Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI BETON DAN BAHAN BANGUNAN

BAB II

PENYELIDIKAN BAHAN SEMEN

2.1 PENDAHULUAN

Semen adalah bahan yang mempunyai sifat adhesive dan cohesive yang digunakan
sebagai bahan pengikat (bonding material) setelah dicampur dengan air (disebut pasta semen)
dan bahan lain seperti pasir dan kerikil atau batu pecah. Semen yang sering digunakan sebagai
campuran beton yaitu semen hidraulis yang dapat mengikat dan mengeras setelah dicampur
dengan air.

Dalam praktek, semen sering juga disebut dengan PC (Portland Cement) yaitu semen
hidraulis yang dihasilkan dengan cara menghaluskan klingker yang terutama terdiri dari silikat-
silikat kalsium yang dicampur dengan bahan tambahan yaitu gypsum. Sehingga dapat
disimpulkan semen Portland terdiri dari kombinasi dari senyawa-senyawa kapur, silika, oksida
besi, alumina, serta gypsum. Untuk penggunaan OPC (Ordinary Portland Cement) adalah
semen hidrolis yang dipergunakan secara luas untuk konstruksi umum atau bangunan yang
tidak membutuhkan persyaratan khusus. Semen tipe ini memiliki kadar silika yang terbesar
diantara tipe PPC dan PCC.

2.2 PENGUJIAN KONSISTENSI NORMAL SEMEN PORTLAND DENGAN ALAT


VICAT UNTUK PEKERJAAN SIPIL (ASTM C187-98/SNI 03-6826-2002)

A. Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan untuk melakukan pengujian
konsistensi normal semen Portland untuk pekerjaan sipil.

B. Tujuan
Menentukan jumlah air yang dibutuhkan untuk mempersiapkan pasta semen hidrolik
yang diperlukan untuk tes standar tertentu.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup metode ini meliputi persyaratan pengujian, ketentuan-ketentuan, cara
pengujian dan laporan pengujian konsistensi normal semen Portland dengan
menggunakan alat vicat.

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 1


LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BETON DAN BAHAN BANGUNAN

D. Pengertian
Yang dimaksud dengan :
1. Konsistensi normal semen Portland adalah kadar air pasta semen yang apabila jarum
vicat diletakkan di permukaannya dalam interval waktu 30 detik akan terjadi penetrasi
sedalam 10 mm;
2. Pasta semen adalah campuran semen Portland dan air dengan komposisi tertentu;
3. Benda uji adalah sejumlah semen Portland dengan berat dan isi tertentu yang dibuat dari
contoh-contoh semen portland;
4. Contoh semen Portland adalah sejumlah semen portland dengan berat dan isi tertentu
yang diambil secara acak dari tempat penyimpanan, serta dianggap mewakili sejumlah
semen portland yang akan digunakan untuk pekerjaan tertentu.

E. Dasar Teori
Kadar air adalah besarnya perbandingan antara berat air yang dibutuhkan dengan
berat semen kering, dinyatakan dalam persen. Dengan mengetahui kadar air dari semen
yang di gunakan kita dapat mengetahui berapa banyak air yang digunakan bila semen
digunakan dalam mix design.
Cara menghitung menurut SNI 15-2024-2004 adalah:
𝑊2
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑋 100%
𝑊1
Keterangan
W = Konsistensi kadar air pasta (%)
W1 = Berat semen kering (gram)
W2 = Berat air (gram)

F. Alat dan Bahan


1. Alat :
a. Mesin pengaduk yang dilengkapi dengan mangkuk pengaduk
b. Satu set alat vicat standar ASTM C-187
c. Gelas ukur kapasitas 200 ml dengan ketelitian 1 ml
d. Timbangan kapasitas 560 gram dengan ketelitian 0,1 gram

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2


LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BETON DAN BAHAN BANGUNAN

e. Sendok perata
f. Stopwatch atau pengukur waktu
g. Pelat kaca ukuran 150 x 150 x 3 mm
h. Cetakan berbentuk kerucut terpancung, dengan ukuran
Diameter dasar : 70 mm
Diameter atas : 60 mm
Tinggi ; 40 mm
2. Bahan :
a. Semen Portland
b. Air suling

G. Prosedur Pengujian
1. Siapkan tiga benda uji semen portland masing-masing beratnya 300 gram serta air
suling sebanyak 75 ml, 77 ml, dan 80 ml
2. Tuangkan 75 ml air suling ke dalam mangkuk pengaduk, kemudian masukkan pula
secara perlahan-lahan benda uji sebanyak 300 gr
3. Aduklah kedua bahan tadi selama 1 menit hingga tercampur
4. Buatlah bola dari pasta, dengan menggunakan tangan, lalu lemparkan 6 kali dari
tangan kiri ke tangan kanan dan sebaiknya jarak lemparan adalah 15cm
5. Peganglah bola pasta yang terbentuk di salah satu tangan sedang tangan lainnya
memegang benda uji. Melalui lobang dasarnya, masukkan bola pasta ke dalam cetakan
benda uji sampai terisi penuh dan ratakan kelebihan pasta pada cincin dengan sekali
gerakan telapak tangan
6. Letakkan dasar cincin pada pelat kaca, ratakan permukaan atas pasta dengan sekali
gerakan sendok perata dalam posisi miring dan haluskan permukaan pasta dengan
ujung sendok perata, tanpa mengadakan tekanan pada pasta
7. Letakkan benda uji yang berisi pasta pada alat vicat, lalu sentuhkan ujung batang vicat
pada bagian tengah permukaan pasta dan kencangkan posisi batang vicat

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 3


LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BETON DAN BAHAN BANGUNAN

8. Letakkan pembacaan pada skala nol atau catat angka permulaan, dan segera lepaskan
batang vicat sehingga dengan bebas dapat menembus permukaan pasta; setelah 30
detik, catatlah besarnya penetrasi batang vicat
9. Ulangi pekerjaan 2 kali dengan menggunakan kadar air yang berlainan
10. Hitung besarnya nilai konsistensi untuk setiap benda uji, kemudian buatlah grafik yang
menyatakan hubungan antara nilai konsistensi dengan penetrasi
11. Tentukan titik pada sumbu penetrasi yang menyatakan nilai penetrasi 10 mm, lalu
tariklah garis horizontal sehingga memotong grafik konsistensi penetrasi; setelah itu,
pada titik perpotongan tesebut tariklah garis vertikal ke bawah sejajar sumbu penetrasi
sehingga didapat nilai konsistensi normal

H. Hasil Data Percobaan


Table 1 Hasil Data Percobaan Konsistensi – Penetrasi Jarum Vicat

Percobaan Berat Semen Berat air Penetrasi


Konsistensi
ke- Portland (w1) suling (w2) (mm)

1 300 75 8 25%

2 300 77 7 26%

3 300 80 13 27%

Perhitungan :
𝑊2
1. Konsistensi 1 = 𝑥 100%
𝑊1

75
= 𝑥 100%
300

= 25 %
𝑊2
2. Konsistensi 2 = 𝑊1 𝑥 100%

77
= 𝑥 100%
300

= 26 %

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 4


LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BETON DAN BAHAN BANGUNAN

𝑊2
3. Konsistensi 3 = 𝑊1 𝑥 100%

80
= 𝑥 100%
300

= 27 %

Grafik Konsistensi-Penetrasi Jarum Vicat


14

12

10
Penetrasi (mm)

6 Grafik Konsistensi-
Penetrasi Jarum Vicat
4

0
0.25 0.26 0.27
Konsistensi

Grafik 1 Konsistensi-Penetrasi Jarum Vicat


I. Perhitungan
Pada grafik di atas, untuk mencari nilai konsistensi normal semen Portland, maka
pada titik yang menunjukkan penetrasi sedalam 10 mm ditarik garis horizontal ke kanan
sejajar sumbu konsistensi. Setelah itu, pada titik potong garis tersebut dengan grafik
konsistensi-penetrasi, tarik garis vertikal ke bawah sejajar sumbu penetrasi sehingga akan
di peroleh nilai konstensi normal sebesar 26,50%.
Setelah di dapat nilai konsistensi normal sebesar 26,50%, maka untuk menemukan jumlah
air yang di butuhkan agar dapat mencapai nilai konsistensi normal tersebut, dapat di
hitung:

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑖𝑟
Konsistensi Normal = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑥 100%
(𝑘𝑜𝑛𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 ×𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛)
Berat Air = 100%
(26,50 % 𝑥 300)
= 100 %

= 79,5 ml

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 5


LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BETON DAN BAHAN BANGUNAN

J. Kesimpulan
Pada percobaan dan perhitungan diatas menunjukan nilai konsistensi normal untuk
mencapai nilai penetrasi sebesar 10 mm adalah 79,5 ml .
K. Gambar
1. Timbangan

Figure 1 Timbangan

2. Penguji Konsistensi Normal

Figure 2 Penguji Konsistensi Normal

3. Bekisting

Figure 3 Bekisting Silinder 15 x 30 cm

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 6


LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BETON DAN BAHAN BANGUNAN

4. Alat Vicat

Figure 4 Alat Vicat

5. Mixer Mortar

Figure 5 Mixer Mortar

2.3 PENGUJIAN WAKTU IKAT AWAL SEMEN PORTLAND DENGAN ALAT VICAT
(ASTM 109-01 A)

A. Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan untuk melakukan pengujian
waktu ikat awal semen Portland untuk pekerjaan sipil.
B. Tujuan
Menentukan waktu ikat awal semen setelah kontak dengan air dan waktu ikat akhir ketika
jarum vicat tidak mampu menembuis permukaan pasta.
C. Ruang Lingkup

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 7


LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BETON DAN BAHAN BANGUNAN

Ruang lingkup metode ini meliputi persyaratan pengujian, ketentuan-ketentuan, cara


pengujian dan laporan pengujian waktu ikat awal dan akhir semen Portland dengan
menggunakan alat vicat.
D. Pengertian
Yang dimaksud dengan :
1. Waktu ikat awal adalah waktu yang diperlukan oleh pasta semen untuk mengubah
sifatnya dari kondisi cair menjadi padat;
2. Waktu ikat akhir adalah waktu dimana penetrasi jarum vicat tidak terlihat secara visual;
3. Suhu udara adalah suhu ruangan pada saat dilakukan pengujian;
4. Benda uji adalah sejumlah semen Portland dengan berat dan isi tertentu yang dibuat
dari contoh-contoh semen Portland;
5. Contoh semen portland adalah sejumlah semen Portland dengan berat dan isi tertentu
yang diambil dari tempat penyimpanan secara acak, serta dianggpa mewakili sejumlah
semen Portland yang akan digunakan untuk suatu pekerjaan.
E. Dasar Teori
Menurut SNI 15-2049-2004, waktu ikat semen terbagi atas dua yaitu waktu ikat
awal (setting time) dan waktu ikat akhir (final setting). Pengujian waktu ikat dapat
dilakukan apabila nilai konsistensi normal semen tercapai. Syarat nilai konsistensi normal
memenuhi apabila jarum penetrasi mencapai angka 10 ± 1 mm, dan untuk waktu ikar awal
25 ± 1 mm. Menurut Standar Industri Indonesia (SII), waktu ikat awal minimal 45 menit
dan untuk waktu ikat akhir maksimal 360 menit.
F. Alat dan Bahan
1. Alat :
a. Mesin pengaduk yang dilengkapi dengan mangkuk pengaduk
b. Alat vicat dengan standar ASTM C-91-82
c. Cetakan benda uji berbentuk kerucut terpancung, dengan ukuran
Diameter dasar : 70 mm
Diameter atas : 60 mm
Tinggi : 40 mm
d. Gelas ukur 200 ml dengan ketelitihan 1 ml

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 8


LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BETON DAN BAHAN BANGUNAN

e. Timbangan 500 gram dengan ketelitihan 0,1 gram


f. Sendok perata
g. Stopwatch
h. Termometer meter
i. Termometer laboratorium
j. Pelat kaca ukuran 150 mm x 150 mm x 3 mm
k. Lemari lembab
2. Bahan :
a. Semen
b. Air suling
G. Prosedur Pengujian
1. Siapkan volume air suling sebanyak 75 mm sesuai dengan hasil pencapaiam konsistensi
normal
2. Tuangkan air sebanyak 75 ml ke mangkuk dan masukkan perlahan-lahan 300 gram
semen Portland ke mangkuk pengaduk
3. Aduklah campuran selama 30 detik dengan kecepatan 140 ± 5 putaran per menit
4. Pengadukan dihentikan selama 16 detik dan bersih pasta semen pada pinggir mangkuk
pengaduk
5. Aduk kembali semen selama 60 detik dengan kecepatan 285 ± 10 putaran per menit
6. Buatlah pasta semen berbentuk bola dengan tangan, dilemparkan sebanyak 6 kali dari
tangan kiri ke tangan kanan dengan jarak kedua tangan ± 15 cm
7. Letakan benda uji pada alat vicat , suntuhkan ujung jarum vicat pada tengah permukaan
benda uji, dan letakan pembacaan skala pada nol. Segera lepaskan jarum vicat
8. Catatlah besar penetrasi jarum vicat dalam benda uji selama 30 detik
H. Hasil Data Percobaan
Table 2 Hasil Waktu Ikat Sampel 1

Waktu Interval (menit) Penurunan (mm)


17.07 – 17.52 45 40
17.52 – 18.07 15 40
18.07 – 18.22 15 40

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 9


LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BETON DAN BAHAN BANGUNAN

18.22 – 18.37 15 38
18.37 – 18.52 15 30
18.52 – 19.07 15 10
19.07 – 19.22 15 5
19.22 – 19.37 15 3

Table 3 Hasil Waktu Ikat Sampel 2

Waktu Interval (menit) Penurunan (mm)


17.18 – 18.03 45 40
18.03 – 18.18 15 40
18.18 – 18.33 15 40
18.33 – 18.48 15 37
18.48 – 19.03 15 26
19.03 – 19.18 15 19
19.18 – 19.33 15 8
19.33 – 19.48 15 2

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 10


LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BETON DAN BAHAN BANGUNAN

Waktu Ikat Semen


45
40 40 40
40 38

35
30
30
y = -0.0038x2 + 0.3206x + 35.202
25
R² = 0.9162
Axis Title

20
Waktu Ikat Semen
15
10 Poly. (Waktu Ikat Semen)
10
5
5 3

0
0 20 40 60 80 100 120 140 160
-5
Axis Title

Grafik 2 Waktu Ikat Semen Sampel 1

45
40 40 40
40 37

35
30 26 y = -0.004x2 + 0.377x + 32.155
R² = 0.9795
25
19 Series1
20
Poly. (Series1)
15
8
10
5 2

0
0 20 40 60 80 100 120 140 160
-5

Grafik 3 Waktu Ikat Semen Sampel 2


I. Perhitungan
Pada grafik di atas, untuk mencari waktu ikat semen Portland, maka pada grafik memiliki
persamaan y yang digunakan untuk mencari waktu ikat awal pada 25 mm dan waktu ikat
akhir pada 0 mm. Dengan perhitungan sebagai berikut

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 11


LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BETON DAN BAHAN BANGUNAN

1. Untuk benda uji pertama


y = -0,0038x2 + 0,3206x + 35,202
a. Waktu Ikat Awal (y = 25 mm) :
y = -0,0038x2 + 0,3206x + 35,202
25 = -0,0038x2 + 0,3206x + 35,202
0 = -0,0038x2 + 0,3206x + 10,202
X1 = 109 dan X2 = -25 (tidak memenuhi)
Maka, waktu ikat awal semen adalah 109 detik
b. Waktu Ikat Akhir (y = 0 mm)
y = -0,0038x2 + 0,3206x + 35,202
0 = -0,0038x2 + 0,3206x + 35,202
X1 = 147 dan X2 = -63 (tidak memenuhi)
Maka, waktu ikat akhir semen adalah 147 detik
2. Untuk benda uji kedua
y = -0,004x2 + 0,377x + 32,155
a. Waktu Ikat Awal (y = 25 mm) :
y = -0,004x2 + 0,377x + 32,155
25 = -0,004x2 + 0,377x + 32,155
0 = -0,004x2 + 0,377x + 7,155
X1 = 110 dan X2 = -16 (tidak memenuhi)
Maka, waktu ikat awal semen adalah 110 detik
b. Waktu Ikat Akhir (y = 0 mm) :
y = -0,004x2 + 0,377x + 32,155
0 = -0,004x2 + 0,377x + 32,155
X1 = 148 dan X2 = -54 (tidak memenuhi)
Maka, waktu ikat akhir semen adalah 148 detik
J. Kesimpulan
Maka waktu ikat awal untuk uji coba pertama adalah 109 detik dengan waktu ikat
akhir adalah 147 detik, sedangkan untuk uji coba kedua waktu ikat awal adalah 110 detik

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 12


LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BETON DAN BAHAN BANGUNAN

dan waktu ikat akhir adalah 148 detik. Dengan selisih antara waktu ikat awal dan ikat akhir
adalah 38 detik.
K. Gambar
1. Alat Vicat

Figure 6 Alat Vicat

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 13

Anda mungkin juga menyukai