Anda di halaman 1dari 7

PRE PLANNING

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


“STIMULASI PERSEPSI : HALUSINASI”

Disusun oleh :
TRINI AFIFAH NADIRAH
(CKR0170109)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
2020
PRE PLANNING
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
“STIMULASI PERSEPSI : HALUSINASI”

A. Latar Belakang
Asuhan keperawatan jiwa merupakan asuhan keperawatan yang memberikan
pelayanan secara menyeluruh baik bio, psiko, sosio dan spiritual sehingga seorang
perawat tidak hanya memberikan perawatan fisik saja tetapi juga perlu memperhatikan
kondisi mental klien.
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan
oleh perawat untuk klien gangguan jiwa. Klien yang dirawat di rumah sakit jiwa atau
ruang jiwa umumnya dengan keluhan tidak dapat diatur di rumah, misalnya sering
mendengar suara-suara yang tidak ada wujudnya, amuk, diam saja, tidak mandi,
keluyuran, mengganggu orang lain dan sebagainya.
Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi: halusinasi merupakan sebagian
dari terapi aktifitas kelompok yang bisa dilaksanakan dalam praktek keperawatan jiwa
khususnya klien yang mengalami halusinasi. Terapi ini diharapkan mampu
memberikan stimulus tertentu kepada klien dengan halusinasi sehingga terjadi
perubahan perilaku bagi klien.

B. Tujuan Umum
1. Klien mampu mempersepsikan stimulus yang tidak nyata dipaparkan
kepadanya dengan tepat.
2. Kklien dapat menyelesaikan masalah yang timbul dari stimulus yang tidak
nyata yang dialami dalam kehidupan.

C. Tujuan Khusus
1. Klien mampu mengenal halusinasinya.
2. Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara pertama yaitu
menghardik.
3. Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara kedua yaitu bercakap-
cakap.
4. Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara ketiga yaitu melakukan
kegiatan yang disukainya.
5. Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara keempat yaitu patuh
minum obat.
6. Klien mampu mengungkapkan perasaannya.

D. Kriteria Peserta
Klien dengan stimulasi persepsi ‘halusinasi’

E. Pengorganisasian
Jenis tugas Tugas Nama pelaksana
Leader Leader bertugas untuk menjelaskan Trini Afifah Nadirah
kepada pasien bagaimana kegiatan
akan dilakukan, alat apa yang
diperlukan serta apa yang harus
dilakukan peserta
Fasilitator memberikan stimulus kepada anggota
kelompok lain agar dapat mengikuti
jalannya kegiatan dalam kelompok
Observer memberikan stimulus kepada anggota
kelompok lain agar dapat mengikuti
jalannya kegiatan dalam kelompok

F. Setting Tempat
1. Klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Tempat tenang dan nyaman

F
L Meja
O
Keterangan :

= klien

L = leader

F = fasilitator

O = observer

G. Waktu Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Selasa, 21 Januari 2020
Waktu : Pukul 09.00 – 09.45 WIB
Tempat : Kampus Stikku

H. Alat dan Media


1. Bola
2. Name tag
3. Laptop
4. Spidol
5. Papan tulis/white board

A. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab

B. Langkah-langkah Kegiatan
Sesi I (mengenal halusinasi)
Langkah-langkah kegiatan:
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu dengan perubahan sensori
persepsi: halusinasi
b. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok untuk kegiatan TAKS.
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
Pada tahap ini terapis melakukan:
a. Memberi salam terapeutik:
1) Terapis mengucapkan salam
2) Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
3) Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)
b. Evaluasi/validasi:
1) Menanyakan perasaan klien saat ini.
c. Kontrak:
1) Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu mengenal suara-suara yang didengar.
2) Terapis menjelaskan aturan main yaitu :
a) Klien harus mengikuti kegiatan dari awal sampai dengan akhir.
b) Bila ingin keluar dari kelompok, klien harus meminta izin kepada
terapis.
c) Lama kegiatan 45 menit.
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu mengenal suara-
suara yang didengar (halusinasi) tentang isinya, waktu terjadinya, situasinya,
dan perasaan klien pada saat terjadi.
b. Terapis meminta klien menceritakan isi halusinasi, kapan terjadinya, situasi
terjadinya, dan perasaan klien saat terjadi halusinasi dimana saat berhentinya
musik dan yang memegang bola yang terakhir. Khasilnya akan ditulis di papan
sampai semua klien mendapat giliran.
c. Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik.
d. Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi, dan perasaan klien dari suara yang
biasa didengar.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Terapis memberikan pujian atas pencapaian kelompok.
b. Tindak lanjut
Terapis meminta klien untuk melaporkan isi, waktu, situasi, dan perasaannya
jika terjadi halusinasi.
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis menyepakati kegiatan berikutnya yaitu cara mengontrol
halusinasi.
2) Terapis menyepakati waktu dan tempat TAK.
Sesi II (mengontrol halusinasi dengan menghardik)
Langkah-langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi I.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik:
1) Terapis mengucapkan salam.
2) Klien dan terapis pakai papan nama.
b. Evaluasi/validasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien hari ini.
2) Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi: is, waktu,
situasi, dan perasaan.
c. Kontrak:
1) Terapis menjelaskan tujuan TAK yaitu dengan latihan atau mengontrol
halusinasi.
2) Terapis menjelaskan aturan main TAK:
a) Klien mengikuti TAK dari awal sampai akhir
b) Jika akan keluar kelompok, klien harus meminta ijin terapis
c) Lama kegiatan 45 menit

3. Tahap kerja
a. Terapis meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat mengalami
halusinasi, dan bagaimana hasilnya. Kesempatan ini diberikan kepada klien
yang memegang bola terakhir saat berhentinya musik. Ulangi sampai semua
klien mendapat giliran.
b. Berikan pujian setiap kali klien selesai cerita.
c. Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi denngan menghardik
halusinasi saat halusinasi muncul.
d. Terapis memperagakan cara menghardik cara menghardik halusinasi yaitu
“Pergi jangna ganggua saya”, “Saya mau bercakap-cakap dengan…”.
e. Terapis meminta masing-masing klien memperagakan cara menghardik
halusinasi dimulai dari klien yang memegang bola terakhir saat musik berhenti
samapi semua klien mendapat giliran
f. Terapis memberikan pujian dan mengajak semau klien bertepuk tangan saat
setiap klien selesai memperagakan menghardik halusinasi.

4. Tahap teminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai mengikuti TAK.
2) Terapi memberikan pujian atas pencapaian kelompok.
b. Tindak lanjut
1) Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang telah dipelajari
jika halusinasi muncul.
2) Memasukkan kegiatan menghardik dalam jadwal kegiatan harian klien.
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis menyepakati TAK berikutnya yaitu belajar cara mengontrol
halusinasi dengan melakukan kegiatan.
2) Terapis menyepakati tempat dan waktu TAK berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai