Lapsus Syifa 1 Skizoafektif Tipe Manik
Lapsus Syifa 1 Skizoafektif Tipe Manik
FAKULTAS KEDOKTERAN
MAKASSAR
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. M
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pasien masuk ke UGD Jiwa RSKD pada tanggal 11 Maret 2019 untuk yang ke
Nama : Tn. S
Agama : Islam
Mengamuk
minggu terakhir dan memberat sejak kemarin siang. Pasien mengamuk dengan
Menurut suaminya, pasien juga gelisah, sering berbicara sendiri dan berteriak-
Awal perubahan perilaku sekitar tahun 2011, saat itu ibu kandung
bapak tirinya. Sejak saat itu pasien sering mengurung dirinya di kamar, diam
dan melamun. Sebelum sakit pasien adalah orang yang ramah, suka bergaul
dengan orang lain dan cukup pendiam. Saat ini pasien tidak bekerja. Pasien
sudah pernah berobat di RSKD Dadi. Pasien pertama kali dirawat inap pada
bulan Februari 2012 selama ± 1 bulan, saat itu pasien meminum obat
Propanolol, setelah itu pasien dibolehkan pulang karena keadaan pasien sudah
membaik. Terakhir ia dirawat inap pada bulan Agustus 2018. Saat itu pasien
Akan tetapi, 1,5 tahun kebelakang pasien tidak pernah meminum obatnya lagi.
Selama tidak meminum obat, pasien masih bisa bekerja tetapi tidak bisa
2. Hendaya / disfungsi
keluarga/primary support)
sebelumnya
Pasien pernah di rawat di RSKD Dadi pada tahun 2012-2017 dengan diagnosis
gangguan bipolar episode kini mania dengan gejala psikotik, dan pada tahun 2018 pasien
di diagnosis dengan skizoafektif tipe manik. Pasien pertama kali dirawat inap pada bulan
Februari 2012 selama ± 1 bulan, saat itu pasien meminum obat Haloperidol,
dibolehkan pulang karena keadaan pasien sudah membaik. Terakhir ia dirawat inap pada
bulan Agustus 2018. Saat itu pasien meminum obat Haloperidol, Clozapine,
Carbamazepine, dan Trihexylphenidil. Akan tetapi, 1,5 tahun kebelakang pasien tidak
pernah meminum obatnya lagi. Terakhir ia dirawat inap pada bulan Agustus 2018.
Trihexylphenidil. Akan tetapi, 1,5 tahun kebelakang pasien tidak pernah meminum
obatnya lagi.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi :
Pasien lahir normal, cukup bulan dengan pertolongan dokter di rumah sakit tanggal 10
Januari 1993. Tidak ditemukan cacat lahir ataupun kelainan bawaan. Berat badan lahir
Di usia ini, pasien diasuh oleh kedua orang tuanya. Sejak pasien dilahirkan pasien
mendapat ASI hingga usia 2 tahun. Pada saat bayi, pasien tidak pernah mengalami
demam tinggi dan kejang. Pasien tumbuh dan berkembang seperti anak lain
Saat ini, pasien masih diasuh oleh kedua orang tuanya. Pasien mulai bersekolah SD di
usia 6 tahun dan dapat mengikuti pelajaran dengan baik serta memiliki banyak teman.
setelah lulus masuk Sekolah Menengah Atas (SMA) hingga kelas XI SMA, dan
- Riwayat Pekerjaan : Pasien saat ini tidak bekerja, hanya tinggal dirumah saja
berumur 11 hari
yang sama di dalam keluarga pasien. Saat ini pasien tinggal bersama suami dan
Genogram
Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Menikah
: Pasien
: Tinggal serumah
F. Situasi sekarang :
Pasien tinggal dengan suami dan anaknya yang pertama. Pasien baru melahirkan 11 hari
yang lalu. Pasien sekarang tidak bekerja dan tinggal di rumahnya saja.
A. Deskripsi Umum :
umur (26 tahun), memakai baju lengan pendek warna biru, celana merah dan
sandal berwarna hitam. Perawakan tinggi dan gemuk, rambut berwarna coklat
2. Kesadaran : Berubah
4. Pembicaraan : - Spontan
1. Mood : marah
2. Afek : labil
3. Orientasi :
1. Halusinasi : ada halusinasi auditorik dan visual (pasien mengaku bahwa mendengar
bisikan dari ayahnya yang telah meninggal dan melihat ayahnya yang telah
E. Proses Berfikir :
1. Arus pikiran :
Produktivitas : membanjir
2. Isi Pikiran :
G. Daya Nilai :
H. Tilikan (Insight) : Tilikan derajat 6 (pasien menyadari dirinya sakit, dan butuh
pengobatan)
Pemeriksaan Fisik :
terakhir dan memberat sejak kemarin siang. Pasien mengamuk dengan menendang
tantenya, terutama ketika ada seseorang yang menasehati dirinya. Menurut suaminya,
pasien juga gelisah, sering berbicara sendiri dan berteriak-teriak. Pasien juga selalu
juga pernah melihat ayahnya yang telah meninggal pulang ke rumahnya. . Selama
sakit, pasien sulit tidur selama 1 minggu terakhir ini, makan baik, mandi teratur.
Awal perubahan perilaku sekitar tahun 2011, saat itu ibu kandung pasien
menikah lagi. Sebelum sakit pasien adalah orang yang ramah, suka bergaul dengan
orang lain dan cukup pendiam. Saat ini pasien tidak bekerja. Pasien sudah pernah
berobat di RSKD Dadi. Pasien pertama kali dirawat inap pada bulan Februari 2012
karena keadaan pasien sudah membaik. Terakhir ia dirawat inap pada bulan Agustus
2018. Saat itu pasien meminum obat Haloperidol, Clozapine, Carbamazepine, dan
Trihexylphenidil. Akan tetapi, 1,5 tahun kebelakang pasien tidak pernah meminum
obatnya lagi. Selama tidak meminum obat, pasien masih bisa bekerja tetapi tidak bisa
kooperatif. Keadaan mood marah, afek labil. Daya konsentrasi tidak baik, orientasi
waktu, tempat dan orang tidak baik, daya ingat terganggu, pikiran abstrak terganggu
Gangguan persepsi ada, halusinasi auditorik dan visual (pasien mengaku bahwa
mendengar bisikan dari ayahnya yang telah meninggal dan melihat ayahnya yang telah
kontinuitas flight of ideas. Norma sosial, uji daya nilai, dan penilaian realitas
Aksis I
pekerjaan, yaitu pasien menderita sulit tidur dan kehilangan pekerjaan sehingga
ataupun gejala psikotik positif, seperti halusinasi auditorik dan visual pada pasien
dan halusinasi visual yang tidak terus-menerus serta adanya gangguan afektif berupa
Aksis V : GAF scale 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan
farmakoterapi
VIII. PROGNOSIS
Ad Vitam : malam
Pasien saat keinginan pasien untuk sembuh - Perjalanan penyakit sudah lama
Farmakologi
- Haloperidol 5 mg 3x1
Psikoterapi suportif
pasien dan efektifitas terapi serta kemungkinan terjadinya efek samping dari obat
yang diberikan.
Skizofrenia terdiri dari dua kata yaitu skizo = pecah dan frenia =
kepribadian. Skizofrenia merupakan sekelompok gangguan psikotik dengan
gangguan dasar pada kepribadian, distrorsi proses piker, waham yang aneh,
gangguan persepsi, afek yang abnormal. Meskipun demikian kesadaran pasien tetap
baik, kapasitas intelektual tidak terganggu. Pasien mengalami hendaya yang berat
dalam menilai realitas (pekerjaan, social dan waktu senggang).
Kriteria diagnosa skizofrenia menurut PPDGJ III harus ada sedikitnya satu
gejala berikut ini yang amat jelas (biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala
itu kurang tajam atau kurang jelas) :
a. Thought echo
b. Thought insertion
c. Thought broadcasting
d. Delusion of control
e. Delusion of influence
f. Delusion of passivity
g. Delusion perception
h. Halusinasi auditorik
i. Waham yang menetap (waham bizarre / waham kebesaran)
Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas :
a. Halusinasi yang menetap
b. Arus pikiran dengan asosiasi longgar, inkoherensia, neologisme dan tidak
relevan
c. Perilaku katatonik
d. Gejala-gejala negative
Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun
waktu satu bulan atau lebih.
Diagnosis gangguan skizo afektif hanya dibuat apabila gejala-gejala definitive
adanya gejala skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama menonjol pada saat ang
bersamaan, atau dalam beberapa hari yang satu sesudah yang lain.
Gangguan skizoafektif tipe manik kategori ini digunakan baik untuk episode
skizoafektif tipe manik yang tunggal maupun untuk gangguan berulang dengan
sebagian besar episode skizoafektif tipe manik. Afek harus meningkat secara
menonjol atau ada peningkatan afek yang tak begitu menonjol dikombinasikan
dengan iritabilitas atau kegelisahan yang memuncak.
DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim R, 2001. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGJ-III. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya, Jakarta.
2. Maslim R, 2007. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik
(Psychotropic Medication). Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya,
Jakarta.
3. Elvira S, Hadisukanto G, 2013. Buku Ajar Psikiatri Edisi Kedua. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
4. Gunawan S, Setiabudy R, Nafrialdi, 2008. Farmakologi dan Terapi Edisi 5.
Departemen Farmakologi dan Terapetik. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta