Anda di halaman 1dari 14

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Perkembangan Hewan dengan judul


“Gametogenesis” yang disusun oleh :
nama : Irna Kurniaty
NIM : 1714042040
kelas : Pendidikan Biologi A
kelompok : II (dua)
telah diperiksa dengan seksama oleh Asisten dan Koordinator Asisten, maka
dinyatakan diterima.
Makassar, Oktober 2018
Koordinator Asisten Asisten,

Suhardi Aldi Muhammad Al Gazali


NIM. 1614042011 NIM: 1514042001

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab Praktikum

Dr. Adnan, M. S
NIP. 19650201 198803 1 003
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pada hewan yang masih primitif, jaringan yang menghasilkan sel gamet
tersusun menyebar (difusi). Jaringan ini terdiri atas sejumlah lokus yang
berfungsi untuk perbanyakan sel kelamin. Pada hewan yang perkembangannya
sudah lebih maju, bentuk dan lokasi gonad sudah lebih jelas (terlokalisir secara
lebih baik), terletak simetris bilateral, dan biasanya merupakan organ
berpasangan. Kadang-kadang, salah satu gonad mengalami degeneraasi, seperti
yang ditemui pada burung betina. Pada hewan ini, ovarium yang berkembang
hanya bagian kiri, sedangkan burung jantan tetap memiliki sepasang testis.
Ovarium dan testis (tepatnya tubulus seminiferus) merupakan organ penghasil
gamet yang terbentuk melalui gametogenesis. Gamet dihasilkan dari sel
khusus, yaitu sel benih primordial, yang terdapat dalam gonad (ovarium atau
testis) (Isnaeni, 2006).
Embriogenesis adalah proses pembentukan dan pertumbuhan secara
progresif dari sebuah sel menuju periode organ primordial. (Pada manusia
terjadi saat minggu ke-8 perkembangan). terkadang disebut juga dengan
organogenesis. Tahapan perkembangan manusia menjadi lima tahap, yaitu:
tahap gametogenesis, tahap perkembangan minggu ke-1, tahap perkembangan
minggu ke-2, tahap perkembangan minggu ke-3, tahap perkembangan bulan
ke-3 sampai kelahiran. Perkembangan manusia diawali dari tahap prefertilisasi,
periode mingguan, periode embrionik dan organogenesis (Haviz, 2014).
Pembentukan sperma ini dimulai pada saat pubertas, ketika produksi
hormone gonadotropin sudah cukup maksimal untuk merangsang pembentukan
spermatozoa. Pada mulanya, diwaktu masih dalam kandungan, sel-sel germinal
primordial tampak pada tingkat perkembangan awal diantara sel endoderm di
dinding kantung kuning telur di dekat allantois. Kemudian pada minggu ke-3
masa janin, mereka akan bermigrasi ke rigi urogenital yang saat itu tumbuh di
daerah lumbal. Semenjak dari dalam kandungan sampai masa pubertas nanti,
sel-sel germinal primordial ini akan mengalami fase istirahat, sampai suatu saat
ketika lumen tubulus seminiferus telah sempurna dibentuk pada pubertas,
mereka akan berdiferensiasi menjadi spermatogenesis. Hasil akhir dari
spermatogenesis adalah spermatozoa yang haaploid (n), dimana satu
spermatosit primer menghasilkan empat spermatozoa. Proses ini berlangsung
di dalam testis lebih kurang selama 64 hari (Syauqy, 2014).
Proses pembentukan sperma dikendalikan oleh hormon. Informasi tentang
proses pengendalian spermatogeenesis oleh hormon banyak diperoleh dari hasil
studi pada mamalia. Diferensiasi spermatid menjadi spermatozoon
(spermiogenesis) berlangsung di dalam sel sertoli. Sel sertoli merupakan sel
berukuran besar yaang berperan sangat penting, antara lain dalam menyediakan
makanan bagi calon sperma yang sedang berkembang dan menyingkirkan sel
sperma yang mati. Oleh karena itu, sel ini juga sering disebut sebagai sel
perawat atau nurse cells kerja sel sertoli dirangsang oleh FSH (Follicle
Stimulating Hormone) yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari bagian depan
(Isnaeni, 2006).
Bentuk sel sperma pada berbagai hewan bervariasi, tetapi pada prinsipnya
dapat dibedakan menjadi bagian kepala, bagian tengah, dan ekor. Pada kepala
sperma bagian paling depan terdapat aktosoma, yang mengandung enzim untuk
melisiskan bungkus telur (pada sperma manusia enzim tersebut dinamakan
hialuronidase). Mitokondria sangat penting dalam pembentukan ATP,
merupakan sumber energi bagi sperma. Sementara, bagian ekor sangat
diperlukan untuk membantu pergeraakan sperma (Isnaeni, 2006).
B. Tujuan praktikum
Mempelajari proses pembentukan sel kelamin jantan dan betina melalui
preparat histologis.
C. Manfaat praktikum
Adapun manfaat dari dilakukannya praaktikum ini adalah membandingkan
proses pembentukan sel kelamin pada hewan jantan dan betina
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Gametogenesis adalah proses pembentukan gamet. Dikenal 2 tipe yaitu (1)


spermatogenesis yang berlangsung pada gonad (testis) hewan jantan dan hasilnya
adalah sperma, (2) Oogenesis yang berlangsung pada ovarium hewan betina dan
hasilnya adalah ovum. Oogenesis berlangsung pada ovarium, terutama pada
bagian korteks dan dilanjutkan di dalam oviduk jika terjadi penetrasi
spermatozoid dalam oogenesis, sel germaa berkembang di dalam folikel-folikel
telur, dengan tindakan sebagai berikut:
1. Folikel primordial : folikel utama yang terdapat sebelum lahir, terdiri atas
sebuah oosit 1 yang dilapisi oleh selapis sel folikel berbentuk pipih
2. Folikel tumbuh, terdiri dari:
a. Folikel primer
b. Folikel sekunder
c. Folikel tersier
d. Folikel matang (folikel Graaf)
Oosit II di ovulasikan dari folikel Graaf dalam tahap metafase meiosis II. Jika
didalam oviduk terjadi penetrasi, maka terjadi penuntasan meiosis II dan oosit II
berkembang menjadi ootid atau ovum matang (Adnan, 2016).
Gametogenesis berlangsung di dalam gonad yaitu testis dan ovarium,
sedangkan gametogenesis itu sendiri adalah proses pembentukan gamet, yaitu
sperma dan telur. Gametogenesis terdiri atas beberapa tahap yaitu (i) asal sel
kelamin dan migrasinya ke bakal gonad, (ii) proliferasi sel kelamin di dalam
gonad melalui pembelahan mitosis (iii) reduksi jumlah kromosom melalui
pembelahan miosis, dan (iv) pematangan dan differensiasi gamet menjadi sperma
atau ovum yang mampu membuahi atau dibuahi (Suryani, 2015).
Gametogenesis melibatkan sejumlah perubahan-perubahan, baik pada
kromosom maupun pada sitoplasma. Sejumlah perubahan-perubahan tersebut
bertujuan untuk:
 Mengurangi jumlah kromosom menjadi setengah jumlah normal dalam sel
somatik melalui pembelahan miosis. Pembelahan miosis dimaksudkan agar
individu baru yang dihasilkan tidak meemiliki jumlah kromosom yang lipat
dua kali dari induknya
 Mengubah bentuk sel-sel kelamin sebagai persiapan untuk pembuahan. Sel
kelamin pria mula-mula besar dan bulat, praktis kehilangan semua
protoplasmanya dan membentuk kepala, leher dan ekor. Sel benih wanita
sebaliknya berangsur-angsur menjadi lebih besar sebagai akibat terjadinya
pertambahan jumlah sitoplasma (Adnan, 2006).
Spermatogenesis adalah proses perkembangan dan pemasakan sel-sel
spermatogenik secara berurutan meenjadi spermatozoa yang sebagian besar terjadi
di dalam tubulus seminiferus. Pada spermatogenesis terdapat siklus epithelium
spermatogenik yang terjadi di dalam tubulus seminiferus. Siklus epihelium
spermatogenik adalah serangkaian perubahan yang terjadi di dalam tubulus
seminiferus testis antara dua pemunculan tingkat kemajuan pada asosiasi sel yang
sama. Siklus tersebut sama pada masing-masing jenis hewan sehingga lama
spermatogenesis juga berbeda (Isnaeni, 2006).
Spermatogenesis terdiri atas tiga fase yaitu (i) fase proliferasi dengan cara
pembelahan mitosis (ii) fase reduksi jumlah kromosom dengan cara miosis, dan
(iii) transformasi dari spermatid ke spermartozoa melalui spermatogenesis atau
spermateleosis. Di pusat kepala sperma terdapat inti sperma, yang menyimpan
sejumlah kode/informasi genetik yang akan diwariskan kepada keturunannnya. Di
belakang kepala sperma terdapat bagian tengah sperma (sering disebut leher)
yang banyak menyimpan mitokondria (Suryani, 2015).
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sperma (gamet jantan) yang
terjadi dalam testis, tepatnya pada tubulus seminiferus. Testis mamalia tersusun
atas ratusan tubulus seminiferus, yang merupakan bagian terpenting dalam proses
pembentukan sperma. Pada bagian yang sangat terdekat dengan dinding tubulus
seminiferus, terdapat spermatogonia, yang merupkam sel diploid pembentukan
sperma, yang belum terdiferensiasi (Isnaeni, 2006).
Oogenesis adalah proses pembentukan gamet betina atau sel telur yang
berlangsung di dalam gonad betina atau ovarium. Mula-mula oogonia mengalami
proliferasi secara mitosis, kemudian tumbuh menjadi oosit primer, lalu memasuki
tahapan pemasakan (miosis). pembelahan miosis pertama menghasilkan satu sel
spermaatosit sekunder, dan satu sel polosit atau badan polar pertama. Pada
pembelahan miosis kedua, oosit sekunder membelah menghasilkan satu sel ootid
dan satu badan polar pertama atau polosit. Badan polar seringkali mengalami
degenerasi sebelum memasuki pembelahan miosis kedua. Oogenesis pada
manusia secara teoritis satu oosit primer menghasilkan satu ovum yang fungsional
dan tiga polosit (Suryani, 2015).
Testis merupakan keelenjar utama dalam sistem reproduksi jantan yang
bertanggung jawab terhadap produksi gamet jantan atau spermatozoa
(spermatogenesis) dan sintesis hormon jantan atau androgen (steroidogenesis).
testis berjumlah sepasang, terletak di inguinal, tersimpan dalam kantung skrotum.
Pada, mammal, testis turun dan keluar dari rongga abdomen (peritoneal) menuju
posisi ekstrakorporeal dan akhirnya masuk ke dalam skrotum (inguinoskrotal)
(Fitria, 2015).
Oogenesis pada kelompok-kelompok hewan cukup bervariasi. Pada katak
pertumbuhan oosit berlangsung selama tiga tahun, dimulai setelah kecebong
bermetamorfosis menjadi katak muda. Setiap tahun sejumlah oosit dihasilkan
sebagai hasil pembelahan oogonia, tetapi oosit tersebut tidak menjadi dewasa
hingga tiga tahun kemudian. Sebab itu dalam sebuah ovarium pada waktu yang
sama dapat dijumpai oosit dari tiga generasi. Pada mamalia, semua oogonia
membelah secara serentak dan transformasi oogonia menjadi oosit disempurnakan
sebelum atau setelah lahir. Jumlah oosit yang dihasilkan terbatas dan
berkembangannya terhenti pada profase pertama. Perkembangan oosit dilanjutkan
kembali setelah mencapai usia pubertas (Suryani, 2015).
Proses ini dikenal sebagai descensus testiculorum yang dikendalikan oleh
androgen. Dengan posisi ini temperatur testis menjadi lebih rendah daripada
temperatur tubuh (sekitar 2-4 oC) yang diperlukan untuk spermatogenesis. Selain
testis, terdapat kelenjar-kelenjar kelamin pelengkap, yaitu: vesikula seminalis,
kelenjar koagulasi, prostat, bulbouretralis (kelenjar Cowper) dan ampula.
Kelenjar-kelenjar ini menghasilkan berbagai sekret yang berperan dalam
traansportasi spermatozoa, buffer, suplai nutrien dan substrat metabolik untuk
kehidupan spermatozoa terutama motilitas dan fertilitas, fungsi lubrikasi, dan
membentuk vaginal plug. Sekret yang dihasilkan accessory sex glands bersama-
sama dengan spermatozoa dan sekret epididimis disebut semen (Fitria, 2015).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan tempat


Hari/Tanggal : Rabu/03 Oktober 2018
Waktu : Pukul 10.50 - 12.30 WITA
Tempat : Labotarium Kebun Percobaan Biologi FMIPA UNM
B. Alat dan bahan
1. Alat
a. Mikroskop stereo
2. Bahan
a. Preparat awetan ovarium 1 buah
b. Preparat awetan uterus 1 buah
c. Preparat awetan testis 1 buah
d. Preparat awetan sperma 1 buah
C. Langkah Kerja

Mengambil preparat Mengamati dan


awetan yang telah menggambar hasil
disediakan pengamatan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
N Preparat Gambar Hasil Keterangan Gambar
o. Pengamatan Pembanding
1. Uterus 1. Perimetrium
mencit 2. Myometrium
3. Endometrium
4. Lumen

2. Sperma 1. Akrosom
2. Membran’
Plasma
3. Ekor

3. Testis 1. Lumen
2. Sel ledyg
3. Spermatozoa
4. Spermatogenetik
5. Dinding tubulus

4. Ovarium 1. Medula
mencit 2. Epitelium
3. Hilum
B. Pembahasan
Berdasarkan pengamatan yang telah di lakukan, diketahui bahwa
gametogenesis adalah proses pembentukan gamet yaitu sperma dan sel telur.
Gametogenesis berlangsung di dalam gonad yaitu testis dan ovarium. Dikenal
2 tipe yaitu (1) Spermatogenesis yaitu pembentukan spermatozoa atau sperma
yang berlangsung pada gonad (testis) hewan jantan, tepatnya pada dinding
tubulus seminiferus dan menghasilkan sperma, (2) Oogenesis yaitu
pembentukan ovum yang berlangsung pada gonad ovarium hewan
betina,terutama pada bagian korteks dan dilanjutkan di dalam oviduk jika
terjadi penetrasi spermatozoid, Oogenesis menghasilkan ovum.
Pada praktikum kali ini kami mengamati 4 preparat histologis yakni
preparat awetan testis, uterus mencit, sperma manusia dan ovarium. Berikut
pembahasan mengenai preparat yang diamati pada praktikum ini.
1. Uterus mencit
Uterus berfungsi sebagai alat menyalurkan sperma ke dalam tuba
fallopi, memberi makan blastosis, tempat pembentukan plasenta dan juga
berfungsi sebagai tempat perkembangan embrio. Uterus pada mencit
berupa tabung ganda, disebut dupleks.
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan yaitu endometrium,
miometrium, dan perimetrium. Endometrium merupakan lapisan terdalam
tempat menempelnya ovum yang telah dibuahi dan juga memilki
pembuluh darah. Lapisan ini juga responsif terhadap perubahan hormon
reproduksi, mencit memiliki uterus bertipe bicornuate dengan dua tanduk
ovari yang jelas. Lumen sendiri merupakan ruang atau rongga.
2. Sperma
Pengamatan pada preparat sperma mamalia memiliki bagian-bagian
yaitu ekor, kepala dan akrosom. Kepala sperma mengandung inti berupa
DNA dan juga pada bagian ujung kepala terdapat akrosom enzim
hialurodinase serta enzim akrosin untuk memudahkan menembus sel telur.
Ekor sperma berfungsi sebagai flagella panjang yang memudahkan untuk
bergerak. Terdapat spermatogonium yang berukuran relatif kecil,bentuk
agak oval,inti berwarna kurang terang ,terletak berderet di dekat atau
melekat pada membran basalis.
3. Testis
Melalui pengamatan mikroskopis pada preparat testis ikan terdapat
spermatogonia yang mempunyai sebuah nukleus yang bentuknya tidak
beraturan dengan membran. Nukleus mengandung granula-granula
berwarna terang dengan ukuran relatif kecil dan bentuk bervariasi, serta
mempunyai sebuah nukleolus.
Inti berwarna kurang terang, terletak berderet atau melekat pada
membran basalis. Terdapat Sel sertoli yang turut menyusun dinding
tubulus seminiferus dan memiliki fungsi nutritif, proteksi dan regulator.
Diantara tubulus seminiferus terdapat jaringan ikat yaitu jaringan
interstisial dengan komponen seluler utamanya adalah sel-sel Leydig,
dimana sel Leydig berperan untuk mensintesis hormon androgen misalnya
testosteron.
4. Ovarium mencit
Pada pengamatan ovarium dapat dilihat adanya daerah utama yaitu
medulla. Selain itu terdapat pula folikel-folikel telur dimana folikel-folikel
telur ini merupakan tempat berkembangnya sel sel germa dalam oogenesis.
Beberapa folikel diantaranya folikel primordial yang merupakan folikel
utama yang terdapat sebelum lahir,terdiri atas sebuah oosit 1 yang dilapisi
oleh selapis sel folikel berbentuk pipih. Kemudian,folikel tumbuh yang
terdiri dari folikel primer yang terdiri dari sebuah oosit 1 yang dilapisi oleh
selapis sel folikel yaitu sel granulosa berbentuk kubus.
Antara oosit dan sel-sel granulosa dipisahkan oleh zona pelusida.
Terdapat folikel sekunder yang dilapisi oleh beberapa lapis sel
granulosa,folikel tersier terdapat beberapa celah (antrum) diantara sel-sel
granulosa. Jaringan ikat stroma yang terdapat di luar stratum granulosa
menyusun diri membentuk teka interna dan eksterna.
Folikel de graff (folikel tersier yang sudah matang) dan folikel
sekunder. Sel-sel tersebut akan membelah edan membentuk lapisan
folikular yang kontinyu (lapisan granulosa) yang dipisahkan oleh
membran. Selain itu terdapat pula epitel germinal pematang gonad yang
berbentuk gepeng pada bagian korteks dan medulla yang merupakan epitel
germinal pematang gonad berploriferasi ke arah dalam.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil praktikum di atas dapat disimpulkan bahwa:
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada saat praktikum maka dapat
disimpulkan bahwa gametogenesis merupakan proses pembentukan gamet
yaitu sperma dan sel telur. Gametogenesis berlangsung di dalam gonad yaitu
testis dan ovarium. Di kenal 2 tipe yaitu (1) Spermatogenesis (pembentukan
spermatozoa) yang berlangsung pada gonad (testis),tepatnya pada dinding
tubulus seminiferus dengan menghasilkan sperma dan (2) Oogenesis
(pembentukan ovum) yang berlangsung pada ovarium,terutama pada bagian
korteks dan dilanjutkan di dalam oviduk jika terjadi penetrasi spermatozoid
menghasilkan ovum.
A. Saran
1. Untuk praktikan, agar lebih teliti dalam penggunaan mikroskop dan
preparat awetan.
2. Untuk asisten, sudah cukup baik dan lebih ditingkatkan lagi.
3. Untuk laboran, sudah baik dalam memberikan alat- alat yang diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA

Adnan. 2006. Reproduksi dan Embriologi. Makassar : Jurusan Biologi FMIPA


UNM
Adnan, Arifah Novia Arifin, A. Irma Suryani. 2015. Perkembangan Hewan.
Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM

Adnan. 2016. Penuntun Praktikum Perkembangan Hewan. Makassar : Jurusan


Biologi FMIPA UNM.
Isnaeni, wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius.

Kaspul. 2016. Pengaruh Buah Terong Pipit (Solanum torvum Sw) Terhadap
Spermatogenesis Tikus Putih (Rattus norvegicus L). Sains dan Terapan
Kimia. Vol. 10(1).

Haviz. M. 2014. Konsep dasar Embriologi. Jurnal Sainstek. Vol. VI(1).

Anda mungkin juga menyukai