Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

i
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ...................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 2
C. Tujuan Masalah ...................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Flu Burung ........................................................... 3
B. Penyebab dan Penularan Flu Burung ..................................... 4
C. Gejala Flu Burung .................................................................. 5
D. Pengobatan Penyakit flu Burung............................................ 5
E. Pencegahan Penyakit Flu Burung .......................................... 6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................ 9
B. Saran ....................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan adalah hal yang paling berharga bagi semua orang. Mulai dari
olahraga teratur, pola makan yang disiplin, dan istirahat yang cukup dilakukan
demi mendapatkan tubuh yang tetap fit. Namun terkadang antioksidan dalam
tubuh juga melemah karena kecapaian atau nutrisi yang kurang dalam tubuh. Hal
ini menyebabkan penyakit mudah masuk dan menyerang dalam tubuh.
Influenza adalah salah satu penyakit menular paling serius dari sudut
pandang kesehatan masyarakat karena menyebar cepat di seluruh dunia,
morbiditas yang signifikan di seluruh penduduk dan komplikasi yang terkait.
Perubahan cuaca, kehujanan, dan kurang istirahat menjadi penyebab utama
seseorang terjangkit penyakit ini. Penyakit ini mudah menyerang namun mudah
sembuh juga tanpa perlu pengobatan secara intensif dan tidak membahayakan
nyawa penderitanya. Namun sekarang muncul jenis flu yang baru yaitu flu burung
atau Avian Influenza. Flu burung merupakan jenis penyakit baru yang mulai
merebak di Indonesia dan di seluruh dunia. Penyakit flu burung mulai mewabah
pada tahun 2003. Di Asia, virus ini telah menular di Vietnam, Thailand, Kamboja,
Cina, Indonesia, Jepang, Laos, dan Korea Selatan. Di Indonesia jenis penyakit ini
pertama kali ditemukan tepatnya di Pekalongan, Jawa Tengah pada bulan Agustus
2003. Berbeda dengan influenza, penyakit ini sangat berbahaya bahkan
mematikan.
Unggas merupakan bagian hidup masyarakat Indonesia. Mulai dari
peternak dan pedagang bahkan ibu rumah tangga hampir setiap hari
bersinggungan dengan hewan ini. Namun latar belakang pendidikan mereka yang
tidak terlalu tinggi terkadang membuat mereka tidak mengerti akan adanya
penyakit yang mematikan ini. Oleh karenanya perlu diadakan pembahasan khusus
tentang penyakit ini supaya dapat meminimalisir dampak yang diakibatkan.

1
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan flu burung?
b. Apa penyebab penyakit flu burung?
c. Apa gejala penyakit flu burung?
d. Bagaimana cara pengobatan flu burung?
e. Bagaimana cara pencegahan penyakit flu burung?

C. Tujuan Masalah
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan flu burung.
b. Untuk mengetahui penyebab penyakit flu burung.
c. Untuk mengetahui gejala penyakit flu burung.
d. Untuk mengetahui pengobatan penyakit flu burung.
e. Untuk mengethaui cara pencegahan penyakit flu burung.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Flu Burung


Avian Influenza (AI) atau flu burung (bird flu) atau sampar unggas (fowl
plague) pertama kali ditemukan menyerang di Italia sekitar 100 tahun yang lalu.
Pada mulanya penyakit ini hanya menyerang unggas mulai dari ayam, merpati,
sampai burung-burung liar. Akan tetapi, laporan terakhir menyebutkan serangan
pada babi dan manusia.
Wabah virus ini menyerang manusia pertama kali di Hongkong pada tahun
1997 dengan 18 korban dan 6 diantaranya meninggal. Di Indonesia, penyakit ini
awalnya diduga sebagai penyakit tetelo atau VVND (Velogenic Viscerotopic
Newcastle Diseae) yang pernah menyerang pada tahun-tahun sebelumnya.
Penyakit ini merupakan penyakit baru (new emerging disease) yang
banyak menarik perhatian berbagai pihak karena penularannya yang sangat cepat
dengan angka kematian yang tinggi. Avian flu juga melibatkan sektor peternakan,
khususnya unggas, yang mempunyai dampak besar terhadap ketersediaan daging
(gizi) di masyarakat, dan sektor ekonomi para peternaknya.
Penyakit flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian Influenza) adalah
suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan
ditularkan oleh unggas. Sejarah dunia telah mencatat tiga pandemi besar yang
disebabkan oleh virus influenza tipe A. Pandemi pertama terjadi pada tahun 1918
berupa flu Spanyol yang disebabkan oleh subtipe H1N1 dan memakan korban
meninggal 40 juta orang. Pandemi ini sebagian besar terjadi di Eropa dan
Amerika Serikat. Pandemi kedua terjadi pada tahun 1958 berupa flu Asia yang
disebabkan oleh H2N2 dengan korban 4juta jiwa. Pandemi terakhir terjadi pada
tahun 1968 berupa flu Hongkong yang disebabkan oleh H3N2 dengan korban 1
juta jiwa.

3
B. Penyebab dan Penularan Flu Burung
Penyebab flu burung adalah virus influenza tipe A. Virus influenza
termasuk famili Orthomyxoviridae. Virus influenza tipe A dapat berubah-ubah
bentuk (Drift, Shift), dan dapat menyebabkan epidemi dan pandemi. Berdasarkan
sub tipenya terdiri dari Hemaglutinin (H) dan Neuramidase (N). Kedua huruf ini
digunakan sebagai identifikasi kode subtipe flu burung yang banyak jenisnya.
Pada manusia hanya terdapat jenis H1N1, H2N2, H3N3, H5N1, H9N2,
H1N2, H7N7. Sedangkan pada binatang H1-H5 dan N1-N98. Strain yang sangat
virulen/ganas dan menyebabkan flu burung adalah dari subtipe A H5N1. Virus
tersebut dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22 ̊ C dan lebih dari
30 hari pada 0 ̊C. Virus akan mati pada pemanasan 60 ̊ C selama 30 menit atau 56 ̊
C selama 3 jam dan dengan detergent, desinfektan misalnya formalin, serta cairan
yang mengandung iodin.
Meskipun reservoar alami viris AI adalah unggas liar yang sering
bermigrasi (bebek liar), tetapi hewan tersebut resisten terhadap penyakit ini.
Menurut WHO, kontak hewan tersebut dengan unggas ternak menyebabkan
epidemik flu burung di kalangan unggas. Penularan penyakit terjadi melalui udara
dan ekskret (kotoran, urin, dan ingus) unggas yang terinfeksi.
Virus AI dapat hidup selama 15 hari di luar jaringan hidup. Virus pada
unggas akan mati pada pemanasan 80 ̊ C selama 1 menit, dan virus pada telur
akan mati pada suhu 64 ̊ C selama 5 menit. Virus akan mati dengan pemanasan
sinar matahari dan pemberian diinfektan. Secara genetik, virus influenza tipe A
sangat labil dan tidak sulit beradaptasi untuk menginfeksi spesies sasarannya.
Virus ini tidak memiliki sifat proof reading, yaitu kemampuan untuk mendeteksi
kesalahan yang terjadi dan memperbaiki kesalahan pada saat replikasi.
Ketidakstabilan sifat genetik virus inilah yang mengakibatkan terjadinya
strain/jenis/mutan virus yang baru. Akibat dari proses tersebut, virus virulensi
virus AI dapat berubah menjadi lebih ganas dari sebelumnya (HPAI, high
pathogenic avian influenza).

4
C. Gejala Flu Burung
Virus AI dibedakan dalam dua kelompok (berdasarkan patotipe), yaitu
highly pathogenic avian influenza (HPAI) yang bersifat ganas dan low pathogenic
avian influenza (LPAI) yang bersifat kurang ganas. Virus HPAI menunjukkan
gejala kematian yang sangat tinggi, gangguan pernapasan, produksi telur berhenti
atau menurun drastis, batuk, bersin, ngorok, sinusitis odema pada kepala dan
muka, perdarahan jaringan subkutan diikuti sianosis kulit terutama pada kaki,
kepala dan pial, serta diare dan gangguan syaraf. Infeksi akibat LPAI biasanya
tidak menimbulkan gejala klinis, tetapi dapat juga terjadi ovarium mengecil,
pembengkakan ginjal,dan pengendapan asam urat.
Gejala flu burung dapat dibedakan, yaitu pada unggas dan manusia.
1. Gejala pada unggas
a. Jengger berwarna biru
b. Borok di kaki
c. Kematian mendadak
2. Gejala pada manusia
a. Demam (suhu badan diatas 38 ̊C)
b. Batuk dan nyeri tenggorokan
c. Radang saluran pernapasan atas
d. Pneumonia
e. Infeksi mata
f. Nyeri otot

D. Pengobatan Penyakit flu Burung


Pengobatan bagi penderita flu burung:
1. Oksigenasi bila terdapat sesak napas.
2. Hidrasi dengan pemberian cairan parenteral (infus).
3. Pemberian obat anti virus oseltamivir 75 mg dosis tunggal selama 7 hari.
4. Amantadin diberikan pada awal infeksi, sedapat mungkin dalam waktu 48
jam pertama selama 3-5 hari dengan dosis 5 mg/kg BB perhari dibagi
dalam 2 dosis. Bila berat badan lebih dari 45 kg diberikan 100 mg 2 kali
sehari.

5
Selain cara diatas dapat digunakan cara berikut ini:
1. Suportif : vitamin, misalnya vitamin C dan B kompleks
2. Simtomatik : analgesik, antitusif, mukolitik
3. Profilaksis : antibiotik
4. Pengobatan antivirus dengan Olsetamivir 75 mg (Tamiflu).
Dosis profilaksis adalah 1 x 75 mg selama 7 hari yang diberikan pada
semua kasus suspek. Dosis terapi adalah 2 x 75 mg selama 5 hari yang diberikan
pada semua kasus suspek yang dirawat. Dosis anak tergantung dari berat
badannya. Penggunaan antivirus sanga membantu, terutama pada 48 jam pertama,
karena virus akan menghilang sekitar 7 hari setelah masuk ke dalam tubuh.

E. Pencegahan Penyakit Flu Burung


1. Pada Unggas:
a. Pemusnahan unggas/burung yang terinfeksi flu burung
b. Vaksinasi pada unggas yang sehat
Penemuan vaksin terbaru dari ekstrak mahkota dewa (Phaleria
macrocarpa) menambah daftar alternatif pencegahan penyakit flu burung.
Vaksin ini ditemukan oleh Artina Prastiwi Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Menurut Artina Prastiwi, cara membuat antivirus dari ekstrak
mahkota dewa itu sederhana. Diawali dengan penimbangan sesuai dosis
yang dibutuhkan. "Untuk dosis 10 mililiter diperlukan buah mahkota dewa
kering sebanyak 100 gram per 100 mililiter air atau kelipatannya, yakni
100 gram per 1.000 mililiter. Selanjutnya, dilakukan penyulingan untuk
mendapatkan ekstrak," katanya, Kamis (3/3/2011).
Setelah memperoleh ekstrak, dilakukan pengujian kadar saponin di
Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) UGM. Ekstrak
mahkota dewa harus mengandung kadar saponin 10 persen. "Hasil saponin
yang diperoleh itu yang digunakan sebagai bahan baku, yakni pelarut
suspense antigen virus AI. Kemudian yang digunakan sebagai vaksin
adalah ekstrak mahkota dewa 0,2 mililiter," katanya.

6
"Vaksin tersebut terbukti mampu menghambat perkembangan virus
Avian Influenza (AI) hingga 87 persen. Selain telah teruji dalam skala
laboratorium, vaksin itu juga lebih murah dibandingkan dengan vaksin
kimia yang dijual di pasaran," kata Artina di Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia, vaksin AI di pasaran biasanya dibanderol Rp200.000
per 100 dosis, sedangkan vaksin temuannya hanya Rp75.000 per 100
dosis. "Meskipun terbilang efektif dan murah, vaksin itu belum dipasarkan
secara massal, karena masih perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui
secara pasti hasilnya," katanya.
Ia mengatakan, pada awalnya uji coba dilakukan pada 30 telur
ayam berembrio. Dari hasil uji tersebut diketahui telur yang diberi virus AI
dan diberi tambahan saponin 10 persen dari ekstrak buah mahkota dewa
0,2 ml, setelah diinkubasi selama 35 hari diketahui embrio tidak mati,
sehat, dan tanpa bekas luka. Namun, telur yang disuntik dosis yang lebih
tinggi 15 persen dan 20 persen, ternyata semua embrio mati dengan bentuk
perdarahan seluruh tubuh, kekerdilan, dan cairan alantois keruh.
Menurut dia, 10 persen merupakan hasil terbaik untuk
menghambat virus flu burung. Hal itu membuktikan bahwa kadar saponin
yang digunakan harus tepat karena bisa menimbulkan keracunan jika
diberikan dalam dosis besar.
"Setelah teruji aman pada telur, vaksin mengujikan pada ayam usia
kurang dari 21 hari, dan hasilnya cukup menggembirakan. Ayam yang
telah divaksin tidak ada satu pun yang mati," katanya.
2. Pada Manusia :
a. Kelompok berisiko tinggi (pekerja peternakan dan pedagang)
- Mencuci tangan dengan desinfektan dan mandi sehabis bekerja.
- Hindari kontak langsung dengan ayam atau unggas yang terinfeksi
flu burung.
- Menggunakan alat pelindung diri. (contoh : masker dan pakaian
kerja).
- Meninggalkan pakaian kerja ditempat kerja.
- Membersihkan kotoran unggas setiap hari.

7
- Orang yang kontak dengan unggas (misalnya peternak ayam) harus
menggunakan masker, baju khusus, kaca mata renang.
- Membatasi lalu lintas orang yang masuk ke peternakan.
- Mendisinfeksi orang dan kendaraan yang masuk ke peternakan.
- Mendisinfeksi peralatan peternakan.
- Mengisolasi kandang dan kotoran dari lokasi peternakan.
b. Masyarakat umum
1. Memilih daging yang baik dan segar.
2. Memasak daging ayam minimal 80 ̊C selama 1 menit dan telur
minimal 64 ̊ C selama 5 menit (atau sampai air atau kuahnya mendidih
cukup lama).
3. Menjaga kesehatan dan ketahanan umum tubuh dengan makan,
olahraga, dan istirahat yang cukup.
4. Segera ke dokter/puskesmas/rumah sakit bagi masyarakat yang
mengalami gejala-gejala di atas.
5. Menjaga daya tahan tubuh dengan memakan makanan bergizi &
istirahat cukup.Mengolah unggas dengan cara yang benar, yaitu :
- Pilih unggas yang sehat (tidak terdapat gejala-gejala penyakit pada
tubuhnya)
- Memasak daging ayam sampai dengan suhu ± 80 ̊ C selama 1
menit dan pada telur sampai dengan suhu ±64 ̊ C selama 4,5 menit.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Flu burung merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus influenza tipe
A (AI). Penyakit ini menyerang unggas dan manusia. Penyakit ini sangat
berbahaya karena bisa mematikan. Gejala utamanya mirip dengan flu biasa namun
lebih ekstrim, misalnya suhu tubuh yang terlalu tinggi dan sebagainya.
Pengobatan penyakit ini bisa dilakukan dengan perawatan intensif di rumah sakit
dan dengan pemberian tamiflu. Untuk pencegahannya bisa dilakukan dengan
enjaga kebersihan lingkungan, pengolahan unggas sampai benar-benar matang
dan dengan vaksinasi pada unggas.

B. Saran
1. Untuk masyarakat umum diharapkan bisa memperhatikan lingkungaan
hidup di sekitarnya supaya tetap sehat dan terbebas dari infeksi flu
burung.
2. Semua yang terlibat (peternak, pedagang, masyarakt umum, pemerintah)
mampu bekerjasama dalam pencegahan penyebaran penyakit ini.
3. Bagi pemerintah hendaknya menyosialisasikan hal-hal yang berhubungan
dengan penyakit ini kepada masyarakat.

9
DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Depkes RI. 2005. “Flu Burung”,
(Online), (http://www.litbang.depkes.go.id/maskes/072005/flu_burung.pdf,
diakses pada 09 Maret 2011)
Benny N Joewono. 2011. “Inilah Cara Membuat Vaksin Flu Burung”, (Online),
(http://regional.kompas.com/read/2011/03/03/22372222/Inilah.Cara.Membu
at.Vaksin.Flu.Burung, diakses pada 09 Maret 2011)
Fillipo Ansardi, Andre Orsi, and Giancarlo Icardi . “Today’s Influenza Vaccines –
The Need for Adjuvantas and How They Work”, (Online),
(http://www.touchbriefings.com/articles/todays-influenza-
vaccines.html?gclid=CJzkicLpwqcCFYIc6woduUd-Cw, diakses pada 10
Maret 2011)
Indi Dharmayanti. “Flu Burung: Penyakit yang Mematikan”, (Online),
(http://pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/wr273057.pdf, diakses pada 10
Maret 2011)
Kristina, dkk. “Flu Burung”, (Online),
http://www.flutrackers.com/forum/showthread.php?t=69294, diakses 27 Juni
2013)
Ruslan Burhani. 2011. “Mahasiswa UGM Temukan Vaksin Flu Burung”,
(Online), (http://www.antaranews.com/berita/248494/mahasiswa-ugm-
temukan-vaksin-flu-burung, diakses pada 09 Maret 2011)
Widiyono. 2005. Penyakit Tropis Epidemiologi, Pencegahan, & Pemberantasan.
Jakarta: Erlangga

10

Anda mungkin juga menyukai