Imro'atul Jamila BP
Imro'atul Jamila BP
DI RUANG ANAK
Resiko
Konsolidasi kekurangan
jaringan paru volume cairan
Fatigue
Kompliance paru
turun
Intoleransi
sesak aktivitas
ketidakefektifan pola
nafas
E. Pemeriksaan diagnostik
1. Foto polos : digunakan untuk melihat adanya infeksi di paru dan status
pulmoner.
2. Nilai analisa gas darah: untuk mengetahui status kardiopulmoner yang
berhubungan dengan oksigenasi
3. Hitung darah lengkap dan hitung jenis: digunakan untuk menetapkan
adanya anemia, infeksi dan proses inflamasi.
4. Pewarnaan gram: untuk seleksi awal anti mikroba
5. Tes kulit untuk tuberkulin: untuk mengesampingkan kemungkinan terjadi
tuberkulosis jika anak tidak berespon terhadap pengobatan
6. jumlah lekosit: terjadi lekositosis pada pneumonia bakterial
7. Tes fungsi paru: digunakan untuk mengevaluasi fungsi paru, menetapkan
luas dan beratnya penyakit dan membantu memperbaiki keadaan.
8. Spirometri statik digunakan untuk mengkaji jumlah udara yang diinspirasi
9. Kultur darah spesimen darah untuk menetapkan agen penyebab seperti
virus
F. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis
Sebaiknya pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi
tetapi hal ini tidak dapat selalu dilakukan dan memakan waktu yang cukup
lama, maka dalam praktek diberikan pengobatan polifarmasi maka yang
biasanya diberikan:
2. Penatalaksanaan keperawatan:
Seringkali pasien pneumonia yang dirawat di rumah sakit datang sudah
dalam keadaan payah, sangat dispnea, pernapasan cuping hidung, sianosis, dan
gelisah. Masalah yang perlu diperhatikan ialah:
G. Komplikasi
1. Otitis media
2. Bronkiektase
3. Abses paru
4. Empiema
5. Meningitis
H. Diagnosa Banding
1. Bronkiolitis
2. Aspirasi pneumonia
3. Tb paru primer
4. Otitis media
5. Bronkiektase
6. Abses paru
7. Empiema
A. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas klien
a) Umur : Bakteri streptococcus pneumoniae sering menyerang pada
kelompok anak umur 2 bulan sampai < 5 tahun (Kemenkes RI,2012).
b) Lingkungan tempat tinggal : bronkopneumonia menyerang di
lingkungan yang berdebu, lingkungan yang memiliki penduduk
perokok, dan kepadatan rumah yang tinggi (Tulus, 2016).
b. Keluhan utama
Sebagian besar keluhan utama bronkopneumonia adalah sesak nafas. Sesak
nafas yang muncul akibat dari adanya eksudat yang menyebabkan sumbatan
pada lumen bronkus.
c. Riwayat Penyakit
1) Riwayat penyakit sekarang
Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran pernapasan
bagian atas selama beberapa hari. Suhu tubuh dapat naik sangat
mendadak sampai 39-40oC dan kadang disertai kejang karena demam
yang tinggi.
2) Riwayat penyakit dahulu
Anak dengan bronkopneumonia sebelumnya pernah menderita penyakit
infeksi yang menyebabkan sistem imun menurun.
3) Riwayat penyakit keluarga
Terdapat anggota keluarga menderita penyakit paru-paru atau penyakit
infeksi saluran pernafasan yang dapat menularkan kepada anggotanya,
keadaan ini dapat memberikan petunjuk kemungkinan penyakit tersebut
diuraikan.
d. Riwayat Tumbuh Kembang
a. Perkembangan :
1). Anak menangis karena memiliki keinginan untuk sembuh
2). Anak merasa bosan karena tidak dapat terlalu banyak beraktivitas
b. Pertumbuhan
1). BB anak menurun ½ kg setelah 3 hari dirawat
2). TB anak 98 cm
e. Riwayat Imunisasi
g. Pemeriksaan umum
1. Kepala : bentuk kepala, warna rambut, distribusi rambut, ada lesi atau
tidak, hygiene, ada hematoma atau tidak
2. Mata : sklera berwarna merah (ada peningkatan suhu tubuh), kaji reflek
cahaya, konjungtiva anemis atau tidak, pergerakan bola mata
3. Telinga : simetris atau tidak, kebersihan, tes pendengaran
4. Hidung:ada polip atau tidak, nyeri tekan, kebersihan, pernafasan cuping
hidung, fungsi penciuman
5. Mulut:warna bibir, mukosa bibir lembab atau tidak, mukosa bibir
kering (meningkatnya suhu tubuh)
6. reflek mengisap
7. reflek menelan
8. Dada
Paru – paru
Inspeksi : Irama nafas tidak teratur, pernapasan dangkal,
penggunaan otot bantu napas
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Suara paru ronchi
Jantung
Inspeksi : Tidak ada pembesaran pada dada sebelah kiri
Perkusi : Suara jantung terdengar redup
Auskultasi : Nada S1 S2 dan lub dup
9. Abdomen
Inspeksi : bentuk, lesi
Palpasi : Splenomegali, hepatomegali, nyeri tekan, nyeri lepas, turgor kulit <3
detik
Perkusi : Suara abdomen timpani
Auskultasi :Bising usus meningkat (normal 4-9x/menit)
10. Ekstremitas : pergerakan sendi terbatas (nyeri sendi), kelelahan (malaise),
kelemahan, CRT <2 detik dan keluhan
11. Genetalia dan anus : kelengkap (laki-laki: penis, skrotum;
perempuan: labia minora, labia mayora, klitoris)
12. Pola Fungsi Kesehatan
Mengenai pola fungsi kesehatan anak dengan penyakit bronkopneumonia
meliputi:
2. Diagnosa keperawatan
c. Informasikan pada
klien dan keluarga
Kriteria Hasil :
tentang suctioning
a.
Mendemonstrasikan d. Minta klien nafas
batuk efektif dan suara dalam sebelum suction
nafas yang bersih, dilakukan.
tidak ada sianosis dan
e. Berikan O2 dengan
dyspneu (mampu
menggunakan nasal
mengeluarkan sputum,
untuk memfasilitasi
mampu bernafas
suksion nasotrakeal
dengan mudah, tidak
ada pursed lips) f. Gunakan alat yang
steril sitiap melakukan
b. Menunjukkan jalan
tindakan
nafas yang paten (klien
tidak merasa tercekik, g. Anjurkan pasien
irama nafas, frekuensi untuk istirahat dan napas
pernafasan dalam dalam setelah kateter
rentang normal, tidak dikeluarkan dari
ada suara nafas nasotrakeal
abnormal)
h. Monitor status
c. Mampu oksigen pasien
mengidentifikasikan i. Ajarkan keluarga
dan mencegah factor bagaimana cara
yang dapat melakukan suksion
menghambat jalan
j. Hentikan suksion
nafas
dan berikan oksigen
apabila pasien
menunjukkan bradikardi,
peningkatan saturasi O2,
dll.
Airway Management
b. Posisikan pasien
untuk memaksimalkan
ventilasi
c. Identifikasi pasien
perlunya pemasangan alat
jalan nafas buatan
e. Lakukan fisioterapi
dada jika perlu
f. Keluarkan sekret
dengan batuk atau suction
g. Auskultasi suara
nafas, catat adanya suara
tambahan
h. Lakukan suction
pada mayo
i. Berikan
bronkodilator bila perlu
j. Berikan pelembab
udara Kassa basah NaCl
Lembab
l. Monitor respirasi
dan status O2
l. Monitor respirasi
dan status O2
Terapi Oksigen
a. Bersihkan mulut,
hidung dan secret trakea
b. Pertahankan jalan
nafas yang paten
c. Atur peralatan
oksigenasi
d. Monitor aliran
oksigen
e. Pertahankan posisi
pasien
f. Onservasi adanya
tanda tanda hipoventilasi
g. Monitor adanya
kecemasan pasien
terhadap oksigenasi
b. Catat adanya
fluktuasi tekanan darah
c. Monitor VS saat
pasien berbaring, duduk,
atau berdiri
d. Auskultasi TD pada
kedua lengan dan
bandingkan
f. Monitor kualitas
dari nadi
g. Monitor frekuensi
dan irama pernapasan
i. Monitor pola
pernapasan abnormal
j. Monitor suhu,
warna, dan kelembaban
kulit
k. Monitor sianosis
perifer
l. Monitor adanya
cushing triad (tekanan
nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan
sistolik)
m. Identifikasi penyebab
dari perubahan vital sign
l. Monitor respirasi
dan status O2
C. Respiratory
Monitoring
a. Monitor rata – rata,
kedalaman, irama dan
usaha respirasi
b. Catat pergerakan
dada,amati kesimetrisan,
penggunaan otot
tambahan, retraksi otot
supraclavicular dan
intercostal
c. Monitor suara
nafas, seperti dengkur
f. Monitor kelelahan
otot diagfragma (gerakan
paradoksis)
g. Auskultasi suara
nafas, catat area
penurunan / tidak adanya
ventilasi dan suara
tambahan
h. Tentukan kebutuhan
suction dengan
mengauskultasi crakles
dan ronkhi pada jalan
napas utama
i. auskultasi suara
paru setelah tindakan
untuk mengetahui
hasilnya