Anda di halaman 1dari 24

BAB III

PERANCANGAN SISTEM

Perancangan sistem merupakan kegiatan untuk menemukan pemecahan


suatu masalah yang dilakukan dalam beberapa tahapan dengan output berupa
rancangan sebuah mesin guna memenuhi tugas akhir serta menjawab kebutuhan
dari konsumen. Selain itu, perancangan sistem juga merupakan suatu kegiatan
dengan membuat pola teknis atau bentuk teknis sistem berdasarkan evaluasi yang
telah dilakukan penulis dan tim pada kegiatan morphology design. Dari kegiatan
ini dapat ditentukan sebuah sistem yang akan dipilih berdasarkan perhitungan
kebutuhan pelanggan mengenai sistem yang akan dibuat. Tujuan perancangan
sistem ini adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumen mengenai peningkatan
kapasitas produksi jasa servis motor listrik serta memberikan gambaran yang jelas
tentang sistem yang akan diterapkan atau diimplementasikan di dalam rancangan.

Pembuatan Matriks Kebutuhan


Dalam merancang suatu mesin diperlukan referensi yang akurat mengenai
kebutuhan yang harus tercapai agar mesin dapat berjalan dengan lancar sesuai
fungsi yang diinginkan. Kebutuhan harus disesuaikan dengan tingkat kepentingan
agar dapat memenuhi segala aspek.
Pembuatan matriks kebutuhan bertujuan untuk memetakan hubungan
antara kebutuhan konsumen (customer needs) dengan karakteristik teknis
(engineering characteristic). Tahapan di dalam pembuatan matriks kebutuhan ini
diawali dengan mengidentifikasi kebutuhan konsumen beserta tingkat
kebutuhannya berikut dengan penentuan karakteristik. Matriks kebutuhan ini
sendiri terdiri dari baris dan kolom yang menggambarkan hubungan dari dua atau
bahkan lebih faktor guna mendapatkan informasi mengenai sifat serta kekuatan
dari masalah yang ada supaya penulis dapat memunculkan ide-ide untuk
memecahkan masalah.
Identifikasi Kebutuhan Konsumen (Customer Need)
Di bengkel tempat customer kami mengerjakan servis motor listriknya,
kami menemukan beberapa poin penting yang wajib dipertimbangkan untuk
merancang mesin yang dapat membantu mayoritas proses di bengkel milik
customer kami.

22
23

Area produksi yang tersedia di sana menuntut mesin yang dirancang


haruslah tidak memakan banyak tempat serta compact atau dalam satu
mesin yang ringkas dapat mencakup banyak sistem. Listrik yang tersedia di
area produksi pun tidaklah besar, hanya terbatas di 1300W. Jam kerja efektif
karyawan 7 jam per hari, 6 hari kerja dalam satu minggu dengan sistem kerja
1 shift.
Bengkel yang berlokasi di Blulukan, Colomadu, Karanganyar ini
sementara hanya memiliki kapasitas rata-rata produksi jasa maksimum
sebesar 2-3 motor listik berkapasitas besar. Hal ini dikarenakan lamanya
proses winding coil atau penggulungan coil yang membutuhkan ketelitian
saat menggulung serta ingatan yang tajam untuk mengingat jumlah hitungan
coil. Kecilnya angka produksi jasa servis untuk motor listrik berkapasitas
besar yang dapat dihasilkan bengkel ini membuat customer kami memiliki
sebuah gagasan apakah bisa dibuat sebuah mesin agar proses
penggulungan coil dapat berjalan lebih cepat guna mengejar kapasitas
produksi jasa servis yang lebih banyak sehingga dia dapat lebih
mengembangkan usahanya.
1. Daftar Kebutuhan (Requirement List)
Daftar kebutuhan (requirement list) berikut adalah hasil dari
wawancara penulis serta tim dengan pihak customer dan telah
disetujui. Isi dari beberapa kebutuhan ini mengacu pada masalah yang
dihadapi oleh customer, ditulis dalam daftar secara rinci dan spesifik,
dapat diukur serta jelas supaya penyelesaian masalah tidak meluas
atau lebih terfokus. Berikut ini adalah table 3.1 yang merupakan daftar
kebutuhan customer.

Tabel 3.1 Daftar Kebutuhan Konsumen (Requirement Lists)

Requirement List
1 Daya listrik mesin maksimal 1300 Watt
2 Ukuran mesin compact
3 Kapasitas produksi jasa harian minimal 4-5 unit motor listrik
4 Harga mesin maksimal Rp100.000.000,00
5 Mudah dioperasikan
6 Dapat menyervis beberapa jenis motor listrik
7 Desain dan warna futuristik serta menarik
24

2. Tingkat Kepentingan Kebutuhan


Tingkat kepentingan kebutuhan ini dibuat dengan tujuan untuk
menentukan skala prioritas dari kebutuhan customer yang telah
dirangkum pada tabel 3.1 yaitu tabel daftar kebutuhan konsumen atau
requirement lists. Prioritas kebutuhan ini sendiri didapatkan dari hasil
wawancara penulis dan tim dengan pihak customer. Tingkat
kepentingan dari setiap permintaan tersebut diukur menggunakan
skala antara satu sampai lima. Nilai satu diberikan untuk kebutuhan
yang tidak penting sampai nilai lima untuk kebutuhan yang paling
penting.
Tabel 3.2 berikut merupakan daftar tingkat kebutuhan yang telah
diolah dari tabel daftar kebutuhan konsumen atau requirement list
untuk mendapatkan nilai tingkat kepentingan berdasarkan pada
permintaan customer.

Tabel 3.2 Daftar Tingkat Kepentingan

Requierement List TK
1 Kapasitas produksi jasa harian minimal 4-5 unit motor listrik 5
2 Daya listrik mesin maksimal 1300 Watt 5
3 Ukuran mesin compact 5
4 Harga mesin maksimal Rp100.000.000,00 4
5 Mudah dioperasikan 4
6 Dapat menyervis beberapa jenis motor listrik 3
7 Desain dan warna futuristik serta menarik 2

*TK : Tingkat Kepentingan


Keterangan : 5 = sangat penting 2 = kurang penting
4 = penting 1 = tidak penting
3 = rata-rata

Dari tabel 3.2 di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dari


sekian banyak permintaan yang terangkum dalam daftar kebutuhan,
kebutuhan dari customer yang paling menjadi prioritas dan wajib
terpenuhi terlebih dahulu ialah dapat meningkatkan kapasitas
produksi jasa servis harian dengan angka minimal 4-5 unit motor
25

listrik. Selain itu, daya mesin pun diharuskan di bawah 1300 Watt
agar dapat dioperasikan di bengkel tersebut.
Penentuan Karakteristik Teknis
Bagian ini berisi mengenai hal-hal teknis berupa parameter-parameter
teknis untuk menunjang tercapainya pemenuhan permintaan customer yang
disajikan ke dalam sebuah tabel. Karakteristik teknis/ engineering
characteristic yang dapat disebut juga dengan the voice of engineer dari
winding coil machine ini dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Daftar Tingkat Kepentingan

Engineering Characteristic
1 Kecepatan putaran spinning (rpm)
2 Daya listrik maksimal ( watt )
3 Harga mesin ( rupiah )
4 Sumber energi ( listrik )
5 Jarak antar proses ( menit )
6 Berat kawat tembaga ( kg )
7 Berat stator input dari motor listrik ( kg )
8 Ukuran mesin ( mm )
9 Ukuran pipa frame ( mm )
10 Lama waktu penggulungan ( detik )

Karakteristik teknis yang dituliskan harus memiliki batasan ukur yang


jelas dan berpengaruh secara langsung pada lebih dari satu kebutuhan.
Matriks Kebutuhan
Matriks kebutuhan dibuat dengan tujuan untuk memetakan hubungan
antara kebutuhan customer dengan karakteristik teknis atau engineering
characteristic. Hubungan antara kedua hal tersebut dinilai dalam 3 jenis
penilaian yaitu lemah, sedang atau kuat. Penilaian di dalam tabel diwakili
dengan menggunakan blok warna.
Berikut adalah matriks hubungan antara permintaan customer dengan
engineering characteristic dari perancangan winding coil machine yang
disajikan pada tabel 3.4.
26

Tabel 3.4 Daftar Tingkat Kepentingan

= kuat (9)
= sedang (5)
= lemah (1)

Faktor engineering characteristic atau the voice of engineer yang


paling memberikan pengaruh terhadap pemenuhan requierement list yang
ditunjukkan melalui tabel matriks kebutuhan adalah angka kecepatan
penggulungan, ukuran mesin serta daya listrik yang dibutuhkan mesin agar
mesin dapat digunakan.

Perancangan Konsep Mesin


Perancangan konsep bertujuan untuk mencari konsep untuk rancangan
yang paling legal serta paling sesuai dengan kebutuhan customer. Tahapan-
tahapan perancangan konsep ini antara lain pembuatan desain morfologi,
pendeskripsian alternative concept kemudian penilaian konsep.
Desain morfologi dibuat dengan tujuan untuk mendapatkan minimal tiga ide
konsep yang berbeda sebagai opsi pilihan rancangan. Pada tahap pendeskripsian
27

alternative concept, dijelaskan mengenai deskripsi spesifikasi utama, proses,


kelebihan hingga kekurangan dari setiap konsep. Kemudian di tahap penilaian
konsep, dasar penilaian yang dipakai adalah dengan metode faktor pembobotan.
Daftar pembobotan faktor nilai sendiri didapatkan dari pengembangan daftar
kebutuhan customer.
Kriteria penilaian adalah standar acuan yang digunakan untuk penilaian
konsep. Standar acuan tersebut didapatkan dari hasil diskusi, berbagi pengalaman
serta ketentuan teknis. Penilaian konsep ini dilakukan dengan tujuan untuk
mencari nilai tertinggi serta peringkat pertama dari tiga konsep yang telah
dijabarkan pada morfologi desain.
Pada proses perancangan konsep untuk mesin yang kompleks dibagi
menjadi beberapa tahapan, antara lain pembuatan flow chart, perancangan
konsep unit mesin dan penentuan konsep mesin pemenang.
Flowchart Proses
Flowchart proses disajikan dengan tujuan untuk menunjukkan alur
proses atau alur kerja dari suatu mesin atau rancangan mesin. Selain itu,
flowchart juga dibuat untuk menunjukkan hubungan antara satu proses
dengan proses selanjutnya di dalam suatu rancangan mesin. Proses mesin
yang terjadi pada winding coil machine meliputi coiling unit dan inserting unit.
Input utama mesin berupa kawat email dari tembaga yang masih baru dan
masih berada di dalam gulungan serta sebuah stator kosong yang telah
dilengkapi dengan mika isolator pada setiap slot-nya. Output utama dari
mesin ini adalah sebuah stator motor listrik lengkap dengan gulungan coil
yang telah terpasang pada slot-nya sesuai dengan aturan proses re-coiling
dan spesifikasi motor listrik tersebut.
Flowchart berisikan proses yang dikerjakan oleh mesin beserta input
dan output mesin. Diagram flowchart winding coil machine dapat dilihat pada
gambar 3.1.
28

Black Box

Gambar 3.1 Flowchart Proses dalam Mesin

Perancangan Konsep Sistem


Perancangan winding coil machine bertujuan untuk mendapatkan
rancangan mesin yang memenuhi kriteria pokok rancangan. Kriteria pokok
rancangan sendiri merupakan poin-poin yang berkaitan dengan kebutuhan
dan permintaan customer dengan mempertimbangkan aspek kriteria teknis
yang dapat diukur serta dibuktikan.
Rancangan mesin yang utuh secara umum memiliki tiga unsur
penyusun, yaitu input, proses dan output. Sebuah stator siap assembly
adalah hasil dari proses winding sebuah kawat tembaga menjadi satu set
coil yang dibuat sesuai dengan aturan re-winding motor listrik serta
spesifikasi motor listrik yang kemudian dimasukkan kedalam statornya
sesuai jumlah slot yang telah dihitung sebelum proses dilakukan. Maka dari
itu, rancangan konsep haruslah memiliki sistem yang memenuhi proses-
proses tersebut, termasuk berbagai kemungkinan proses lain yang bisa
terjadi pada winding coil machine.
29

3.2.2.1 Desain Morfologi Sistem


Desain morfologi sistem berisi pemilihan sistem yang nantinya
akan digunakan dalam unit tersebut dan disajikan dengan tabel
morfologi. Desain morfologi sistem berfungsi sebagai alat bantu dalam
menemukan beberapa alternatif desain yang dapat dihasilkan oleh
beberapa konsep yang berbeda dalam perancangan. Tabel morfologi
yang dibuat setidaknya memiliki minimal tiga konsep yang kemudian
akan dideskripsikan masing-masing kelebihan serta kekurangannya.
Beberapa proses yang nantinya mungkin memiliki beberapa jenis
konsep antara lain sistem clamping bronze wire, sistem spinning
winder, sistem releasing stator, dan lainnya. Proses morfologi desain
dijelaskan pada tabel 3.5.
30

Tabel 3.5 Morfologi SIstem


31

3.2.2.2 Deskripsi Alternatif Konsep Sistem


Berdasarkan pada pertimbangan pemilihan komponen input,
proses serta output, maka terbentuklah beberapa alternatif konsep dari
keseluruhan komponen penyusun mesin. Deskripsi konsep alternatif
winding coil machine dijabarkan sebagai berikut.
1. Konsep Sistem 1
Winding coil machine konsep 1 menggunakan mekanisme
input yang bervariasi sesuai dengan jenis input yang dimasukkan
ke dalam proses. Pada proses input bronze wire, kawat tembaga
dicekam menggunakan mekanisme screw. Sistem ini dipilih
dikarenakan dengan estimasi biaya yang sama, mekanisme
screw memiliki kecepatan linear yang lebih tinggi daripada
kecepatan linear yang bisa dihasilkan rack gear. Pada proses
input stator, mekanisme yang digunakan untuk memasukkan
stator kedalam rangkaian proses otomasi adalah mekanisme
upper magazine. Mekanisme ini dipilih karena lebih menghemat
tempat dan menampung lebih banyak stator beserta variannya.
Kemudian pada sistem positioning stator, sensor proximity dan
stopper dipilih untuk melakukan positioning stator agar center
terhadap sumbunya.
32

Gambar 3.2 Contoh Sketsa Konsep Sistem 1

Di tahap proses utama winding coil machine, terdapat


beberapa sistem yang bekerja di dalamnya, antara lain sistem
winding coil (gripper), sistem spinning winder, sistem inserting
stator dan lain sebagainya. Pada sistem winding coil (gripper),
gripper yang digunakan adalah jenis gripper dengan capit
berjumlah dua (double claws). Sistem ini dituntut untuk berputar
pada porosnya dengan rpm tinggi guna menggulung coil. Jenis
gripper ini dipilih dikarenakan memiliki keseimbangan yang lebih
baik saat berputar pada rpm tinggi daripada jenis gripper dengan
capit berjumlah satu (single claw). Sistem spinning winder,
penggerak inserting stator, penggerak inserting coil serta
penggerak transferring memanfaatkan motor stepper sebagai
penggeraknya dikarenakan pergerakan winding coil machine
mayoritas menggunakan gerak putar tidak kontinyu. Pada sistem
inserting coil dan inserting stator, mekanisme yang digunakan
adalah mekanisme ulir. Mekanisme tersebut dipilih dikarenakan
tingginya kecepatan linear yang dapat dihasilkan serta
mekanisme ini memenuhi tuntutan kompetensi. Sistem
transferring stator dari satu proses ke proses yang lain pun dipilih
menggunakan rotary table. Sistem rotary table dipilih
33

dikarenakan dapat menghemat banyak tempat sehingga


membuat mesin lebih compact serta tidak memperlukan banyak
part sehingga menghemat biaya pembuatan mesin. Pada proses
output, proses releasing stator menggunakan mekanisme
linkage sebagai pendorong stator berisikan coil yang akhirnya
jatuh melalui bidang miring dengan memanfaatkan gaya
graivitasi. Kelebihan mesin terletak pada kemampuan mesin
untuk melakukan proses produksi secara kontinyu serta harga
mesin yang lebih murah dikarenakan pada setiap sistem yang
menggunakan gerak mendorong menggunakan mekanisme
sederhana yang pembuatannya memakan biaya yang lebih
sedikit. Kekurangan mesin dengan konsep 1 ada pada efektifitas
mesin yang masih kurang baik jika dibandingkan dengan mesin
dengan sistem otomasi pneumatic.
2. Konsep Sistem 2
Winding coil machine konsep 2 menggunakan mekanisme
input yang bervariasi sesuai dengan jenis input yang dimasukkan
ke dalam proses. Pada proses input bronze wire, kawat tembaga
dicekam menggunakan mekanisme screw. Sistem ini dipilih
dikarenakan dengan estimasi biaya yang sama, mekanisme
screw memiliki kecepatan linear yang lebih tinggi daripada
kecepatan linear yang bisa dihasilkan rack gear. Pada proses
input stator, mekanisme yang digunakan untuk memasukkan
stator kedalam rangkaian proses otomasi adalah mekanisme
rachet. Mekanisme ini dipilih karena dapat menahan beban dari
stator lebih kuat namun tidak dapat menampung stator dalam
jumlah banyak. Kemudian pada sistem positioning stator,
stopper dipilih untuk melakukan positioning stator agar center
terhadap sumbunya.
34

Gambar 3.3 Contoh Sketsa Konsep Sistem 2

Di tahap proses utama winding coil machine, terdapat


beberapa sistem yang bekerja di dalamnya, antara lain sistem
winding coil (gripper), sistem spinning winder, sistem inserting
stator dan lain sebagainya. Pada sistem winding coil (gripper),
gripper yang digunakan adalah jenis gripper dengan capit
berjumlah dua (double claws). Sistem ini dituntut untuk berputar
pada porosnya dengan rpm tinggi guna menggulung coil. Jenis
gripper ini dipilih dikarenakan memiliki keseimbangan yang lebih
baik saat berputar pada rpm tinggi daripada jenis gripper dengan
capit berjumlah satu (single claw). Sistem spinning winder,
penggerak inserting stator, penggerak inserting coil serta
penggerak transferring memanfaatkan motor stepper sebagai
penggeraknya dikarenakan pergerakan winding coil machine
mayoritas menggunakan gerak putar tidak kontinyu. Pada sistem
inserting coil dan inserting stator, mekanisme yang digunakan
adalah mekanisme ulir. Mekanisme tersebut dipilih dikarenakan
tingginya kecepatan linear yang dapat dihasilkan serta
mekanisme ini memenuhi tuntutan kompetensi. Sistem
transferring stator dari satu proses ke proses yang lain pun dipilih
menggunakan circular conveyor. Sistem yang dipakai pada
circular conveyor memang lebih sederhana namun memakan
lebih banyak tempat sehingga ukuran menjadi lebih besar. Pada
35

proses output, proses releasing stator menggunakan mekanisme


cam sebagai pendorong stator berisikan coil yang kemudian
disalurkan conveyor menuju output. Kelebihan mesin terletak
pada kemampuan mesin untuk melakukan proses produksi
secara kontinyu serta harga mesin yang lebih murah
dikarenakan pada setiap sistem yang menggunakan gerak
mendorong menggunakan mekanisme sederhana yang
pembuatannya memakan biaya yang lebih sedikit. Kekurangan
mesin dengan konsep 2 ada pada kapasitas penampung stator
lebih sedikit akibat penggunaan mekanisme rachet serta
memakan banyak tempat akibat besarnya circular conveyor.
3. Konsep Sistem 3
Winding coil machine konsep 3 menggunakan mekanisme
input yang bervariasi sesuai dengan jenis input yang dimasukkan
ke dalam proses. Pada proses input bronze wire, kawat tembaga
dicekam menggunakan cylinder pneumatic. Sistem ini dipilih
dikarenakan pergerakannya yang cepat dan efisien serta
mempermudah maintenance. Pada proses input stator,
mekanisme yang digunakan untuk memasukkan stator kedalam
rangkaian proses otomasi adalah mekanisme vertical conveyor.
Mekanisme ini dipilih dikarenakan hemat tempat dan sistem yang
tidak terlalu rumit namun mekanisme vertical conveyor ini tidak
dapat menampung banyak stator. Kemudian pada sistem
positioning stator, sensor proximity dipilih untuk melakukan
positioning stator agar center terhadap sumbunya.
36

Gambar 3.4 Contoh Sketsa Konsep Sistem 3

Di tahap proses utama winding coil machine, terdapat


beberapa sistem yang bekerja di dalamnya, antara lain sistem
winding coil (gripper), sistem spinning winder, sistem inserting
stator dan lain sebagainya. Pada sistem winding coil (gripper),
gripper yang digunakan adalah jenis gripper dengan capit
berjumlah satu (single claw). Sistem ini dituntut untuk berputar
pada porosnya dengan rpm tinggi guna menggulung coil. Jenis
gripper ini dipilih dikarenakan memiliki ukuran yang lebih kecil
sehingga hanya membutuhkan motor dengan torsi yang kecil
untuk memutar gripper ke rpm tinggi daripada jenis gripper
dengan capit berjumlah dua (double claw). Akan tetapi, jenis
gripper ini lebih tidak seimbang dikarenakan jumlah capit yang
hanya terdapat satu buah di salah satu sisi. Sistem spinning
winder, penggerak inserting stator, penggerak inserting coil serta
penggerak transferring memanfaatkan motor servo sebagai
penggeraknya dikarenakan memudahkan sinkronisasi
pergerakan dengan pneumatic. Pada sistem inserting coil dan
inserting stator, mekanisme yang digunakan adalah mekanisme
pneumatic. Mekanisme tersebut dipilih dikarenakan efektifitas
pergerakan maju-mundur yang dihasilkan. Sistem transferring
stator dari satu proses ke proses yang lain pun dipilih
37

menggunakan rotary table. Sistem rotary table dipilih


dikarenakan dapat menghemat banyak tempat sehingga
membuat mesin lebih compact serta tidak memperlukan banyak
part sehingga menghemat biaya pembuatan mesin. Pada proses
output, proses releasing stator menggunakan mekanisme
pneumatic sebagai pendorong stator berisikan coil yang
kemudian disalurkan bidang miring menuju output dengan
memanfaatkan gravitasi. Kelebihan mesin terletak pada
kemampuan mesin untuk melakukan proses produksi secara
kontinyu serta efektif dikarenakan penggunaan pneumatic pada
setiap sistem yang membutuhkan gerak maju-mundur.
Kekurangan mesin konsep 3 terletak pada harga mesin yang
jauh lebih mahal dikarenakan pada setiap sistem yang
menggunakan gerak mendorong menggunakan pneumatic yang
harganya lebih mahal dan membutuhkan kompresor untuk
mengoperasikannya.
3.2.2.3 Penilaian Konsep Mesin
Penilaian pada konsep mesin ini dilakukan melalui 3 tahap, yaitu
perhitungan kriteria pembobotan, penentuan kriteria penilaian serta
penilaian terhadap ketiga konsep..
1. Pembobotan Faktor Penilaian
Pembobotan faktor penilaian ditentukan dengan cara
melakukan pembandingan tiap parameter yang telah disusun
pada tahap sebelumnya secara horizontal dan vertikal.
Tabel tersebut diisi dengan nilai berupa angka dengan
ketentuan nilai 2 (dua) jika penting, 1 (satu) jika sama penting
dan 0 (nol) untuk parameter yang tidak penting jika dibandingkan
dengan parameter pembandingnya. Kemudian, nilai-nilai yang
telah dicantumkan tersebut dijumlahkan secara vertikal.
38

Tabel 3.6 Pembobotan Faktor Penilaian

Dilihat dari tabel pembobotan faktor penilaian di atas,


dapat disimpulkan bahwa kecepatan spinning dan kecepatan
penggulungan merupakan hal yang paling penting dan harus
diutamakan terlebih dahulu.
2. Kriteria Penilaian
Kriteria penilaian konsep ini diisi berdasarkan
pertimbangan terhadap spesifikasi, kebutuhan konsumen,
pengalaman serta standar yang dapat diukur sehingga setiap
kriteria yang ada di dalam proses pemilihan konsep dapat
berbeda. Kriteria harus didapatkan secara objektif dan sesuai
dengan kondisi yang benar-benar terjadi di lapangan. Tabel
kriteria penilaian dapat dilihat pada tabel 3.7.
39

Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Winding Coil Machine


Winding Coil Machine
N Nilai
Kriteria
o 1 2 3 4 5
Harga
1 >100 juta >80 juta >75 juta >50 juta <50 juta
(rupiah)
Daya listrik
2 >1300 W 900 – 1300 W 700 - 900 W 450 – 700 W >450 W
(watt)
Kecepatan
3 penggulung >30 menit 20 – 30 menit 10 – 20 menit 5 – 10 menit < 5 menit
an per unit
Membutuhkan
alat bantu, alat Membutuhkan Membutuhkan Membutuhkan
Kemudahan Tanpa alat
khusus serta alat bantu alat khusus alat bantu
4 maintenanc bantu dan alat
diharuskan beserta alat namun tanpa namun tanpa
e khusus
membongkar khusus alat bantu alat khusus
konstruksi
Peningkata
n kapasitas 4 motor listrik / 5- 6 motor 7- 8 motor 9 -10 motor 11- 12 motor
5
produksi jam listrik/ jam listrik / jam listrik / jam listrik / jam
jasa servis
Ukuran 3000x3000x30 2000x2000x20 1800x1800x18 1500x1500x15 1000x1000x10
6
mesin 00 mm 00 mm 00 mm 00 mm 00 mm

3. Penilaian Konsep
Penilaian konsep winding coil machine berisikan faktor
penilaian, nilai konsep, bobot penilaian serta nilai total konsep
disajikan ke dalam sebuah tabel yang bisa dilihat pada tabel 3.8.

Tabel 3.8 Tabel Penilaian Konsep

Konsep 1 Konsep 2 Konsep 3


No Kriteria Bobot
Nilai Total Nilai Total Nilai Total
Kecepatan spinning
1 1 4 4 4 4 4 4
(rpm)
Kecepatan
2 penggulungan 1 4 4 4 4 4 4
(menit)
3 Daya listrik (watt) 0.78 2 1.56 2 1.56 1 0.78
4 Harga mesin (rupiah) 0.44 2 0.88 1 0.44 1 0.44
Interval antar proses
5 0.56 4 2.24 2 1.12 5 2.8
(menit)
Berat kawat
6 0.56 4 2.24 4 2.24 4 2.24
tembaga (kg)
7 Berat stator (kg) 0.33 4 1.32 4 1.32 4 1.32
8 Ukuran mesin (mm) 0.56 2 1.12 3 1.68 3 1.68
Ukuran pipa frame
9 0.56 3 1.68 1 0.56 2 1.12
(mm)
Total 5.79 29 19.04 25 16.92 28 18.38
Peringkat
Peringkat 1 Peringkat 3 Peringkat 2
40

Kesimpulan yang dapat diambil dari tabel di atas adalah


konsep pertama menjadi konsep pemenang dikarernakan
mendapatkan nilai total tertinggi serta mendapatkan peringkat
pertama.
Perancangan Konsep Sistem Kontrol
Perancangan sebuah konsep sistem control bertujuan untuk
mendapatkan rancangan kontrol yang sesuai dengan rancangan mesin serta
memenuhi kebutuhan utama customer. Rangkaian tahapan proses
perancangan sistem kontrol dijelaskan sebagai berikut.
3.2.3.1 Desain Morfologi Sistem Kontrol
Desain morfologi sistem kontrol yang meliputi pemilihan kontrol,
software, hingga display control akan dijelaskan melalui tabel 3.9 di
bawah.
Tabel 3.9 Tabel Desain Morfologi Sistem Kontrol
Sub
Point Konsep 1 Konsep 2 Konsep 3
fungsi
PLC Micro Smart rellay
controller
Control
1
Input

Panel tombol HMI Touch


screen
Operator
2
Control

Konsep 1 Konsep 2 Konsep 3


41

3.2.3.2 Deskripsi Alternatif Sistem Kontrol


Deskripsi dari desain alternatif sistem kontrol akan dijabarkan
pada poin-poin di bawah sebagai berikut.
1. Sistem Kontrol Konsep 1
Sistem kontrol konsep pertama menggunakan PLC
sebagai sistem kontrol utama pada seluruh unit yang ada di
dalam mesin. Keunggulan yang dimiliki oleh sistem kontrol
konsep pertama ini antara lain lebih mudah dalam melakukan
maintenance, upgrade system mudah serta mudah untuk
instalasi. Panel tombol relatif lebih murah dan mudah untuk
instalasi.
2. Sistem Kontrol Konsep 2
Sistem kontrol konsep kedua menggunakan
microcontroller sebagai sistem kontrol utama pada seluruh unit
yang ada di dalam mesin. Keunggulan yang dimiliki oleh sistem
kontrol konsep kedua ini antara lain menggunakan
microcontroller dengan technology yang lebih baru dan sudah
menggunakan digital control. Konsep ini masih susah dalam
pemrograman serta kurang stabil. Konsep ini sudah
menggunakan HMI touch screen yang praktis untuk control
mesin dan lebih praktis.
3. Sistem Kontrol Konsep 3
Sistem kontrol konsep ketiga menggunakan smart rellay
sebagai sistem kontrol utama pada seluruh unit yang ada di
dalam mesin. Keunggulan yang dimiliki oleh sistem kontrol
konsep kedua ini antara lain menggunakan smart relay dengan
lebih fleksibel dan lebih mudah dalam melakukan fariasi dan
lebih ekonomis. Konsep ini hanya memiliki sedikit kontak untuk
menginstalasi mesin dan hanya bisa
42

3.2.3.3 Penilaian Konsep Sistem Kontrol


Penilaian konsep sistem kontrol dilakukan melalui tiga tahap,
yaitu perhitungan kriteria pembobotan, penentuan kriteria penilaian,
dan penilaian konsep sistem kontrol.
1. Pembobotan Faktor Penilaian
Pembobotan faktor penilaian menggunakan metode
membandingkan dua variabel dengan penjumlahan vertikal.
Pengisian tabel kriteria pembobotan ini diawali dengan membuat
daftar parameter pembobotan yang akan dinilai. Setelah itu,
parameter-parameter yang telah didaftar tersebut disusun
secara vertikal dan horizontal. Tabel diisi dengan ketentuan jika
memiliki tingkat kepentingan yang lebih penting diberi angka 2
(dua), jika memiliki tingkat kepentingan yang sama diberi angka
1 (satu) dan 0 jika memiliki tingkat kepentingan yang lebih
rendah. Penentuan tingkat kepentingan pada tabel kriteria
pembobotan ini dilakukan berdasarkan tingkat kepentingan
kebutuhan konsumen. Pembobotan faktor penilaian untuk
konsep sistem kontrol ini dijelaskan pada tabel 3.10.

Tabel 3.10 Tabel Desain Morfologi Sistem Kontrol


43

Kesimpulan yang dapat diambil dari tabel 3.10 diatas


adalah
1. Kriteria Penilaian
Kriteria untuk penilaian konsep control didasari dengan
pertimbangan spesifikasi teknis, kebutuhan konsumen,
pengalaman dan standar yang berlaku sehingga kriteria yang
dicantumkan dalam pemilihan konsep pun dapat berbeda-beda.
Kriteria yang baik adalah kriteria yang diambil secara objektif dan
sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya.
Kriteria penilaian untuk ketiga konsep sistem kontrol dapat
dilihat pada tabel 3.11.

Tabel 3.11 Tabel Desain Morfologi Sistem Kontrol

Kontrol Machine
Nilai
No Kriteria
1 2 3 4 5

Harga
1 >10 juta 7-10 juta 5-6 juta 3-4 juta 1-2 juta
(rupiah)

Memiliki
Memiliki Wiring
standard
standard mudah,
part khusus,
Tingkat part, mudah
operator
2 kemudahan - kesulitan - dioperasikan,
kesulitan
maintenance dalam Program
dalam
melakukan tidak terlalu
melakukan
reparasi rumit
reparasi

Input Input
Display user
Tingkat parameter parameter
rumit, input
kemudahan masih sudah
3 parameter - -
setting manual, otomatis,
masih
program friendly friendly
manual
display user display user

2. Penilaian Konsep
Penilaian konsep sistem kontrol berisi faktor penilaian,
bobot faktor penilaian, nilai konsep, dan nilai total konsep.
Penilaian konsep sistem kontrol dapat dilihat pada tabel 3.12.
44

Tabel 3.12 Tabel Desain Morfologi Sistem Kontrol

Konsep I Konsep II Konsep III


No Kriteria Bobot
Nilai Total Nilai Total Nilai Total
1 Harga (rupiah) 0.71 3 2.13 3 2.13 5 3.55
Tingkat kemudahan
2 maintenance 1 5 5 3 3 3 3
Tingkat kemudahan
3 setting program 0.57 5 2.85 3 1.71 3 1.71
Total 2.85 13 9.98 9 6.84 11 8.26
Peringkat
Peringkat I Peringkat II Peringkat III
Konsep Mesin Pemenang
Konsep mesin pemenang merupakan penggabungan dari konsep unit
mesin pemenang dengan konsep sistem kontrol pemenang.
Mesin ini terdiri dari beberapa sistem unit utama, antara lain unit input
bronze wire, unit winding coil, dan unit inserting. Sistem kontrol yang
digunakan pada rancangan mesin ini adalah kontrol PLC yang nantinya akan
dioperasikan oleh seorang operator yang berperan untuk mengatur serta
mengontrol siklus akan dilakukan mesin melalui panel tombil.

Gambar 3.5 Contoh Sketsa Konsep Mesin Pemenang

Berdasarkan berbagai hal yang menjadi pertimbangan di dalam


morfologi sebelumnya, mesin di atas yang menjadi konsep mesin pemenang
memiliki kelebihan yang terletak pada keefektifan proses pada setiap proses
yang terjadi di mesin dibandingkan konsep mesin yang lain.
45

Rancangan Mesin
Berikut adalah penjabaran dari hasil rancangan mesin, posisi input-output,
serta spesifikasi mesin yang dapat dilihat melalui gambar 3.6 dan gambar 3.7.

Gambar 3.6 Contoh Gambar 3D Rancangan Mesin

Winding coil machine memiliki dua unit utama dalam prosesnya, antara lain
proses input bronze wire beserta proses input stator, proses winding coil, dan
proses inserting. Spesifikasi mesin dijelaskan di tabel 3.12.

Tabel 3.13 Tabel Spesifikasi Mesin

Spesifikasi Mesin
Dimensi Mesin (PxLxT) 1725 x 1725 x 625
Sumber listrik
Kelistrikan Frekuensi 50Hz
Daya Total 1300 Watt
Kapasitas Produksi Mesin 12 unit motor listrik / hari

Anda mungkin juga menyukai