A. Pengertian
Kontasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan,
sedangkan kontrasepsi adalah pertemuan antara sel sperma (sel pria) yang
mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau
mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur
yang matang dengan sel sperma tersebut (Manuaba, 1998).
C. Efektifitas
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sementara yang paling baik dengan
angka kegagalan kurang dari 0,1% kegagalan dari 100 orang pertahun (acuan
KB Nasional).
F. Indikasi
Suntikan depoprogestin diberikan pada wanita yang menginginkan
kontrasepsi jangka panjang atau wanita yang telah mempunyai cukup anak
tetapi ia enggan atau tidak bisa untuk dilakukan sterilisasi. Depoprogestin
juga diberikan kepada wanita yang mempunyai kontraindikasi terhadap
estrogen. Selain itu juga dapat diberikan kepada ibu yang menyusui karena
progestin tidak mengganggu laktasi. Depoprogestin juga dianjurkan pada ibu
yang mendekati menopause karena tidak mengandung estrogen (Hartanto,
2002).
G. Kontraindikasi
Kontraindiksi pemakaian suntikan depoprogestin adalah kehamilan,
penyakit hati aktif, tumor hati, penyakit kuning (ikterus), hipertensi (lebih
dari 160/90 mmHg). Kelainan tromboembolik, penyakit kardiovaskuler,
perdarahan vagina yang tidak diketahui penyebabnya,, tumor (massa)
payudara, kanker genital, diabetes dan hiperlipidemia. Pada wanita yanng
menderita migran, sakit kepala yang hebat, epilepsi atau depresi pada
pemakaian kontrasepsi depoprogestin harus diawasi dengan sangat ketat
(Anwar, 2001).
OBESITAS
A. Pengertian
Obesitas adalah peningkatan BB melebihi batas kebutuhan rangka dan
fisik sebagai akibat akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh.
Obesitas atau kegemukan adalah ketidakseimbangan jumlah makanan
yang masuk dibanding dengan pengeluaran energi oleh tubuh.
Obesitas dapat menimbulkan berbagai penyakit serius, antara lain DM,
hipertensi dan jantung. Risiko kematian yang disebabkan oleh diabetes yakni
stroke, coronary artery disease, tekanan darah tinggi, kolesterol yang tinggi,
ginjal, dan gallbladder disorders.
B. Gejala
1. Kegemukan dan obesitas terjadi apabila total asupan kalori yang
terkandung dalam makanan melebihi jumlah total kalori yang dibakar
dalam proses metabolisme. Beberapa penelitian terakhir menunjukkan
bahwa penyebab kegemukan dan obesitas bersifat multi-faktor, antara
lain adanya keterlibatan faktor genetik, ras, perubahan pola makan dan
pola aktifitas serta emosi. Keterlibatan faktor genetik relatif sulit
dibuktikan. Diduga, ada kelompok masyarakat tertentu yang proses
metabolisme tubuhnya relatif lebih lambat dibandingkan yang lainnya.
Kondisi ini menyebabkan seseorang memiliki peluang lebih besar untuk
menderita kegemukan dan obesitas. Sebuah penelitian di Amerika serikat
menunjukkan bahwa kegemukan dan obesitas lebih banyak terdapat pada
ras Afro-amerika dan Mexico-amerika dibandingkan ras lainnya.
INDEKS MASA
KATEGORI
TUBUH
30 - 34,9 Obesitas I
35 - 39,9 Obesitas II
E. Rumus BROCCA
BB ideal = (TB – 100) – 10% (TB – 100)
1. Batas ambang yang diperbolehkan adalah + 10%.
2. Bila > 10% sudah kegemukan
3. dan bila diatas 20% sudah terjadi obesitas.
F. Penanganan
1. Tanpa obat
- Menyeimbangkan masukan energi dan zat gizi lainnya yang sesuai
dengan kebutuhan tubuh.
- Mengatur frekuensi makanan, besar porsi harus sesuai dengan
kebutuhan tubuh yaitu 1 piring nasi, mangkok kecil sayur dan segelas
air putih, pada malam hari diet. Buah-buahan seperti apel, pisang
ambon dan segelas air putih, dengan semangkok sayur.
- Pembatasan konsumsi bahan makanan yang kaya kolesterol dan lemak
seperti telur, daging, susu dan mentega.
- Membatasi konsumsi makanan olahan seperti fast food, makanan
kaleng, mie instan.
- Melakukan olahraga secara teratur seperti jogging, senam aerobik.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1988 Ilmu Kebidanan Penyakit kandungan Dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan Jakarta : EGC