada suatu rencana
informasi teknologi pertanian dengan tindakan. Partisipasi di sini menggunakan
melihat faktor-faktor keragaman diatas. proses pembelajaran yang sistematis dan
Sedikit saja kesalahan dalam pemilihan terstruktur melibatkan metode-metode
metode penyuluhan dengan mengabaikan multidisiplin, dalam hal ini kelompok ikut
faktor kerangaman latar belakang petani, mengontrol keputusan lokal.
maka terjadi komunikasi yang tidak efektif.
Bisa dibayangkan jika metode dan konten Metode Berdasarkan Pendekatan
materi yang disampaikan tidak sesuai Perorangan
dengan nilai-nilai norma masyarakat

218
Jurnal Simbolika/Volume 2/Nomor 2/Oktober 2016

Metode penyuluhan pendekatan singkap tentang tahapan budidaya tanaman


perorangan yang dilakukan oleh PPL yang padi, jagung dan kedelai, memaparkan peta
bertugas di Kelompoktani Gemah Rifah I singkap tentang cara penanganan penyakit
dengan cara bertemu secara langsung tanaman.
maupun tidak langsung dengan ketua Pertemuan kelompoktani
kelompoktani dan anggota kelompoktani. dilaksanakan bedasarkan jadwal kerja PPL
Metode perorangan atau personal approach mengacu pada jadwal LAKU yang mana
menurut Kartasaputra (dalam Setiana, jadwal tersebut dibuat melalui hasil
2005), sangat efektif digunakan dalam kesepakatan antara PPL dan Petani untuk
penyuluhan karena petani dapat secara berkumpul. Hal ini tindak lanjut dari
langsung memecahkan masalahnya dengan Permentan No.82/Permentan/
bimbingan khusus dari penyuluh. Metode OT.140/8/2013 Tentang Pedoman
ini di Kelompoktani Gemah Rifah I jarang Pembinaan Kelompoktani dan Gabungan
digunakan untuk menyampaikan materi Kelompoktani. Sistem Kerja Latihan dan
penyuluhan. Oleh karena itu, jika dilihat Kunjungan serta supervisi yang selanjutnya
dari segi jumlah sasaran yang ingin dicapai, disebut Sistem Kerja LAKU adalah
metode ini kurang efektif karena pendekatan yang memadukan antara
terbatasnya jangkauan PPL untuk pelatihan bagi penyuluh dan ditindaklanjuti
mengunjungi dan membimbing satu-satu dengan kunjungan berupa pendampingan
Anggota Kelompoktani. kepada petani/poktan secara terjadwal dan
Metode pendekatan individu didukung dengan supervisi teknis dari
dilaksanakan oleh PPL yang bertugas di penyuluh senior serta ketersediaan
kelompoktani Gemah Rifah I hanya informasi teknologi sebagai materi
digunakan dalam mendekati orang-orang kunjungan.
tertentu misalnya menelpon ketua Tempat pertemuan Kelompoktani
kelompok untuk menyepakati pertemuan Gemah Rifah I terdiri dua tempat, pertama
tertentu dengan kelompok. Bertemu dengan pertemuan dilaksanakan di Saung Tani dan
tokoh desa yang merupakan masyarakat di lapangan. Pertemuan Kelompoktani di
yang berpengaruh untuk mencari Saung tani meruapakan pertemuan rutin.
mendukung keberadaan penyuluhan didesa. Dimana dalam pertemuan ini PPL
Mendekati anggota Kelompoktani yang menyampaikan materi yang sudah di
sudah berhasil dan mengajak untuk sepakati bersama dengan anggota
memotivasi anggota lain, ada juga PPL kelompoktani. Pertemuan di saung tani PPL
mendekati ibu-ibu di Desa agar mendorong menggunakan alat dan media penyuluhan
suaminya untuk ikut dalam kegiatan berupa peta singkat. Penggunaan peta
penyuluhan. singkap dianggap oleh PPL lebih
memudahkan petani mamahami tentang
Metode Berdasarkan Pendekatan materi yang disampaikan. Seperti dijelaskan
Kelompok oleh Slamet (1995) Peta singkap adalah
Dalam metode pendekatan kelompok lembaran-lembaran kertas berisi gambar
PPL Kelompoktani Gemah Rifah I dan tulisan yang disusun secara berurutan,
berhungan langsung dengan semua anggota bagian atasnya disatukan sehingga mudah
kelompok dalam pertemuan kelompoktani, disingkap. Penyebaran materi menggunakan
baik itu menyampaikan materi, melakukan peta singkap ini bertujuan untuk
demontrasi cara dan memaparkan peta menjelaskan suatu proses atau rangkaian

219
Jurnal Simbolika/Volume 2/Nomor 2/Oktober 2016

kegiatan yang berkaitan dengan pertanian mengalami distorsi (Van den Ban dan
secara sistematis.Penyebaran materi Hawkins, 1999).
penyuluhan melalui peta singkap ini akan Berdasarkan hasil wawancara dan
efekif, bila disampaikan kepada kelopoktani observasi, dari beberapa metode
dengan anggota antara 5-35 orang. penyuluhan pertanian yang dijelaskan
diatas, metode pendekatan kelompok dinilai
Metode Berdasarkan Pendekatan Massal lebih efektif dari pada metode pendekatan
Metode pendekatan massal atau mass perorangan dan massal.
approach. cara ini dapat menjangkau Efektifnya metode pendekatan
sasaran dengan jumlah yang cukup banyak. kelompok dipandang oleh semua informan
PPL yang bertugas di Kelompoktani Gemah karena dalam pertemuan kelompok disana
Rifah I melaksanakan metode ini tidak terjadi proses interaksi komunikasi
begitu sering. Karena metode ini sedikit langsung antara pihak yang terlibat dalam
membutuhkan dana dalam pengadaan alat pertemuan kelompok. Interaksi antara PPL
dan medianya. Karena terbatas dana yang dalam menyampaikan materi dan
didukung oleh Pemda Aceh Tamiang, meperagakan cara perlakuan teknologi
metode ini hanya dilaksanakan pada saat anjuran pemerintah dengan semua anggota
program yang dianggarkan oleh Pemerintah kelompoktani. Interaksi juga terjadi antara
Daerah. sesama anggota kelompok dalam
Pemutaran film membutuhkan dana menyampaikan tanggapan dan berdiskusi
banyak karena kegiatan ini laksanakan pada sesama dalam rangka menyatukan sikap,
malam hari di lapangan bola desa Jamur prilaku dan keterampilan dalam usaha tani.
Labu. Biaya yang dikeluarkan adalah untuk Sebagian anggota kelompok yang belum
menyewa sound sistem, biaya makan tau menjadi tau setelah mendengar dan
minum penyuluh dan undangan para bertanya baik kepada PPL dan kepada
Pejabat Kecamatan. Pemuran Film anggota lain. Sebagaimana pendapat
penyuluhan di lapangan membutuhkan Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2004),
tenaga lebih dari satu PPL saja minimal 5 komunikasi dalam kelompok sebagai
orang PPL. seperti penjelasan informan interaksi secara tatap muka antara tiga
bahwa pemutaran film dilakukan pada saat orang atau lebih, dengan tujuan yang telah
sosialisai program baru Pemerintah seperti diketahui, seperti berbagi informasi,
Padi Jagung dan Kedelai (PAJALE) baru- menjaga diri, pemecahan masalah, yang
baru ini dilaksanakan diseruluh mana anggota-anggotanya dapat mengingat
kelompoktani dan pengenalan tehnologi karakteristik pribadi anggota-anggota yang
baru. Kegiatan semacam ini dilaksanakan lain secara tepat.
dan dianggarkan oleh Pemda.
Ditinjau dari segi penyampaian
informasi, metode pendekatan massa cukup KESIMPULAN
baik, namun terbatas hanya dapat
menimbulkan kesadaran dan keingintahuan Berdasarkan pengumpulan dan analisis
semata. Hal ini disebabkan karena pemberi data yang telah dilakukan, maka dapat
dan penerima pesan cenderung mengalami disimpilkan;
proses selektif saat menggunakan media 1. Proses penerapan metode penyuluhan
massa sehingga pesan yang disampaikan pertanian oleh PPL di kelompoktani
Gemah Rifah I dimulai dari: Persiapan

220
Jurnal Simbolika/Volume 2/Nomor 2/Oktober 2016

materi penyuluhan di Kelompoktani agama setempat. Sebuah teknologi


Gemah Rifah I mengacu pada sangat bermanfaat dan handal,
kebutuhan lapangan. Alat bantu, alat tetapi bertentangan dengan norma-
peraga dan media penyuluhan yang norma sosial yang ada pada
disiapkan PPL bedasarkan minat dan kelompoktani Gemah Rifah I maka
kebutuhan Petani sehingga materi yang teknologi itu dihindari oleh PPL
disampaikan oleh PPL betul-betul karena dapat menyebabkan
bermanfaat bagi anggota kelompoktani ketidakseimbangan sosial.
Gemah Rifah I. Teknologi tersebut mesin panen
2. Metode penyuluhan pertanian yang padi sangat dilarang oleh
dilaksanakan oleh PPL kelompoktani kelompoktani Gemah Rifah I
Gemah Rifah I mengacu pada proses karena pola kerja usaha tani masih
perubahan kognitif (pengetahuan) bersifat gotong royong sesama
perubahan affektif (sikap), perubahan anggota kelompok.
psikomotor (keterampilan). Untuk itu,
PPL menggunakan komunikasi dengan Adapaun saran yang hendak peneliti
pendekatan kelompok dengan cara ungkapkan sebagai berikut:
pertemuan kelompok rutin. Selain itu, 1. kepada peneliti selanjutnya agar
pada kelompoktani dengan kelas memperkaya teori tentang komunikasi
kelompok yang sudah tinggi, metode kelompok terutama menyangkut
penyuluhan dengan pendekatan dinamika komunikasi dikelompoktani,
kelompok, yaitu kegiatan pertemuan yang mana karakteristik tempat
rutin sangat efektif untuk penelitian ini belum bisa
pengembangan agribisnis petani. menggambarkan secara umum pada
3. Faktor-faktor dalam pemilihan kelompok lain di wilayah yang berbeda.
metode penyuluh pertanian nasional.
Kelompoktani Gemah Rifah I sebagai 2. Penelitian lain tentang metode
berikut: komunikasi penyuluh pertanian untuk
a. Faktor keadaan petani dan layak kemajuan kelompoktani sehingga dapat
secara teknis, dimana anggota dijadikan rujukan karena sebagian
Kelompoktani Gemah Rifah I kecil telah ditemukan dalam penelitian
mempunyai tingkat pengetahuan, ini. Peneliti selanjutnya dapat melihat
sikap dan keterampilan sangat baik. dengan cara pandang dan tujuan yang
Anggota kelompoktani Gemah lain. sehingga dapat berguna bagi
Rifah I sudah mengikuti kelompoktani lain dan pemerintah
penyuluhan dalam waktu yang daerah dalam pemberdayaan
sangat lama maka motode masyarakat.
penyuluhan disesuaikan dengan 3. Perlu adanya persiapan penyuluhan
perkembangan kelas kelompoktani. yang matang, kesiapan alat bantu dan
b. Faktor sosial dan agama Petani, alat peraga yang memadai serta terus
dimana pemilihan materi dan menggali potensi lain di Kelompoktani
metode penyuluhan yang Gemah Rifah I sehingga usaha tani
diterapkan oleh PPL Kelompoktani kelompok bisa lebih berkembang.
Gemah Rifah I dengan menjunjung 4. Petani mengalamai kendala dalam
tinggi norma-norma sosial dan pengelolaan hasil panen, dimana

221
Jurnal Simbolika/Volume 2/Nomor 2/Oktober 2016

sampai saat ini anggota kelompoktani Depari, E dan MacAndrews, D. Colin.


masih menjual gabah basah. Untuk itu, (1978). Peranan komunikasi massa
dapat dilakukan udaha-usaha seperti; dalam pembangunan. Yogyakarta:
membuat permohonan kepada Gadjah Mada University Press.
pemerintah, melakukan studi banding Effendy, Onong. (1995). Ilmu Komunikasi
ke luar daerah guna terbuka wawasan (teori dan praktek). Bandung: PT
bagaimana cara pengelolaan usaha tani Remaja.
mulai dari hilir sampai kehulu, Far F, Risyart, A. (2014). Respon Petani
melakukan demontrasi cara tentang Terhadap Penerapan Metode
pengelolaan dan penanganan hasil Penyuluhan Pertanian Di Kota
panen. Ambon Provinsi Maluku. Jurnal Vol.
5. Perlunya peningkatan kerja sama 10. Ambon: Universitas Patimura.
kelompoktani dengan pihak lain dalam Gunawan, Handoko dan Rika Asnita.
rangka pengembangan usaha tani lebih (2008). Peningkatan Keuntungan
baik. Usahatani Kedelai Melalui PTT di
6. Perlu adanya dukungan dana dari Kabupaten Bojonegoro. Jawa Timur,
Pemerintah setempat agar tersedia diambil dari: http://karya-
sarana dan prasana pendukung kegiatan ilmiah.um.ac.id
penyuluhan pertanian. Goldberg, Alvin dan Larson, Carl. (2006).
Komunikasi Kelompok. Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA Oktaviani, Erlita. (2007). Peranan Penyuluh
Pertanian Dalam Pengembangan
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Kelompok Tani Di Kecamatan
Penelitian Suatu Pendekatan Junrejo Kota Batu. Tesis (S2).
Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta. Malang: Universitas Muhammadiyah
Bungin, Burhan. (2006). Sosiologi Malang.
Komunikasi: Teori, Paradigma dan Samsudin. (1982). Dasar Penyuluhan dan
Diskursus Teknologi Komunikasi di Modernisasi Pertanian. Bandung:
Masyarakat. Jakarta: Kencana Bina Cipta.
Prenada Media Group Silalahi, Ulber. (2009). Metode Penelitian
Creswell, J. W., and Clark, Vicky, L. Sosial. Bandung: PT. Refika
P.(2007). Designing and conducting Aditama.
mixed methods research. Thousand Sudjarwo dan Basrowi. (2009). Manajemen
Oaks, CA: Sage Publications. Penelitian Sosial. Bandung: CV.
Daymon, C. & Holloway, I. (2008). Mandar Maju..
Riset kualitatif dalam public Sumardjo. (1999). Transformasi Model
relations&marketing communications Penyuluhan Pertanian Menuju
(Cahya Wiratama, Penerjemah). Pengembangan Kemandirian Petani.
Yogyakarta: PT. Bentang Pustaka. Kasus di Propinsi Jawa Barat.
Dwihayanti. (2004). Faktor-Faktor Disertasi (S3). Bogor: Institut
Komunikasi Yang Berhubungan Pertanian Bogor.
Dengan Kinerja Kelompok Petani- Suparta, N. (2001). Perilaku Agribisnis dan
Nelayan Kecil (KPK). Tesis (S2). Kebutuhan Penyuluhan Peternak
Bogor: Institut Pertanian Bogor.

222
Jurnal Simbolika/Volume 2/Nomor 2/Oktober 2016

Ayam Ras Pedaging. Disertasi (S3). Van den Ban. A.W. dan H.S Hawkins,
Bogor: Institut Pertanian Bogor. (2011). Penyuluhan Pertanian.
Suprapti Supardi, Djiwandi, Priyo Prasetyo, Yogyakarta: Kanisius.
(1991). Pengantar Ekonomi Wijianto, Arif. (2005). Metode dan Teknik
Pertanian: Departemen Pendidikan Penyuluhan Pertanian. Surakarta:
Dan Kebudayaan Republik Fakultas Pertanian UNS.
Indonesia, Surakarta: Universitas Wiraatmaja, Sukandar. (1983). Penyuluhan
Sebelas Maret. Pertanian. Jakarta: Departemen
Suryana, A. dan Ketut, K. (2008). Ekonomi Pendidikan dan Kebudayaan.
Padi Asia: Suatu Tinjauan Berbasis Wiryanto. (2004). Pengantar Ilmu
Kajian Komparatif. Jurnal Vol 25. Komunikasi. Jakarta: PT Grasindo.
Bogor: Balai Besar Pengembangan Wolf, Erik. (1985). Petani Suatu Tinjauan
dan Pengkajian Tekhnologi Antropologis. Jakarta: Rajawali.
Pertanian. Yin, Robert, K (2003). Applications of
Suriatna, S. (1987). Metode Penyuluhan Case Study Research 2nd
Pertanian. Jakarta: PT Medyatama Thousand Oaks, CA: Sage
Sarana Perkasa Publications edition.
Suwandi. (2006). Penyuluhan Partisipatif. Zulkifli. (2009 Januari 9). Analisis Efisiensi
Bogor: Cekza Blog. Penggunaan Faktor Produksi pada
Sumardjo. (1999). Transformasi Model Usahatani Jagung Studi Kasus
Penyuluhan Pertanian Menuju Petani Jagung di Kel, Panreng Kec.
Pengembangan Kemandirian Petani Sidrap Tabloid Sinar Tani.
(Kasus di Propinsi Jawa Barat).
Disertasi (S3). Bogor: Institut
Pertanian Bogor.
Suriapermana S, N Indah, dan Y Surdianto.
(2000). Teknologi budidaya padi
dengan cara tanam legowo pada
lahan sawah irigasi. Jurnal Vol. 125-
135. Bogor: Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Pangan.
Soewardi, Herman. (1976). Sikap
masyarakat Desa Terhadap
Modernisasi produksi Pertanian,
terutama padi. Jawa Barat : Gajah
Madha University Press.
Slamet, Margono. (2001). Perspektif Ilmu
Penyuluhan Pembangunan
Menyongsong Era Tinggal Landas
dalam Penyuluhan Pembangunan di
Indonesia: Menyongsong Abad 21.
Jakarta: PT Pustaka Pembangunan
Swadaya Nusantara.

223

Anda mungkin juga menyukai