PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan adanya permenkes No 49 tahun 2013 semua rumah sakit diharuskan
untuk membentuk komite keperawatan, salah satu tugas komite keperawatan adalah
menyusun program kredensial bagi seluruh perawat dirumah sakit. Kredensial adalah
proses evaluasi terhadap tenaga keperawatan untuk menentukan kelayakan pemberian
kewenangan klinis.
Dengan begitu kredensial berbicara tentang kewenangan/ kompetensi yang
dimiliki oleh seorang perawat. Hasil akhir dari proses kredensial adalah seorang
perawat kompeten atau tidak kompeten terhadap kewenangan klinis sesuai dengan
jenjangnya. Kredensialing adalah proses verifikasi kompetensi seorang perawat yang
selanjutnya ditetapkan kewenangan klinis untuk melakukan tindakan keperawatan
sesuai dengan lingkup praktiknya, rumah sakit wajib menetapkan kewenangan klinis
tenaga kesehatan yang memperoleh izin praktik dalam rangka melaksanakan tata
kelola klinis yang baik.
Kredensialing merupakan serangkaian kegiatan untuk memastikan seseorang
memenuhi persyaratan yang diperlukan untuk bekerja dan pantas untuk diberikan
kewenangan menjalankan tugas atau pekerjaan tertentu wajib dilakukan oleh seorang
profesi sebagai akuntabilitas dan bukti kesiapannya melaksanakan tugas pekerjaan
secara bertanggung jawab dan mandiri.
BAB II
TUGAS SUB KOMITE KREDENSIAL
C. Tujuan Kredensial
a) Tujuan Umum
Tujuan dari proses kredensial di RSIA Harapan Mulia adalah untuk mendapatkan
perawat yang kompeten dan dapat menjalankan kewenangan klinis yang diberikan.
b) Tujuan Khusus
1) Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan asuhan
keperawatan
2) Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat, dan
lingkungan rumah sakit
3) Memberikan perlindungan kepada SDM keperawatan
4) Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga pasien.
BAB III
PROSES KREDENSIAL
A. Proses Kredensial
Salah satu tugas komite keperawatan melalui sub komite kredensial adalah melakukan
kredensial terhadap seluruh tenaga keperawatan di Rumah Sakit. Ada beberapa hal
yang harus ada sebelum melakukan kredensial:
1) Ada tim yang selanjutnya disebut sebagai panitia adhoc yang dibentuk oleh
komite keperawatan untuk melakukan kredensial, panitia adhoc ini terdiri dari
tenaga perawat rumah sakit dan mitra bestari. Mitra Bestari bisa berasal dari
institusi pendidikan jejaring rumah sakit, organisasi profesi, kolegium atau
perawat dirumah sakit lain.
2) Ada buku putih/white book yang dijadikan dasar panduan dalam malakukan
kredensial dan re-kredensial. Buku putih ini berisi tentang syarat – syarat yang
harus di penuhi oleh tenaga keperawatan yang digunakan untuk menentukan
kewenangan klinis (Permenkes RI No .49 tahun 2013 tentang komite
keperawatan). Buku putih ini disusun oleh komite keperawatan dengan
melibatkan mitra bestari dan dapat memperoleh masukan dari berbagai unsur
organisasi profesi keperawatan, kolegium keperawatan, dan unsur pendidikan
tinggi keperawatan. Buku putih ini disusun berdasarkan level atau jenjang perawat
dan berisi tentang kompetensi utama dan kompetensi khusus yang harus di penuhi
oleh seorang perawat di level atau jenjangnya.
3) Ada daftar kewenangan klinis yang telah disusun oleh panitia adhoc dan disahkan
oleh direktur rumah sakit.
BAB IV
PELAKSANAAN KREDENSIAL
C. White Paper
Buku putih/White Paper adalah dokumen yang berisi syarat-syarat yang harus
dipenuhi oleh tenaga keperawatan yang digunakan untuk menentukan Kewenangan
Klinis (Permenkes RI No. 49/2013 tentang Komite Keperawatan). Buku putih disusun
oleh Komite Keperawatan dengan melibatkan mitra bestari (Peer Group) dan dapat
memperoleh masukan pada berbagai unsur organisasi profesi keperawatan, kolegium
keperawatan, dan unsur pendidikan tinggi keperawatan.
Buku Putih ini disusun berdasarkan level/jenjang perawat dan berisi tentang
kompetensi utama dan kompetensi khusus yang harus dipenuhi oleh seorang perawat
di level/jenjangnya.
E. Logbook Perawat
Adalah buku catatan kegiatan/aktivitas sehari-hari yang dilaksanakan oleh
perawat yang mendukung pengajuan kredensial perawat. Buku ini diisi sehari-hari dan
merupakan proses pencapaian aktivitas yang dilaksanakan oleh individu perawat
dalam mencapai kewengan klinik. Tujuan dari logbook adalah untuk mengevaluasi
efek dari kompetensi yang terdiri dari penegetahuan, keterampilan, sikap, dan perilaku
tenaga kesehatan/perawat.
Bukti aktivitas dari logbook secara proses dilegalisasi oleh individu berapa kali
dalam melaksanakan kegiatan, selain itu logbook juga dilegalisasi oleh ketua tim atau
kepala unit tersebut. Pencapaian kelulusan aktivitas dalam logbook ini hendaknya
ditetapkan oleh komite keperawatan dan evaluasi dari aktivitas menggunakan SPO
yang telah ditetapkan. Preceptor/Penanggung jawab akan memberikan catatan dari
aktivitas yang dilaksanakan oleh perawat sebagai acuan dalam pemberian kewenangan
klinis.
F. Self Assessment
Self assessment atau evaluasi diri merupakan daftar deklarasi diri tentang
kemampuan diri terkait daftar kompetensi yang akan diajukan kewenangan kliniknya.
Daftar deklarasi meliputi deklarasi terkait kemampuan dalam segi pengetahuan, sikap,
dan keterampilan dari setiap list dasar kompetensi utama dan kompetensi khusus.
Khusus untuk kemampuan yang berkaiatan dengan keterampilan umumnya juga
dilengkapi dengan pencatatan logbook yang terdiri dari beberapa kali perawat
melaksanakan tindakan dan evaluasi dirinya dicatat. Evaluasi diri ini menjadi masukan
untuk assessor dan akan divalidasi saat dilaksanakan assessment.
Mengetahui,
Ketua Komite Keperawatan Ketua Sub Komite Kredensial