Anda di halaman 1dari 17

ANANILISI TINDAKAN KEPERAWATAN PADA An.

SNA DENGAN
STIMULUS PERKEMBANGAN ANAK PRASEKOLAH
DI RUANG CMHN PUSKESMAS MEKAR

CI LAHAN CI INSTITUSI

ASRIANI L., S.Kep LISNAWATI, S.Kep,Ns,M.Kep

Di Susun Oleh :

NAMA : ALDIN
NIM : P201902026
KELAS : T3

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MANDALA WALUYA
KENDARI
2020
ANANILISI TINDAKAN KEPERAWATAN PADA Ny. Y DENGAN
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI
PENDENGARAN DI RUANG HOME VISIT
PUSKESMAS MEKAR

CI LAHAN CI INSTITUSI

ASRIANI L., S.Kep LISNAWATI, S.Kep,Ns,M.Kep

Di Susun Oleh :

NAMA : ALDIN
NIM : P201902026
KELAS : T3

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MANDALA WALUYA
KENDARI
2020
ANANILISI TINDAKAN KEPERAWATAN PADA Ny. W DENGAN
KURANG PENGETAHUAN : KURANG INFORMASI
DI RUANG POLI UMUM PUSKESMAS MEKAR

CI LAHAN CI INSTITUSI

ASRIANI L., S.Kep LISNAWATI, S.Kep,Ns,M.Kep

Di Susun Oleh :

NAMA : ALDIN
NIM : P201902026
KELAS : T3

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MANDALA WALUYA
KENDARI
2020
ANALISIS TINDAKAN

NAMA MAHASISWA : ALDIN


NIM : P201902026
RUANGAN : HOME VISIT

1. Tindakan keperawatan yang dilakukan :


Konseling
2. Identitas klien :
Nama klien : Ny. Y
Diagnosa medis : Skizofrenia
Tanggal dilakukan : 28 Januari 2020
Diagnosa keperawatan : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
Pendengaran
3. Tujuan tindakan :
a. Membina hubungan saling percaya.
b. Mengenal halusinasi dan mampu mengontrol halusinasi dengan
menghardik.
c. Mengontrol halusinasi dengan enam benar minum obat.
d. Mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap.
e. Mengontrol halusinasi dengan melakukan aktivitas sehari-hari.
4. Prinsip dan Rasional Tindakan :
Halusinasi merupakan persepsi yang salah tentang suatu objek,
gambaran dan pikiran yang sering terjadi tanpa adanya pengaruh
rangsang dari luar yang terjadi pada semua sistem pengindraan dan hanya
dirasakan klien tetapi tidak dapat dibuktikan dengan nyata dengan kata lain
objek tersebut tidak ada secara nyata. (Erlinafsiah, 2010)

No Prinsip Rasional
1 Terbina hubungan saling Dengan membina hubungan
percaya dengan cara saling percaya diharapkan klien
komunikasi teurapeutik baik dapat mengungkapkan
verbal maupun non verbal masalahnya
dan menggali masalah
2 Bantu klien mengenal Dengan klien mengenali
halusinasi : halusinasi diharapkan klien
a. Isi menyadari yang didengar atau
b. Waktu terjadinya dilihat adalah bohong/tidak ada
c. Frekwensi dan mengarahkan klien ke hal
d. Situasi pencetus yang lebih nyata.
e. Perasaan saat terjadi
halusinasi

3 Latihan cara mengontrol Dengan melatih klien mengontrol


halusinasi dengan cara halusinasi dengan menghardik
menghardik, tahapan dapat memutus halusinasinya.
tindakannya meliputi :
a. Menjelaskan cara
menghardik halusinasi
b. Memperagakan cara
menghardik
c. Memantau penerapan
cara menghardik

4 Masukkan ke dalam jadwal Dengan memasukkan kegiatan


kegiatan klien diharapkan dapat
klien mengurangi datangnya halusinasi
dan melatih klien.

5 Evaluasi kegiatan lalu (SP1), Dengan mengevaluasi kegiatan di


yaitu cara menghardik. SP1 dapat mengetahui apakah
klien sudah mampu mengontrol
halusinasinya dengan cara
menghardik

6 Latih cara berbicara Dengan melatih klien mengontrol


halusinasi dengan cara
menghardik atau berbicara
bercakap - cakap dengan orang
lain pada saat muncul halusinasi,
perhatian klien dapat teralihkan
dan halusinasi akan hilang

7 Masukkan dalam jadwal Dengan memasukkan dalam


kegiatan klien jadwal kegiatan klien, klien dapat
mengingat dan mengatur kegiatan
secara continue

8 Evaluasi kegiatan (SP1 dan Dengan mengevaluasi kegiatan


SP2), yaitu cara menghardik yang sudah dilakukan dapat
dan bercakap - cakap dengan mengetahui apakah klien sudah
orang lain paham dan suka melaksanakannya
supaya bisa lanjut ke cara
berikutnya

9 Latih kegiatan agar Dengan melatih kegiatan


halusinasinya tidak muncul, diharapkan dapat membantu
tahapannya : klien mengendalikan halusinasi
a. Jelaskan pentingnya
aktivitas yang teratur
untuk mengatasi
halusinasi
b. Diskusikan dengan
klien aktivitas yang
akan dilakukan
c. Susun jadwal aktivitas
sehari-hari sesuai
aktivitas yang telah
dilatih (dari bangun tidur
sampai tidur malam)

10 Pantau pelaksanaan jadwal Dengan memantau dapat


kegiatan berikan penguatan mengetahui apakah kegaitan yang
terhadap perilaku klien yang telah terjadwal dilaksanakan
posifit

11 Evalusi (SP 1, 2 dan 3) Dengan mengevaluasi kegiatan


yang lalu akan mengetahui
keberhasilan klien dan
mengingatkannya kembali

12 Tanyak program pengobatan : Dengan menanyakan program


a. Jelaskan pentingnya pengobatan klien bisa melatih
pengobatan obat bagi untuk menggunakan obat teratur
gangguan jiwa
b. Jelaskan akibat berhenti
minum obat
c. Jelaskan cara
mendapatkan obat

13 Jelaskan pengobatan 5B, dan Agar klien mengetahi cara


latih mengguankan obat dengan benar
klien minum obat

14 Masukkan dalam jadwal Dengan memasukkan dalam


kegiatan klien jadwal kegiatan klien dapat
minum obat secara teratur dan
tepat waktu
15 Identifikasi masalah Dengan mengidentifikasi masalah
keluarga dalam merawat keluarga dapat mengetahui
klien kelemahan keluarga dalam
merawat klien

16 Jelaskan tentang halusinasi : Dengan menjelaskan tentang


a. Pengertian halusinasi halusinasi, keluarga dapat
b. Jenis halusinasi yang memahami halusinasi sehingga
dialamiklien dapat merawat klien.
c. Tanda dan gejala
halusinasi
d. Cara merawat halusinasi
(cara merawat, pemberian
obat, dan pemberian
aktivitas pada klien)

17 Sumber-sumber pelayanan Dengan mengetahui sumber


kesehatan yang bisa pelayanan kesehatan yang bisa
dijangkau dijangkau keluarga tahu tempat
untuk kontrol klien.

18 Bermain peran cara merawat Keluarga dapat lebih


memahami bagaimana merawat
klien.

19 Evaluasi kemampuan Sp 1 Dengan mengevaluasi


kemampuan keluarga dapat
membantu keluarga mengingat
Sp1

20 Latih keluarga merawat klien Keluarga paham dalam merawat


klien

21 Evaluasi keluarga Sp 1, 2 Dapat mengetahui kemampuan


keluarga merawat klien

22 Evaluasi kemampuan klien Dapat mengetahui kemampuan


kemandirian klien

5. Analisis Tindakan yang dilakukan :


Tindakan yang di lakukan oleh perawat sudah tepat yaitu dengan
Membina hubungan saling percaya, mebantu klien mengenal halusinasi dan
mampu mengontrol halusinasi dengan menghardik, membatu mengontrol
halusinasi dengan enam benar minum obat, membantu mengontrol halusinasi
dengan bercakap-cakap, membatu mengontrol halusinasi dengan melakukan
aktivitas sehari-hari, serta menjelaskan peran keluarga dalam merawat klien
dengan halusinasi, ini ditandai dengan penurunan tanda gejala halusinasi pada
klien setelah diberikannya tindakan keperawatan. Dengan cara melakukan
motivasi terhadap kegiatan yang terjadwal pada pasien dengan halusinasi.
Tujuannya untuk menurunkan gejala dari halusinasi dan menyempitkan
waktu pasien dalam memikirkan halusinasi.
6. Evidence Based :
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN. DY DENGAN
GANGGUAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI PENDENGARAN DI
RUANG JALAK RSJ DR. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG
Oleh : Muh. Lukman Hakim 1, Yeni Fitria 2
Halusinasi pendengaran adalah jenis halusinasi yang paling umum, seperti
mendengar suara, salah satu yang paling umum adalah suara yang
mengatakan untuk melakukan sholat ketika mendengar Adzan. Laporan ini
bertujuan untuk menggambarkan asuhan keperawatan kesehatan mental pada
Tn. DY yang merupakan pasien dengan gangguan sensorik persepsi di Ruang
Jalak RSJ Dr. Radjiman Widiodiningrat Lawang. Penelitian ini diperoleh
dengan metode studi kasus. Hasil penilaian menunjukkan bahwa klien
mendengar suara bisikan diperintahkan untuk berdoa ketika mendengar
Adzan. Masalah keperawatan yang muncul adalah gangguan sensorik
persepsi : halusinasi pendengaran, harga diri rendah, isolasi sosial, koping
individu yang tidak efektif, tekanan spiritual, dan kurangnya pengetahuan.
Intervensi yang mengendalikan halusinasi dialami oleh klien. Dari diagnosa
utama dimunculkan hasil evaluasi yang diperoleh, yaitu klien mampu
membangun hubungan saling percaya, mengetahui halusinasi, mengendalikan
halusinasi, dan menggunakan narkoba. Untuk perawat diharapkan dapat
meningkatkan kualitas asuhan keperawatan khususnya lebih mengontrol
kegiatan klien dan untuk keluarga untuk memberikan dukungan dengan
mengunjungi klien di RSJ untuk memaksimalkan perawatan ketika klien di
rumah.

Pembimbing
ANALISIS TINDAKAN

NAMA MAHASISWA : ALDIN


NIM : P201902026
RUANGAN : POLI

1. Tindakan Keperawatan Yang Dilakukan :


a. Memberikan edukasi tentang hal-hal yang dapat menyebabkan Hipertensi
b. Mengajarkan pasien cara mengatasi hipertensi

2. Identitas Klien :
Nama Klien : Ny. W
Umur : 53 Tahun
Diagnosa Medis : Hipertensi
Tanggal dilakukan : 29 Januari 2020
Diagnosa Keperawatan : Ansietas berhubungan dengan Perubahan Status
Kesehatan

3. Tujuan Tindakan :
a. Hindari makan daging kambing, durian, minuman beralkohol.
b. Hindari stress
c. Jauhi merokok
d. Melakukan olahraga secara teratur dan terkontrol

4. Prinsip dan Rasional tindakan :


Definisi Hipertensi adalah apabila tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan
tekanan diastolik ≥ 90 mmHg, atau apabila pasien memakai obat anti
hipertensi (Slamet Suyono, 2001 dan Arif Mansjoer, 2001). Hipertensi atau
yang lebih dikenal dengan tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan dimana
seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal (Tom Smith,
1991).
Hipertensi dapat ditandai dengan gejala : sakit kepala, pusing, mudah marah
(emosi meningkat), susah tidur, rasa berat ditengkuk, mudah lelah, mata
berkunang-kunang, telinga berdengung.
Ciri-ciri Hipertensi : sakit kepala, bintik merah dimata, penglihatan kabur, rasa
sakit didada dan atau jantung tidak normal.
No Tindakan Rasional

1. Bina hubungan saling percaya antara Hubungan saling percaya adalah


perawat-pasien dasar hubungan terpadu yang
mendukung klien dalam mengatasi
perasaan cemas
2. Kaji tingkat ansietas dan diskusikan Identifikasi masalah spesifik akan
penyebab bila mungkin meningkatkan kemampuan individu
untuk menghadapinya dengan lebih
realistis.
3. Kaji ulang keadaan umum pasien dan Sebagai indikator awal dalam
TTV menentukan intervensi berikutnya
4. Berikan penjelasan pada pasien Dapat mengurangi rasa cemas pasien
tentang penyakitnya. akan penyakitnya

5. Jelaskan semua prosedur dan Ketidaktahuan dan kurangnya


pengobatan pemahaman dapat menyebabkan
timbulnya ansietas
6. Diskusikan perilaku koping alternatif Mengurangi kecemasan pasien
dan tehnik pemecahan masalah

5. Analisis tindakan yang dilakukan :


Tindakan yang diberikan oleh perawat kepada pasien sudah tepat yaitu
dengan memberikan penjelasan kepada pasien tentang penyakitnya dan
prosedur pengobatan. Dengan mengetahui penyakit dan prosedur pengobatan
maka tingkat kecemasan klien dapat berkurang sampai dengan teratasi.

6. Evidence based :
Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas, Juli 2017, Volume 1 (2).
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PASIEN HIPERTENSI
TIDAK TERKONTROL DI PUSKESMAS
Oleh : Miftafu Darussalam
Gambaran status hipertensi di puskesmas sebagian besar hipertensi tidak
terkontrol berjumlah. Faktor yang berhubungan dengan hipertensi tidak
terkontrol adalah umur (p=0,008) dan kebiasaan kontrol tekanan darah
(p=0,000). Namun, faktor yang paling dominan adalah kebiasaan control
tekanan darah. Saran bagi puskesmas agar dapat memasukkan materi
penyuluhan berupa efek hipertensi tidak terkontrol terhadap tubuh dan
pentingnya control tekanan darah secara rutin. Puskesmas perlu memfasilitasi
program senam sehat seminggu tiga kali. Saran bagi penderita mengingat
pentingnya hipertensi yang terkontrol, maka responden dengan riwayat
hipertensi untuk memeriksakan tekanan darahnya secara rutin seminggu sekali
dan minum obat anti hipertensi sesuai anjuran dokter.

Pembimbing
STUDI DOKUMENTASI KEPERAWATAN

NAMA MAHASISWA : ALDIN


NIM : P201902026

Hasil observasi pendokumentsian keperawatan (Buku rekam medic/status pasien)


di Ruang Home Visit : Senin, 27 januari 2020. Hari pertama turun PKL (Pelatihan
Kerja Lapangan) Di Puskesmas Mekar sampai tanggal 01 Februari 2020. Jadi
dalam seminggu ini banyak pengalaman dan ilmu yang didapatkan dalam stase
keperawatan jiwa. Sesuai arahan pembagian kelompok 24 dan pembimbing
kelompok Ibu Umi Rachmawaty, S.Kep., Ns., M.Kep., S.Kep.J yang diminggu
pertama telah menyerahkan langsung kelompok kami kepada CI lahan yang
mengkoordinir kegiatan kami dalam seminggu di Puskesmas Mekar. Arahan
beliau untuk aktif dalam melakukan tindakan kepada pasien di setiap kegiatan.
Senin 27 Januari 2020 pukul 07.30. kami melaksanakan kegiatan apel pagi di
Puskesmas Mekar Kendari guna untuk memenuhi syarat mata kuliah kami yakni
keperawatan jiwa. Pada hari itu kami belum melaksanakan pengkajian atau
observasi Home Visit tapi kami di tempatkan di ruang apotik untuk membantu
kakak apoteker meracik obat dan memberikannya kepada pasien. Selasa 28
Januari sesuai peraturan dari puskesmas kami harus selalu melaksanakan kegiatan
apel pagi seperti biasanya, setelah pukul 09.00 kami di bimbing oleh Ibu Asriani
dan Ibu Rina Elisa melakukan konseling Home Visit di dua rumah yang berbeda.
Kami di bagi menjadi 2 kelompok dalam 1 kelompok terdiri dari 3 orang dan saya
sendiri berada di kelompok yang ke 2 dalam melakukan konseling di rumah Ny. Y
yang mengalami gangguan persepsi sensori : Halusinasi Pendengaran. Rabu, 29
Januari 2020 kelompok kami melakukan rotasi ruangan di Poli Umum dan Poli
Lansia, seperti di Home Visit kami di bagi menjadi 2 kelompok, kelompok
pertama terdiri dari 3 orang di Poli Umum dan kelompok kedua 3 orang di Poli
Lansia. Saya sendiri di tempatkan di Poli Umum, pada saat di Poli Umum saya
mengkaji pasien Ny. M yang mempunyai tekanan darah tinggi dengan masalah
keperawatan ansietas. Kamis, 30 Januari 2020 kami masih di ruangan Poli
melakukan pengkajian kepada pasien. Jum’at, 31 Januari 2020 kelompok kami
melakukan rotasi ruangan CMHN, sebelum melakukan CMHN kami disarankan
untuk menyiapkan segala persiapan baik itu media yang digunakan untuk CMHN
dan persiapan lain yang di perlukan, pukul 09.00 kami melakukan CMHN di TK
Mekar yaitu dengan memperkenalkan nama kami masing-masing kepada anak-
anak TK Mekar serta melakukan permainan untuk melihat stimulasi
perkembangan anak-anak di TK Mekar.
ANALISIS TINDAKAN

NAMA MAHASISWA : ALDIN


NIM : P201902026
RUANGAN : CMHN

1. Tindakan Keperawatan Yang Dilakukan :


Stimulasi perkembangan anak pra sekolah

2. Identitas Klien :
Nama Klien : An. SNA
Umur : 5 Tahun
Tanggal Lahir : 06 Mei 2014
Alamat : Jl. Mekar, Lr. Laremba
Diagnosa Medis : -
Tanggal dilakukan : 31 Januari 2020
Diagnosa Keperawatan : Kesiapan Peningkatan Perkembangan Anak Pra
Sekolah

3. Tujuan Tindakan
1. Kognitif
a. Anak mampu menciptakan kreatifitas
b. Anak mampu memahami perbedaan benar dan salah
c. Anak mampu mengenal jenis kelamin
d. Anak mampu merangkai kata
2. Psikomotor
a. Anak mampu mempertahankan kesehatan fisik
b. Anak mampu melakukan kegiatan fisik sesuai uasianya
c. Anak mampu melakukan permainan yang diajarkan
3. Afektif
a. Klien senang bermain dengan teman sebaya
b. Klien mengekspresikan rasa senang, sedih dan marah secara wajar
4. Prinsip dan Rasional Tindakan
Perkembangan merupakan suatu proses perubahan psikologis sebagai
hasil dari pematangan fungsi psiksis dan fisik pada diri seorang anak.
Perkembangan yang terrjadi pada anak dipengaruhi oleh banyak fakor seperti
nutrisi atau gizi, keturunan, faktor neuroendokrin, hubungna interpersonal,
stress, cinta dan kasih sayang, zat kimia dan lain sebagainya (Suherman,
2000; Wong, Eaton, Wilson, Winkelstein, schwartz, 2008; Cahyaningsih,
2011).
No. Tindakan Rasional

1. Membimbing anak berinteraksi Dengan memperkenalkan diri


dengan orang lain dengan cara kepada orang lain dapat melatih
memperkenalkan diri. anak untuk berinteraksi dan
bersosialisasi dengan orang lain
serta menciptakan rasa saling
percaya dengan anak.

2. Melakukan senam penguin Senam adalah carauntuk melatih


anak melakukan kegiatan fisik
yang bertujuan untuk
mempertahankan kesehatan fisik
anak dan melatih kemampuan
anak untuk mengikuti gerakan
yang di ajarkan untuk
meningkatkan kemampuan
motorik kasar anak.

5. Analisis Tindakan Yang Dilakukan


An. SNA dalam tahap perkembangan sesuai yaitu pra sekolah. An. SNA
dapat menebak suara hewan, hal ini menunjukkan bahwa An. SNA memiliki
daya ingat dan konsentrasi yang baik. An. SNA bisa memperkenalkan diri
didepan teman-teman sebayanya, An. SNA bisa juga menirukan gerakan yang
ditampilkan. Hal ini menunjukkan perkembangan motorik halus dan kaar
dalam batas normal atau sesuai tahap perkembangan anak usia pra sekolah.
Evaluasi kegiatan cukup baik, berlangsung dengan penuh antusias dari
anak-anak dan selama kegiatan berlangsung terkontrol dan terarah.

6. Evidence Based
JurnalNursing News, Volume 3, Nomor 1 (2018)
HUBUNGAN KEMAPUAN PEMBERIAN STIMULASI DENGAN
PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA ANAK PRASEKOLAH
USIA (3-6) TAHUN DI TK AISYIYAH BUSNATUL AFTAL (ABA) 02
DAU KABUPATEN MALANG
Oleh : Emi Sapitri, AttiYudiernawati
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Tribhuwana Tungga dewi Malang.
Pemberian stimulasi bertujuan untuk membantu anak agar dapat mencapai
tingkat perkembangan motorik halus yang baik dengan berbagai kegiatan
yang bias dilakukan meliputi latihan memindahkan benda dari tangan,
mencoret-coret, menyusun balok, menggunting dan menulis. Anak pra
sekolah usia (3-6 tahun) merupakan masa anak mengalami perkembangan
cepat, meliputi perkembangan fisik, daya piker dan daya cipta, social
emosional dan bahasa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan
kemampuan pemberian stimulasi dengan perkembangan motorik halus anak
pra sekolah usia( 3-6 ) tahun di TK Aisyiyah Busnatul Aftal (ABA) 02 Dau
Kabupaten Malang. Desain penelitian mengunakan desain cross sectional.
Sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 anak usia 3-6 tahun yang diambil
menggunakan teknik total sampling dimana dimana seluruh populasi
dijadikan sampel penelitian. Pengambilan data yang digunakan dalam
penelitian ini berupa kuesioner. Metode analisa data yang di gunakan yaitu uji
spearman rank dengan menggunakan SPSS. Hasil penelitian membuktikan
hamper setengah (36,7%) kemampuan pemberian stimulasi cukup pada anak
usia 3-6 tahun dan sebagian besar (56,7%) perkembangan motorik halus baik
pada anak pra sekolah usia 3-6 tahun. Sedangkan uji spearman rank dinya
takan ada hubungan yang signifikan antara kemampuan pemberian stimulasi
dengan perkembangan motorik halus anak pra sekolah usia (3-6) tahun di TK
Aisyiyah Busnatul Aftal (ABA) 02 Dau Kabupaten Malang dengan p-value
(0,003 < 0,050). Oleh karena itu peran orang tua dalam memberikan stimulus
pada anak pra sekolah usia (3-6) tahun harus secara terus menerus, melalui
interaksi dengan anak, bercanda dan melakukan aktivitas bersama-sama
dengan anak sehingga tercapai peningkatan perkembangan motorik halus
yang baik pada anak.

Pembimbing

Anda mungkin juga menyukai